Pengantar • Antropologi adalah ilmu yang memiliki metode-metode dalam mempelajari, menjelaskan, atau menerangkan gejala yang terjadi terhadap manusia yakni tentang sifat mereka yang membedakan dengan makhluk lain (berakal budi). • Dalam perkembangannya, antropologi diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang manusia secara utuh dengan mempelajari ragam warna kulit (ras), bentuk fisik, identitas masyarakat, serta kebudayaannya. Pengertian kerangka budaya Kebudayaan: Hasil ciptaan manusia dan konsep semua ide dan tindakan yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, yang diperoleh melalui proses pembelajaran. • Kebudayaan biasanya merujuk pada keseluruhan sistem ide, nilai, kepercayaan, norma, dan perilaku yang diadopsi oleh suatu kelompok manusia dan diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses pembelajaran. • Karya manusia yang hanya bersifat individual atau tidak mencerminkan sistem ide dan nilai yang berlaku dalam suatu kelompok manusia tertentu, tidak dapat disebut sebagai budaya atau kebudayaan. • Contoh karya manusia yang dapat disebut sebagai bagian dari kebudayaan adalah seni, sastra, arsitektur, tradisi, ritual, dan tarian, yang menggambarkan sistem ide, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam kelompok manusia tersebut. Berbudaya: Memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman terkait dengan kebudayaan atau sistem ide dan nilai yang diterapkan dalam suatu kelompok manusia. • Orang yang berbudaya biasanya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya yang berbeda, serta mampu menghargai dan menghormati perbedaan budaya di antara manusia. • Orang yang berbudaya juga biasanya memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk seni, sastra, atau bahasa yang terkait dengan kebudayaan tersebut. • Orang yang berbudaya dapat membantu meningkatkan pemahaman dan toleransi antarbudaya, serta memperkaya pengalaman hidup seseorang. Unsur kebudayaan: Unsur-unsur yang dianggap sebagai cultural universal adalah aspek-aspek yang ditemukan hampir di semua kebudayaan manusia di seluruh dunia. Ada 7 unsur kebudayaan. 1. Bahasa: Bahasa adalah sistem simbolik yang digunakan untuk berkomunikasi dan memahami dunia. Bahasa ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia, meskipun bentuk, fungsi, dan strukturnya bisa berbeda-beda. Contoh: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, bahasa Spanyol, bahasa Swahili, dan banyak lagi. 2. Sistem pengetahuan: Sistem pengetahuan mengacu pada cara manusia memahami dan menjelaskan dunia. Sistem pengetahuan meliputi ilmu pengetahuan, filosofi, mitos, legenda, dan cerita rakyat, dan ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia. Contoh: Teori evolusi, ide-ide ilmuwan, mitos, dan cerita rakyat. 3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial: Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial merujuk pada cara manusia mengatur diri dalam kelompok sosial. Ini termasuk keluarga, komunitas, negara, dan lembaga sosial seperti agama, organisasi politik, dan organisasi masyarakat. Contoh: Keluarga inti, masyarakat adat, pemerintah federal, dan organisasi nirlaba (organisasi kemanusiaan, organisasi lingkungan, yayasan, dan lembaga amal) 4. Peralatan hidup dan teknologi: Peralatan hidup dan teknologi mencakup alat-alat, bahan, dan teknologi yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Peralatan hidup dan teknologi terus berkembang dan berubah seiring waktu. Contoh: peralatan dapur, bangunan dan rumah, mobil, dan komputer.
5. Sistem mata pencaharian:
Sistem mata pencaharian merujuk pada cara manusia memperoleh makanan dan sumber daya lainnya. Ini termasuk sistem pertanian, perikanan, berburu dan mengumpulkan, industri, dan sektor jasa. Contoh: pertanian, perikanan, berburu dan mengumpulkan, manufaktur, dan sektor jasa seperti pendidikan dan kesehatan. 6. Sistem religi: Sistem religi meliputi kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai yang terkait dengan keyakinan manusia terhadap yang gaib atau yang transenden. Ini termasuk agama, spiritualitas, kepercayaan, dan praktik keagamaan. Contoh: agama Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan agama-agama tradisional seperti agama suku asli di seluruh dunia. 7. Kesenian: Kesenian merujuk pada ekspresi kreatif dan estetika dalam seni, musik, tari, drama, dan bentuk seni lainnya. Kesenian ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia dan sering kali merupakan bagian penting dari identitas budaya. Contoh: lukisan, musik klasik, tarian Bollywood, drama Shakespeare, dan seni rupa abstrak. Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universal tersebut bisa dijadikan sebagai kerangka untuk mempelajari, menganalisis, dan memahami suatu budaya secara lebih komprehensif. Dalam studi tentang budaya sebuah masyarakat, peneliti dapat mempelajari dan menganalisis tentang: • Bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi • Bagaimana pengetahuan digunakan dalam memandu tindakan manusia • Bagaimana sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial membentuk struktur kehidupan sosial • Bagaimana teknologi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, • Bagaimana sistem mata pencaharian dan sistem religi membentuk nilai dan norma • Bagaimana kesenian digunakan untuk mengungkapkan dan merayakan budaya tersebut. Kerangka kebudayaan = 7 cultural universal
Kerangka kebudayaan mengacu pada kumpulan nilai,
keyakinan, praktik, simbol, dan institusi yang membentuk pola perilaku dan pemikiran manusia dalam sebuah budaya. Tujuh cultural universal dapat dianggap sebagai bagian dari kerangka kebudayaan karena setiap budaya memiliki nilai-nilai, keyakinan, praktik, simbol, dan institusi yang berkaitan dengan bahasa, keluarga, agama, seni, pendidikan, teknologi, dan organisasi sosial. Dengan memahami Tujuh cultural universal, akan membantu pemahaman tentang kerangka kebudayaan dan bagaimana budaya mempengaruhi cara hidup manusia, berpikir, dan bertindak dalam masyarakat. Hakikat manusia sebagai makhluk budaya • Hakikat manusia sebagai makhluk budaya merujuk pada kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam berbagai budaya yang mempengaruhi cara mereka berpikir, bertindak, dan memandang dunia. • Manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan norma-norma, nilai-nilai, adat-istiadat, bahasa, dan simbol-simbol yang membentuk budaya mereka. • Sebagai makhluk budaya, manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, baik secara fisik maupun sosial, melalui pembelajaran, pemahaman, dan penggunaan alat yang diciptakan oleh manusia. • Manusia juga memiliki kemampuan untuk memahami identitas mereka sendiri dan identitas orang lain dalam konteks budaya yang berbeda. • seni dan kreativitas juga merupakan bagian integral dari budaya manusia. Seni digunakan untuk mengekspresikan identitas budaya dan untuk mengkomunikasikan gagasan dan nilai-nilai budaya. Kreativitas juga membantu manusia menciptakan dan memperbaharui budaya mereka. • Dalam konteks hakikat manusia sebagai makhluk budaya, manusia juga memahami dan menghargai perbedaan budaya. • Manusia belajar untuk memahami, menghargai, dan menghormati perbedaan dalam budaya dan masyarakat mereka sendiri dan budaya dan masyarakat orang lain. Konsep dasar manusia • Dalam sudut pandang ilmu budaya dasar, konsep dasar manusia dapat dipahami sebagai cara untuk memahami dan mengkaji aspek-aspek dasar manusia yang terkait dengan budaya. • Beberapa konsep dasar manusia dalam ilmu budaya dasar antara lain sebagai berikut: 1. Sosialisasi: Manusia belajar untuk memahami dan mengikuti norma-norma dan nilai-nilai budaya melalui proses sosialisasi. Sosialisasi terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat. Contoh Sosialisasi • Sosialisasi keluarga: seorang anak mungkin diajarkan untuk mematuhi aturan dalam keluarga seperti waktu makan, waktu tidur, atau cara berbicara yang sopan. • Sosialisasi teman: seorang individu mungkin mulai mengikuti olahraga tertentu atau memilih jenis makanan tertentu karena dipengaruhi oleh teman- temannya. • Sosialisasi masyarakat: ketika seorang individu bergabung dengan suatu komunitas atau organisasi, ia akan belajar untuk memahami dan mengikuti norma- norma dan nilai-nilai budaya yang diterapkan oleh komunitas atau organisasi tersebut. 2. Kognisi: Kognisi mengacu pada kemampuan manusia untuk memproses informasi, termasuk pengolahan informasi yang berkaitan dengan budaya. Manusia menggunakan kognisi untuk memahami dan mengingat norma-norma, nilai-nilai, dan simbol-simbol budaya. Contoh: • Manusia akan memproses dan memahami aturan-aturan yang diterapkan di sekolah atau keluarga. • Manusia dapat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai budaya dari kelompok etnis atau agama yang berbeda, dan kemudian memahami bahwa perbedaan tersebut merupakan kekayaan dalam keanekaragaman budaya. • Manusia menggunakan kemampuan kognisi mereka untuk menciptakan karya seni, musik, atau film yang memperlihatkan nilai-nilai budaya yang mereka pegang. 3. Bahasa: Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam budaya manusia. Manusia belajar untuk menggunakan bahasa untuk memahami dan mengungkapkan ide dan gagasan budaya. Contoh: • Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antara manusia. • Bahasa menjadi identitas. Bahasa menjadi ciri khas yang membedakan mereka dengan kelompok lain. • Bahasa seringkali menjadi media untuk menyampaikan cerita, dongeng, dan legenda yang membentuk sejarah dan budaya suatu bangsa atau kelompok. • Bahasa digunakan sebagai alat untuk mendidik dan mengajarkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. • Bahasa juga memainkan peran penting dalam era globalisasi. Bahasa Inggris, sebagai contoh, menjadi bahasa internasional yang digunakan untuk berkomunikasi antara manusia dari berbagai negara dan budaya yang berbeda. 4. Identitas: Identitas manusia terbentuk melalui interaksi dengan budaya dan masyarakat di sekitarnya. Identitas dapat terdiri dari aspek-aspek seperti agama, gender, etnisitas, dan kebangsaan. Contoh: • Identitas etnis: identitas Jawa, identitas Batak, atau identitas Minang. • Identitas agama: identitas Islam, identitas Kristen, atau identitas Hindu. • Identitas gender: identitas laki-laki atau identitas perempuan. • Identitas nasional: identitas Indonesia, identitas Amerika, atau identitas Perancis. • Identitas kelompok sosial: identitas pengusaha, identitas mahasiswa, atau identitas buruh. 5. Perubahan budaya: Budaya manusia terus berkembang dan berubah seiring waktu. Perubahan budaya dapat terjadi melalui inovasi, akulturasi, atau difusi budaya. Contoh: • Perubahan teknologi: Penggunaan media sosial telah memengaruhi cara manusia membangun hubungan sosial dan memperoleh informasi. • Perubahan gaya hidup: Munculnya gaya hidup veganisme yang menekankan pada pentingnya memperhatikan kesehatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan hewan. • Perubahan politik: Perubahan kebijakan tentang hak LGBT atau perubahan sistem pemerintahan yang memengaruhi tata kelola masyarakat. • Perubahan ekonomi: Munculnya industri pariwisata yang memengaruhi cara manusia memandang nilai-nilai kebudayaan dan lingkungan. • Perubahan lingkungan: Kebijakan konservasi hutan dapat mempengaruhi nilai-nilai dan norma-norma yang dianut oleh masyarakat sekitar hutan. Problema kebudayaan • Problema kebudayaan atau masalah budaya merupakan hal yang kompleks dan multi-dimensi. • Konsep dasar manusia dalam ilmu budaya dasar dapat digunakan sebagai landasan untuk memahami permasalahan budaya yang muncul dalam masyarakat. • Problema kebudayaan terkait dengan ketidakseimbangan antara nilai dan norma yang dianut oleh suatu masyarakat dengan situasi sosial, ekonomi, dan politik di lingkungan sekitarnya Beberapa contoh problema kebudayaan dalam konsep dasar manusia dalam ilmu budaya dasar antara lain: 1. Konflik antara nilai budaya dan kemajuan teknologi: Perkembangan teknologi sering kali menyebabkan konflik antara nilai budaya dan kemajuan teknologi. Cara mengatasi: Memperkenalkan teknologi secara bertahap dan memastikan teknologi yang diperkenalkan sesuai dengan nilai budaya masyarakat. Contoh: Mengadakan sosialisasi dan pelatihan terkait teknologi yang akan diperkenalkan kepada masyarakat, serta mengidentifikasi nilai budaya yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Selain itu, pemerintah juga dapat mengembangkan kebijakan yang menjamin penggunaan teknologi yang sesuai dengan nilai budaya masyarakat. 2. Masalah identitas dan pluralitas: Globalisasi dan modernisasi dapat menyebabkan keragaman identitas dan perbedaan budaya dalam masyarakat. Hal ini seringkali menyebabkan konflik dan ketidakseimbangan dalam masyarakat yang belum memiliki kesepakatan tentang nilai dan norma yang dianut. Cara mengatasi: melalui penerapan pendekatan multikulturalisme dalam masyarakat yang memiliki keragaman etnis, agama, dan budaya. Contoh: Mengadakan kegiatan seperti pertukaran budaya, seminar, atau diskusi terbuka antarwarga yang mewakili kelompok budaya yang berbeda. Selain itu, pemerintah juga dapat memperkenalkan program pendidikan multibudaya dalam kurikulum pendidikan nasional. 3. Ketimpangan sosial dan ekonomi: Ketimpangan sosial dan ekonomi dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam budaya dan memengaruhi cara manusia memandang nilai dan norma dalam masyarakat. Cara mengatasi: Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Contoh: Memberikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan kepada masyarakat yang kurang mampu, serta meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperbaiki infrastruktur dan kualitas tenaga pengajar. Dengan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, diharapkan masyarakat dapat memiliki kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan dan mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. 4. Perubahan lingkungan dan keberlanjutan: Perubahan lingkungan dan isu-isu keberlanjutan seperti perubahan iklim dapat memengaruhi cara manusia memandang nilai dan norma dalam masyarakat. Cara mengatasi: melakukan program pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Contoh: kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penghijauan, dan pemilahan sampah yang baik. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada perusahaan yang melakukan praktek bisnis yang ramah lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan. 5. Konflik antara nilai budaya dan kebijakan publik: Kebijakan publik yang bertentangan dengan nilai dan norma budaya yang dianut oleh masyarakat dapat menyebabkan konflik dan ketidakseimbangan dalam masyarakat. Cara mengatasi: melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan. Contoh: Mengadakan diskusi publik atau forum konsultasi dengan masyarakat terkait kebijakan publik yang akan diambil. Selain itu, pemerintah juga dapat melakukan pendekatan persuasif dalam menjelaskan tujuan dan manfaat dari kebijakan tersebut sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Simulasi masalah budaya dasar Simulasi masalah budaya dasar membantu dalam pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan budaya dan memperdalam pemahaman tentang bagaimana budaya dapat mempengaruhi perilaku dan interaksi antarindividu. Permainan peran atau role-playing yang menggambarkan situasi: 1. Perubahan lingkungan dan keberlanjutan (Kelompok 1) 2. Ketimpangan sosial dan ekonomi (Kelompok 2) 3. Masalah identitas dan pluralitas (Kelompok 3) 4. Konflik antara nilai budaya dan kemajuan teknologi (Kelompok 4) 5. Konflik antara nilai budaya dan kebijakan publik (Kelompok 5)
Buatlah skenario dan tampilkan di depan kelas tentang adanya konflik/masalah
budaya dasar hingga solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Tampilkan dalam pertemuan minggu depan (Selasa 21 Maret 2023) Terimakasih