DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada
baginda rasulullah Muhammad SAW yang telah mengeluarkan kita dari kegelapan
dan kebodohan dengan cahaya ilmu sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah “Haji dan Umroh”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat umum
dengan dosen pengampu Muchsinul Khuluq, M.Pd. Tidak lupa kami sampaikan
terima kasih kepada dosen pengampu fiqih ibadah yang telah memberikan arahan
dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan masalah........................................................................................4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................5
BAB II....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Pengertian...................................................................................................6
B. Dalil............................................................................................................7
C. Rukun Haji.................................................................................................9
D. Syarat Haji.................................................................................................10
E. Hikmah Haji..............................................................................................12
BAB III.................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A. Kesimpulan................................................................................................14
A. Saran.........................................................................................................14
DAFTAT PUSTAKA...........................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian haji dan umroh sejatinya berbeda, namun saling berkaitan satu
sama lain. Keduanya memiliki banyak persamaan meliputi syarat wajib, syarat
sah, amalan-amalan sunnah, hal-hal yang membatalkan, dan berbagai perkara
yang diharamkan saat melakukan kedua ibadah tersebut.Bahkan pelaksanaan haji
sendiri terbagi menjadi beberapa macam, berdasarkan waktu pelaksanaannya. Hal
ini karena setiap jamaah terbagi menjadi beberapa kelompok jadwal. Waktu
pelaksanaan inilah yang jadi pembeda haji dengan umroh.
Umroh bisa ditunaikan kapan saja tanpa ikatan waktu. Sedangkan haji
harus dikerjakan di bulan Haji yakni Zulhijjah. Biasanya haji dilaksanakan mulai
bulan Syawal hingga hari Idul Adha. Untuk waktu menjalankannya, ibadah haji
dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan waktu pelaksanaanya. Hal ini karena
setiap keberangkatan jamaah ibadah haji akan dibagi menjadi beberapa kelompok
jadwal.
B. RUMUSAN MASALAH
4
C. TUJUAN MASALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Haji
Arti kata haji berasal dari bahasa Arab hajja-yahujju-hujjan, yang berarti
qoshada, yakni bermaksud atau berkunjung. Sedangkan dalam istilah agama. haji
adalah sengaja berkunjung ke Baitullah Al-Haram (Ka’bah) di Makkah Al-
Mukarromah untuk melakukan serangkaian amalan yang telah diatur dan
ditetapkan oleh Allah SWT sebagai ibadah dan persembahan dari hamba kepada
Tuhan. Haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah untuk melakukan serangkaian
ibadah ditempat-tempat tertentu pada waktu tertentu dan cara-cara tertentu dengan
mengharap ridha Allah SWT. Tempat-tempat tertentu yang dimaksud adalah
ka’bah di Makkah, Shafa dan Marwa, Muzdalifah, dan Arafah. Sedangkan
aktivitas tertentunya adalah ihram, thawaf, sa’i, dan wukuf di Arafah.Sementara
waktu tertentunya adalah bulan Syawwal, Dzul Qa’dah, dan 10 hari pertama
Dzulhijjah. Dapat disimpulkan bahwa haji adalah sengaja mengunjungi Baitullah
(Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah dengan cara, tempat, dan dalam waktu
tertentu.
6
2. Pengertian Umroh
Ibadah umrah memang sekilas sangat mirip dengan ibadah haji, namun
tetap saja umrah bukan ibadah haji. Kalau dirinci lebih jauh, umrah adalah haji
kecil, dimana sebagian ritual haji dikerjakan di dalam ibadah umrah. Sehingga
boleh dikatakan bahwa ibadah umrah adalah ibadah haji yang dikurangi.
B. Dalil – dalilnya
Artinya: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
memerlukan suatu apapun) dari semesta alam." (QS Ali Imran: 97).
7
3.Surat Al-Baqarah Ayat 196
ۗ َو َاِتُّم وا اْلَح َّج َو اْلُع ْمَر َة ِهّٰلِلۗ َفِاْن ُاْح ِص ْر ُتْم َفَم ا اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْدِۚي َو اَل َتْح ِلُقْو ا ُرُءْو َس ُك ْم َح ّٰت ى َيْبُلَغ اْلَهْد ُي َم ِح َّلٗه
َفَم ْن َك اَن ِم ْنُك ْم َّم ِرْيًضا َاْو ِبٖٓه َاًذ ى ِّم ْن َّر ْأِسٖه َفِفْد َيٌة ِّم ْن ِصَياٍم َاْو َص َد َقٍة َاْو ُنُس ٍك ۚ َفِاَذ ٓا َاِم ْنُتْم ۗ َفَم ْن َتَم َّتَع ِباْلُع ْمَر ِة
ِاَلى اْلَح ِّج َفَم ا اْسَتْيَسَر ِم َن اْلَهْدِۚي َفَم ْن َّلْم َيِج ْد َفِصَياُم َثٰل َثِة َاَّياٍم ِفى اْلَح ِّج َو َس ْبَعٍة ِاَذ ا َر َج ْع ُتْم ۗ ِتْلَك َع َش َر ٌة َك اِم َلٌة
ۗࣖ ٰذ ِلَك ِلَم ْن َّلْم َيُك ْن َاْهُلٗه َح اِض ِر ى اْلَم ْس ِج ِد اْلَح َر اِم ۗ َو اَّتُقوا َهّٰللا َو اْعَلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب
Artinya: "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu
terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban
yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum kurban
sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada
gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa,
bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang
mengerjakan umrah sebelum haji (tamatu'), dia (wajib menyembelih) kurban yang
mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga
hari dalam masa haji dan tujuh hari setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari
yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap
di sekitar Masjidil Haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
MahaKerashukuman-Nya."(QSAl-Baqarah:196).
8
C. Rukun Haji dan Umroh
1. Rukun Haji
Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah
haji, dan jika tidak dikerjakan hajinya tidak sah. Adapun rukun haji adalah sebagai
berikut :
2. Rukun Umroh
Rukun umroh adalah beberapa hal yang bila tidak dilakukan akan menyebabkan
umroh tidak sah. Rukun umroh adalah sebagai berikut:
9
Aswad. Kegiatan tawaf terpusat pada bangunan suci Ka’bah yang disebut
juga dengan Baitullah (rumah Allah)
c) Sa’i yaitu ibadah yang dilakukan dengan cara berlarilari kecil (berjalan
cepat) antara bukit Shafa dan bukit marwah sebanyak 7 kali, dengan
berakhir di bukit marwah.
d) Tahalul, tahalul di antaranya dilakukan dengan memotong atau
memendekkan rambut sebagai tanda telah berakhirnya proses ibadah haji
atau umroh. Semua orang mengetahui bahwa rambut kadang disebut
sebagai mahkota bagi seseorang. Dan proses tahalul, mahkota itu harus
dikorbankan dengan ikhlas hanya untuk Allah. Tahalul yang baik bagi
pria dilakukan dengan mencukur rambut kepala, bukan sekedar
memendekkannya.Sedangkan bagi kaum perempuan, sudah cukup dengan
memotong rambut kepala kirakira seukuran tiga ruas jari.
e) Tertib, yaitu mengerjakan rukun-rukun umroh secara urut mulai dari awal
hingga akhir.
1. Syarat haji
a) Beragama Islam, tidak wajib dan tidak sah bagi orang kafir.
b) Berakal, tidak wajib haji bagi orang gila dan orang bodoh.
c) Baligh, tidak wajib haji bagi anak-anak., kalau anak-anak
mengerjakannya, hajinya sah sebagai amal sunah, kalau sudah cukup umur
atau dewasa wajib melaksanakannya kembali.
d) Merdeka, tidak wajib haji bagi budak atau hamba sahaya, kalau budak
mengerjakannya, hajinya sah, apabila telah merdeka wajib
melaksanakannya kembali.
e) Kuasa atau mampu, tidak wajib bagi orang yang tidak mampu. Baik
mampu harta, kesehatan, maupun aman dalam perjalanan.
2. Syarat Umroh
10
a) Islam, yaitu orang non muslim tidak sah dalam melaksanakan haji atau
umrah. Jika dia berkunjung ke tanah suci bahkan mengikuti ibadah haji
atau umrah seperti thawaf dan sa'i maka perjalanan haji atau umrahnya
hanya sebatas melancong saja.
b) Baligh , yaitu anak kecil tiak diwajibkan berhaji atau pun umroh, baik
yang sudah mumayyiz maupun yang belum. Kalau sudah mumayyiz ia
naik haji atau umroh maka sah, tetapi pelaksanaan haji ataupun umroh
yang sebelum mumayyiz itu merupakan sunnah dan kewajiban
melaksanakan haji atau pun umroh tidak gugur. Setelah baligh dan bisa
atau mampu, ia wajib melaksanakan haji atau pun umroh lagi, menurut
kesepakatan ulama mazhab.
c) Berakal sehat, yaitu orang gila sebenarnya tidak mempunyai beban atau
bukan seorang mukallaf. Kalau dia naik haji atau umroh dan dapat
melaksanakan kewaiban yang dilakukan oleh orang yang berakal, maka
haji atau umrohnya itu tidak diberi pahala dari kewajiban ittu, sekalipun
pada waktu itu akal sehatnya sedang datang kepadanya. Tapi kalau
gilanya itu musiman dan bisa sadar (sembuh) sekitar pelaksanaan haji atau
umroh, sampai melaksanakan kewajiban dan syaratsyaratnya dengan
sempurna, maka dia wajib melaksanakannya. Tapi kalau diperkirakan
waktu sadarnya itu tidak cukup untuk melaksanakan semua kegiatan-
kegiatan haji atau umroh, maka kewajiban itu gugur.
d) Merdeka, maksud dari merdeka ini adalah tidak berstatus sebagai budak
(hamba sahaya di masa Rasulullah Saw yang di masa modern ini hampir
tidak ditemukan di dunia). Istilah merdeka juga bisa diartikan bebas dari
tanggungan hutang dan tanggungan nafkah keluarga yang ditinggalkan.
e) Istitha'ah (mampu) , yaitu secara sepakat para ulama mazhab menetapkan
bisa atau mampu itu merupakan syarat kewajiban haji atau pun umroh.
Para ahli telah banyak mengungkapkan tentang hikmah haji dan umroh
dalam berbagai tinjauan. Dari sekian banyak hikmah haji dan umroh yang
dirumuskan oleh para ahli tersebut, jika ditarik garis besarnya maka dapat
11
disimpulkan kepada dua macam hikmah yang berkaitandengan keagamaan dan
hikmah yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
Dari segi sosial kemasyarakatan hikmah ibadah haji antara lain ialah:
12
terjadilah pertukaran pemikiran yang bermanfaat bagi pengembangan
negara masing-masing baik yang berhubungan dengan pendidikan,
ekonomi, maupun kebudayaan.
3. Mempererat tali ukhwah islamiyah antar umat Islam dari berbagai penjuru
dunia.
4. Mendorong seseorang untuk lebih giat dan bersemangat berusaha untuk
mencari bekal yang dapat mengantarnya ke Mekah untuk haji. Semangat
bekerja tersebut dapat pula memperbaiki keadaan ekonominya yang pada
gilirannya bermanfaat untuk fakir dan miskin.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
BANDAR LAMPUNG.
Ja’far Ahmad Yusuf Abu. 2018. Fiqih Praktis Haji dan Umroh. Kudus: Dar Al
Furqon.
Zuhdi, Ahmad. 2020, Manajemen Haji dan Umroh. Jambi: IAIN KERINCI
Djamaluddin, Dimjati. 2011. Ibadah Haji dan Umroh Lengkap. Solo: PT Era
Adicitra Intermedia.
Mansur, Yusuf. 2010. Travel Guide Haji dan Umroh. Salamadani Pustaka
Semesta.
Rasyid, Hamdan, Muhammad. 2011. Agar Haji & Umroh Bukan Sekedar
15