Komponen utama yang membentuk Ilmu Budaya Dasar itu ada empat,
yakni: Filsafat, Teologi, Sejarah, dan Seni.
• Filsafat, seringkali disebut sebagai induk dari ilmu-ilmu, merupakan
ilmu yang berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan manusia yang esensial, misalnya: siapakah manusia itu?
dari manakah asalnya? dan sebagainya.
• Teologi atau ilmu agama, mengajarkan tentang manusia,
sejarahnya, tujuannya, tugas, dan tanggung jawabnya di dunia
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan.
• Sejarah, menceritakan mengenai kehidupan manusia pada masa
lampau, mengenai adat-istiadatnya, pandangan hidupnya, dan lain
sebagainya.
• Seni, merupakan wujud kekaguman dan sekaligus pernghargaan
manusia terhadap keindahan dan nilai-nilai yang ditemuinya di
dalam kehidupan manusia.
Tujuan Instruksional IBD
Beberapa Tujuan Instruksional yang dapat dirumuskan berkaitan
dengan tema-tema dalam IBD adalah
• melakukan kegiatan-kegiatan berdasarkan cinta kasih
serta berani melawan tindakan-tindakan yang tidak
didasarkan atas cinta kasih oleh diri sendiri maupun oleh
lain.
• Mengenal dan menghargai keindahan yang ada di
sekitarnya dan ikut serta giat menjaga dan mencipta
keseimbangan keindahan yang dibutuhkan untuk itu.
• Mengenal untuk mengerti agar dapat memikirkan dan
menyusun rencana kemungkinan jalan keluar dari
penderitaan yang ada dalam diri sendiri dan orang lain
dalam lingkungannya.
• Mengenal dan menentukan sikapnya bila menhadapi
masalah-masalah pandangan hidup yang muncul dalam
masyarakat budayanya sendiri serta menghormati
pandangan hidup yang dianut orang.
Tujuan Instruksional IBD
• Mengenal dan mampu menjelaskan serta membedakan
tingkat jenis tanggung jawab dalam masyarakat budaya
sendiri serta memikirkan penanggulangan masalah-
masalah yang berakitan dengan tanggung jawab serta
mampu memikirkan dan merencanakan pengabdian
yang dibutuhkan oleh masyarakat budaya baik dalam
maupun di luar lingkungannya.
• Mengenal masalah-masalah di dalam dan di luar
masyarakat budaya sendiri yang menimbulkan
kegelisahan yang berlebihan serta mampu memikirkan
dan merencanakan kemungkinan penanggulangannya.
• Mengenal dan menguraikan hal-hal yang menyebabkan
timbulnya harapan atau hilangnya harapan serta mampu
memikirkan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
merangsang timbulnya harapan atau menciptakan
kegiatan-kegiatan yang mencegah hilangnya harapan.
KEBUDAYAAN
• Kebudayaan dalam arti yang sebenarnya hanya dapat
diandalkan pada kehidupan manusia sebagai
kebersamaan. Kebersamaan itu menjadi penjamin cara
dan pandangan hidup dari generasi ke generasi
(Hassan,1988:15).
• Proses pergeseran kebudayaan itu memungkinkan
mendorong ke arah terjadinya rancangan, prakarsa dan
karya baru. Seiring dengan kebutuhan ini, dalam
perkembangan kebudayaan lumrah timbul hasrat untuk
melakukan penyesuaian cara dan pandangan hidup
sebagai tanggapan yang sepadan.
• Dalam konteks arah pengembangan kebudayaan
Indonesia, kebudayaan tidak sekadar dapat dibangun
berhenti pada konsep melainkan harus dinyatakan secara
konkrit berkelanjutan dan memiliki arah pengembangan
ke masa depan.
Kebudayaan sebagai gejala manusiawi
Nilai kehinaan
Manusia Sumber Nilai
• Manusia merupakan sumber nilai (Murdoch,2006:132).
• Sepanjang sejarah manusia, manusia telah menunjukkan kreativitas
dan tingkah lakunya. Baik secara material maupun nonmaterial
kreativitas dan tingkah laku manusia itu mengikutsertakan seluruh
nilai.
• Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dibentuk sejak masa paling awal,
masa prasejarah, zaman sejarah, misalnya secara berangsur-angsur
zaman kerajaan-kerajaan Hindhu-Budha, zaman kerajaan-kerajaan
Islam, zaman perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan
Jepang, era kebangkitan nasional, era Orde Lama, era orde Baru,
era Reformasi (atau seterusnya sampai pada kurun waktu yang
lebih dekat dengan kekinian), nilai-nilai luhur itu pantas diwariskan
dan dipelajari oleh generasi berikutnya.
• Nilai-nilai yang dibanggakan itu antara lain nilai-nilai
kegotongroyongan, saling menolong, musyawarah, pengabdian,
kemanusiaan, keadilan, hormat-menghormati, kepercayaan,
percaya diri, yakin dan teguh terhadap pendirian, dan kejujuran
(Latief,2006:58).
Nilai dan Sikap
• Nilai merupakan suatu keyakinan yang relatif stabil
tentang model-model perilaku yang diinginkan secara
spesifik dan keadaan eksistensial sebagai keinginan atau
pilihan pribadi atau masyarakat.
• Nilai menduduki posisi tengah dalam kebudayaan sebagai
anteseden dan konsekuensi perilaku manusia. Sikap dan
kebutuhan-kebutuhan yang berdampak luas terhadap
perilaku manusia dalam konteks sosial merupakan fungsi
psikis dari nilai.
• Sebagai hasil pembentukan dari faktor-faktor kebudayaan,
pranata dan pribadi-pribadi dalam masyarakat dalam
hidupnya merupakan variabel nilai yang dipengaruhi.
Fungsi Nilai
Nilai memiliki beberapa fungsi, antara lain
(1) fungsi standar tingkah laku, misalnya dari cara (a) membawa
individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah sosial, (b)
mempengaruhi individu dalam memilih ideologi, (c) menunjukkan
gambaran diri kepada orang lain, (d) merupakan pusat pengkajian
proses pembandingan untuk menentukan individu bermoral dan
berkompetensi, (e) untuk mempengaruhi orang lain dengan
gambaran nilai, (f) standar proses rasionalisasi yang terjadi dalam
setiap tindakan yang dapat diterima,
(2) fungsi rencana umum dalam mengambil keputusan dan
menyelesaikan konflik,
(3) fungsi motivasional,
(4) fungsi penyesuaian diri dengan nilai yang berbeda,
(5) fungsi ego defensif, dalam prosesnya nilai mewakili konsep-konsep
yang tersedia sehingga dapat mengurangi ketegangan dengan
mudah, dan
(6) fungsi sebagai pengetahuan atau aktualisasi diri, sebagai sebuah
pengertian yang cenderung menyatu dalam persepsi dan keyakinan
yang lebihbaik untuk melengkapi kejelasan konsepsi.
MANUSIA DAN CINTA KASIH