Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

‫الحج والعمرة‬
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Umnah, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Ahmad Sufyan
2. Siti Nazwa Syifa
3. Risa Destriani

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL BADAR CIPULUS PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita mampu menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah pada tepat waktunya. Sholawat serta salam
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini berisikan
tentang penjelasan “ ‫“ الحج والعمرة‬
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kita
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kita sampaikan terima kasih kepada kita semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Aaamiin.

Purwakarta, Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................
BAB I..............................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................
A. Pengertian Haji dan ‘Umrah...............................................................................2
B. Syarat-syarat Wajib Haji dan ‘Umroh.................................................................3
C. Rukun Haji dan ‘Umroh.....................................................................................4
D. Wajib Haji dan ‘Umrah.......................................................................................5
E. Sunnah-sunnah Haji dan ‘Umrah........................................................................7
F. Mufrodat dan Percakapan...................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................................................
PENUTUP......................................................................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ibadah Haji dan ‘Umrah mempunyai makna yang dalam. Haji dalam
bahasa arab ‫حج‬ hajj adalah rukun (tiang agama) islam yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk
ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin sedunia yang mampu
(material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung melaksanakan beberapa
kegiatan dibeberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waku yang dikenal
sebagai musim haji (bulan dzulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah
yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijah ketika umat
islam bermalam di mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal
9 dzulhijah, dan berakhir setelah melempar umroh (melempar batu
simbiolisasi setan) pada tanggal 10 dzulhijah. Masyarakat Indonesia lazim
juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan
dengan perayaan ibadah haji ini.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Haji dan Umroh?
2. Apa saja syarat Haji dan ‘Umrah?
3. Apa saja rukun Haji dan ‘Umrah?
4. Apa saja wajib Haji dan ‘Umrah?
5. Apa saja sunnah Haji dan ‘Umrah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Haji dan ‘Umrah.
2. Mengetahui Syarat Haji dan ‘Umrah.
3. Mengetahui Rukun Haji dan ‘Umrah.
4. Mengetahui Wajib Haji dan ‘Umrah.
5. Mengetahui Sunnah Haji dan ‘Umrah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji dan ‘Umrah


Secara bahasa Haji adalah menuju ke suatu tempat secara berulang-
ulang, atau menuju ke suatu tempat yang dimuliakan atau diagungkan oleh
suatu kaum peradaban. Ibadah umat Islam ke Mekkah (Baitullah) inilah yang
disebut Haji. Sebab Baitullah adalah tempat yang diagungkan dan tempat yang
suci bagi umat Islam. Adapun menurut istilah, kalangan ahli fiqh mengartikan
bahwa Haji adalah niatan datang ke Baitullah untuk menunaikan ritual ibadah
tertentu. Ibnu Al-Humam mengartikan bahwa haji adalah pergi menuju Baitul
Haram untuk menunaikan aktivitas tertentu pada waktu tertentu. Para ahli fiqh
lainnya juga berpendapat bahwa haji adalah mengunjungi tempat-tempat
tertentu dengan perilaku tertentu pada waktu tertentu (Azzi dan Hawwas,
2001:148).

Penetapan waktu haji sendiri ada kalangan yang berpendapat bahwa


haji diwajibkan pada tahun 5H, namun ada yang mengungkapkan lain yaitu:
tahun 8H, 9H bahkan ada yang berpendapat jauh sebelum tahun hijriah. Namun
Nabi Muhammad saw., baru menunaikan ibadah haji pada tahun 10H sebab
pada tahun 7H beliau keluar ke Mekkah untuk menunaikan dan tidak berhaji
(Ibid, 2002:486).

Adapun ‘umrah menurut bahasa bermakna “ziarah”. Sedangkan


menurut syara’ ‘umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf di
sekelilingnya, bersa’i antara sharfa dan marwah dan mencukur atau
menggunting rambut dengan cara tertentu dan dapat dilaksanakan setiap setiap
waktu (Aziz). Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap umat muslim
yang mampu, sesuai dengan firman Alah dalama surah Ali-Imran ayat 97.
Ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabilal tidak dikerjakan sesuai
ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah seperti tidak melakukan wukuf di
Arafah. Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan

2
secara keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap
sah, tetapi orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah
ditetapkan.

Misalnya, kewajiban melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus


diganti dengan membayar dam (denda). Sesuatu yang sunnah bila dilakukan,
atau sesuatu yang makruh, jika ditinggalkan dapat mendukung kesempurnaan
ibadah haji dan umrah. Sedangkan sesuatu yang mubah, tidak dampak apapun
terhadap ibadah. Sedangkan ‘umrah hukumnya mutabahah artinya baik untuk
dilakukan dan tidak diwajibkan atau disebut tatawwu, yang artinya ialah tidak
diwajibkan, tetapi baik dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
melakukannya lebih utama daripada meninggalkannya karena tatawwu
mempunyai ganjaran pahala (Mizan, 2000 : 157-158).

B. Syarat-syarat Wajib Haji dan Umroh


Orang–orang yang wajib menjalankan haji dan umroh itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat yaitu :

1) Islam (beragama islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Karena itu orang-orang kafir tidak
mempunyai kewajiban haji dan umrah. Demikian pula orang yang
murtad).
2) Berakal (yaitu wajib bagi orang yang bisa membedakan yang mana
kebaikan dan yang mana keburukan).
3) Baligh (bagi laki-laki yaitu sudah pernah bermimpi basah atau umur lebih
15 tahun dan bagi perempuan sudah keluar darah haid. Anak kecil tidak
diwajibkan haji dan umroh. Sebagaimana dikatakan oleh Nabi Muhammad
saw).
4) Merdeka. Haji dan ‘Umrah tidak wajib bagi budak, walaupun statusnya
setengah budak. Budak sah melakukan Haji dan ‘Umrah.
5) Mampu.

3
C. Rukun Haji dan ‘Umrah
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan,
maka hajinya dianggap batal. Berbeda dengan wajib haji, wajib haji adalah
suatu perbuatan yang perlu dikerjakan, namun wajib haji ini tidak menentukan
sahnya suatu ibadah haji, apabila wajib haji tidak dikerjakan maka wajib
digantinya dengan dam (denda). Rukun haji ada enam, yaitu:

a) Ihram (Berniat)
Ihram adalah berniat mengerjakan haji atau umrah bahkan keduanya
sekaligus, ihram wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani maupun
miqat makani. Sunnah sebelum memulai ihram diantaranya adalah mandi,
menggunakan wewangian pada tubuh dan rambut, mencukur kumis dan
memotong kuku. Untuk pakaian ihram bagi laki-laki dan perempuan
berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak dijahit dan tidak
bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat (tertutup
semua kecuali muka dan telapak tangan).
b) Wukuf di Arafah
Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap
seorang yang haji wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada
waktu tersebut.wukuf adalah rukun penting dalam haji, jika wukuf tidak
dilaksanakan dengan alasan apapun, maka hajinya dinyatakan tidak sah
dan harus diulang pada waktu berikutnya. Pada waktu wukuf disunnahkan
membaca istighfar.
c) Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali drenagan
syarat : suci daru hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup
aurat, ka’bah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya, memulai
tawaf dari arah hajar aswad yang terletak disalah satu pojok luar ka’bah.
Macam-macam tawaf:
1) Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di
Mekkah.
2) Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.

4
3) Tawaf sunnah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari
ridho Allah.
4) Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
5) Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan koita
Mekkah.
d) Sa’i

Sa’i adalah lari-lari kecil antara shafa dan marwah, syarat-syarat sa’i
adalah sebagai berikut:

1) Dimulai dari bukit shafa berakhir di bukit marwah.


2) Dilakukan sebanyak 7 kali.
3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
e) Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya 3 helai.
Pihak yang mengatakan bercukur sebagai rukun haji, beralasan karena
tidak dapat diganti dengan penyembelihan.
f) Tertib
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan.
Sedangkan rukun ‘Umrah ada lima, yaitu 1) Niat ihram; 2) Tawaf
Ifadah; 3) Sa’I; 4) Memotong Rambut (Tahalul); dan 5) Tertib. Rukun ‘Umrah
sama seperti rukun Haji, tetapi Wukuf tidak termasuk ke dalam Rukun ‘Umrah.

D. Wajib Haji dan ‘Umrah


Amalan dalam ibadah haji yang wajib dikerjakan disebut haji wajib.
Wajib haji tidak menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak dikerjakan haji
tetap sah, namun dikenakan dam (denda). Berikut adalah beberapa wajub haji:
a) Ihram dari Miqat
Miqat adalah tempat dan waktu yang disediakan untuk melaksanakan
ibadah haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat haji ataupun niat umrah dari
Miqat, baik miqat zamani maupun miqat makani.
b) Bermalam di Muzdalifah

5
Dilakukan setelah wukuf di Arafah (sesudah terbenamnya matahari)
pada tanggal 9 dzulhijjah. Di muzdalifah melaksanakan sholat maghrib
dan isya malkukan jama’ dan qasar karena suatu perjalanan jauh. Di
muzdalifah inilah kita dapat mengambil kerikil-kerikil untuk
melaksanakan wajib haji selanjutnya (melempar jumroh) kita buisa
mengambil sebanyak 49 atau 70 butir kerikil.
c) Melempar Jumrah ‘Aqobah
Pada tanggal 10 dzulhijjah di Mina dilaksankannya melempar jumroh
sebanyak tujuh butir kerikil. Waktu paling utama untuk melempar jumroh
ini yaitu waktu duha,setelah melakukan ini kemudian melaksanakan
tahalul pertama.
d) Melempar Jumrah Ula, Wustho, ‘Aqobah
Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan pada tanggal 11,12, dan 13
dzulhijjah, diutamakan sesudah tergelincirnya matahari. Dalam hal ini ada
yang melaksanakan hanya pada tanggal 11 dan 12 saja kemudian ia
kembali ke Mekkah, inilah yang disebut nafar awal. Selain nafar awal ada
juga yang disebut nafar sani, yaitu orang yang baru datang pada tanggal 13
dzulhijjah, orang-orang ini diharuskan melempar jumroh tiga kali
sekaligus, yang masing-masing tujuh kali lemparan.
e) Bermalam di Mina
Pada tanggal 11 dzulhijjah ini lah yang diwajibkan bermalam di Mina,
bagi yang nafar awal diperbolehkan hanya bermalam pada tanggal 11-12
saja.
f) Thawaf wada’
Sama dengan thawaf sebelumnya, thawaf wada’ dilakukan saat akan
meninggalkan Baitullah Mekkah.
g) Menjauhkan diri dari hal yang diharamkan saat Haji
Menghindari berbagai larangan yang sudah ditentukan karena orang-
orang yang melanggar aturan ini akan dikenakan dam (denda).
Sedangkan wajib ‘Umrah hanya 2, yaitu Niat dari Miqat dan
Menjauhkan diri dari hal yang diharamkan saat ‘Umrah.

6
E. Sunnah-sunnah Haji dan Umrah
Cukup banyak sunnah-sunnah Haji dan ‘Umrah. Diantara betikut ini
adalah sunnah-sunnah yang berhubungan dengan ihram, thawaf, sa’i, dan
wukuf yaitu:
a) Mandi sebelum ihram.
b) Menggunakan kain ihram yang baru.
c) Memperbanyak talbiyah.
d) Melakukan wukuf qudum.
e) Shalat dua rakaat thawaf.
f) Bermalam di Mina.
g) Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji daripada ‘Umrah .

7
‫‪F.‬‬ ‫‪Mufrodat dan Percakapan‬‬
‫‪1.‬‬ ‫ِاْسَتِم ْع ِاَلى اْلُم ْفَر َداِت‪ُ ,‬ثَّم ُاْكُتْب ْك َّل َك ِلَم ٌة َتْح َت الُّص ْو َر ِة اْلُم َناِسَبِة‬

‫‪8‬‬
‫القرأة ‪2‬‬
‫َاْلُع ْمَر ُة َم َع ُاْس َرِتى‬

‫ِفْي َيْو ِم الَخ ِم يِس اْلَم ا ِض ي َس اَفَر ُت َ مَع ُاْس َرِتيِ اَلى َم َّك ِة الُم َكَّر َم ِة َأِلَداِء الُع ْمَرِة‪َ ,‬رِكْبَنا الَطاِءَرِة ِم ْن َم َطا ِر ُجواْن َدا‬
‫ِاَلى َم َطاِر َج َّد ة ِلُم َّد ة ِاْح َدى َع َش َرِة َس اَعة َتْقِر ْيًبا‪َ ,‬و َبْع َد َاْن َو َص ْلَنا ِاَلَى َ مَك اٍن ُيَس َّم ي الِم ْيَق اِت َخ َلْعَن ا ِثَياَبَن ا َو َلِبْس َنا‬
‫ِثَياُب اِاْل ْح َر اِم َو َنَو ْيَنا اْلُع ْمَر َة‪ُ ,‬ثَّم َص َلْيَناَر ْك َع َتْيِن ‪َ .‬وِع ْنَد َم ا َو َص ْلَنا ِاَلى َم َّك َة‪ َ,‬اَّتَج ْهَن ا ِاَل ىىَ ْبْيِت هللا الَح َر اِم َو ُطْفَن ا‬
‫َح ْو َل اْلَكْع َبِة َس ْبَع َة َاْش َو اٍط ‪ُ ,‬ثَّم َص َلْيَنا َر ْك َعِتْي َ اَلَّط َو اُف َو َس ِع ْيَنا َبْيَن الَّص َفا َو اْلَم ْر َو ة َس ْبَع َة َاْش َو اٍط ‪َ .‬و َبْع َد اَ َد ِء‬
‫اْلُع ْمَر ِة َغ اَد ْر َنا ِاَلى اْلَم ِد ْيَنِة َو َش ْاَهْد َنا اْلَم ْس ِج َد الَّنَبِو ى اْلَعِظ ْيِم َو ُز ْر َنا ِفْيِه َقْبَر الَّنِبي صلى هللا عليه وسلم‪َ ,‬و َك َذ ِلَك‬
‫ُز ْر َنا َحِد ْيَقة الَّتْم ِرَبْع َد َص اَل ِة اْلَع ْص ِر ِفْي َم ْس ِج ِد ُقَباء‪َ .‬و َبْع َد َاْس ُبْو ٍع ِفي اْلَم ِد يَنِة ُعْد َنا ِاَلى اْلَبْيِت َو َشُعْر َنا ِباالَّس َع اَدة‪,‬‬
‫‪َ.‬ع َس ى َاْن َ تُك ْو َن َهِذِه اْلُع ْمَر ُة ُع ْمَر ًة َم ْقُبْو َلًة‬

‫مفردة ‪3.‬‬

‫‪ْ = lari‬ش واط (ج) = َش ْو طَ )‪(lari‬‬


‫‪َ = umroh‬أْعَتِم ُر ‪َ /‬يْعَتِم ُر‬
‫‪ = antara‬بين‬
‫‪ = pakaian ihram‬ثوب اإلحرام‬
‫‪ = melontar jumroh kubro‬الجمرة الكبرى‬
‫)‪َ = jamak (sholat‬جْم ًعا‬
‫‪َ = mencukur‬ح َلَق ‪َ /‬يْح ِلُق‬
‫‪َ = mengitari‬ح ْو ل‬
‫‪َ = melepas‬خ َلَع ‪َ /‬يْخ َلُع‬
‫‪َ = menyembelih‬ذ َبَح ‪َ /‬يْذ َبُح‬
‫‪ُ = kepala‬ر ُؤ ْو َس (ج) = َر أس‬
‫‪َ = kepala‬ر ُجل‬
‫‪ = rakaat‬ركعة‬
‫‪َ melempar‬رِم ى ‪َ /‬يْر ِم ي‬
‫‪ = tergelincir matahari‬الَّز َو ال‬

‫)‪َ = sai (haji‬سَع ى ‪َ /‬يسَع ى‬

‫‪9‬‬
‫ = َس ْع ِي الَح ج‬sai haji

( ‫ = ُش ُروق (الشمس‬terbit

‫ َيْش ُعُر‬/ ‫ = َش َعَر‬merasakan

‫ = ُسروِر‬senang

‫ = الَّش ْم س‬matahari

‫ َيُصوُم‬/ ‫ = صاَم‬berpuasa

‫ = الَّصفا‬shofa

‫ يطوف‬/ ‫ =طاف‬thowaf

‫ = طواف اإلفاضة‬thawaf ifadhah

‫ = طواف الوداع‬thawaf wada'

‫ = عرفات‬Arofah

‫ = عرفة‬Arofah

‫ = ِع ْنَد‬menjelang

‫ = عيد‬lebaran 'id

(‫ = غروب (الشمس‬tenggelam

‫ = قصرًا‬sholat qoshor

‫ = الكعبة‬ka'bah

‫ َيْلِبَس‬/ ‫ = َلِبَس‬memakai

‫ ُيَلّبي‬/ ‫ = َلَّبى‬mengucapkan labaik

‫ = الَم ْر َو ة‬Marwah

‫ = ُم ْز َد ِلَفة‬Muzdalifah

‫= َم َقاٍم إبرهيَم‬maqam ibrahim

10
‫ = ِم نى‬mina

‫ = الميقاِت‬miqot

‫ = َهْد َي‬hewan kurban

‫ َيِص ُل‬/ ‫ = َو َصَل‬tiba

‫ = ُو ُقْو ف‬wukuf

4. ‫َاَّد ى سَاِلُم الُعمَر ة ماذا‬

‫ َهْل َاَد ْيَت اْلُع ْمَر ة ِفي اُاْلْسُبوِع ْالَم اِضْي َيا َس اِلْم ؟‬:‫هاشم‬

(Apakah kamu melaksanakan umrah minggu lalu ya salim?)

‫ َذ َهبت مع َو اِلِد ي ِالَى َم َّك ة الُم َكَّر َم َة َأِلَداِء اْلُع ْمَر ْة‬, ‫ َنَعْم‬:‫سالم‬.

(Iya,saya pergi dengan ayahku ke mekah almukarromah untuk


melaksanakan umroh)

‫ َو َلِكْن َم ا َذ ا َفَع ْلَت ُهَناَك ؟‬,‫ َو َم ْن َح ِّقَك َاْن َتُك ْو َن َم ْس ُرْو ًرا‬,‫ ِر ْح َلَة َجِم يَلة‬: ‫هاشم‬

(Sungguh perjalanan yang indah, dan pasti kamu merasa senang, akan
tetapi apa yang kamu lakukan disana?)

‫ ُثَّم ِح ْيَن َو َص َلتِ اَلى اْلِم ْيَقاِت‬, ‫ َقْبَل َاْن َاِصَل ِاَلى اْلِم ْيَقاِت َخ َلْعَت ِلْلَباِس ي َو َلِبْس ُت ِلَباَس ااْل ْح َر اِم‬:‫سالم‬
‫احرمت ونويت العمرة وصليت ركعتين‬.

(Sebelum saya sampai ke tempat miqat saya melepas pakaian saya dan
saya memakai pakaian ihram , kemudian ketika saya sampai ke tempat
miqat saya beriharam dan saya berniat untuk umroh dan saya sholat dua
rakaat)

‫ ثم ماذافعلت بعدوصولك الى مكة؟‬:‫هاشم‬

(Kemudian apa yang kamu lakukan setelah kamu sampai ke mekkah?)

11
‫ ثم سعيت‬,‫ اتجهت الى المسجدالحرام وطفت حول الكعبة سبعة اشواط‬,‫ بعدانوصلت الى مكة‬:‫سالم‬
‫بين الصفاء والمروة‬.

(setelah saya sampai ke mekkah, saya menghadap ke masjidil haram dan


saya melakukan tawaf di sekitar ka’bah tujuh putaran kemudian saya sai’
antara bukit shafa dan bukit marwah )

‫ ما شعرت بهذه العمرة الشريفة‬:‫هاشم‬

(Apa yang kamu rasakan dengan umrah yang mulia ini?)

‫ شعرت با اسعادة واريد ان اعود مرة ثانية ان شاءهللا‬:‫سالم‬.

(saya merasa bahagia dan saya ingin kembali lagi jika allah
menghendakinya)

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah pelaksanaa haji dan umrah adalah masalah yang penting,
karena termasuk dari bagian rukun Islam yang ke lima. Pelaksanaan ibadah haji
dan umrah haruslah sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam syaria’at
Islam dalam hal in seseorang yang ingin melaksanakan ibadah haji dan umrah
serta kesunahan-kesunahannya.

B. Saran
Maka dari itu, saudara sekalian kita harus adil terhadap kelebihan rezeki
yang kita terima dari Allah SWT, serta kekuatan iman dan rohani maka
hendaknya kita menunaikan ibadah haji. Sunggu Allah Maha Kuasa, Maha
Sempurna, dan Maha Mengetahui atas keadaan hamba-Nya. Alangkah
meruginya mereka yang tidak mau menyadari dan tidak mau melihat keajaiban
ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Departemen


Agama, 2001)
Hawwas, Sayyid, Fiqih Ibadah, (Jakarta: sinar Grafika, 2009)
Kamal, Abu Malik bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk wanita, (Jakarta: Al-
Phistomi Cahaya Umat,2007)
Sari, Rianti Risna dan Hasyim Amrullah, BAHASA ARAB MA, (Banten: KSSK
Madrasah)

14
15

Anda mungkin juga menyukai