Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HAJI dan UMROH

Dosen Pengampu : Muchsinul Khuluq, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

ALFIN YULTAZAM (23381072009)


DEWI HARIYATI NINGSIH (23381072017)
ERIN YULIANTI (23381072022)

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA 2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada
baginda rasulullah Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan
dan kebodohan dengan cahaya ilmu sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah “Haji dan Umroh”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
dengan dosen pengampu Muchsinul Khuluq, M.Pd. Tidak lupa kami sampaikan
terima kasih kepada dosen pengampu fiqih ibadah yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pamekasan, 22 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................5

BAB II....................................................................................................................6

PEMBAHASAN.....................................................................................................6

A. Pengertian...................................................................................................6
B. Dalil............................................................................................................7
C. Rukun Haji.................................................................................................9
D. Syarat Haji.................................................................................................10
E. Hikmah Haji..............................................................................................12

BAB III.................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
A. Saran.........................................................................................................14

DAFTAT PUSTAKA...........................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian haji dan umroh sejatinya berbeda, namun saling berkaitan satu
sama lain. Keduanya memiliki banyak persamaan meliputi syarat wajib, syarat
sah, amalan-amalan sunnah, hal-hal yang membatalkan, dan berbagai perkara
yang diharamkan saat melakukan kedua ibadah tersebut.Bahkan pelaksanaan haji
sendiri terbagi menjadi beberapa macam, berdasarkan waktu pelaksanaannya. Hal
ini karena setiap jamaah terbagi menjadi beberapa kelompok jadwal. Waktu
pelaksanaan inilah yang jadi pembeda haji dengan umroh.

Umroh bisa ditunaikan kapan saja tanpa ikatan waktu. Sedangkan haji
harus dikerjakan di bulan Haji yakni Zulhijjah. Biasanya haji dilaksanakan mulai
bulan Syawal hingga hari Idul Adha. Untuk waktu menjalankannya, ibadah haji
dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan waktu pelaksanaanya. Hal ini karena
setiap keberangkatan jamaah ibadah haji akan dibagi menjadi beberapa kelompok
jadwal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian haji dan umroh


2. Apa saja dalil – dalil haji dan umroh
3. Apa saja rukun haji dan umroh
4. Apa saja syarat sah haji dan umroh
5. Apa hikmah haji dan umroh

4
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui apa itu haji dan umroh


2. Untuk mengetahui dalil – dalil haji dan umroh
3. Untuk mengetahui rukun haji dan umroh
4. Untuk mengetahui syarat sah haji dan umroh
5. Untuk mengetahui hikmah haji dan umroh

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Haji

Arti kata haji berasal dari bahasa Arab hajja-yahujju-hujjan, yang berarti
qoshada, yakni bermaksud atau berkunjung. Sedangkan dalam istilah agama. haji
adalah sengaja berkunjung ke Baitullah Al-Haram (Ka’bah) di Makkah Al-
Mukarromah untuk melakukan serangkaian amalan yang telah diatur dan
ditetapkan oleh Allah SWT sebagai ibadah dan persembahan dari hamba kepada
Tuhan. Haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah untuk melakukan serangkaian
ibadah ditempat-tempat tertentu pada waktu tertentu dan cara-cara tertentu dengan
mengharap ridha Allah SWT. Tempat-tempat tertentu yang dimaksud adalah
ka’bah di Makkah, Shafa dan Marwa, Muzdalifah, dan Arafah. Sedangkan
aktivitas tertentunya adalah ihram, thawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah.Sementara
waktu tertentunya adalah bulan Syawwal, Dzul Qa’dah, dan 10 hari pertama
Dzulhijjah. Dapat disimpulkan bahwa haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah
(Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah dengan cara, tempat, dan dalam waktu
tertentu.

Haji merupakan salah satu amalan ibadah yang diwajibkanAllah Swt.


Kepada orang-orang yaang mampu menunaikannya, yakni mereka yang memiliki
kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan ibadah
tersebut. Pengertian haji sendiri secara umum berarti mengunjungi, ziarah atau
menuju kesuatu tempat tertentu. Adapun juga secara syar’i haji adalah
mengunjungika’bah di Mekkah pada waktu tertentu untuk mengerjakan
amalanamalan ibadah tertentu. Karena haji merupakan suatu kewajiaban terutama
bagi orang-orang yang mampu akan tetapi jika mereka yang mampu tidak
melaksanakan ibadah haji apa lagi sampai menyepelehkan kewajiban untuk
melaksankan ibadah haji maka mereka berdosa untuk itu dan apabila mereka
melaksankannya maka akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah Swt.

6
2. Pengertian Umroh

Ibadah umrah memang sekilas sangat mirip dengan ibadah haji, namun
tetap saja umrah bukan ibadah haji. Kalau dirinci lebih jauh, umrah adalah haji
kecil, dimana sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umrah. Sehingga
boleh dikatakan bahwa ibadah umrah adalah ibadah haji yang dikurangi.

Secara makna bahasa, kata ‘umrah (‫ )َةمُرع‬berarti az-ziyarah (‫)یارٍّةالز‬, yaitu


berkunjung atau mendatangi suatu tempat atau seseorang. Sedangkan secara
istilah, kata umrah di dalam ilmu fiqih didefinisikan mendatangi Ka’bah untuk
melaksanakan ritual ibadah yaitu melakukan thawaf dan sa’i.

B. Dalil – dalilnya

1. Surat Ali Imran Ayat 97


‫َو ِهَّلِل َع َلى ٱلَّناِس ِح ُّج ٱْلَبْيِت َمِن ٱْسَتَطاَع ِإَلْيِه َس ِبياًل ۚ َو َم ن َكَفَر َفِإَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّى َع ِن ٱْلَٰع َلِم يَن‬

Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan suatu apapun) dari semesta alam." (QS Ali Imran: 97).

2. Surat Al-Hajj Ayat 27-28


‫۟ا‬ ‫۟ا‬
‫ ِّلَيْش َهُدو َم َٰن ِفَع َلُهْم َو َيْذ ُك ُرو ٱْس َم‬.‫َو َأِّذ ن ِفى ٱلَّناِس ِبٱْلَح ِّج َيْأُتوَك ِر َج ااًل َو َع َلٰى ُك ِّل َض اِم ٍر َيْأِتيَن ِم ن ُك ِّل َفٍّج َع ِم يٍق‬
‫ٱِهَّلل ِفٓى َأَّياٍم َّم ْع ُلوَٰم ٍت َع َلٰى َم ا َر َز َقُهم ِّم ۢن َبِهيَم ِة ٱَأْلْنَٰع ِم ۖ َفُك ُلو۟ا ِم ْنَها َو َأْطِع ُم و۟ا ٱْلَبٓاِئَس ٱْلَفِقيَر‬

Artinya: "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya


mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan
berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari
yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa
binatang ternak dan berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi
fakir." (QS Al-Hajj: 27-28).

7
3.Surat Al-Baqarah Ayat 196
ۗ ‫َو َاِتُّم وا اْلَح َّج َو اْلُع ْمَر َة ِهّٰلِلۗ َفِاْن ُاْح ِص ْر ُتْم َفَم ا اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْدِۚي َو اَل َتْح ِلُقْو ا ُرُءْو َس ُك ْم َح ّٰت ى َيْبُلَغ اْلَهْد ُي َم ِح َّلٗه‬
‫َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َّم ِرْيًضا َاْو ِبٖٓه َاًذ ى ِّم ْن َّر ْأِسٖه َفِفْد َيٌة ِّم ْن ِصَياٍم َاْو َص َد َقٍة َاْو ُنُس ٍك ۚ َفِاَذ ٓا َاِم ْنُتْم ۗ َفَم ْن َتَم َّتَع ِباْلُع ْمَر ِة‬
‫ِاَلى اْلَح ِّج َفَم ا اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْدِۚي َفَم ْن َّلْم َيِج ْد َفِصَياُم َثٰل َثِة َاَّياٍم ِفى اْلَح ِّج َو َس ْبَعٍة ِاَذ ا َر َج ْع ُتْم ۗ ِتْلَك َع َش َر ٌة َك اِم َلٌة‬
‫ۗࣖ ٰذ ِلَك ِلَم ْن َّلْم َيُك ْن َاْهُلٗه َح اِض ِر ى اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۗ َو اَّتُقوا َهّٰللا َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬

Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban
yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum kurban
sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa,
bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang
mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) kurban yang
mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga
hari dalam masa haji dan tujuh hari setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari
yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap
di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
MahaKerashukuman-Nya."(QSAl-Baqarah:196).

8
C. Rukun Haji dan Umroh

1. Rukun Haji

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah
haji, dan jika tidak dikerjakan hajinya tidak sah. Adapun rukun haji adalah sebagai
berikut :

a) Ihram, yaitu pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh


dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umroh di miqat.
b) Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, dzikir dan berdo„a di Arafah pada
tanggal 9 Zulhijah.
c) Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dilakukan
sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah.
d) Sa’i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah
sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah.
e) Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut setelah melaksanakan
Sa’i.
f) Tertib, yaitu mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada
yang tertinggal.

2. Rukun Umroh

Rukun umroh adalah beberapa hal yang bila tidak dilakukan akan menyebabkan
umroh tidak sah. Rukun umroh adalah sebagai berikut:

a) Ihram, secara bahasa ihram berarti terlarang atau tercegah. Sedangkan


menurut istilah syara’, ihram adalah niat mengerjakan haji atau umroh
bagi kaum muslim yang hendak menunaikan ibadah haji atau pun umroh
ke Tanah suci Mekkah dengan menggunakan dua helai kain suci tak
berjahit, khusus laki-laki. Sedangkan bagi perempuan adalah berpakaian
bebas yang menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan.
b) Tawaf, yaitu kegiatan ibadah yang dilakukan dengan cara mengelilingi
Ka’bah sebanyak tujuh putaran, yang dimulai dan diakhiri dari arah Hajar

9
Aswad. Kegiatan tawaf terpusat pada bangunan suci Ka’bah yang disebut
juga dengan Baitullah (rumah Allah)
c) Sa’i yaitu ibadah yang dilakukan dengan cara berlarilari kecil (berjalan
cepat) antara bukit Shafa dan bukit marwah sebanyak 7 kali, dengan
berakhir di bukit marwah.
d) Tahalul, tahalul di antaranya dilakukan dengan memotong atau
memendekkan rambut sebagai tanda telah berakhirnya proses ibadah haji
atau umroh. Semua orang mengetahui bahwa rambut kadang disebut
sebagai mahkota bagi seseorang. Dan proses tahalul, mahkota itu harus
dikorbankan dengan ikhlas hanya untuk Allah. Tahalul yang baik bagi
pria dilakukan dengan mencukur rambut kepala, bukan sekedar
memendekkannya.Sedangkan bagi kaum perempuan, sudah cukup dengan
memotong rambut kepala kirakira seukuran tiga ruas jari.
e) Tertib, yaitu mengerjakan rukun-rukun umroh secara urut mulai dari awal
hingga akhir.

D. Syarat Haji dan Umroh

1. Syarat haji

a) Beragama Islam, tidak wajib dan tidak sah bagi orang kafir.
b) Berakal, tidak wajib haji bagi orang gila dan orang bodoh.
c) Baligh, tidak wajib haji bagi anak-anak., kalau anak-anak
mengerjakannya, hajinya sah sebagai amal sunah, kalau sudah cukup umur
atau dewasa wajib melaksanakannya kembali.
d) Merdeka, tidak wajib haji bagi budak atau hamba sahaya, kalau budak
mengerjakannya, hajinya sah, apabila telah merdeka wajib
melaksanakannya kembali.
e) Kuasa atau mampu, tidak wajib bagi orang yang tidak mampu. Baik
mampu harta, kesehatan, maupun aman dalam perjalanan.

2. Syarat Umroh

Secara umum, syarat-syarat haji dan umrah adalah sama, yaitu:

10
a) Islam, yaitu orang non muslim tidak sah dalam melaksanakan haji atau
umrah. Jika dia berkunjung ke tanah suci bahkan mengikuti ibadah haji
atau umrah seperti thawaf dan sa'i maka perjalanan haji atau umrahnya
hanya sebatas melancong saja.
b) Baligh , yaitu anak kecil tiak diwajibkan berhaji atau pun umroh, baik
yang sudah mumayyiz maupun yang belum. Kalau sudah mumayyiz ia
naik haji atau umroh maka sah, tetapi pelaksanaan haji ataupun umroh
yang sebelum mumayyiz itu merupakan sunnah dan kewajiban
melaksanakan haji atau pun umroh tidak gugur. Setelah baligh dan bisa
atau mampu, ia wajib melaksanakan haji atau pun umroh lagi, menurut
kesepakatan ulama mazhab.
c) Berakal sehat, yaitu orang gila sebenarnya tidak mempunyai beban atau
bukan seorang mukallaf. Kalau dia naik haji atau umroh dan dapat
melaksanakan kewaiban yang dilakukan oleh orang yang berakal, maka
haji atau umrohnya itu tidak diberi pahala dari kewajiban ittu, sekalipun
pada waktu itu akal sehatnya sedang datang kepadanya. Tapi kalau
gilanya itu musiman dan bisa sadar (sembuh) sekitar pelaksanaan haji atau
umroh, sampai melaksanakan kewajiban dan syaratsyaratnya dengan
sempurna, maka dia wajib melaksanakannya. Tapi kalau diperkirakan
waktu sadarnya itu tidak cukup untuk melaksanakan semua kegiatan-
kegiatan haji atau umroh, maka kewajiban itu gugur.
d) Merdeka, maksud dari merdeka ini adalah tidak berstatus sebagai budak
(hamba sahaya di masa Rasulullah Saw yang di masa modern ini hampir
tidak ditemukan di dunia). Istilah merdeka juga bisa diartikan bebas dari
tanggungan hutang dan tanggungan nafkah keluarga yang ditinggalkan.
e) Istitha'ah (mampu) , yaitu secara sepakat para ulama mazhab menetapkan
bisa atau mampu itu merupakan syarat kewajiban haji atau pun umroh.

E. Hikmah haji dan Umroh

Para ahli telah banyak mengungkapkan tentang hikmah haji dan umroh
dalam berbagai tinjauan. Dari sekian banyak hikmah haji dan umroh yang
dirumuskan oleh para ahli tersebut, jika ditarik garis besarnya maka dapat

11
disimpulkan kepada dua macam hikmah yang berkaitandengan keagamaan dan
hikmah yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.

Adapun hikmah yang berkaitan dengan keagamaan ialah sebagai berikut :

1. Menghapus dosa-dosa kecil dan mensucikan jiwa orang yang


melakukannya.
2. Mendorong seseorang untuk menegaskan kembali pengakuannya atas
keesaan Allah Swt serta penolakan terhadap segala macam bentuk
kemusyrikan, baik berupa patung – patung, binatang, bulan, matahari serta
juga segala sesuatu selain Allah Swt. Hal ini karena haji merupakan kilas
balik atau penapakan kembali peristiwa penemuan keesaan Tuhan oleh
Nabi Ibrahim as.
3. Mendorong seseorang memperkuat keyakinan tentang adanya neraca
keadilan Tuhan dalam kehidupan dunia ini dan puncak dari keadilan itu
akan diperoleh pada hari kebangkitan kelak.
4. Mengantar seseorang menjadi hamba yang selalu mensyukuri nikmat-
nikmat Allah, baik berupa harta dan kesehatan, dan menanamkan
semangat ibadah dalam jiwanya. Al-Kasani dalam kitabnya al-Badai'
mengatakan bahwa ibadah haji merupakan aplikasi dari sifat kehambaan
dan kesyukuran atas nikmat Allah Swt, karena dalam pelaksanaan haji
seseorang menundukan diri dan bahkan menghinakan diri dihadapan Allah
Swt yang disembah. Semua kesombongan, keangkuhan, kekayaan,
kekuatan, kekuasaan dan sebagainya hilang seperti halnya seorang hamba
sahaya dihadapan tuannya.

Dari segi sosial kemasyarakatan hikmah ibadah haji antara lain ialah:

1. Ketika memulai ibadah haji dengan ihram di miqat, pakaian biasa


ditanggalkan dan mengenakan pakaian seragam ihram. Pakaian yang
berfungsi sebagai lambang pembedaan tersebut harus dihilangkan,
sehingga semua menjadi satu dalam kesatuan danpersamaan.
2. Ibadah haji dapat membawa orang-orang yang berbeda suku, bangsa, dan
warna kulit menjadi saling mengenal antara satu sama lain. Ketika itu

12
terjadilah pertukaran pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan
negara masing-masing baik yang berhubungan dengan pendidikan,
ekonomi, maupun kebudayaan.
3. Mempererat tali ukhwah islamiyah antar umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
4. Mendorong seseorang untuk lebih giat dan bersemangat berusaha untuk
mencari bekal yang dapat mengantarnya ke Mekah untuk haji. Semangat
bekerja tersebut dapat pula memperbaiki keadaan ekonominya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk fakir dan miskin.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah untuk melakukan serangkaian


ibadah ditempat-tempat tertentu pada waktu tertentu dan cara-cara tertentu dengan
mengharap ridha Allah SWT. Sedangkan umrah adalah haji kecil, dimana
sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umrah. Sehingga boleh dikatakan
bahwa ibadah umrah adalah ibadah haji yang dikurangi.

B. Saran

Apabila dalam kami ditemukan berbagai kekurangan, kami mohon kritik


dan saran yang mendukung supaya dapat memberi motivasi bagi makalah kami
selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Yaqin, Ainul. 2018. Fiqh Ibadah.Pamekasan: Duta Media Penerbit.

Abror, Khoirul. 2019. Fiqh Ibadah. Lampung: CV. ARJASA PRATAMA

BANDAR LAMPUNG.

Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqh Kehidupan. Jakarta Selatan: DU Publishing

Ja’far Ahmad Yusuf Abu. 2018. Fiqih Praktis Haji dan Umroh. Kudus: Dar Al

Furqon.

AlQur’an dan Terjemahan

Zuhdi, Ahmad. 2020, Manajemen Haji dan Umroh. Jambi: IAIN KERINCI

Djamaluddin, Dimjati. 2011. Ibadah Haji dan Umroh Lengkap. Solo: PT Era

Adicitra Intermedia.

Shihab, Quraish, M. 2012 . Haji dan Umroh Bersama M. Quraish Shihab.

Tangerang: Lenttera Hati.

Mansur, Yusuf. 2010. Travel Guide Haji dan Umroh. Salamadani Pustaka

Semesta.

Rasyid, Hamdan, Muhammad. 2011. Agar Haji & Umroh Bukan Sekedar

Wisata.Depok: Zahira Press.

15

Anda mungkin juga menyukai