Anda di halaman 1dari 9

SOSIAL BUDAYA DASA

O
L
E
H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan menciptakan


kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya,manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun
bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya dengan menciptakan kebudayaan. Di samping
itu, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperbaharui, memperbaiki,
mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.
Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan :

1. Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan dasar, primer, dan vital. Menyangkut fungsi-fungsi


biologis dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal.
2. Kebutuhan rasa aman & perlindungan; Menyangkut perasaan, bebas dari rasa takut,
terlindung dari bahaya & ancaman penyakit, perang, kelaparan, kemiskinan.
3. Kebutuhan sosial; kebutuhan untuk dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui
sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama, dan sebagainya
4. Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan untuk dihargai kemampuannya, kedudukan,
jabatan, status, dan pangkat.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri; kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan
potensi-potensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, dan prestasi.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup, tetapi
juga mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi
dibandingkan makhluk lain.

Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan
alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk berbudaya dan pencipta
kebudayaan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi
terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu
sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu
negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.
Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

B. Rumusan Masalah:
 Bagaimana hakikat manusia sebagai makhluk budaya?
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

. Pengertian Pengertian Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”
(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living
organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim
dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seorang bayi lahir, ia
merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh karena itu ia menangis, menuntut
agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar
bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of
discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat
untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

Pengertian Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal diartikan sebagai halhal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia

Budaya memiliki tiga unsur yang berada dalam diri manusia dan saling melengkapi satu
sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan utuh. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.

a. Cipta Cipta adalah akal pikiran yang dimiliki oleh manusia, sehingga dengan akal
pikiran tersebut manusia dapat berkreasi menuangkan segala ide yang non
kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri manusia bersifat tidak universal dalam
hal karya. Artinya dalam hal keterampilan keterampilan manusia tentu saja memiliki
keahlian yang berbeda satu sama lain, seseorang yang terampil mengelola kayu
menjadi barang-barang yang tidak terampil dalam hal olah vokal, begitupun seorang
penyanyi yang mahir melantunkan lagu-lagu belum tentu dalam hal merancang
busana dan sebagainya.
b. Rasa Rasa adalah tanggapan atau reaksi perasaan ketiak ataupun melihat sesuatu
seperti bentuk karya, tanggapan ini dapat berupa kepuasan, kekaguman, hadapan, dan
sebagainya. Selain menyediakan kekuatan menciptakan manusia juga di lengkapi
dengan perasaan hingga hasil karya yang dibuatnya dapat bernilai seni tinggi. Dengan
adanya rasa yang dimiliki oleh manusia maka sudah tentu ia dapat membedakan suatu
karya cipta satu dengan yang lain.
c. Karsa Karsa adalah kehendak, dorongan atau motivasi yang lahir dari hasrat
seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan luar bisa dan perasaan yang begitu
peka tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak berdasarkan keinginan dari orang
tersebut. Karsa biasa saja berasal dari diri, tersendiri atau bahkan dari orang lain yaitu
berupa rangsangan atau pengaruh yang diterima oleh daya nalar kita.

Dengan adanya unsur-unsur tersebut dalam diri manusia maka dapat dikatakan bahwa
manusia adalah makhluk yang hidup memiliki kebudayaan. Antara manusia dan masyarakat serta
budaya ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak mungkin
berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada budaya, tanpa manusia tidak mungkin ada
masyarakat. Dalam diri manusia wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat istiadat dan
ilmu pengetahuan. Ada yang jasmani misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan
jasmani, tetapi isi buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan unsur
kebudayaan universal yang rohani. Sebagai insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia
menjaga citra di bumi ini bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk beradab
sekaligus telah mengantarkan manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk penghuni bumi yang
lain yaitu sebagai yang paling sempurna dibandingkan dengan yang lainnya. Akan tetapi
manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa manusia dibebaskan untuk
berkarya apapun tanpa menilainya dari segi norma maupun hukum. Budaya yang seperti ini
adalah budaya yang bersifat merusak dan sangat berbahaya bagi bangsa dan negara. Untuk itu
diperlukan kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya memang teguh
norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 Ada empat landasan yang melatarbelakangi pentingnya dalam mempelajari, sebagai


berikut: 
a. Landasan historis
b. Landasan filosofis 
c. Landasan pedagogis 

a. Landasan historis 

Beberapa landasan historis terbentuknya ilmu sosial budaya dasar, yakni:  Nenek moyang
Indonesia beragama terbukti dengan peninggalan sejarah.  Memiliki warisan budaya dan
peradaban tinggi  Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran,
dan bergotong royong. 

b. Landasan filosofis

Landasan filosofis ilmu sosial budaya dasar, sebagai berikut: 

 Bangsa Indonesia memiliki flasafah hidup Pancasila


  Ketuhanan Yang Maha Esa 
 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Persatuan Indonesia 
 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusayawaratan
Perwakilan
   Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

c. Landasan pendagogis 
Beberapa landasan pendagogis untuk ilmu sosial budaya dasar, yaitu: 
 Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan suatu proses secara
rencana, terus-menerus dan berkesinambungan.
 Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan
pengetahuan, nilai religi, dan sosial budaya. 
 Dalam pergaulan global, perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang
beragama, berdaulat, dan bermartabat.

 Tujuan umum ilmu sosial budaya dasar mengandung tiga rumusan utama, yaitu:
 Pengembangan pribdai manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya
 Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas mengenai
masalah sosial budaya dan lingkungan sosial budaya. 
 Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif, dan manusiawi masalah-
masalah tersebut. 
 Tujuan khusus  Ilmu sosial budaya dasar juga memliki tujuan khusus untuk: 
 Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial budaya
terutama kepentingan profesi. 
 Memperluas pandangan tentang masalah sosial budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap kedua
masalah tersebut. 
 Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah serta nilai-nilai dalam lingkungan sosial
budaya. 
 Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan manusiawi. 
Membina kemampuan berpikir dan bertindak obyektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusah lingkungan sosial budaya
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:

 Manusia adalah makhluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya


tidak lain adalah makhluk yang bermanfaat mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan manusia itu hakikatnya
sesuatu yang hidup baik, benar dan adil, maka manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebahagiaan, kebenaran dan keadilan yang berhak menyandang
manusia berbudaya. 
 Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, intelegensi, intuisi,
perasaan, emosi, kemauan, fantasi, dan perilaku. Budaya adalah suatu cara yang
berkembang yang dimiliki oleh sebuah kelompok orang dan hidup bersama dari
generasi ke generasi. Dan seiring dinamika pergaulan manusia sebagai makhluk
budaya tentunya akan menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia
 Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata.
 Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah
sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
 Etika adalah ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral
(mores dalam bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan
masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah–masalah yang
berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk

B. Saran
Makalah ini berisi materi kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan
sebagai dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana
manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

ttp://materikuliahfirman.blogspot.com/p/isbd.html oleh Firman Dwiyanto (diakses pada Hari


Kamis, tanggal 22 September 2016,

Anda mungkin juga menyukai