Anda di halaman 1dari 18

HAJI DAN UMRAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah yang dibina oleh Bapak
Wahab Syakhirul Alim, M.Pd.

Kelompok 4
Oleh:

Nur Lailiyatul Mufidah 22381032029


Faurhikatul Afivah 22381032026
Salwaa Maulidan Vardi Putri 22381032040

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH
IAIN MADURA
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang HAJI DAN UMRAH.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih ibadah. Selain
itu, makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka dari itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pamekasan, 25 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Haji Dan Umrah................................................................................2
B. Perbedaan Haji dan Umrah................................................................................2
C. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji dan Umrah......................................................4
D. Sunnah-Sunnah Haji..........................................................................................10
E. Jenis-Jenis Haji...................................................................................................10
F. Larangan Ketika Berihram Haji.......................................................................11
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan umroh merupakan aktivitas yang pelaksanaannya diwajibkan
oleh Allah SWT pada semua umat Islam yang dianggap mampu untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan yang terdapat pada rukun Islam
yang ke-5 ini merupakan kegiatan puncak sebagai bukti ketaatan kepada
sang Khalik baik secara fisik material dan spiritual.
Banyak dari kalangan umat Islam dari berbagai negara di dunia,
khususnya Indonesia yang mendominasi jumlah pemeluknya berbondong-
bondong mendaftarkan diri untuk bisa beribadah dan menghadap secara
langsung di depan Ka’bah sebagai pusat peribadahan serta memenuhi
kewajiban rukunnya bagi yang mamapu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Haji dan Umrah?
2. Apa saja perbedaan Haji dan Umrah?
3. Apa saja syarat, rukun, wajib Haji dan Umrah?
4. Apa saja sunnah-sunnah Haji?
5. Apa saja macam-macam Haji?
6. Jelaskan larangan selama berihram haji?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang Haji dan Umrah.
2. Memahami perbedaan Haji dan Umrah.
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib Haji dan Umrah.
4. Mengetahui sunnah-sunnah Haji
5. Mengetahui macam-macam haji.
6. Memahami larangan selama berihram Haji.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji Dan Umrah
Secara bahasa, “Haji” artinya maksud atau tujuan atau niat. Secara
istilah artinya tujuan atau maksud orang-orang Islam untuk mendatangi
Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji sebagai bentuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Adapun menurut ulama’ fiqih definisi haji adalah
menyengaja mendatangi Ka’bah untuk menunaikan amalan-amalan
tertentu, atau mengunjungi tempat tertentu pada waktu tertentu.1
Umrah diambil dari kata I’timar yang berarti mengunjungi. Maksud
mengunjugi dalam hal ini adalah mengunjungi ka’bah, melakukan thawaf,
melakukan sa’I antara shafa dan marwa, serta mencukur rambut. Para
ulama sepakat tentang disyaratkannya pendidik Umrah. Ibnu Umar ra
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “(pahala) melaksanakan
umrah pada bulan Ramadhan seperti (pahala) melaksanakan haji.” HR
Ahmad an Ibnu Majah.2

B. Perbedaan Haji dan Umrah


1. Hukum Pelaksanaannya
Ibadah haji hukumnya wajib, fardhu ‘ain bagi setiap muslim
mukalaf dan mampu. Tidak ada satu pun para ulama yang menyatakan
ibadah haji sebagai Sunnah.
Sementara itu, mengenai hukum ibadah umrah para ulama berbeda
pendapat, sebagian mengatakan hukumnya wajib dan sebagiannya
mengatakan Sunnah. Mahdzab Hanafi dan Maliki mengatakan hukum
ibadah umrah adalah Sunnah, sedangkan mahdzab Syafi’I dan
Hambali mengatakan hukum ibadah umrah adalah wajib minimal
sekali seumur hidup.
2. Waktu Pelaksanaan

1
Rohmansyah, fiqh Ibadah dan Mu’amalah, (Yogyakarta : LP3M, 2017), hal.72
2
A. Solihin As Suhuili, Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah, (Jakarta: Cahaya Ilmu, 2018), hal.
2-3

2
Ibadah haji dilaksanakan minimal empat hari, 9 sampai 12 zulhijjah
jika melakukan naffar awal. Jika melakukan naffar sani, ibadah haji
paling cepat bisa dilakukan dalam waktu 5 hari.
Ibadah umrah dapat dilakukan dalam waktu 2 sampai 3 jam saja.
3. Proses pelaksanaan
Dalam prakteknya, orang yang menjalankan urutan-urutan ibadah
haji berarti dia sudah melaksanakan praktek umrah, karena umrah
hanya terdiri dari niat, thawaf dan sa’I, memotong rambut atau tahallu.
Sedangkan haji meliputi semua tata cara umrah ditambah dengan
wuquf di Arafah, menginap di Muzdalifah dan di Mina, serta
melempar jumroh.
4. Miqat
Miqat adalah batas-batas yang telah ditetapkan bagi dimulainya
ibadah haji dan umrah. Apabila melintasi miqat, seseorang yang ingin
mengerjakan haji perlu mengenakan kain ihram dan malantunkan niat.
a) Miqat Zamani (batas yang ditentukan berdasarkan waktu)
1. Ibadah Haji
Miqat dimulai pada bulan syawal sampai terbit fajar tanggal
10 Dzulhijjah yaitu ketika ibadah haji dilaksanakan.
2. Ibadah Umrah
Miqat dapat dimulai sepanjang tahun pada waktu umrah
dapat dilaksanakan.
b) Miqat Makani (batas yang ditentukan berdasarkan tempat)
Bagi meraka yang tinggal di Makkah, tempat untuk ihram haji
adalah Makkah itu sendiri (rumah sendiri). Untuk umrah adalah
keluar tanah Makkah yaitu sebaiknya di Ji’ranah, Tan’eim atau
Hudaibiyah.3 Bagi mereka yang tinggal di sebelah timur seperti
Indonesia, Malaysia, Singapura, dan ngara-negara asia lainnya
tempatnya adalah di Yalamlam atau Jeddah. Bagi yang datang dari
barat seperti Mesir, miqatnya di Juhfah. Bagi yang datang dari
selatan seperti Yaaman, tempat untuk berihram adalah Qarnul
3
A. Solihin As Suhuili, Tuntunan Super Lengkap Haji & Umrah, (Jakarta: Cahaya Ilmu, 2018), hal.
3-6

3
Manazil. Badi yang datang dari Madinah, tempatnya di
Dzulhulaifah Bir Ali (Abyar `Ali)

C. Syarat, Rukun, dan Wajib Haji dan Umrah


a) Syarat Haji dan Umrah
Orang-orang yang wajib menjalankan haji dan umrah itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat, yaitu:
1. Islam, beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang
akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Karena itu, orang-orang
kafir tidak mempunyai kewajiban haji dan umrah. Demikian pula
orang yang murtad.
2. Berakal, wajib bagi orang yang bisa membedakan yang mana
kebaikan yang mana keburukan.
3. Baligh, bagi laki-laki yaitu sudah pernah bermimpi basah atau
umur 15 tahun dan bagi perempuan sush keluar darah haid. Anak
kecil tidak wajib haji dan umroh, sebagaimana dikatakan Nabi
Muhammad saw “Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil
sampai ia menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang
yang gila samapi ia sembuh”.
4. Merdeka, tidak menjadi budak orang lain. Budak tidak wajib
melakukan ibadah haji karena ia bertugas melakukan kewajiban
yang dibebankan oleh tuannya. Padahal menunaikan ibadah haji
memerlukan waktu.
5. Mampu atau kuasa, mampu dalam perjalanan, mampu harta, dan
mampu badan atau sehat jasmani dan rohani.4
b) Rukun Haji dan Umrah
Rukun haji dan umrah adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak
dikerjakan maka haji dan umrohnya di anggap batal. Berikut rukun
haji dan umroh:
1. Ihram

4
Muhammad Noor, “HAJI DAN UMRAH”, Jurnal Humaniora dan Teknologi, Vol 04 No. 01 (2018),
40

4
Ihram adalah berniat mengerjakan haji atau umrah bahkan
keduanya sekaligus. Sunnah sebelum memulai ihram diantaranya
mandi, menggunakan wewangian pada tubuh dan rambut,
mencukur kumis dan memotong kuku. Kemudian membaca:
Pُ ‫ْت ْال َح َّج وال ُع ْم َرةَ َوَأحْ َر ْم‬
‫ت بِها َ هلِل ِ تَ َعالَى‬ ُ ‫نَ َوي‬
Artinya: “aku niat melaksanakan haji sekaligus umrah dan
berihram karena allah.”
Niat ini diniatkan ketika memulai ihram. Orang yang telah ihram
disunahkan selalu memperbarui dan mengulang-ulang talbiyah
dalam setiap langkah selama perjalanan ke Baitul Haram, saat jalan
melandai, menanjak atau selama dalam kendaraan. Berikut bacaan
talbiyah:
َ ‫ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َو ْال ُم ْل‬،‫ك‬
‫ك‬ َ ‫ك لَبَّ ْي‬
َ َ‫ك ل‬ َ ‫لَبَّ ْيكَ اللَّهُ َّم لَبَّ ْي‬
َ ‫ لَبَّ ْيكَ اَل َش ِر ْي‬،‫ك‬
َ‫ْك لَك‬ Pَ ‫اَل َش ِري‬
Artinya: “aku datang memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku
datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi
panggilan-Mu tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang memenuhi
panggilan-Mu, sungguh segala puji, nikmat dan segenap
kekuasaan milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Untuk pakaian ihram bagi laki-laki dan perempuan berbeda,
untuk laki-laki berupa pakaian pakaian yang tidak dijahit dan tidak
bertutup kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat
(tertutup semua kecuali muka dan telapak tangan)
2. Wukuf (Hadir) di Arafah
Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur,
setiap seorang yang Haji wajib baginya untuk berada di padang
Arafah pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun penting dalam
Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alas an apapun, maka
Hajinya dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu
berikutnya. Pada waktu wukuf disunnah-kan untuk memperbanyak
istighfar, zikir, dan doa untuk kepentingan diri sendiri maupun

5
orang banyak, dengan mengangkat kedua tangan dan menghadap
kiblat.
Saat wukuf jamaah haji dianjurkan banyak membaca doa
berikut:
َ َ‫ اللَّهُ َّم لَك‬، ‫اللَّهُ َّم لَكَ ْال َح ْم ُد َكالَّ ِذي نَقُو ُل َو َخ ْيرًا ِم َّما نَقُو ُل‬
P‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي‬
ِ ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ بِكَ ِم ْن َع َذا‬، ‫ك َربِّ تُ َراثِي‬
‫ب‬ َ َ‫ي َو َم َماتِي َوِإلَ ْيكَ َمآبِي َول‬ Pَ ‫َو َمحْ يَا‬
َ ِ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأعُو ُذ ب‬، ‫ت اَأْل ْم ِر‬
‫ك ِم ْن َشرِّ َما تَ ِجي ُء‬ َّ ‫ْالقَب ِْر َو َو ْس َو َس ِة ال‬
ِ ‫ص ْد ِر َو َشتَا‬
‫بِ ِه الرِّي ُح‬
Artinya: “Ya Allah, bagi Mu pujian seperti kami ucapkan, dan
lebih baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk Mu
salatku, ibadah hajiku, untuk Mu kehidupanku dan kematianku dan
kepada Mu kami akan kembali, untuk Mu kami tunjuka ibadahku.
Ya Allah kami berlindung kepada Mu dari yang terburuk yang
didatangkan oleh angin.”
3. Tawaf Ifadah
tawaf ifadah adalah mengelilingi ka`bah sebanyak 7 kali dengan
syarat: suci dari hadis dan najis yang baik badan maupun pakaian,
menutup aurat, ka`bah berada di sebelah kiri orang yang
mengelilinginya, keddua tangan menghadap kiblat. memulai tawaf
dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di salah satu pojok
di luar ka`bah.
Bacaan doa thawaf ifadhah
‫ َواَل َحوْ َل َواَل قُ َّوةَ ِإاَّل بِاهللِ ْال َعلِ ِّي‬.ُ‫ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َواَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاَ هللاُ َأ ْكبَر‬
‫ اللَّهُ َّم ِإ ْي َمانًا‬P.‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ‫صاَل ةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرسُو ِل هللا‬ َّ ‫ َوال‬.‫ْال َع ِظي ِْم‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ بِعهدك َواتِّبَاعًا لِ ُسنَّ ِة نَبِيِّكَ ُم َح َّم ٍد‬Pً‫ك َو َوفَاءا‬ َ ِ‫َص ِّد ْيقًا بِ ِكتَاب‬
َ ‫بِكَ َوت‬
َ‫ اللَّهُ َّم ِإنِّي َأسَْئلُكَ ْال َع ْف َوى َو ْال َعافِيَةَ ال َّداِئ َمةَ فِي ال ِّدي ِْن َوال ُّد ْنيَا َواَأْل ِخ َرة‬.‫َو َسلَّ َم‬

ِ َّ‫َو ْالفَوْ زَ بِ ْال َجنَّ ِة َوالنَّ َجا ِة ِمنَ الن‬


‫ار‬
Artinya: “Maha suci Allah, segala bentuk pujian hanya pantas
disanjungkan kepada-Nya, sebab tiada Tuhan selain Allah, Dzat
Yang Maha Besar. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berasal
dari sisi-Nya yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Shalawat serta

6
salam semoga senantiasa tertuju kepada Rasulullah, sebagaimana
Allah selalu mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau. Ya
Allah, aku melakukan tawaf ini hanya karena beriman kepada-Mu,
membenarkan kitab-Mu, dan memenuhi janjiku pada-Mu, serta
mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad Saw. Ya Allah,
sesungguhnya aku memohon ampunan kepada-Mu, kesehatan,
danperlindungan yang kekal dalam menjalankan aturan agama,
baik urusan dunia maupun akhiratku, juga untuk beroleh
kenikmatan surga dan terhindar dari azab neraka.”
Macam macam tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu:
1) Tawaf qudum
Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai
di mekkah.
2) Tawaf ifadah
Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
3) Tawaf sunnah
Tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida Allah
4) Tawaf nazar
adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
5) Tawaf wada
adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota
Mekkah
4. Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan
Marwa.
‫صفَا َو ْٱل َمرْ َوةَ ِمن َش َعٓاِئ ِر ٱهَّلل ِ ۖ فَ َم ْن َح َّج ْٱلبَيْتَ َأ ِو ٱ ْعتَ َم َر فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َأن يَطَّوَّفَ بِ ِه َما‬
َّ ‫ِإ َّن ٱل‬
‫ۚ َو َمن تَطَ َّو َع خَ ْيرًا فَِإ َّن ٱهَّلل َ َشا ِك ٌر َعلِي ٌم‬
Artinya: “Sesungguuhnya Shafa dan Marwa adalah sebahagian
dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke
baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa’I antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka

7
sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan bagi Maha
Mengetahui.” Qs. Al-Baqarah: 158
Sebelum memulai sa’I dianjurkan mengucapkan:

‫يم َأ ْب َدُأ بِ َما بَ َدَأ هللاُ بِ ِه َو َرسُولِ ِه‬Pِ ‫ّح‬


ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن الر‬
Artinya: “Dengan nama ALlah yang Maha Pengasih dan
Penyayang, aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah
dan Rasul-Nya.”
Kemudian setelah mengerjakan sa’I dianjurkan membaca doa
berikut sambil lari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah:

َ ‫ َكبِيرًا َو‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هللاُ َأ ْكبَر‬


ِ‫الح ْم ُد هلَِّل ِ َكثِيرًا َو ُسب َْحانَ هللا‬
ِ ‫بُ ْك َرةً َوَأ‬
‫صياًل‬
Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, Allah Maha Besar, Maka besar Allah segala puji bagi-Nya,
Maha suci Allah baik saat pagi maupun petang.”
Syarat-syarat sa’i adalah sebagai berikut :
1) Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.
2) Dilakukan sebanyak tujuh kali.
3) Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
5. Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya
tiga helai. Pihak yang mengatakan bercukur sebagai rukun haji,
beralasan karena tidak dapat diganti dengan penyembelihan.
Bacaan doa tahalul:

ٍ ‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ لِ ُك ِّل َشع‬


‫ْر ْنورًا يَوْ َم القِيَا َم ِة‬
Artinya : “Ya Allah, jadikanlah cahaya untuk setiap helai rambut
yang aku potong ini pada hari kiamat nanti.”
6. Tertib
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan.5

5
Sayyed Hawwas, Fiqih Ibadah, (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2009)

8
c) Wajib Haji
Amalan dalam ibadah Haji yang wajib dikerjakan disebut wajib
Haji. Wajib Haji tidak menentukan sahnya ibadah haji. Jika tidak
dikerjakan Haji tetap sah, namun dikenakan dam (denda).

Berikut adalah beberapa wajib haji, yaitu:


1. Ihram dari Miqat
Miqat adalah tempat dan waktu yang disediakan untuk
melaksanakan ibadah Haji. Ihram dari Miqat bermaksud niat
Haji ataupun niat Umrah dari miqat, baik miqat zamani maupun
miqat makani. Miqat makani adalah tempat awal melaksanakan
ihram bagi yang akan Haji dan Umrah.
2. Mabit di Muzdalifah
Dilakukan sesudah wukuf di Arafah (sesudah terbenamnya
matahari) pada tanggal 9 dzulhijjah. Di Muzdalifah
melaksanakan sholat maghrib dan isya’ melakukan jamak dan
qasar karena suatu perjalanan jauh. Di Muzdalifah inilah kita
dapat mengambil kerikil-kerikil untuk melaksanakan Wajib
Haji selanjutnya (melempar Jumrah) kita bisa mengambil
sebanyak 49 atau 70 butir kerikil.
3. Melempar Jumrah Aqabah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah di Mina dilaksanakannya melempar
jumrah sebanyak tujuh butir kerikil sebanyak tujuh kali
lemparan. Waktu paling utama untuk melempar jumrah ini
yaitu waktu dhuha, setelah melakukan tahalul pertama
(mencukur atau memotong rambut). Setiap lemparan disertai
bacaan

‫سم هَّللا ِ َوهَّللا ُ َأ ْكبَ ُر‬


ِ ِ‫ب‬

Artinya: “Dengan nama Allah dan Allah yang Maha Besar”

4. Melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah

9
Melempar ketiga jumrah ini dilaksanakan pada tanggal 11, 12,
dan 13 Dzulhijjah, diuatamakan sesudah tergelincirnya
matahari. Dalam hal ini ada yang melaksanakan hanya pada
tanggal 11 dan 12 saja kemudian ia kembali ke Mekkah, inilah
yang disebut dengan nafar awal. Selain nafar awal ada juga
yang dissebut nafar sani, yaitu orang yang baru datang pada
tangal 13 Dzulhijjah nya, orang-orang ini diharuskan melempar
jumrah tiga sekaligus, yang masing-masing tujuh kali lemparan.
5. Bermalam di Mina
Pada tanggal 11-12 Dzulhijjah ini lah yang diwajibkan
bermalam di Mina. bagi yang nafar awal diperbolehkan hanya
bermalam pada tanggal 11-12 saja.
6. Thawaf wada’ (Thawaf Perpisahan)
Sama dengan Thawaf sebelumnya, Thawaf wada’ dilakukan
disaat akan meninggalkan Baitullah Makkah.
7. Menjauhkan diri dari hal yang di haramkan pada saat ihram.
Menghindari dari berbagai larangan yang sudah ditentukan
karena orang-orang yang melanggar aturan ini akan dikenakan
dam atau denda.

D. Sunnah-Sunnah Haji
Cukup banyak sunnah-sunnah haji. Diantara berikut ini adalah sunnah-sunnah
yang berhubungan dengan ihram, thawaf, sa’i, dan wukuf yaitu:

1. Mandi sebelum ihram


2. Menggunakan kain ihram yang baru
3. Memperbanyak talbiyah
4. Melakukan thawaf qudum (kedatangan)
5. Shalat dua rakaat thawaf
6. Mengambil pola ifrad, yaitu pola mendahulukan Haji daripada Umrah
7. Thawaf wada’ (perpisahan)

10
E. Jenis-Jenis Haji
1. Haji Ifrad, adalah haji yang dilaksanakan dengan cara melaksanakan
ibadah haji terlebih dahulu baru melaksanakan umrah di luar musim
haji orang yang berhaji dengan Ifrad tetap dalam keadaan ihram
hingga selesai segala amalan hajinya.
2. Haji Qiran, adalah melaksanakan ihram haji dan umrah secara
bersamaan di miqat. Orang yang berhaji qiran tetap dalam keadaan
ihram hingga selesai semuaa rangkaian ibadah haji dan umrohnya.
Dinamakan haji qiran karena dikumpulkan antara haji dan umroh
dalam satu ihram.
3. Haji Tamattuk, dikabarkan jenis ibadah haji yang paling sering
dilakukan oleh jemaah haji Indonesia. Secara pelaksanaannya, haji
tamattu yakni dengan melakukan ibadah umrah terlebih dahulu baru
haji pada musim haji itu juga. Prosesnya dengan mendahulukan umroh
terlebih dahulu kemudian setelah umroh atau pada tanggal 8
Dzulhijjah berniat untuk ihram haji. Kata tamattu' dalam Bahasa Arab
secara harfiah berarti bersenang-senang.

F. Larangan Ketika Berihram Haji


Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah yang diharamkan dilakukan
bagi yang berihram, haram bukan artian sebagai perbuatan yang
menjadikan dosa, karena belum pernah ada pendapat ulama tentang
pelanggar larangan- larangan ini mendapatkan dosa. Sebagai contoh
pelanggaran suatu hajat, tidak mencukur rambut dikarenakan memiliki
penyakit yang jika rambutnya dicukur bisa mengurangi kese-hatan seorang
haji, maka ini hukumnya tidak dosa. Adapun jika larangan ini sengaja di-
langgar maka ia akan berdosa.

Beberapa larangan tersebut diantaranya, yaitu:

1. Bagi laki-laki dilarang menggunakan pakaian berjahit.


2. Bagi laki-laki dilarang menggunakan penutup kepala.

11
3. Larangan bagi perempuan untuk menutup muka dan telapak
tangannya.
4. Disaat ihram bagi laki-laki maupun perempuan wangi-wangian
untuk badan maupun pakaian, boleh memakainya sebelum ihram.
5. Dilarang menikah, menikahkan, ataupun menjadi wali nikah. Tidak
boleh ada proses pernikahan.
6. Dilarang bersetubuh (senggama)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah pelaksanaan Haji dan Umroh adalah masalah yang penting,
karena termasuk dari bagian rukun Islam yang ke lima. Pelaksaan ibadah
Haji dan Umroh haruslah sesuai dengan tata cara yang telah diatur dalam
syari’at Islam dalam hal ini seseorang yang ingin melaksanakan ibadah
Haji dan Umroh haruslah mengetahui Rukun, Syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam Ibadah Haji dan Umroh serta kesunnahan
kesunnahannya.
1. Secara bahasa, “Haji” artinya maksud atau tujuan atau niat. Secara
istilah artinya tujuan atau maksud orang-orang Islam untuk mendatangi
Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji sebagai bentuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
2. Umrah diambil dari kata I’timar yang berarti mengunjungi. Maksud
mengunjugi dalam hal ini adalah mengunjungi ka’bah, melakukan
thawaf, melakukan sa’I antara shafa dan marwa, serta mencukur
rambut.
3. Perbedaan haji dan umrah terletak pada hukum, waktu dan proses
pelaksanaannya, serta pada miqatnya.
4. Syarat Haji dan Umroh antara lain: islam, baligh, berakal, merdeka,
serta mampu atau kuasa
5. Rukun Haji dan Umroh antara lain: ihram, wukuf di Arafah, Thawaf
ifadah, sa`I, tahalul, tertib.
6. Wajib Haji antara lain: Ihram dari Miqat, bermalam di muzdalifah,
melempar jumroh aqabah, melempar Jumrah ula, wustha, dan ‘aqabah,
bermalam di mina, thawaf wada`, serta menjauhkan diri dari hal yang
di haramkan pada saat ihram.
7. Terdapat sunnah-sunnah haji yang berhubungan dengan ihram, thawaf,
sa’i, dan wukuf

13
8. Jenis-jenis haji antara lain: haji ifrad, haji qiran, haji tamattuk

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya
pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim, Fiqih Sunah untuk Wanita, (Jakarta:
Al Ptishom Cahaya Umat, 2007)

Departemen Agama Islam, Pendidikan Agama Islam ,(Jakarta:


Departemen Agama, 2001),

Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2009)

Saleb Al-Fauzan, Fiqh sehari-hari,(Jakarta: Gema Insani, 2009) Cet 2.

Syaikh Karnil Muhammad Uwaidah, Fikih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar, 2008)

Zarkasyi, Imam.1995.Pelajaran Fiqih 2. Ponorogo:Trimurti Press

15

Anda mungkin juga menyukai