Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU FIQIH
HAJI DAN UMROH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqih yang diampu oleh
Ibu Imas Masripah M.Pd.I.

Disusun oleh:
Kelompok 10

Alifya Diyauttasnim 1232100130


Ilfa Alpiani 1232100133
Liendya Fatwa Ningrum 1232100137

FAKULTAS TARBIYAH & KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN


ISLAM ANAK USIA DINI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat
waktu. Makalah ini berjudul Haji & Umroh diantaranya menjelaskan tentang
definisi haji & umroh, hukum haji & umroh, syarat haji & umroh, rukun haji &
umroh, wajib haji, sunah-sunah haji & umroh, larangan dan hal yang
membatalkan haji & umroh, perbedaan haji & umroh.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Fiqih, selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada Ibu Imas
Masripah M.Pd.I. sebagai dosen mata kuliah Ilmu Fiqih yang telah banyak
memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang sangat jelas sehingga
mempermudah kami menyelesaikan tugas ini. Terimakasih juga kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung selesainya makalah ini tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka pada kritik dan saran yang membangun, sehingga makalah ini
bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ilmu Fiqih. Terimakasih.
Bandung, 9 September 2023, kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 2
A. Definisi Haji & Umrah.......................................................................
B. Hukum Haji & Umrah........................................................................
C. Syarat Haji & Umrah..........................................................................
D. Rukun Haji & Umrah.........................................................................
E. Wajib Haji...........................................................................................
F. Sunah-sunah Haji & Umrah ..............................................................
G. Larangan dan hal yang membatalkan Haji & Umrah.........................
H. Perbedaan Haji & Umrah...................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................... 11


A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama Islam bertugas mendidik lahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah
yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya
Allah kita akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam
banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang merupakan rukun
iman yang kelima.
Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan
hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga
semangat dan harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang
demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan
kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga dengan satu
tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi haji dan umrah?
2. Apa hukum haji dan umrah?
3. Apa saja syarat haji dan umrah?
4. Apa saja rukun haji dan umrah?
5. Apa perbedaan antara haji dan umrah?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi haji dan umrah.
2. Untuk mengetahui syarat wajib dan syarat sah haji dan umrah.
3. Untuk mengetahui rukun dan wajib haji dan umrah.
4. Untuk mengetahui larangan-larangan dan hal-hal yang
membatalkan haji dan umrah.
5. Untuk mengetahui perbedaan antara haji dan umrah.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi haji & umroh


1. Definisi haji
Definisi haji dapat dilihat dari dua segi yaitu secara
etimologi dan secara terminologi:
a. Secara etimologi
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu. Haji yang
di maksud di sini menurut syara’ ialah sengaja mengunjungi
ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan
syarat-syarat tertentu. Dalam arti lain haji menurut arti
َ
bahasa (etimologi) berarti ُْ‫صصصقال‬ (sengaja) atau al-qashd ila
mu’azhzham (pergi menuju sesuatu yang diagungkan) adalah
menuju kesuatu tempat secara berulang kali atau menuju kepada
sesuatu yang di agungkan.
b. Secara terminology
Dalam artian terminologis diantara rumusannya adalah
menziarahi ka’bah dengan melakukan serangkaian ibadah di
masjidil haram dan sekitarnya. Menurut kalangan ahli fiqh
mengkhususkan hanya untuk niatan datang ke Baitullah guna
menunaikan ritual ibadah tertentu.
1. Definisi umrah
Umrah berasal dari bahasa arab ‫ ةرمع‬adalah salah satu
kegiatan ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah
haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota Mekkah, khususnya di Masjidil Haram.
Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di
Ka'bah dan Sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah
memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula
dengan haji kecil. Pelaksanaan umrah ini didasarkan pada firman

v
Allah SWT, yang artinya “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan
umrah karena Allah…” (Q.S. Al Baqarah/2:196).
B. Hukum haji & umrah
1. Hukum Haji
Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim
yang mampu, sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran
Ayat 97. Ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak
dikerjakan sesuai ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah; seperti
tidak melakukan wukuf di ‘Arafah. Wajib dalam ibadah haji atau
umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan secara keseluruhan, atau
tidak memenuhi sya-ratnya maka haji atau umrah tetap sah, tetapi
orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah
ditetapkan. Misalnya, kewa-jiban melempar jumroh, bila ia
diabaikan, maka ia harus diganti dengan membayar dam (denda).
Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau sesuatu yang makruh,
jika ditinggalkan dapat mendukung kesempurnaan ibadah haji dan
umrah. Sedang sesuatu yang mubah, tidak berdampak apa pun
terhadap ibadah. Sedangkan umrah hukumnya mutahabah artinya
baik untuk dilakukan dan tidak diwajibkan atau disebut tatawwu,
yang artinya ialah tidak diwajibkan, tetapi baik dilakukan untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan melakukannya lebih utama dari
pada meninggalkannya karena tatawwu mempunyai ganjaran
pahala.
2. Hukum Umroh
Kewajiban Umrah Menurut 4 Mazhab

Hukum melaksanakan umrah masih menuai perbedaan pendapat


menurut ulama mazhab empat. Ada yang mengatakan wajib, ada
yang mengatakan tidak wajib, dan ada yang mengatakan sunnah.
Beberapa pendapat tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh
Imam Nawawi, yaitu:

vi
“Ulama berbeda pendapat dalam wajibnya umrah. Satu pendapat
mengatakan wajib, pendapat lain mengatakan sunnah, dan ulama
kalangan mazhab Syafi’i terdapat dua pendapat, namun yang
paling sahih ada wajib umrah. Dan telah sepakat bahwa sungguh
haji dan umrah tidak wajib dalam umur manusia kecuali satu kali.”

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


kewajiban umrah masih mendapatkan respon yang berbeda dari
beberapa ulama, hanya saja sebagai warga Indonesia yang
mayoritas mengikuti mazhab Syafi’i, umrah hukumnya wajib jika
mengikuti pendapat yang lebih sahih.

C. Syarat haji & umroh


Orang-orang yang wajib menjalankan haji dan Umroh itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat yaitu:

1. Islam
Beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang
akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Karena itu orang-orang
kafir tidak mempunyai kewa-jiban haji dan umrah. Demikian pula
orang yang murtad
2. berakal
Yaitu wajib bagi orang yang bisa membedakan yang mana
kebaikan dan yang mana keburukan
3. baligh
Bagi laki-laki yaitu sudah pernah berimpi basah atau umur
lebih 15 tahun dan bagi perempuan sudah keluar darah haid. Anak
kecil tidak wajib haji dan umrah. Sebagaimana dikatakan oleh nabi
Muhammad s.a.w. “Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak
kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan
orang yang gila sampai ia sembuh”

vii
4. merdeka
Yaitu tidak menjadi budak orang lain. Budak tidak wajib
melakukan ibadah haji karena ia bertugas melakukan kewajiban
yang dibebankan oleh tuannya.
Padahal menunaikan ibadah haji memerlukan waktu. Disamping
itu budak itu termasuk orang yang tidak mampu dari segi biaya,
waktu dan lain-lain
5. mampu atau kuasa
Artinya yaitu mampu dalam perjalanan, mampu harta, dan
mampu badan atau sehat jasmani dan rohani.
D. Rukun haji dan umroh
1. Rukun haji
Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan,
maka hajinya dianggap batal. Berbeda dengan wajib Haji, wajib Haji
adalah suatu perbuatan yang perlu dikerjakan, namun wajib Haji ini tidak
menentukan sah nya suatu ibadah haji, apabila wajib haji tidak dikerjakan
maka wajib digantinya dengan dam (denda). Rukun haji ada enam, yaitu:
a. Ihram (Berniat)
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan
keduanya sekaligus, Ihram wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani
maupun miqat makani. Sunnah sebelum memulai ihram diantarnya
adalah mandi, menggunakan wewangian pada tubuh dan rambut,
mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian ihram bagi laki-
laki dan perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak
dijahit dan tidak bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya
shalat (tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan).
b. Wukuf (Hadir)
Di Arafah Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu
dzuhur, setiap seorang yang Haji wajib baginya untuk berada di
padang Arafah pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun penting
dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alasan apapun,

viii
maka Hajinya dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu
berikutnya. Pada waktu wukuf disunnah-kan untuk memperbanyak
istighfar, zikir, dan doa untuk kepentingan diri sendiri maupun orang
banyak, dengan mengangkat kedua tangan dan menghadap kiblat.
c. Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali dengan
syarat: suci dari hadas dan najis baik badan maupun pakaian, menutup
aurat, kakbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya,
memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di
salah satu pojok di luar Kakbah.
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu:
a. Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di
Mekah.
b. Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
c. Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari
rida Allah.
d. Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
e. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan
kota Mekah

d. Sa’i

Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwah

Syarat-syarat sa’i adalah sebagai berikut:

1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.

2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.

3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.

e. Tahalul

ix
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga
helai. Pihak yang menga-takan bercukur sebagai rukun haji, beralasan
karena tidak dapat diganti dengan penyem-belihan.

f. Tertib
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan.

2. Rukun umrah
Rukun dalam umrah sama dengan rukun dalam haji yang membedakan
adalah dalam umrah tidak ada wukuf, yaitu:
a) Niat ihram
b) Thawaf
c) Sa’i
d) Tahallul
e) Tertib
E. Wajib haji
1) Memulai ihram dari miqat
Ketentuan masa (miqat zamani) adalah dari awal bulan syawal
sampai terbit fajar Hari Raya Haji yaitu tanggal 10 bulan Haji.
2) Kehadiran di muzdalifah walaupun hanya sesaat
Yaitu berhenti/ bermalam di Muzdalifah pada malam tanggal 10
Dzulhijjah, di Muzdalifah. Maka apabila ia berjalan dari Muzdalifah
tengah malam, ia wajib membayar denda (dam).
3) Melontar jumrah aqobah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah , waktu melempar mulai setelah lewat
malam tanggal 10 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 11 Dzulhijjah.
4) Melontar 3 Jumrah
Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah melontar 3 jumrah (Ula,
Wustho dan Aqobah) tiap-tiap jumrah dilontar tujuh batu kecil, waktu
melontar ialah sesudah tergelincir matahari pada tiap-tiap hari.
Syarat-syarat melontar:

x
a) Melontar dengan tujuh batu, dilontarkan
satu persatu,
b) Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah yang
pertama (jumrah ula dekat Masjid Khifa), kemudian yang di tengah
(jumrah Wustho) dan sesudah itu yang akhir (jumrah aqobah), dan
c) Alat untuk melontar adalah batu kerikil.
5) Bermalam di Mina
Bermalam di Mina sampai tengah malam paad tanggal 11 dan 12
Dzulhijjah beralasan atas perbuatan Rasulullah Saw. Selagi beliau
masih hidup.
6) Tawaf Wada
Tawaf sewaktu akan meninggalkan mekah.
7) Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan.
F. Sunah-sunah haji
Diantara berikut ini adalah sunnah-sunnah yang berhubungan
dengan ihram, thawaf, sa’i, dan wukuf, yaitu:
1. Mandi sebelum ihram
2. Menggunakan kain ihram yang baru
3. Memperbanyak talbiyah
4. Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
5. Shalat dua rakaat thawaf
6. Bermalam di Mina
7. Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji daripada Umrah
8. Thawaf wada’ (perpisahan)
G. Larangan-larangan haji & umroh
Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah yang diharamkan
dilakukan bagi yang berihram, haram bukan artian sebagai perbuatan yang
menjadikan dosa, karena belum pernah ada pendapat ulama tentang
pelanggar larangan-larangan ini mendapatkan dosa. Sebagai contoh
pelanggaran suatu hajat, tidak mencukur rambut dikarenakan memiliki
penyakit yang jika rambutnya dicukur bisa mengurangi kese-hatan seorang

xi
haji, maka ini hukumnya tidak dosa. Adapun jika larangan ini sengaja di-
langgar maka ia akan berdosa. Beberapa larangan tersebut diantaranya,
yaitu:
1. Bagi laki-laki dilarang menggunakan pakaian berjahit.
2. Bagi laki-laki dilarang menggunakan penutup kepala.
3. Larangan bagi perempuan untuk menutup muka dan telapak
tangganya.
4. Di saat ihram bagi laki-laki maupun perempuan wangi-wangian untuk
badan maupun pakaian, boleh memakainya sebelum ihram.
5. Dilarang menikah, menikahkan, ataupun menjadi wali nikah. Tidak
boleh ada proses pernikahan.
6. Dilarang bersetubuh
H. Perbedaan haji & umroh
Perbedaan Haji dan Umrah Terdapat beberapa perbedaan antara Haji dan
Umroh. Ibadah Umrah itu sendiri bisa dikatakan Haji kecil, karena ada
beberapa manasik yang sama. Namun antara Haji dan Umrah tidaklah
sama. Perbedaan antara Haji dan Umrah diantaranya:
1. Dari segi waktu, ibadah haji mempunyai waktu-waktu tertentu yaitu
bulan- bulan tertentu yang tidak sah niat ihram haji kecuali di
dalamnya. Adapun bulan-bulan tersebut yaitu: syawal, dzulqo’dah, dan
10 hari pertama dari bulan dzulhijjah. Sedangkan umrah, maka hari-
hari dalam setahun adalah merupakan waktu dibolehkannnya untuk
niat ibadah umrah, kecuali waktu- waktu haji bagi orang yang berniat
ihram haji saja didalamnya.
2. Adapun dari segi manasik, dalam ibadah haji terdapat wukuf di arafah,
mabit di mudzdalifah dan di mina, melempar jumrah. Sedangkan
umrah, hal-hal di atas tidak perlu dilakukan. Yang mana umrah hanya
terdiri: niat ihram, tawaf dan sa’i, halq atapun tahallul.
3. Ulama’ sepakat atas kewajiban menjalankan ibadah haji bagi yang
mampu, sedangkan dalam umrah terdapat perbedaan pendapat hukum
menjalankannya, apakah ia wajib atau tidak bagi yang mampu.

xii
4. Dalam umrah tidak ada jamak antara dua shalat seperti dalam
pelaksanaan haji. Demikian menurut Ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan
Hanabilah. Sedangkan ulama Syafi’iyah berpendapat dibolehkan
jamak dan qashar. Menurut mereka, haji dan umrah bukanlah sebab
bagi bolehnya jamak antara dua shalat, melainkan sebabnya adalah
karena perjalanan.
5. Tidak ada thawaf qudum dan tidak ada pula khutbah.

xiii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh adalah masalah yang
penting, karena termasuk dari bagian rukun Islam yang ke lima. Pelaksaan
ibadah Haji dan Umroh haruslah sesuai dengan tata cara yang telah diatur
dalam syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang ingin melaksanakan
ibadah Haji dan Umroh haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam Ibadah Haji dan Umroh serta kesunnahan-
kesunnahannya.

B. Saran

Demikian hasil daripada penyusunan makalah yang ditulis oleh


kelompok 10 kami meminta saran dan kritik kepada Ibu dosen Imas
Masripah M.Pd.I. serta kepada teman-teman, yang dimana sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah dalam penyempurnaan
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan penulis
menyadari bahwa masih sangat banyak kesalahan dari segi bahasa
utamanya dari segi sastra bahasa, dan susunan kata. Demikian. Maka itu
penulis demi kesempurnaan makalah ini.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Hukum umroh dalam 4 mahzab. (2022, Juli Jumat). Retrieved from Keislaman:
https://islam.nu.or.id/haji-umrah-dan-kurban/hukum-umrah-dalam-empat-mazhab-
HpLqA

Humaira, P., Hanifa, R., & Rahmina, W. (2021, November). Makalah haji & umroh.
Retrieved from https://www.studocu.com/row/document/al-hikmah-
university/islamic-religious-education/haji-dan-umroh-autosaved/36728444

Noor, M. (2018, Oktober). Haji & umrah. Retrieved from


https://jht.politala.ac.id/index.php/jht/article/download/42/44/100

xv

Anda mungkin juga menyukai