Anda di halaman 1dari 16

KEBUDAYAAN MASYARAKAT PRIMITIF, AGRARIS, DAN

INDUSTRIAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Iad Ibd Isd yang diampu oleh dosen
Bapak Mahrus M.Pd.I

Oleh

Kelompok 3:

Nurul Huda (21383041099)

Nur Laila (21383042097)

Winda fitriana (21383042117)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat menyesaikan makalah resume kami tentang (Kebudayaan
Masyarakat Primitif, Agraris, dan Indrustrial ) untuk memenuhi tugas mata
kuliah Iad Ibd Isd dari Dosen Pengampuh Bapak Mahrus M.Pd.I

Makalah resume ini telah kami susun secara maksimal atas bantuan dari
berbagai pihak sehingga makalah resume ini bisa selesai dengan lancar. Untuk itu,
kami selaku penyusun banyak berterimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu atas segala bantuan dan supportnya selama ini.

Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, guna menghasilkan makalah resume yang lebih baik.
Kami berharap, makalah resume tentang ( Kebudayaan Masyarakat Primitif,
Agraris, dan Indrustrial ) yang kami susun bisa memberikan manfaat dan
inpirasi bagi pembaca.

Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Pamekasan,23 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Definisi Masyarakat Primitif .............................................................. 3


B. Definisi Masyarakat Agraris .............................................................. 4
C. Definisi Masyarakat Indrustri............................................................. 6
D. Hubungan antara kebudayaan Primitf,Agraris,dan Indrustri ............. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ada
yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi
kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada
negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial
ekonominya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti
Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara
maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-
kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya
bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan
perkantoran.
Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya
bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara
seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara
kita disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umumnya
bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan
subur. Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju
didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan.
Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut
belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum
dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan.
Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut
telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah
dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat
terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam

1
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi
adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubaha sosial dan
perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.Dalam
Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia merubah
pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan
didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu
kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Masyarakat Primitif ?
2. Apa Definisi Masyarakat Agraris ?
3. Apa Definisi Masyarakat Indrustrial?
4. Bagaimana Hubungan Kebudayaan Primitif,Agraris,dan Indrustrial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kebudayaan Primitif ?
2. Untuk Mengetahui Definisi Kebudayaan Agraris ?
3. Untuk Mengetahui Definisi Kebudayaan Indrustrial ?
4. Untuk Mengetahui Hubungan Kebudayaan Primitif, Agraris dan
Indrustrial ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masyarakat Primitif
Masyarakat Primitif merupakan jenis masyarakat yang didalamnya belum
terjadi perkembangan yang berarti dalam hal ini ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam kehidupan mereka,.Umumnya masyarakat ini masih
terisolasi dan sangat jarang berinteraksi dengan masyarakat lainnya diluar
komunitas mereka.Masyarakat Prmitif banyak dijumpai hamper disemua
belahan bumi dunia,seperti diperkemapungan kecil dan pedalaman.Biasanya
mereka sangat dekat dengan lingkungan alam,terasing,dan terbelakang.
Mereka hidup sesuai dengan kodrat kehidupan manusia sesungguhnya,Salah
satunya terlihat dari sistem ekonomi yang sangat sederhana.
Berikut ciri-ciri masyarakat prmitif:
a. Masyarakatnya masih miskin ilmu dan harta
b. Masih berpatokan kepada budaya nenek moyang:
c. Menolak budaya asing didalam komunitasnya:
d. Pemimpinnya dipilih berdasarkan garis keturunan.1
B. Definisi Masyarakat Agraris
Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara tentang
kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan
dengan kehidupan agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas
bermata pencaharian di bidang pertanian. Desa sebagai penghasil pangan
utama, menjadi tumpuan bagi masyarakat kota.
Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta
penggunaannya.
Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan
mata pencaharian penduduk setempat. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo,
dinyatakan bahwa :“Desa ialah suatu kesatuan hukum di mana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri”.
Unsur-unsur desa Ialah:

1
Hilman Syahrial Haq,Pengantar hukum adat Indonesia (Jateng : lakeisha @yahoo.com),68.

3
a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif yang tidak, beserta
penggunannya, termasuk juga unsur lokasi, luas, dan batas yang merupakan
lingkungan geografis setempata.
b. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan,
persebaran dan pencaharian penduduk desa setempat. Sri Ilham Nasution
Ilmu Budaya Dasar (IBD) 76.
c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan
warga desa. Jadi menyangkut seluk beluk kehidupan masyarakat desa (rural
society). Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri
sendiri, melainkan merupakan kesatuan. 2
Maju mundurnya desa tergantung pada tiga unsur ini yang dalam
kenyataannya ditentukan oleh factor usaha manusia (human efforts) dan tata
geografi (geographical setting). Adapun menurut Paul H. Landis, desa adalah
daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri- ciri sebagai
berikut:
a. Mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal antara beberapa ribu
jiwa.3
b. Memiliki perhatian dan perasaan yang sama kuat tentang kesukaan terhadap
adat kebiasaan.
c. Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada umumnya,
dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti: iklim, kekayaan alam,
sedangkan pekerjaan yang bukan agraris bersifat sambilan.
Jadi, yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang
mendiami suatu wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai hubungan erat
dan mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta
menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong
royong dan tolong menolong.4
Ciri- ciri Masyarakat Pedesaan, Masyarakat pedesaan ditandai dengan
pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga

2
Sri Ilham Nasution,IBD-ISD-IAD (Bandar Lampung : Fak. Dakwah IAIN Raden Intan),75.
3
Mawardi dan Nur Hayati,IAD-ISD-IBD (Bandung : CV Pustaka Setia,2000 ).191.

4
seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat tempat ia hidup serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling
menghormati, serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam
masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama.5 Adapun yang
dijadikan ciri- ciri masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut.
1. Humogenitas Sosial Masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau
beberapa kekerabatan saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun
kebudayaan sama/homogen. Kebersamaan, kesederhanaan, keserasian dan
kemanunggalan selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.
2. Hubungan Primer Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan
secara akrab, semua kegiatan dilakukan secara musyawarah. Pada masyarakat
desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangat diutamakan, walaupun
secara materi mungkin sangat kurang atau tidak mengijinkan.
3. Kontrol Sosial yang Ketat Hubungan pada masyakat pedesaan sangat intim dan
diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah
yang dihadapi anggota yang lain.
4. Gotong Royong Nilai-nilai gotong-royong pada masyarakat pedesaan tumbuh
dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara
gotong-royong, baik dalam arti gotong-royong murni maupun gotong royong
timbal balik. Gotong royong murni misalnya, melayat, mendirikan rumah dan
sebagainya. Gotong royong timbal balik misalnya, megerjakan sawah,
menyumbang dalam hajat tertentu dan sebagainya.
5. Ikatan Sosial Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilainilai adat dan
kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma atau
kaidah yang sudah6 Sri Ilham Nasution Ilmu Budaya Dasar (IBD) 78
disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan dari katan sosial dengan cara
mengucilkan/memencilkan.
6. Magis Religius Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat
desa sangat mendalam. Bahkan dalam kegiatan sehari-hari djiwai bahkan
diarahkan padanya.

5
Ibid,192.
6
Sri Ilham Nasution,IBD-ISD-IAD (Bandar Lampung : Fak. Dakwah IAIN Raden Intan,),77.

5
7. Pola Kehidupan Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik
pertanian, perkubunan, perikanan dan peternakan.7
- Kegiatan Masyarakat Desa
Karena anggota masyarakatnya mempunyai kepentingan pokok yang
hampir sama, mereka selalu bekerja sama untuk mencapai8 kepentingan
mereka. Pada waktu mendirikan rumah, upacara pesta perkawinan,
memperbaiki jalan desa, membuat saluran air, dan sebagainya, mereka
selalu bekerja sama. Bentuk kerja sama masyarakat inilah yang sering
diistilahkan dengan gotong royong dan tolong menolong.
Lebih dari 82% masyarakat Indonesia tinggal dipedesaan dan mata
pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan mepunyai penilaian yang tinggi
terhadap mereka yang dapat bekerja kerasa tanpa bantuan orang lain. Jadi,
mereka bukanlah masyarakat yang senang berdiam diri tanpa aktivitas,
tanpa ada suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Apabila ada orang yang
berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja keras, hal ini
tidaklah sepenuhnya benar.9
C. Definisi Masyarakat Industri
Menurut Straubhaar dan La Rose (2004), Masyarakat Industri
mengacu pada terjadinya Revolusi Industri, yang umumnya dikaitkan dengan
penemuan mesin uap. Namun sesungguhnya, pemicu penting menuju era
industri tersebut dimulai dengan penemuan di bidang komunikasi, yakni
publikasi Bible yang diproduksi dengan mesin cetak pengembangan dari
Johannes Guttenberg (1455).
Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang
terjadi pada diri manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup
sedangkan SDA yang tersedia semakin menipis dan lahan kerja yang tidak
memadai, keterbatasan lahan perkotaan untuk migrasi, pemerataan
pembangunan dan penghematan biya produksi menyebabkan munculnya
keinginan untuk menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf
hidup menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya. Perubahan paling

7
Ibid,78.
8
Mawardi dan Nur Hayati,IAD-ISD-IBD (Bandung : CV Pustaka Setia,2000 ).192.
9
Ibid,193.

6
sederhana yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan pertanian
menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak
pada beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai
pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara
berpikir.10
- Pengertian dan Sifat- Sifat Kota
Beberapa ahli mengartikan kota sebagai mengartikan kota sebagai
suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat
kegiatan ekonomi, pemerintahan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya.11
Ciri-ciri masyarakat kota adalah sebagai berikut:
1. Hiterogenitas Sosial Kota merupakan meltng pot bagi aneka suku
maupun ras, sehingga masing-masing kelompok berusaha diatas
kelompok yang lian. Maka dar itu sering terjadi usaha untuk memperkuat
kelompoknya untuk melebihi kelompok yang lain. Misalnya
mengumpulkan dan mengorganisir anggota kelompoknya secara rapi,
memelihara jumlah anak yang banyak bagi kelompok minoritas dan
sebagainya.
2. Hubungan Sekunder. Dalam masyakat kota pergaulan sesama
anggota (orang lain) serba terbatas pada bidang hidup tertentu. Misalnya,
teman kerja, teman seagama, atau seorganisasi yang lain. Jadi pergaulan
yang mendalam, secara kekeluargaan dan saling mengisi kebutuhan sukit
untuk di lakukan.
3. Toleransi sosial Pada msyarakat kota orang tidak memperdulikan
tingkah laku sesamanya secara mendasar dan pribadi,12 Sri Ilham
Nasution Ilmu Budaya Dasar (IBD) 81 sebab masing-masing anggota
mempunyai kesibukan masing-masing. Sehingga kontrol sosial pada
masyarakat kota dapat dikatakan lemah sekali. Walaupun ada kontrol
sosial tetapi siafatnya non pribadi.

10
Narwoko,dan jdwi dan bangong syanto,Sosiologi pengantar dan terapan (Jakarta:Kencana
prenada media,2006),188.
11
Mawardi dan Nur Hayati,IAD-ISD-IBD (Bandung : CV Pustaka Setia,2000 ).194.
12
Sri Ilham Nasution,IBD-ISD-IAD (Bandar Lampung : Fak. Dakwah IAIN Raden Intan,),80.

7
4. Konrol Sekunder. Anggota masyarkat kota secara fisik tinggal
berdekatan tetapi secara pribadi atau sosial berjauhan. Dimana bila ada
anggota masyarakat yang susah, senang, jahat, dan lain sebagainya,
anggota masyaakat yang lain tidak mau mengerti. Urusan orang lain
biarlah diurus sendiri, sedangkan ia sibut mengurus tugasnya sendiri.
5. Mobilitas Sosial. Dikota sangat mudah sekali terjadi perubahan
maupun perpindahan status, tugas maupun tempat tinggal. Tidak jarang
orang yang semula bekerja pada suatu instansi kemudian bekerja pada
instansi yang lain yang lebih menguntungkan.
6. Individual Akibat hubunngan sekunder, maupun kontrol sekunder,
maka kehidupan masyarakat di kota menjadi individual Apakah yang
mereka nginkan, rasakan harus mereka rencana dan laksanakan sendiri.
Bantuan dan kerjasama dari anggota masyarakat yang lain sulit untuk
diharapkan.13
Keadaan kota dengan bermacam corak cara hidup seperti di atas
menarik masyarakat di pedesaan untuk melakukan urbanisasi. Mereka
berduyun-duyun datang ke kota dengan tujuan memperbaiki keadaan
hidupnya. Akibatnya, terjadi berbagai masalah sosial, baik bagi kota yang
dituju maupun bagi desa yang ditinggalkan.
Adapun yang menjadi sebab-sebab terjadinya urbanisasi,antara lain sebagai
berikut:
1. Perkotaan lebih berkembang dan modern.
2. Kesempatan kerja yang lebih banyak di kota karena perkembangan lapangan.
3. Kota menjadi pusat kebudayaan seperti kesenian, pendidikan serta
kemewahan, kenikmatan, dan kesenangan.14
Pengaruh urbanisasi terhadap kehidupan masyarakat kota adalah sebagai berikut:
1. Membuat penduduk kota terdiri atas campuran asal-usul, tradisi, agama,
nilai-nilai hidup dan sebagainya.
2. Secara relative sebagian besar penduduk kota ada dalam golongan usia
produktif dalam berusaha, sehingga persaingan dalam bekerja besar sekali
(amat kejam).
13
Ibid,81.
14
Mawardi dan Nur Hayati,IAD-ISD-IBD (Bandung : CV Pustaka Setia,2000 ).194.

8
3. Terjadi perbedaan yang tajam antara yang kaya dangan yang miskin.
Pengaruh urbanisasi terhadap masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut:
1. Mempercepat peleburan pergaulan hidup yang beku dan tradisional di
pedesaan.
2. Terlantarnya pedesaan dalam lapangan social karena banyak penduduknya
yang merantau ke kota-kota besar. Hal ini menyebabkan desa miskin semakin
mundur, baik dalam lapangan social ekonomi maupun dalam hal
pembangunan.
Disamping akibat urbanisasi, masih ada akibat buruk lainnya, misalnya tidak
adanya kesesuaian norama sosial antara desa dan kota mengakibatkan gejala
kemunduran akhlak, seperti, penodongan, pelacuran, penipuan, perkelahian
antargeng, dan sebagainya, usaha-usah pencegahannya antara lain:
1. Perbaikan perekonomian pedesaan dengan cara peningkatan efesiensi
pertanian, desentrilisasi perindustrian, penggalian sumber- sumber baru
dalam rangka memperluas lapangan kerja seperti keterampilan dalam
kerajinan, pariwisata, usaha- usaha wiraswasta, dan sebagainya.
2. Perbaikan mutu penduduk pedesaan dengan jalan meningkatkan jumlah dan
mutu- mutu lembaga social, pendidikan seperti sekolah, dan gedung
pertemuan, kesenian dan olahraga.
Memang harus kita sadari cara hidup di kota besar yang rasional, luas dan
formal itu mempunyai pengaruh negatif terhadap berbagai macam masalah social
dan kebudayaan seperti:
1. Bertambahnya berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan urat
syaraf, tekanan darah tinggi, paru- paru, kelamin, dan lain sebagainya.
2. Bertambah dangkalnya kebudayaan karena adanya keinginan untuk meraih
kesenangan tanpa mengabaikan norma- norma sopan santun.
3. Timbulnya masalah remaja yang meraja lela. Usaha untuk menguranginya
adalah sebagai berikut:
1. Pengarahan politik kebudayaan yang berisi pendidikan, terutama pendidikan
pribadi yang berakhlak tinggi, suila, dan bertanggung jawab.
Pembentukan golongan yang dapat menumbuhkan kesadaran akan nilai- nilai
hidup yang berharga. Misalnya pembentukan rukun kampong, rukun

9
tetangga, PKK, organisai pemuda yang disertai rencan pembangunan
lapangan social, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.15
D. Hubungan Kebudayaan Primitif, Agraris dan Industri
Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi,.
Pengaruh tersebut dimungkinkan karena kebudayaan merupakan produk dari
masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan membuat perubahan umumnya
terjadi karena adanya tuntutan situasi sekitar yang berkembang. Sehingga,
masyarakat yang awalnya Masyarakat Primitif jenis masyarakat yang
didalamnya belum terjadi perkembangan yang berarti dalam hal ini ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan mereka,.kemudian lambat laun
berkembang menjadi masyarakat Agraris atau disebut masyarakat desa
dengan berjalannya waktu berubah menjadi masyarakat industri atau
masyarakat kota atau masyarakat modern yang seperti sekarang ini teknologi
yang digunakan semakin canggih perkembangannya. Perubahan sosial terjadi
karena adanya kondisi-kondisi sosial primer, misalnya kondisi ekonomi,
teknologi.. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan
pada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya.

15
Ibid,195.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari materi diatas adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat Primitif merupakan jenis masyarakat yang didalamnya
belum terjadi perkembangan yang berarti dalam hal ini ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan mereka,.
2. Kebudayaan Masyarakat Agraris Berbicara tentang masalah primitif,
maka kita akan berbicara tentang kehidupan masyarakat desa. Begitu
pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan kehidupan agraris, yaitu
kelompok masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang
pertanian.
3. Masyarakat Industri mengacu pada terjadinya Revolusi Industri, yang
umumnya dikaitkan dengan penemuan mesin uap. Namun
sesungguhnya, pemicu penting menuju era industri tersebut dimulai
dengan penemuan di bidang komunikasi
- Hubungan Kebudayaan Primitif,Agraris dan Industri
Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi,. Pengaruh
tersebut dimungkinkan karena kebudayaan merupakan produk dari
masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan membuat perubahan umumnya
terjadi karena adanya tuntutan situasi sekitar yang berkembang. Sehingga,
masyarakat yang awalnya Masyarakat Primitif jenis masyarakat yang
didalamnya belum terjadi perkembangan yang berarti dalam hal ini ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan mereka,.kemudian lambat
laun berkembang menjadi masyarakat Agraris atau disebut masyarakat
desa dengan berjalannya waktu berubah menjadi masyarakat industri atau
masyarakat kota atau masyarakat modern yang seperti sekarang ini.
B. Saran
Mengingat terbatasnya pengetahuan tim penulis, begitu pula kurangnya
rasa ingin tahu dari tim penulis. Berharap pembaca bisa memaklumi jika
terdapat adanya kesalahan dalam penulisan atau kata-kata dalam makalah
yang tim penulis susun. Adapun kebenaran itu datangnya dari Allah SWT

11
dan kekurangannya datangnya dari tim penulis. Tim penulis berharap
pembaca tidak puas dengan makalah yang tim penulis buat ini dan pada
akhirnya pembaca akan terus memperdalam pengetahuan yang sangat luas.
Dalam makalah ini juga, tim penulis butuh kritikan dan saran guna
perbaikan dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR RUJUKAN
Hayati Nur dkk IAD-ISD-IBD, Bandung : CV Pustaka Setia, 2000.
Narwoko,dkk ,Sosiologi pengantar dan terapan Jakarta: Kencana prenada
media,2006.
Nasution Sri Ilham,IBD-ISD-IAD, Bandar Lampung : Fak. Dakwah IAIN Raden
Intan.
Syahrial Hilman ,Pengantar hukum adat Indonesia ,Jateng : lakeisha @yahoo.com.

13

Anda mungkin juga menyukai