Saddam Ritonga
Rabu, 28 Maret 2012
PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
A. PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu Budaya Dasar, dalam bahasa Inggris disebut Basic Humanities merupakan pengetahuan yang diharapkan
dapat memberi pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji
maalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah manusia tidak dapat dipisahkan dari masalah budaya
atau pengetahuan budaya yang juga disebut sebagai humaniora. Humaniora adalah ilmu pengetahuan yang
bertujuan membuat manusia menjadi lebih manusiawi (humanior), dalam pengertian manusia lebih
berbudaya.
B. TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI MATA KULIAH
Ilmu Budaya Dasar sebagai salah satu komonen mata kuliah bertujuan untuk mengembangkan daya tanggap,
persepsi, penalaran, dan apresiasi berkenaan dengan lingkungan budaya (Sub-Direktorat Kurikulum dan
Perlengkapan Pengajaran, Direktorat Pembinaan Sarana Akademis, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983). Dengan demikian, dari mahasiswa yang telah memperoleh
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat lebih tanggap, memiliki penglihatan yang lebih jelas,
memiliki pemikiran yang lebih mendalam, serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya.
Selanjutnya, diharapkan agar mereka dapat ikut dalam pengembangan kebudayaan bangsa serta
melestarikan budaya nenek moyang yang luhur nilainya.
Jumlah mata kuliah yang dibebankan kepada setiap mahasiswa tanpa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar pun
sudah cukup banyak, namun untuk mahasiswa dari fakultas eksakta, noneksakta, dan agama masih diberikan
hanya sebagai salah satu komponen integral sehingga tidak jarang timbul pertanyaan, untuk apakah Ilmu
Budaya Dasar diberikan? Setelah dikaji secara mendalam, ternyata Ilmu Budaya Dasar memang perlu
diberikan kepada mereka karena sebagai berikut :
a. Mahasiswa perlu mengenal lebih mendalam dirinya sendiri sebagai manusia maupun orang lain yang
sebelumnya lebih dikenal luarnya saja, misalnya pemikiran dan perasaannya.
b. Mahasiswa perlu mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain sebagai bekal enting untuk pergaulan
hidup.
c. Mahasiswa perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia, serta
tahu masalah perilaku manusia.
d. Mahasiswa perlu tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih intens
terhadap masalah-masalah pemikiran, perasaan, serta perilaku manusia, dan ketentuan yan
menciptakannya.
C. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR
Ilmu Budaya Dasar atau basic humanities tidaklah identik dengan the humanities atau pengetahuan budaya
yang mencakup keahlian filsafat dan seni yang dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian
seperti seni sastra, seni tari, seni rupa, dan lain-lain. Jadi, Ilmu Budaya Dasar bukanlah ilmu tentang berbagai
budaya, melainkan pengertian dasar dan pengertian umumnya tentang konsep-konsep dan teori-teori
budaya yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah kebudayaan.
Perdebatan terhadap berbagai masalah budaya ini dilakukan dengan menggunakan berbagai pengetahuan
budaya (the humanities), baik dengan menggunakan suatu keahlian (disiplin) ataupun dengan menggunakan
pendekatan berbagai keahlian (interdisipliner).
DAFTAR PUSTAKA :
Widyosiswoyo, Supartomo. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
http://saddamhuseinritonga.blogspot.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup.html
Fitria Rachmawati
Rabu, 23 November 2011
1.Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar?
Secara sederhana Ilmu Budaya Dasar dalam bahasa inggris disebut Basic Humanities. Adapun istilah
Humanities sendiri berasal dari bahasa latin “humnus” yang artinya manusia, berbudaya dan
halus.Humanities ini merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan
umum tentang konsep-konsep yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan. Manusia tidak dapat dipisahkan dengan masalah budaya, dan budaya juga disebut sebagai
humaniora. Humaniora adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membuat manusia menjadi lebih
manusiawi.. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia
sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus
mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
Sebagai Mahasiswa kita harus mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar juga termasuk : 1.Ilmu Alamiah, Ilmu
Alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat pada alam semesta. Caranya
ialah dengan menentukan hokum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu tersebut. 2.Ilmu-ilmu
sosial. Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan
antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.Pengetahuan budaya, bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-
kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni
dan filsafat. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai
bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam
mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
*Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the
humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian
mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai
budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1.Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2.Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kedua hal tersebut.
3.Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang
disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.
Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
*Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang
dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing
keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya
2.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam
kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia
menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana
hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula
hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan
adalah :
1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan
http://massofa.wordpress.com/2008/10/21/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/
Pusat Studi Budaya, Bahasa, dan Sastra
• Skip to content
• Jump to main navigation and login
• Jump to additional information
Nav view search
Navigation
Font size
Bigger.Reset.Smaller
Search
•
•
•
•
•
Previous ◁ | ▷ Next
You are here: Home Profil
Main Menu
• Home
• Profil
• Berita
Kolom Dekan
Dokumen
Struktur Keilmuan
•
•
Fakultas Humaniora dan Budaya Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sampai saat ini
memiliki tiga jurusan, pertama, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, kedua : jurusan Bahasa dan Sastra Inggris,
ketiga : jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Untuk merealisasikan aspek-aspek pengembangan Jurusan yang dimiliki oleh Fakultas Humaniora dan
Budaya Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang saat ini, diperlukan suatu struktur keilmuan
yang jelas. Karena itu perlu dijelaskan terlebih dahulu tentang ruang lingkup kajian, cara mengkaji dan
manfaat serta tujuan dari ilmu humaniora dan budaya.
Untuk menjelaskan ruang lingkup kajian ilmu humaniora dan budaya, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang
posisi humaniora dan budaya diantara ilmu-ilmu yang lain. Kalau kita lihat secara umum ilmu dibagi menjadi
tiga rumpun, yaitu: ilmu alam (Natural Sciences), ilmu sosial (Social Sciences), dan ilmu humaniora. Yang
termasuk di dalam ilmu alam adalah: matematika, fisika, ilmu bumi dan astronomi. Dan yang termasuk dalam
rumpun ilmu sosial adalah sosiologi, antropologi, psikologi, pendidikan, ekonomi dan politik. Sedangkan yang
termasuk dalam ilmu humaniora akan dijelaskan panjang lebar pada paragraf berikut ini.
Humaniora berasal dari bahasa Latin Baru. Dalam bahasa Inggris arti the humanities yang sama-sama
diturunkan dari bahasa Latin humanus yang berarti manusiawi, berbudaya dan halus. The humanities
berkaitan dengan masalah nilai yaitu nilai kita sebagai homo humaus atau manusia berbudaya, dalam
Encyclopaedia Britannica, the humanities sebagai sejenis pengetahuan yang berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusian dan ekspresi-ekspresi dari jiwa manusia. Ruang lingkup kajian humaniora adalah:
1. Bahasa
2. Ilmu bahasa
3. Kesusasteraan
4. Pendidikan
5. Sejarah
6. Ilmu hukum
7. Filsafat
8. Arkeologi
9. Seni
10. Ilmu-ilmu sosial yang mempunyai isi yang humanistik
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari “budhi” yang berarti akal.
Sedangkan budaya merupakan perkembangan majmuk dari kata “budi daya” yang berarti daya dari budi. Jadi
perbedaan dari kedua kata tersebut adalah budaya merupakan daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan
rasa. Sedangkan kebudayaan berarti hasil dari cipta, karsa dan rasa. Namun dalam kajian ilmu antropologi
budaya istilah budaya dan kebudayaan mempunyai arti yang sama.
Menurut dimensi wujudnya budaya mempunyai tiga wujud, yaitu :
• Wujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan (sistem budaya).
• Wujud aktifitas berpola manusia dalam masyarakat (sistem sosial)
• Wujud benda-benda hasil karya manusia (kebudayaan fisik)
Ketiga wujud itu bila dirinci secara khusus ke dalam unsur-unsurnya, maka kebudayaan itu terdiri dari tujuh
unsur :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem teknologi
4. Sistem pengetahuan
5. Sistem mata pencaharian
6. Bahasa
7. Kesenian
8. Pendidikan
Unsur-unsur inilah yang berikutnya akan menjadi obyek kajian ilmu budaya.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memilih nama Fakultas Humaniora dan Budaya.
Posisi humaniora (humanity) dan budaya (culture) bisa dianalogikan dengan temuan formal (formal finding)
dan temuan subtantif (subtantive finding) dalam penelitian. Humaniora adalah termasuk Nomological
Science, artinya ilmu yang bebas dari ikatan waktu dan tempat (free time context). Sedangkan budaya
termasuk dalam Ideographic Science, yaitu ilmu yang terkait dengan ideologi, geografi dan juga waktu
(Bound-time context). Ilustrasi dengan contoh berikut ini mungkin akan lebih memperjelas posisi antara
humaniora dan budaya. Bahasa secara umum merupakan bagian dari ilmu humaniora. Akan tetapi ketika
bahasa sudah dikaitkan dengan letak geografi suatu negara, misalnya bahasa Indonesia, bahasa Arab, bahasa
Inggris, maka bahasa itu akan menjadi wilayah kajian budaya .
Ada tiga paradigma yang digunakan untuk mengkaji ilmu humaniora dan budaya: (1) positivistik yang lazim
disepadankan dengan pendekatan kuantitatif, (2) interpretif yang lazim disepadankan dengan pendekatan
kualitatif, dan (3) reflektif yang lazim disepadankan dengan pendekatan kritik. Adapun pendekatan yang
biasa dipakai dalam mengkaji kebudayaan ada tiga, yaitu pendekatan kronologis, pendekatan geografis dan
pendekatan fenomenologis, Pendekatan kronologis adalah pendekatan yang mengatur data berdasar
peristiwa utama pada suatu pereode atau beberapa pereode secara berturut-turut. Pendekatan geografis
adalah pendekatan yang membagi material relevannya berdasarkan wilayah, dengan menekankan ciri khusus
sejarah wilayah. Sedangkan pendekatan fenomenologis adalah pendekatan yang menuntut pengamat
membiarkan fenomena berbicara sendiri, bukan menjadikan fenomena sebagai kerangka ideasional yang
sudah ditentukan sebelumnya.
Humaniora sebagai seperangkat sikap dan prilaku moral terhadap sesamanya memerlukan instrumen-
instrumen yang harus menyertai kita agar bertindak lebih manusiawi. Dengan humaniora diharapkan dapat
membawa manusia bertindak lebih manusiawi. Dengan humaniora diharapkan manusia menjadi berbudaya
dan berwatak dan dengan humaniora diharapkan manusia sadar bahwa bidang pengetahuan apapun yang
dimilki harus berorientasi pada kemanusiaan, yaitu untuk kebahagiaan umat manusia dan bukan untuk
membawa malapetaka.
Tujuan humaniora juga dapat diperluas ruang lingkupnya, yaitu agar dapat membawa manusia mampu
berkomunikasi dengan Sang Pencipta dan juga sesamanya. Humaniora juga mempunyai kontribusi diberbagai
kehidupan riil, misalnya pendidikan. Kontribusi riil dari humaniora misalnya;
• Penyatuan rasio dan rasa
• Memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dan abadi
• Penyatuan teori dan praktek dalam segala bidang.
Sedangkan sistem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun, secara universal menyangkut lima masalah
pokok kehidupan, yaitu hakikat hidup manusia, hakekat karya manusia,hakekat waktu manusia,hakekat alam
manusia dan hakekat hubungan manusia. Dengan mempelajari dan memahami ilmu budaya diharapkan
manusia bisa memahami lima hakekat tersebut dan bisa menanamkan dalam kehidupannya.
Karena luasnya kajian humaniora dan budaya maka Fakultas Humaniora dan Budaya juga mempunyai ruang
yang sangat luas untuk membuka jurusan-jurusan yang berkaitan dengan ilmu humaniora dan budaya,
misalnya filsafat, sosiologi, antropologi, sosiologi, pendidikan, seni budaya dan sebagainya Namun, untuk
sementara masih ada tiga jurusan yang ada dalam naungan Fakultas ini, yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra
Arab, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
Tujuan
•
•
1. Menghasilkan sarjana Humaniora yang memiliki integritas moral keagamaan dan memiliki kemampuan
profesional akademik di bidang ilmu humaniora dan budaya berbasis Islam.
2. Menghasilkan Sarjana Humaniora yang mampu memahami secara mendalam tentang ilmu humaniora dan
budaya.
3. Menghasilkan sarjana Humaniora yang menguasai metodologi kajian ilmu humaniora dan budaya untuk
menemukan dan mengembangkan ilmu humaniora dan budaya berbasis Islam.
4. Menghasilkan Sarjana Humaniora yang mampu memanfaatkan ilmu humaniora dan budaya secara
profesional, baik sebagai ilmu terapan maupun ilmu murni.
http://humaniora.uin-malang.ac.id/34-profil.html
catatan kecil
January 7, 2010
Humaniora
Filed under: Forensik,med papers — ningrum @ 5:45 am
PENDAHULUAN
Secara eksplisit Humaniora tercantum di dalam KIPD II (Dirjen Dikti,1994), dalam rangkaian Humaniora,
Filsafat, Metodologi, Etik dan Hukum Kedokteran. Hal ini bertujuan untuk memberi landasan bagi
pemahaman tentang ilmu dan profesi kedokteran. Akan tetapi tidak ada ketetapan lebih lanjut tentang
arahan, tujuan, lingkup bahasan cabang ilmu, dan buku ajar sebagai rujukan. Hal-hal tersebut diserahkan
kepada masing-masing Fakultas Kedokteran. (1)
Dalam KIPDI III, yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Dirjen Dikti, 2005), kata humaniora
tidak lagi secara eksplisit dicantumkan, tetapi terdapat 2 kompetensi yang berkaitan dengan etika, yakni 1)
Kompetensi komunikasi, kemampuan berkomunikasi efektif secara etis, dan 2) Etika, moral, medikolegal,
profesionalisme dan keselamatan pasien. (1)
Perubahan ini mencerminkan lebih difokuskannya humaniora kepada etik, yang antara keduanya
bersinggungan, bahkan adanya bagian yang bertumpang tindih. (1)
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan arti yang tepat dari humaniora, wilayah kajiannya, dan perlunya
humaniora dalam pendidikan dan praktek kedokteran. (1)
Humaniora adalah cerita, ide dan kata-kata yang membantu kita merasakan kehidupan dan dunia kita.
Humaniora mengenalkan kita pada orang-orang yang tidak pernah kita temui, tempat yang tidak pernah kita
kunjungi, dan ide yang tidak pernah terlintas dalam benak kita. Dengan memperlihatkan bagaimana orang-
orang lain hidup dan berpikir tentang kehidupan, humaniora membantu kita menentukan apa yang penting
dalam kehidupan kita dan apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya lebih baik. (2)
DEFINISI
Secara umum, definisi humaniora adalah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan
metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar
pendekatan empiris alami dan ilmu sosial. (3)
Contoh dari disiplin humaniora adalah bahasa kuno dan moderen, literatur, hukum, sejarah, filosofi, agama,
dan seni visual dan drama (termasuk musik). Subyek-subyek tambahan yang terkadang masuk dalam
humaniora adalah teknologi, antropologi, studi area, studi komunikasi, studi kultural, dan linguistik,
meskipun cabang tersebut selalu dianggap sebagai ilmu sosial. (3)
BAHASA, PERISTILAHAN
Secara bahasa, kita mengenal istilah humaniora (Latin), humanities (Inggris), humanisme, humanitarian,
humanitarianisme, humanis, yang semuanya berasal dari kata human, yang berarti mankind, manusia,
makhluk dengan derajat tertinggi. Humaniora maupun humanitas, kedua-duanya dipergunakan dalam
bahasa Latin/Yunani, misalnya dalam Literae Humanitates, atau Literae Humaniores. Oleh karena literatur
Yunani/Latin adalah sumber utama dari pengetahuan, kebijaksanaan dan ekspresi, maka humanitas (Latin)
berarti bahasa dan literatur (termasuk filsafat, sejarah, ilmu pidato, dan sastra), Yunani dan Romawi kuno. (1)
Sebagai gerakan, humaniora bangkit berbarengan dengan renaisans, sesudah ditemukannya kembali pustaka
dan peradaban Yunani/Romawi kuno, yang membangkitkan minat kepada manusia, budaya, dan karyanya.
(1)
Bahasa Indonesia, yang menerjemahkan kata-kata Inggris dengan suku kata akhir ty, misalnya university,
faculty, dan lain-lain, dengan …tas, yang menjadi universitas dan fakultas, cenderung lebih menggunakan
kata humaniora daripada humanitas. Hal ini menunjukkan bahwa humaniora bukan terjemahan dari
humanity (Inggris), tetapi dari bahasa Latin humaniores. Selanjutnya dalam tulisan ini dipakai kata humaniora
dan bukan humanitas. Sedang kata humanitas (kb) diartikan sebagai kodrat manusia atau perikemanusiaan
(Fajri dan Senja). Perlu dicatat juga terdapat penggunaan kata humaniora sebagai padanan dari humanisme,
misalnya oleh Riyadi DS, (2005). (1)
Humaniora dapat berarti : (1)
1. Studi tentang bahasa-bahasa dan sastra klasik Yunani dan Romawi
2. Cabang pengetahuan yang mempelajari manusia dan budayanya, seperti filsafat, sastra, dan seni; tidak
termasuk di dalamnya ilmu (science) seperti biologi dan ilmu politik. Agama/kepercayaan kepada Tuhan, juga
kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) tidak dimasukkan dalam kajian humaniora (Morris, 1981; Encycl
Brit 1973)
3. Dalam arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan kecenderungan, bukan saja
deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku
manusia sebagai gentleman, orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya.
Humaniora juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi, pelatihan,
proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas diartikan sebagai not civilized, tidak
berbudaya, atau bar-bar.
Kata-kata yang berdekatan dengan humaniora, bahkan sering disama artikan, adalah sebagai berikut: (1)
• Humanitarian (kata sifat)
o Memfokuskan pada kebutuhan manusia dan menghilangkan/mengangkat penderitaan manusia
o Berkaitan dengan pengabdian pada usaha-usaha kesejahteraan manusia dan dorongan untuk perubahan
masyarakat (social reform) = phylantopist, filantropis
• Humanitarianisme
o Pandangan, dasar-dasar, metoda dari humanitarian = filantropi
o Keyakinan, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kesejahteraan
kemanusiaan yang lebih baik (berdekatan dengan pengertian etik)
o Keyakinan bahwa kondisi manusia dapat mencapai kesempurnaan dengan upayanya sendiri, tanpa Tuhan
• Humanisme
o Keadaan atau kondisi atau kualitas sebagai manusia, makhluk berderajat tinggi
o Filsafat atau sikap yang menaruh perhatian terhadap manusia, perhatian dan pencapaiannya
o Studi humaniora; ajaran tentang kesopanan dan budaya
o Gerakan/budaya dan intelektual yang terjadi pada masa renaisans
• Humanis
o Orang yang mengkaji humaniora, terutama mahasiswa tentang masalah-masalah klasik
o Orang yang menaruh perhatian kepada kajian tentang upaya dan kemampuan/pencapaian manusia
o Pengkaji/mahasiswa tentang renaisans, atau pengikut dari paham humanisme
• Humanistik (ks)
Berhubungan dengan humanisme atau humaniora
Dari uraian diatas, istilah Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Arab, yang dapat mewadahi
humaniora ialah adab. Dalam ilmu al adab terkandung ilmu sastra, sejarah sastra, ilmu kritik sastra, filologi.
Adab juga berarti budaya yang baik. Tidak beradab berarti tidak berbudaya, tidak berperilaku baik,
sebagaimana Cicero (filsuf Yunani) mengartikan inhumanitas dengan barbar. (1)
Adab dapat berarti antara lain discipline of mind and manners, and of conduct or behaviour (Huges, 2004).
Karya al Makdisi (2005), dapat lebih memastikan bahwa ilmu adab adalah Humaniora. (1)
SEJARAH HUMANIORA
Di dunia Barat, studi humaniora dapat dilacak hingga ke Yunani Kuno, sebagai basis pendidikan yang besar
bagi masyarakat. Selama masa Romawi, konsep tujuh seni liberal bertingkat, termasuk grammar, retorika
dan logika (trivium), bersama dengan aritmatika, geometri, astronomi dan musik (quadrivium). Subjek-subjek
ini membentuk curahan pendidikan pertengahan, dengan penekanan pada humaniora sebagai keterampilan
atau “cara melakukan sesuatu”. (3)
Sebuah pergeseran utama selama masa Renaissance, ketika humaniora mulai dihargai sebagai subyek untuk
lebih dipelajari daripada dipraktekkan, dengan penyesuaian bergeser dari bidang tradisional kepada area
seperti literatur dan sejarah. Pada abad ke 20, pandangan ini ditantang oleh pergerakan paska-modernisasi,
yang dicari untuk menggambarkan kembali humaniora dalam istilah yang lebih menganut persamaan untuk
masyarakat demokratis. (3)
BIDANG-BIDANG HUMANIORA
Sebagai sebuah bidang studi, humaniora menekankan pada analisa dan pertukaran ide-ide dibandingkan
ekspresi kreatif seni atau penjelasan kuantitatif ilmu pengetahuan. (2)
1. Sejarah, Antropologi, dan Arkeologi mempelajari perkembangan sosial, politik dan budaya manusia. (2)
2. Literatur, Bahasa dan Linguistik mempelajari bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain, dan bagaimana
ide dan pengalaman kita akan pengalaman kemanusiaan diekspresikan dan diinterpretasikan. (2)
3. Filosofi, Etika, dan Perbandingan Agama mempertimbangkan ide tentang makna hidup dan alasan bagi
pemikiran dan tindakan kita. (2)
4. Yurisprudensi menguji nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menginformasikan hukum kita. (2)
5. Pendekatan Historis, Kritis, dan Teoritis terhadap Seni merefleksikan dan menganalisa proses kreatif. (2)
Pembagian bidang humaniora (3)
• Sastra Klasik
• Sejarah
• Bahasa
• Hukum
• Literatur
• Seni Drama
o Musik
o Teater
o Dansa
o Filosofi
o Agama
o Seni visual
Melukis
HUMANIORA DAN ETIKA
Bila humaniora memusatkan perhatian kepada manusia, etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat
yang mempelajari nilai baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas dalam kehidupan manusia dalam
berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya (Hariadi, 2005). Tampak ada bidang tumpang tindih antara
humaniora dan etika. Humanisme atau humanitarianisme dapat berarti juga etika, yakni faham, ajaran,
bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kebaikan, perbaikan dan kesejahteraan
manusia (Moris (ed), 1981). (1)
HUMANIORA DAN AGAMA
Semula humaniora mencakup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi kemudian, sejak William Caxton
(1422-1491) (Encycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari humaniora mempercayai adanya kekuatan
supranatural merupakan naluri manusia. Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang
dibawakan oleh utusanNya. Nilai-nilai religius seharusnya merupakan nilai-nilai yang paling dasar dari segala
tata nilai dan karena itu ada titik temu dengan nilia-nilai budaya yang dikembangkan manusia
(Muljohardjono,2004). (1)
Penguasaan ilmu dan pengembangan teknologi adalah upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk
menjaga tercapainya tujuan tersebut, perlu hal tersebut dijaga, dikoridori oleh nilai-nilai budaya, dan nilai-
nilai agama. Para agamawan/ruhaniawan tidak seharusnya terpaku pada kaidah-kaidah klasik dan baku,
dalam mengantar, mengawal, perkembangan ilmu dan teknologi agar benar-benar bermanfaat bagi manusia.
Agama (Islam) membuka pintu kajian-kajian terhadap rancangan, hasil, dan pemanfaatan dari
pengembangan iptek. Pintu tersebut adalah ijtihad. Dengan persyaratan-persyaratan tertentu
agamawan/ruhaniawan dapat mengkaji masalah-masalah kemajuan iptek, dan menghasilkan fatwa-fatwa
kontemporer yang menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pemanfaatan hasil
pengembangan serta rancangan pengembangan selanjutnya. (1)
HUMANIORA DAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI
Penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, oleh karena itu harus
memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia. Humaniora membawa nilai-nilai budaya manusia. Nilai-nilai
tersebut adalah universal. Tanpa humaniora pengembangan ilmu dan teknologi tidak lagi bermanfaat bagi
manusia. Pengembangan/ perkembangan yang banyak disusupi nilai-nilai bisnis menimbulkan hedonisme
yang bermula di masyarakat bisnis, yang berlanjut pada umunya. (1)
HUMANIORA DAN ILMU KEDOKTERAN
Lebih khusus dalam kaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, ialah Iptek Kedokteran. Kedokteran
adalah ilmu yang paling manusiawi, seni yang paling indah, dan humaniora yang paling ilmiah (Pellegrino,
1970). (1)
Clauser (1990) berpendapat bahwa mempelajari humaniora – sastra, filsafat, sejarah – dapat meningkatkan
kualitas pikir (qualities of mind) yang diperlukan dalam ilmu kedokteran. Kualitas pikir tidak lagi terfokus
pada hal-hal hafalan, materi baku, konsep mati, tetapi ditingkatkan dalam hal kemampuan kritik, perspektif
yang lentur, tidak terpaku pada dogma, dan penggalian nilai-nilai yang berlaku didalam ilmu kedokteran.
Menurunnya studi kedokteran cenderung memfokuskan mindset pada ujian, diskusi yang monoton tentang
pasien, hasil laboratorium, insiden, banyak pasien, dan lain-lain. Humaniora membebaskan kita dari terkunci
dalam satu mindset. Kita perlu kelenturan dalam mengubah perspektif, dan mengubah interpretasi bila
diperlukan. Dengan sastra, seseorang (mahasiswa kedokteran) dapat mengembangkan empati dan toleransi,
mencoba menempatkan diri dalam gaya hidup, imaginasi, keyakinan yang berbeda. (1)
Ilmu kedokteran, selain ilmu-ilmu dasar, adalah juga profesi. Pengembangan profesi cenderung mengkotak-
kotakkan pada bidang spesialisasi. Seorang spesialis cenderung memahami hanya bidang spesialisasinya saja.
Tuntutan efektif-efisien, perhitungan cost-benefit cenderung menghapus nilai empati, kurang dapat
menempatkan diri sebagai penderita. Hubungan dokter-pasien menjadi kurang manusiawi. Humaniora
memperbaiki kondisi tersebut. (1)
Humaniora medis
Humaniora medis merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk humaniora (literatur, filosofi,
etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi, studi budaya, psikologi, sosiologi), dan seni (literatur,
teater, film dan seni visual) dan aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis. (4)
Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia, penderitaan,
kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan perspektif sejarah dalam praktek
medis. Perhatian terhadap literatur dan seni membantu dalam membangun dan memelihara kemampuan
observasi, analisis, empati dan refleksi-diri – kemampuan yang penting bagi pengobatan medis manusia. Ilmu
sosial membantu kita memahami bagaimana biologi dan medis menempatkan diri dalam konteks sosial dan
budaya dan juga bagaimana budaya berinteraksi dengan pengalaman individual akan kesakitan dan cara ilmu
medis dipraktekkan. (4)
KESIMPULAN
1. Secara umum, definisi humaniora adalah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia,
menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian
besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial.
2. Humaniora terdiri atas unsur-unsur seni, etika, kearifan, nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kelembutan,
memanusiakan manusia, menyingkirkan beban dari dan berbuat baik bagi manusia. Tanpa nilai-nilai tersebut,
manusia atau perilakunya dapat dikategorikan tidak human, tidak manusiawi, tidak berbudaya atau barbar.
3. Pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, untuk kesejahteraan manusia. Oleh
karena itu perlu dipandu oleh nilai-nilai humaniora, agar terjamin kemanfaatannya untuk manusia.
4. Agama seharusnya merupakan nilai yang paling azasi dari seluruh nilai-nilai humaniora. Nilai-nilai agama
diharapkan dapat dikembangkan oleh agamawan/ruhaniawan untuk memandu pengembangan
ilmu/teknologi dan penerapannya.
5. Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sarat dengan nilai-nilai, namun hal ini sering dilupakan. Oleh karena itu
humaniora perlu diberikan untuk membuat profesi medik lebih sensitif terhadap adanya nilai-nilai tersebut
dan pengetrapannya dalam praktek.
6. Humaniora diharapkan dapat meningkatkan kualitas berfikir, yang ditengarai sebagai sifat kritis, lentur
dalam perspektif, tidak terpaku pada dogma, tanggap terhadap nilai-nilai, dan sifat empati.
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/01/07/humaniora/
http://ratihpermataputri.blogspot.com/2011/10/pengertian-ilmu-budaya-dasar-tujuan-dan.html
Kreasi_Q
Jumat, 09 November 2012
Pengertian Ilmu Budaya Dasar dan Ruang Lingkup Kajian