TENTANG
Disusun oleh :
Sendi Febiana
Derai Ramdani
Rija Arsena
Tenik Industri B
SEKOLAH TINGGI TEKNIK CIPASUNG
2022
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayahnya kepada kita. Sehingga penyusun dapat menyusun
makalah yang berjudul “ Haji Dasar Pensyariatan dan Tata Caranya “ adapun maksud dari
penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah di
Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
begi penyusun khususnya bagi pembaca pada umumnya. Amiin.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Malasah...............................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji....................................................................................2
B. Dasar Perintah Haji.............................................................................2
C. Macam – macam Haji.........................................................................3
D. Syarat Wajib Haji................................................................................3
E. Rukun Haji..........................................................................................3
F. Wajib Haji...........................................................................................4
G. Miqot ( tempat ihrom )........................................................................4
H. Cara Ihrom..........................................................................................4
I. Cara tawaf...........................................................................................5
J. Cara Sa’i..............................................................................................6
K. Wukuf.................................................................................................6
L. Beberapa Sunah Haji...........................................................................6
M. Tahalul................................................................................................7
N. Dam Pelanggaran Ihrom Haji Dan Umroh.........................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................10
B. Saran...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan ibadah Haji adalah perjalanan suci yang memerlukan kesiapan fisik
dan mental serta pengetahuan tentang manasij haji dan peroses pelakasanaan
ibadahnya.
Kewajiban ibadah Haji mengandung banyak hikmah besar dalam kehidupan
rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan rohani seorang mukmin,
serta mengandung kemaslahatan bagi seluruh umat islam pada sisi agama dan
dunianya.
Dalam ibadah haji pasti ada rukun dan wajib, juga ada dasar syariat dan tata
cara untuk melaksanakan ibadahnya diantaranya cara berihrom cara tawaf cara sa’I
dan lain-lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Haji?
2. Apa dasar Haji?
3. Bagaimana cara berihrom?
4. Bagaimana cara towaf?
5. Bagaimana cara sa’i?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetahun Haji
2. Untuk mengetahuu dasarnya Haji.
3. Untuk mengetahui caranya berihram
4. Untuk mengetahui caranya tawaf
5. Untuk mengetahui caranya sa’i.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Haji
1. Pengertian Haji
a. Haji menurut bahasa ialah “menuju”. Sedangkan menurut syara’ ialah “menuju
tanah Mekkah karena menjalankan ibadah “. (kitab Fathul Qorib)1
b. Haji ialah :berkunjung ke Baitullah (ka’bah untuk melakukan beberapa amalan
antara lain : wukuf, mabit, tawaf, so’i dan amalan lainnya pada masa tertentu,
demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya.
(bimbingan Manasik Haji) 2
c. Haji adalah salah satu rukun islam yang ke lima yang diwajibkan oleh Allah
SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki
kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah
tersebut. (Hikmah ibadah Haji) 3
“….. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang
yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah” (QS. Ali Imron : 97)
2
3 Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta hal 4
3
mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan Haji Wada. Kemudian tak
lama setelah itu beliau wafat.4
C. Macam-macam Haji
Haji ada tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1. Haji Ifrad, yaitu mendahulukan haji daripada umrah
2. Haji Tamattu, yaitu mendahulukan umrah daripada Haji
3. Haji Qiran, yaitu mengerjakan haji bersama-sama dengan umrah.
Bagi orang yang mengerjakan cara kedua dan ketiga, terkena denda (dam) yaitu
menyembelih binatang ternak atau kambing.
E. Rukun Haji
Rukun haji ialah hal-hal yang harus (pasti) dikerjakan dalam ibadah haji dan
tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam. Jika ditinggalkan maka
tidak sah hajinya.6
Adapun rukun haji sebagai berikut :
1. Niat haji
2. Mengerjakan ihrom
3. Wukuf di Arofah,
4. Tawaf Ifadloh, mengelilingi ka’bah 7 kali / putaran
5. Sa’I yaitu lari-lari kecil anatara Shofa dan Marwah sebanyak 7 kali.
6. Mencukur atau menggunting rambut kepada, sekurang-kurangnya 3 helai rambut.
4 Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta Halaman 5
5 Drs. KH. Imron Abu Amar terjemah Fathul Qorib 1 (penerbit “Menara Kudus”
Kudus, 1483) halaman 148
3
7. Tertib, yaitu mengerjakan rukun-rukun haji secara berurutan.7
F. Wajib Haji
Wajib Haji ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji,
bila tidak dikerjakan sah hajinya akan tetapi harus membayar dam, berdosa jika
sengaja meninggalkan dengan tidak ada udzur Syar’i.8
Adapun wajib Haji sebagai berikut ;
1. Ihram dari Miqot, bagi tiap-tiap kelopok sudah ada ketentuan masing-masing.
Miqot zamani, yaitu sejak bulan syawal hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah
kurang lebih 2 bulan 10 hari.
2. Bermalam di Muzdalifah, atau sudah hadir disana sudah tengah malam (jam
24.00) pada tenggal 9 Zulhijjah atau malam hari raya qurban.
3. Melontar jumratul aqobah yang dikerjakan pada hari raya qurban, dilakukan
dengan batu kecil sebanyak 7 buah.
4. Bermalam di Mina. Yaitu pada tanggal 11 – 13 Zulhijjah (hari tasyrik).
5. Melontar 3 jumrah yaitu jumroh ula (kubra) kemudian jumrah wustho dan lalu
jumroh Aqobah ketiga-tiganya dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah,
masing-masing dengan 7 buah batu.
6. Towaf Wada’ yaitu untuk pamitan, kebalikan dari tawaf qudum.
7. Menjahui segala hal yang diharamkan.9
7 Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (Penerbit “CV.BRINGIN 55”
Solo) halaman 158
9 Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (peerbit “CV Bringin 55”
Solo) halaman 158
4
d. Jika menghada dari jurusan tanah Najdil Hijaz dan Najdil yaman, maka miqotnya
ialah di Bukit Qorn.
e. Dan jika mnghadap dari Jurusan tanah Masyriq, maka miqotnya dari Dzatu Iraq.
H. Cara Ihrom
Ihrom ialah niat memulai mengerjakan ibadah haji / umroh selama dalam
keadaan ihram seseorang diharamkan melakukan perbuatan yang sebelumnya
dihalalkan. Dengan telah mengucapkan niat haji / umroh maka seseorang telah
memulai melaksanakan haji / umroh tempat ihrom.
Tempat berihrom haji / umroh ialah dari Miqot yang telah ditentukan. Namun,
boleh juga dilakukan sebelum sampai di Miqot.
Pakaian ihrom
1. Bagi pria, memakai dua helai kain yang satu diselendangkandikedua bahu
(bagaian atas) dan yang satunya dijadikan sarung (bagian bawah) pada waktu
melaksanakan tdoaf, disunahkan kain ihrom dikenakan secara idztiba yaitu dengan
membuka bahu sebelah kanan dan menutup bahu sebelah kiri.
2. Kain ihrom disunahkan berwarna putih bagi pria
3. Bagi wanita, memakai busana muslim yaitu pakaian yang nenutupi seluruh tubuh
kecuali muka dan kedua tangan dari pergelangan sampau ujung jari (kaffain).
I. Cara Tawaf
5
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 kali putaran, mulai arah Hajar
Aswad, sedangkan ka’bah harus berada disisi kirinya. Towaf termasuk rukun haji,
maka harus dikerjakan. Orang yang towaf harus suci dari hadas dan najis baik pada
badan maupun pakaian dan menutup aurot.
Macam-macam towaf
1. Towaf qudum, yaitu towaf ketika baru tiba atau dating.
2. Towaf ifadhoh, yaitu towaf rukun haji.
3. Towaf tahalul, yaitu towaf penghalalan barang hram karena ihrom.
4. Towaf nazar, yaitu towaf yang dinazarkan
5. Towaf sunah, yaitu towaf tambahan yang disunahkan saja.
6. Towaf wada’ yaitu ketika akan meninggalkan ka’bah.
J. Cara Sa’i
Sa’i adalah lari-lari antara bukit Shofa dan bukit Marwah dan sebaliknya
sebanyak 7 (tujuh) kali perjalanan yang dimulai dari bukit Shoda dan berakhir di bukit
Marwah. Perjalanan dari bukit Shofa ke bukit marwah atau sebaliknya masing-masing
dihitung satu kali.
1. Niat sa’i
2. Hendaklah dimulai dari bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.
3. Sa’i dikerjakansebanyak tujuh kali.
4. Waktu mengerjakan sa’I hendaklah sesudah towaf ; baik towaf ifadhah atau towaf
qudum.
Sa’i antara bukit shofa dan Marwah menurut jumhur ulama’ termasuk salah
satu rukun haji / umrah. Sedang menurut ulama Nanafiah termasuk wajib haji
sehingga tidak ada sa’i sunah.
Bagi yang melaksanakan haji ifrad atau haji qiron setelah towaf qudum boleh
mengerjakan sa’i sehingga ketika melakukan towaf ifadloh tidak perlu melakukan sa’I
lagi.
K. Wukuf
Wukuf ialah keberadaan seseorang di Arafah walaupun sejenak dalam waktu
antara tergelincir matahari tanggal 9 Dzulhijjah (hari Arofah) sampai terbit fajar
tanggal 10 Dzulhijjah (hari nahar). Wukuf di arafah termasuk salah satu rukun haji
yang paling utama. Jama’ah Haji yang tidak melaksanakan wukuf di Arafah berarti
tidak mengerjakan haji.
Wukuf dilakukan setelah khutbah dan sholat jama’ qasar taqdim Dhuhur dan
Ashar. Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjama’ah atau sendiri-sendiri. Selama
wukuf memperbanyak zikir, istighfar dan do’a sesuai dengan sunah Rasulullah SAW.
Tempat pelaksanaan wukuf
1. Wukuf dilaksanakan di kemah yang telah disediakan bagi jamaah haji.
2. Bagi jama’ah haji yang sakit dan tidak bisa berada di kemah pelaksanaan
wukufnya dilakukan dengan pelayanan khusus.
6
2. Membaca talbiyah
3. Berdoa sesudah membaca talbiyah
4. Membaca doa dan zikir sewaktu tawaf
5. Shalat dua rakaat setelah tawaf
6. Masuk ka’bah
7. Tawaf qudum
8. Tawaf wada’
M. Tahalul
Menurut bahasa Tahalul bererti ‘menjadi boleh’ atau ‘dihalalkan’. Dengan
demikian Tahalul ialah diperbolehkan, halal, keluar atau membebaskan diri
daripada larangan atau pantangan Ihram dengan mencukur seluruh rambut di
kepala atau menggunting sekurang-kurangnya tiga helai rambut. Bagi yang sedia
botak, maka hendaklah sekadar melalukan pisau di atas kepalanya.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya kamu tetap memasuki Masjidil Haram (pada
masa ditentukan) dalam keadaan aman (menyempurnakan ibadah kamu) dengan
mencukur kepala kamu dan kalau (tidak pun) menggunting sedikit rambutnya… .”
(Surah Al-Fath, ayat 27)
Bergunting atau bercukur hanya sekali sahaja untuk ibadah haji dan sekali
sahaja bagi satu ibadat umrah. Larangan yang dikenakan sebelum itu iaitu ketika
ihram dimansuhkan dan perkara yang diharamkan bagi tempoh tertentu kini sudah
halal untuk dilakukan. Ia juga bererti menamatkan amalan haji atau umrah untuk
keluar daripada ihram.
1. Tahalul Awal
Melepaskan diri dari keadaan Ihram, setelah melakukan dua di antara tiga
perbuatan berikut :
Melontar Jamratul Aqabah dan bercukur.
Bercukur atau menggunting rambut boleh dilakukan lebih awal di Mina sebaik
saja sampai dari Muzdalifah pada 10 Zulhijjah selepas melontar Jumratul Aqabah.
Dihalalkan bagi jemaah haji melakukan segala larangan ihram, kecuali bercumbu-
cumbuan, bersetubuh dan akad nikah.
Saie
7
Tahlul Thani dilakukan selepas bertawaf dan saie haji, sekembalinya ke Makkah
selepas selesai wukuf. Iaitu setelah melakukan semua rukun haji termasuk satu
wajib haji iaitu melontar Jamratul Aqabah, walaupun belum melontar tiga jamrah
dan bermalam di Mina, maka halal semua larangan ihram.
3. Tahalul Tawaf
Pembebasan diri daripada larangan ihram disebabkan tidak berwukuf (berhenti) di
Arafah yang menjadikan haji tidak sah, kerana telah meninggalkan rukun haji.
Hikmah Bercukur
a. Mengikut sunnah Nabi Muhammad SAW.
b. Rambut yang gugur di bumi Mina, semuanya akan menjadi saksi di akhirat
kelak.
8
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan,
ketika kamu sedang ihram. Barang siapa diantara kamu membunuhnya dengan
sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang
dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara
kamu sebagai hadyu yang dibawa sampai ka’bah…….(QS. Al-Maidah ; 95).
4. Dam Ihshar (Terkepung/terhalang)
Yaitu dam yang wajib dibayar oleh jama’ah haji yang tertahan atau terkepung
sehingga tidak dapat menyelesaikan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan
sakit, terhalang oleh musuh atau sebab lainnya. Hal ini berdasarkan firman Allah
SWT.:
“Maka jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit),
sembelihlah binatang kurban yang mudah didapat … (QS. Al-Baqoroh: 196).
5. Dam Jima (berhubungan suami istri)
Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama’ah haji yang dengan sengaja
berhubungan suami istri, hukuman dedanya adalah harus menyembelih seekor
badanah (unta yang sudah berusia 5 tahun atau sapi yang sudah berusia 2 tahun).
Hal ini berdasarkan pendapat ‘Umar bin al-Khathab, Ali bin Abi Thalib dan Abu
Hurairah, serta para Jumhur Madzhab.(Ahkaamul Hajj, al-Qar’awi: 21, al-Wajiiz:
257-258).
9
BAB III
PENUTP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji dan
umroh, dapat disimpulkan :
1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk
melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang
ditentukan oleh syara’, semata-mata
mencari ridho Allah.
2. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan
ibadah haji. Disamping itu juga untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT.
3. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS.
Ali- Imran 97.
4. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi
syarat, rukun dan wajib haji atau umroh.
B. Saran
Dalam menyusun makalah ini mungkin belumlah sempurna maka dari itu saya
berharap untuk hendaknya memberikan saya penjelasan lebih atau pemberian contoh
yang jelas agar saya dapat memperbaiki makalah yang saya susun di kemudian hari.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Asyeih Muhammad bin Qosim Al Ghozi, kitab Fatkhul Qorib (Barul akhyail kitabil
‘Arobiyah Indonesia)
2. Bimbingan Manasik Haji, Departeman Agama RI, direktorat
Jendral Penyelenggaraan haji dan Umrah Jakarta 2003, halaman
13
3. Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta hal 4
4. Hikmah ibadah haji, Departemen Agama RI, direktorat Jendaral
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji Jakarta Halaman
5
5. Drs. KH. Imron Abu Amar terjemah Fathul Qorib 1 (penerbit “Menara
Kudus” Kudus, 1483) halaman 148
6. Bimbingan Manasik Haji, Departemen Agama RI, Direktorat
Jenderal Penyelenggara Haji dan umroh Jakarta 2003, halaman. 15.
7. Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (Penerbit “CV.BRINGIN 55”
Solo) halaman 158
8. Drs. Muh. Atha Zhafran, Pintar Agama Islam (peerbit “CV Bringin 55” Solo)
halaman 158
11