Anda di halaman 1dari 27

Konsep Antropologi

Dr. Grhasta Dian Perestroika, S.ST., M.Kes


Pengantar
• Antropologi adalah ilmu yang memiliki metode-metode
dalam mempelajari, menjelaskan, atau menerangkan
gejala yang terjadi terhadap manusia yakni tentang sifat
mereka yang membedakan dengan makhluk lain
(berakal budi).
• Dalam perkembangannya, antropologi diartikan sebagai
ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang
manusia secara utuh dengan mempelajari ragam warna
kulit (ras), bentuk fisik, identitas masyarakat, serta
kebudayaannya.
Pengertian kerangka budaya
Kebudayaan:
Hasil ciptaan manusia dan konsep semua ide dan
tindakan yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat,
yang diperoleh melalui proses pembelajaran.
• Kebudayaan biasanya merujuk pada keseluruhan sistem ide,
nilai, kepercayaan, norma, dan perilaku yang diadopsi oleh
suatu kelompok manusia dan diwariskan dari generasi ke
generasi melalui proses pembelajaran.
• Karya manusia yang hanya bersifat individual atau tidak
mencerminkan sistem ide dan nilai yang berlaku dalam suatu
kelompok manusia tertentu, tidak dapat disebut sebagai
budaya atau kebudayaan.
• Contoh karya manusia yang dapat disebut sebagai bagian dari
kebudayaan adalah seni, sastra, arsitektur, tradisi, ritual, dan
tarian, yang menggambarkan sistem ide, nilai, dan praktik
yang diterapkan dalam kelompok manusia tersebut.
Berbudaya:
Memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman
terkait dengan kebudayaan atau sistem ide dan nilai yang
diterapkan dalam suatu kelompok manusia.
• Orang yang berbudaya biasanya memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya yang
berbeda, serta mampu menghargai dan menghormati
perbedaan budaya di antara manusia.
• Orang yang berbudaya juga biasanya memiliki kemampuan
untuk mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk seni,
sastra, atau bahasa yang terkait dengan kebudayaan tersebut.
• Orang yang berbudaya dapat membantu meningkatkan
pemahaman dan toleransi antarbudaya, serta memperkaya
pengalaman hidup seseorang.
Unsur kebudayaan:
Unsur-unsur yang dianggap sebagai cultural universal adalah
aspek-aspek yang ditemukan hampir di semua kebudayaan
manusia di seluruh dunia. Ada 7 unsur kebudayaan.
1. Bahasa:
Bahasa adalah sistem simbolik yang digunakan untuk
berkomunikasi dan memahami dunia. Bahasa
ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia,
meskipun bentuk, fungsi, dan strukturnya bisa
berbeda-beda.
Contoh:
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin,
bahasa Spanyol, bahasa Swahili, dan banyak lagi.
2. Sistem pengetahuan:
Sistem pengetahuan mengacu pada cara manusia memahami
dan menjelaskan dunia. Sistem pengetahuan meliputi ilmu
pengetahuan, filosofi, mitos, legenda, dan cerita rakyat, dan
ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia.
Contoh:
Teori evolusi, ide-ide ilmuwan, mitos, dan cerita rakyat.
3. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial:
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial merujuk pada cara
manusia mengatur diri dalam kelompok sosial. Ini termasuk
keluarga, komunitas, negara, dan lembaga sosial seperti agama,
organisasi politik, dan organisasi masyarakat.
Contoh:
Keluarga inti, masyarakat adat, pemerintah federal,
dan organisasi nirlaba (organisasi kemanusiaan,
organisasi lingkungan, yayasan, dan lembaga amal)
4. Peralatan hidup dan teknologi:
Peralatan hidup dan teknologi mencakup alat-alat, bahan, dan
teknologi yang digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan
transportasi. Peralatan hidup dan teknologi terus berkembang
dan berubah seiring waktu.
Contoh:
peralatan dapur, bangunan dan rumah, mobil, dan komputer.

5. Sistem mata pencaharian:


Sistem mata pencaharian merujuk pada cara manusia
memperoleh makanan dan sumber daya lainnya. Ini termasuk
sistem pertanian, perikanan, berburu dan mengumpulkan,
industri, dan sektor jasa.
Contoh:
pertanian, perikanan, berburu dan mengumpulkan,
manufaktur, dan sektor jasa seperti pendidikan dan
kesehatan.
6. Sistem religi:
Sistem religi meliputi kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai yang
terkait dengan keyakinan manusia terhadap yang gaib atau
yang transenden. Ini termasuk agama, spiritualitas,
kepercayaan, dan praktik keagamaan.
Contoh:
agama Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan agama-agama tradisional
seperti agama suku asli di seluruh dunia.
7. Kesenian:
Kesenian merujuk pada ekspresi kreatif dan estetika dalam
seni, musik, tari, drama, dan bentuk seni lainnya. Kesenian
ditemukan di hampir semua kebudayaan manusia dan sering
kali merupakan bagian penting dari identitas budaya.
Contoh:
lukisan, musik klasik, tarian Bollywood, drama Shakespeare,
dan seni rupa abstrak.
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
universal tersebut bisa dijadikan sebagai kerangka untuk
mempelajari, menganalisis, dan memahami suatu budaya secara
lebih komprehensif.
Dalam studi tentang budaya sebuah masyarakat, peneliti dapat mempelajari
dan menganalisis tentang:
• Bagaimana bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi
• Bagaimana pengetahuan digunakan dalam memandu tindakan
manusia
• Bagaimana sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial membentuk
struktur kehidupan sosial
• Bagaimana teknologi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
• Bagaimana sistem mata pencaharian dan sistem religi membentuk nilai
dan norma
• Bagaimana kesenian digunakan untuk mengungkapkan dan merayakan
budaya tersebut.
Kerangka kebudayaan = 7 cultural universal

 Kerangka kebudayaan mengacu pada kumpulan nilai,


keyakinan, praktik, simbol, dan institusi yang
membentuk pola perilaku dan pemikiran manusia dalam
sebuah budaya.
 Tujuh cultural universal dapat dianggap sebagai bagian
dari kerangka kebudayaan karena setiap budaya
memiliki nilai-nilai, keyakinan, praktik, simbol, dan
institusi yang berkaitan dengan bahasa, keluarga,
agama, seni, pendidikan, teknologi, dan organisasi
sosial.
 Dengan memahami Tujuh cultural universal, akan
membantu pemahaman tentang kerangka kebudayaan
dan bagaimana budaya mempengaruhi cara hidup
manusia, berpikir, dan bertindak dalam masyarakat.
Hakikat manusia sebagai
makhluk budaya
• Hakikat manusia sebagai makhluk budaya merujuk pada
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
hidup dalam berbagai budaya yang mempengaruhi cara
mereka berpikir, bertindak, dan memandang dunia.
• Manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan dan
mempertahankan norma-norma, nilai-nilai, adat-istiadat,
bahasa, dan simbol-simbol yang membentuk budaya
mereka.
• Sebagai makhluk budaya, manusia memiliki kemampuan
untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka, baik
secara fisik maupun sosial, melalui pembelajaran,
pemahaman, dan penggunaan alat yang diciptakan oleh
manusia.
• Manusia juga memiliki kemampuan untuk memahami
identitas mereka sendiri dan identitas orang lain dalam
konteks budaya yang berbeda.
• seni dan kreativitas juga merupakan bagian integral
dari budaya manusia. Seni digunakan untuk
mengekspresikan identitas budaya dan untuk
mengkomunikasikan gagasan dan nilai-nilai budaya.
Kreativitas juga membantu manusia menciptakan dan
memperbaharui budaya mereka.
• Dalam konteks hakikat manusia sebagai makhluk
budaya, manusia juga memahami dan menghargai
perbedaan budaya.
• Manusia belajar untuk memahami, menghargai, dan
menghormati perbedaan dalam budaya dan masyarakat
mereka sendiri dan budaya dan masyarakat orang lain.
Konsep dasar manusia
• Dalam sudut pandang ilmu budaya dasar, konsep dasar
manusia dapat dipahami sebagai cara untuk memahami
dan mengkaji aspek-aspek dasar manusia yang terkait
dengan budaya.
• Beberapa konsep dasar manusia dalam ilmu budaya dasar
antara lain sebagai berikut:
1. Sosialisasi:
Manusia belajar untuk memahami dan mengikuti norma-norma
dan nilai-nilai budaya melalui proses sosialisasi. Sosialisasi
terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain, termasuk
keluarga, teman, dan masyarakat.
Contoh Sosialisasi
• Sosialisasi keluarga: seorang anak mungkin diajarkan
untuk mematuhi aturan dalam keluarga seperti waktu
makan, waktu tidur, atau cara berbicara yang sopan.
• Sosialisasi teman: seorang individu mungkin mulai
mengikuti olahraga tertentu atau memilih jenis
makanan tertentu karena dipengaruhi oleh teman-
temannya.
• Sosialisasi masyarakat: ketika seorang individu
bergabung dengan suatu komunitas atau organisasi, ia
akan belajar untuk memahami dan mengikuti norma-
norma dan nilai-nilai budaya yang diterapkan oleh
komunitas atau organisasi tersebut.
2. Kognisi:
Kognisi mengacu pada kemampuan manusia untuk
memproses informasi, termasuk pengolahan informasi yang
berkaitan dengan budaya. Manusia menggunakan kognisi
untuk memahami dan mengingat norma-norma, nilai-nilai,
dan simbol-simbol budaya.
Contoh:
• Manusia akan memproses dan memahami aturan-aturan yang
diterapkan di sekolah atau keluarga.
• Manusia dapat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
budaya dari kelompok etnis atau agama yang berbeda, dan
kemudian memahami bahwa perbedaan tersebut merupakan
kekayaan dalam keanekaragaman budaya.
• Manusia menggunakan kemampuan kognisi mereka untuk
menciptakan karya seni, musik, atau film yang memperlihatkan
nilai-nilai budaya yang mereka pegang.
3. Bahasa:
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam
budaya manusia. Manusia belajar untuk menggunakan
bahasa untuk memahami dan mengungkapkan ide dan
gagasan budaya.
Contoh:
• Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antara manusia.
• Bahasa menjadi identitas. Bahasa menjadi ciri khas yang
membedakan mereka dengan kelompok lain.
• Bahasa seringkali menjadi media untuk menyampaikan cerita,
dongeng, dan legenda yang membentuk sejarah dan budaya suatu
bangsa atau kelompok.
• Bahasa digunakan sebagai alat untuk mendidik dan mengajarkan
nilai-nilai budaya kepada generasi muda.
• Bahasa juga memainkan peran penting dalam era globalisasi.
Bahasa Inggris, sebagai contoh, menjadi bahasa internasional yang
digunakan untuk berkomunikasi antara manusia dari berbagai
negara dan budaya yang berbeda.
4. Identitas:
Identitas manusia terbentuk melalui interaksi dengan
budaya dan masyarakat di sekitarnya. Identitas dapat
terdiri dari aspek-aspek seperti agama, gender, etnisitas,
dan kebangsaan.
Contoh:
• Identitas etnis: identitas Jawa, identitas Batak, atau identitas
Minang.
• Identitas agama: identitas Islam, identitas Kristen, atau identitas
Hindu.
• Identitas gender: identitas laki-laki atau identitas perempuan.
• Identitas nasional: identitas Indonesia, identitas Amerika, atau
identitas Perancis.
• Identitas kelompok sosial: identitas pengusaha, identitas
mahasiswa, atau identitas buruh.
5. Perubahan budaya:
Budaya manusia terus berkembang dan berubah seiring
waktu. Perubahan budaya dapat terjadi melalui inovasi,
akulturasi, atau difusi budaya.
Contoh:
• Perubahan teknologi:
Penggunaan media sosial telah memengaruhi cara manusia
membangun hubungan sosial dan memperoleh informasi.
• Perubahan gaya hidup:
Munculnya gaya hidup veganisme yang menekankan pada
pentingnya memperhatikan kesehatan, keberlanjutan, dan
kesejahteraan hewan.
• Perubahan politik:
Perubahan kebijakan tentang hak LGBT atau perubahan sistem
pemerintahan yang memengaruhi tata kelola masyarakat.
• Perubahan ekonomi:
Munculnya industri pariwisata yang memengaruhi cara manusia
memandang nilai-nilai kebudayaan dan lingkungan.
• Perubahan lingkungan:
Kebijakan konservasi hutan dapat mempengaruhi nilai-nilai dan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat sekitar hutan.
Problema kebudayaan
• Problema kebudayaan atau masalah budaya
merupakan hal yang kompleks dan multi-dimensi.
• Konsep dasar manusia dalam ilmu budaya dasar
dapat digunakan sebagai landasan untuk
memahami permasalahan budaya yang muncul
dalam masyarakat.
• Problema kebudayaan terkait dengan
ketidakseimbangan antara nilai dan norma yang
dianut oleh suatu masyarakat dengan situasi
sosial, ekonomi, dan politik di lingkungan
sekitarnya
Beberapa contoh problema kebudayaan dalam konsep
dasar manusia dalam ilmu budaya dasar antara lain:
1. Konflik antara nilai budaya dan kemajuan
teknologi:
Perkembangan teknologi sering kali menyebabkan
konflik antara nilai budaya dan kemajuan teknologi.
Cara mengatasi: Memperkenalkan teknologi secara
bertahap dan memastikan teknologi
yang diperkenalkan sesuai dengan
nilai budaya masyarakat.
Contoh:
Mengadakan sosialisasi dan pelatihan terkait teknologi yang akan
diperkenalkan kepada masyarakat, serta mengidentifikasi nilai
budaya yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Selain itu,
pemerintah juga dapat mengembangkan kebijakan yang menjamin
penggunaan teknologi yang sesuai dengan nilai budaya masyarakat.
2. Masalah identitas dan pluralitas:
Globalisasi dan modernisasi dapat menyebabkan keragaman
identitas dan perbedaan budaya dalam masyarakat. Hal ini
seringkali menyebabkan konflik dan ketidakseimbangan dalam
masyarakat yang belum memiliki kesepakatan tentang nilai dan
norma yang dianut.
Cara mengatasi: melalui penerapan pendekatan
multikulturalisme dalam masyarakat yang
memiliki keragaman etnis, agama, dan budaya.
Contoh:
Mengadakan kegiatan seperti pertukaran budaya, seminar, atau diskusi
terbuka antarwarga yang mewakili kelompok budaya yang berbeda. Selain
itu, pemerintah juga dapat memperkenalkan program pendidikan
multibudaya dalam kurikulum pendidikan nasional.
3. Ketimpangan sosial dan ekonomi:
Ketimpangan sosial dan ekonomi dapat menyebabkan
ketidakseimbangan dalam budaya dan memengaruhi
cara manusia memandang nilai dan norma dalam
masyarakat.
Cara mengatasi: Meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan.
Contoh:
Memberikan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan
kepada masyarakat yang kurang mampu, serta
meningkatkan kualitas pendidikan dengan
memperbaiki infrastruktur dan kualitas tenaga
pengajar. Dengan meningkatkan akses dan kualitas
pendidikan, diharapkan masyarakat dapat memiliki
kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan dan
mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
4. Perubahan lingkungan dan keberlanjutan:
Perubahan lingkungan dan isu-isu keberlanjutan seperti
perubahan iklim dapat memengaruhi cara manusia
memandang nilai dan norma dalam masyarakat.
Cara mengatasi: melakukan program pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan.
Contoh:
kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai,
penghijauan, dan pemilahan sampah yang baik. Selain
itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada
perusahaan yang melakukan praktek bisnis yang ramah
lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan.
5. Konflik antara nilai budaya dan kebijakan publik:
Kebijakan publik yang bertentangan dengan nilai
dan norma budaya yang dianut oleh masyarakat
dapat menyebabkan konflik dan
ketidakseimbangan dalam masyarakat.
Cara mengatasi: melibatkan masyarakat dalam
proses pembuatan kebijakan.
Contoh:
Mengadakan diskusi publik atau forum konsultasi
dengan masyarakat terkait kebijakan publik yang
akan diambil. Selain itu, pemerintah juga dapat
melakukan pendekatan persuasif dalam
menjelaskan tujuan dan manfaat dari kebijakan
tersebut sehingga dapat diterima oleh
masyarakat.
Simulasi masalah budaya dasar
Simulasi masalah budaya dasar membantu dalam
pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan
budaya dan memperdalam pemahaman tentang
bagaimana budaya dapat mempengaruhi perilaku
dan interaksi antarindividu.
Permainan peran atau role-playing yang menggambarkan situasi:
1. Perubahan lingkungan dan keberlanjutan
 (Kelompok 1)
2. Ketimpangan sosial dan ekonomi
 (Kelompok 2)
3. Masalah identitas dan pluralitas
 (Kelompok 3)
4. Konflik antara nilai budaya dan kemajuan teknologi
 (Kelompok 4)
5. Konflik antara nilai budaya dan kebijakan publik
 (Kelompok 5)

Buatlah skenario dan tampilkan di depan kelas tentang adanya konflik/masalah


budaya dasar hingga solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah
tersebut.
Tampilkan dalam pertemuan minggu depan (Selasa 21 Maret 2023)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai