DOSEN PENGAMPU:
Mohamad Nur Salim, M.Ag
DISUSUN OLEH:
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada wakyunya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah fiqih ibadah yang telah memberi tugas kepada kami. Kami juga inggin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dengan setatusnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi keseempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik, dan saran
yang sifatnya apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. PENGERTIAN HUKUM HAJI DAN UMRAH..................................................................6
B. DASAR HUKUM PERINTAH HAJI DAN UMRAH .......................................................6
C. SYARAT RUKUN DAN WAJIB HAJI DAN UMRAH....................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya
diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Islam yang telah mempunyai
kemampuan.Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji
dan umrah juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta
penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik material maupun spiritual. Haji
dan umroh merupakan kegiatan berkunjung Baitullah, untuk mengerjakan ibadah haji dan
umroh dengan cara, tempat, waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut
adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf ifadhah dan sa’i (Depag RI, 2010: 3). Haji dan umroh
dalam hal ini telah menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dicermati, yakni apakah
ibadah haji dan umroh bagi muslim Indonesia merupakan kebutuhan primer atau bukan,
mengingat Indonesia merupakan mayoritas muslim terbesar didunia, sedangkan ibadah haji
dan umrah merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu hanya
sekali seumur hidupnya, namun tetap saja haji dan umroh menjadi idaman setiap muslim
sehingga jumlah jamaah haji dan umroh tetap ada bahkan semakin bertambah. Bagi
masyarakat Arab Saudi, haji dan umroh mungkin di anggap sebagai ibadah yang biasa saja.
Namun sebagian besar kaum muslimin yang tinggal diluar 19 wilayah ArabSaudi apalagi di
negara-negara yang jauh, haji dan umroh jelas merupakan ibadah yang istimewa.Tidak hanya
kesiapan mental spiritual, haji dan umroh bagi penduduk yang jauh dari ArabSaudi juga
membutuhkan kesehatan fisik.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Haji dan Umroh ?
2. Dasar Hukum Perintah Haji dan Umroh ?
3. Syarat, Rukun dan Wajib Haji dan Umroh ?
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Haji dan Umroh
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Perintah Haji dan Umroh
3. Untuk mengetahui Syarat, Rukun dan Wajib Haji dan Umroh
BAB II
PEMBAHASAN
B. Dasar Hukum Perintah Haji dan Umroh
Seperti di ketahui, dalam setiap aktivitas ibadah, ada hal-hal yang bersifat
fardhu,wajib, sunnah, dan makruh, di samping ada juga mubah (boleh-boleh saja di
kerjakan)dan haram.Dalam ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak
dikerjakan sesuai ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah ; seperti tidak melakukan
wukuf di „Arafah. Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika
diabaikan secara keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap
sah, tetapi orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan.
Misalnya, kewajibanmelempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti dengan
membayar dam (denda).Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau sesuatu yang makruh,
jika ditinggalkandapat mendukung kesempurnaan ibadah haji dan umrah. Sedang sesuatu
yang mubah,tidak berdampak apa pun terhadap ibadah. (Mizan. 2000 : 157-158)
C. Syarat, Rukun dan Wajib Haji dan Umroh
1. Syarat-Syarat Melakukan Haji
a) Islam
b) Baligh (dewasa)
c) Aqil (berakal sehat
d) Merdeka
e)Mampu (Istitha‟ah)
a. Islam
Beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan melaksanakanibadah
haji dan umrah. Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai kewajiban haji danumrah.
Demikian pula orang yang murtad.
b. Baligh
Anak kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad
SAW “Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang
tidur sampai ia bangun, dan orang yang gila sampai ia sembuh”.
c. Berakal
Orang yang tidak berakal, seperti orang gila, orang tolol juga tidak wajib haji
d. Merdeka
Budak tidak wajib melakukan ibadah haji karena ia berugas melakukan kewajiban yang
dibebankan oleh orang tuanya.padahal ibadah haji memerlukan waktu, disamping itu
budak itu termasuk orang yang tidak mampudari segi biaya,waktu,dan lain-lain.
f. Mampu (Istitha‟ah)
1. Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya.
2. Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke mekah dan kembalinya.
3. Ada kendaraan yang pantas dengan keadaannya, baik kepunyaan sendiri ataupun
dengan jalan menyewa.
4. Aman perjalanannya.Artinya dimasa itu biasanyan orang-orangyang melalui jalan itu
selamat sentosa.
2. Rukun haji dan umrah
a. Ihram
b. Wukuf di arafah
c. Thawaf
d. Sa‟i
e. Bercukur
f. Tertib
a) Ihram
Melaksanakan ihram disertai dengan niat ibadah haji dengan memakai pakaian
ihram.Pakaian ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit dan tidak
bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjang serta satu helai
lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup aurat. Sedangkan pakaian ihram
untuk kaum wanita adalah berpakaian yang menutup aurat seperti halnya pakaian biasa
(pakaian berjahit) dengan muka dan telapak tangan tetap terbuka.
b) Wukuf
c) Thawaf
Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka‟bah sebayak tujuh kali,dimulai
dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang berwarna coklat,dengan
posisi ka‟bah berada di sebelah kiri dirinya (kebalikan arah jarum jam).
d) Sa‟i antara Shafa dan Marwah
Sai adalah lari-lari kecil sebayak tujuh kali dimulai dari bukit Shafa dan berakhir dibukit
Marwah yang jaraknya sekitar 400 meter.Sai dilakukan untuk melestarikan pengalaman
Hajar, ibunda nabi Ismail yang mondar-mandir saat ia mencari air untuk dirinya dan
putranya, karena usaha dan tawakalnya kepada Allah, akhirnya Allah memberinya nikmat
berupa mengalirnya mata air zam-zam.
e) Tahallul
Tahallul adalah menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan bagi
dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut kepala beberapa
helai atau mencukurnya sampai habis (lebih afdol).
f)Tertib
Berurutan Sedangkan Rukun dalam umrah sama dengan haji yang membedakan adalah
dalam umrah tidak terdapat wukuf.
3. Wajib Haji dan Umrah
Wajib haji dan umrah adalah ketentuan-ketentuan yang wajib dikerjakan dalam ibadah
haji dan umrah tetapi jika tidak dikerjakan haji dan umrah tetap sah namun harus
membayar dam atau denda.
Adapun Wajib-wajib haji adalah
a. Ihram dan miqat
Dalam melaksanakan ihram ada ketentuan kapan pakaian ihram itu dikenakan dan dari
tempat manakah ihram itu harus dimulai. Persoalan yang membicarakan tentangkapan dan
dimana ihram tersebut dikenakan disebut miqat atau batas yaitu batas-batas peribadian
bagi ibadah haji dan atau umrah.
b. Melempar Jumrah
Untuk memperingati saat Nabi Ibrahim digoda oleh setan agar tidak melaksanakan
perintah Allah menyembelih putranya Ismail. Tiga kali beliau digoda tiga kali pula ia
melontarkan batunya kepada setan sebagaimana diperintah dan dibimbing langsung oleh
malaikat
c. Mabit di Mudzalifah
Bermalam(mabit)di mudzalifah pada malam tanggal 10 Dzulhijjah, sesudah menjalankan
wuquf di Arafah.
d. Mabid di mina
Bermalam (mabid) di minapada har tasryik,yaitu pada tanggal 11,12,13 Dhuljijjah.
e. Thawaf Wada
Thawaf Wada yakni thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Makkah
menuju tempat tinggalnya.
KESIMPULAN
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh adalah masalah yang penting, karena termasuk dari
bagian rukun Islam yang ke lima. Pelaksaan ibadah Haji dan Umroh haruslah sesuai dengan
tata cara yang telah diatur dalam syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang ingin
melaksanakan ibadah Haji dan Umroh haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam Ibadah Haji dan Umroh serta kesunnahan-kesunnahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk Wanita, (Jakarta: Al-Ptishom
Cahaya Umat, 2007) Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam ,(Jakarta:
Departemen Agama, 2001), Cet 9. Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2009)
. Pedoman Haji
Fath-Hul Qarib
Haji
Fiqih Ibadah
Bimbingan ManasikZiarah dan Perjalanan Haji
kumpulanmakalahpai haji
Fiqih Islam
Fiqih Islam
Materi Pendidikan Agama Islam
, bandung : PT RemajaRosdakarya