Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

IBADAH UMRAH

Dosen Pengampu :
Fikri Hakim, Lc,. M.Ag

Penyusun :

Mohammad Iqbal
Arya Ramadhan Dinata Putra
Akhmad Ghazali

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AMIN
KREO-TANGERANG SELATAN-BANTEN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua


anugerah-Nya, yang memungkinkan penulis untuk menyelesaikan
makalah mengenai "Ibadah Umrah" dengan sebaik mungkin.

Shalawat dan salam kami persembahkan kepada Nabi


besar, Muhammad SAW., yang telah memberikan petunjuk dalam
Al-Qur'an dan sunnahnya, sebagai pedoman hidup bagi
keselamatan umat di dunia.

Kendati penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam


menyusun makalah ini, penulis sadar bahwa kemungkinan masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua
pembaca.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menjadi


sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang Selatan, 26 Desember 2023

Penyusun

Kelompok 12

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

a. Latar Belakang ................................................................ 1


b. Rumusan Masalah ........................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ............................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 3

A. Pengertian Umrah ........................................................... 3


B. Hukum Umrah ................................................................ 3
C. Syarat Umrah .................................................................. 4
D. Rukun Umrah .................................................................. 5
E. Larangan Selama Berihram............................................. 8

BAB III PENUTUP ..................................................................... 9

Kesimpulan ................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ibadah umrah merupakan salah satu ibadah yang menjadi


impian muslimin Indonesia. Peminatnya selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, terlebih antrian untuk
melaksanakan ibadah haji kini sudah mencapai belasan hingga
puluhan tahun lamanya. Ditambah dua tahun terakhir Baitullah
tidak dapat dikunjungi oleh muslim asal Indonesia sebagai dampak
dari pandemi Covid-19, sehingga ketika pemerintah Saudi kembali
mengizinkan Indonesia untuk mengirimkan jemaahnya,
berbondong-bondong para tamu Allah ini datang kesana, melepas
rindu ber-Thawaf di pelataran Ka'bah dan berziarah ke makam
Rasulullaah SAW.

Secara normatif, Haji dan Umrah bersifat multidimensional


dimana kesiapan psikologis, fisik dan materi juga penting dalam
ibadah ini yang sekaligus membedakannya dengan ibadah-ibadah
mahdah lainnya. Secara tidak langsung pula, umrah dan haji juga
menuntut keseimbangan antara spiritualitas dan materialisme,
keseimbangan dunia dan akhirat serta keseimbangan kepentingan
individual dan sosial. Inilah yang dimaksud sebagai ibadah multi
dimensional dan sesuai dengan kemampuan dasar seorang Muslim
yang bertaqwa. Umrah maupun haji bukanlah perjalanan biasa,

1
tetapi di dalamnya terdapat perjalanan ruhani dan spiritualitas
seorang muslim1.

Setiap amal ibadah yang kita kerjakan harus didasari


dengan ilmu, karena ibadah tanpa ilmu kurang sempurna, bahkan
ulama ada yang berpendapat ibadah tapa ilmu akan tertolak. maka
menjadi keharusan bagi setiap orang muslim yang akan
melaksanakan ibadah umrah untuk mengetahui ilmu yang
berkaitan tentang ibadah tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu umrah, hukum dan rangkaian ibadahnya…?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui umrah dan tatacara pelaksanaanya.

1
Zaini Miftah, “Ibadah Umrah Sebagai Gaya Hidup, Eksistensi Diri Dan
Komoditas Industri,” CENDEKIA 8, no. 01 (2016): 1–19.

2
BAB II

IBADAH UMRAH

A. Pengertian Umrah

Umrah berasal dari kata ‘amara yang artinya mendiami


suatu tempat atau mengunjungi suatu tempat. Adapun menurut
bahasa, umrah artinya ziarah (berkunjung). Sedangkan menurut
istilah dan syariat, Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk
melakukan Ihram, thawaf, sa’i dan Tahallul tanpa melakukan
wukuf di Arafah dalam waktu yang tidak ditentukan. Umrah juga
disebut hajjul ashghar (haji kecil).

Menurut istilah dalam agama Islam, umrah adalah


“Berziarah atau berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan
serangkaian rukun dan sunnah-sunnah Umrah”. Ibadah Umrah
dimulai dengan berihram dari miqat makani, kemudian masuk ke
kota Mekkah melakukan twawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul
(memotong rambut paling sedikit tiga helai) serta dilakukan
dengan tertib.

B. Hukum Umrah

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai


status hukum umrah. Imam asy- Syafi’i (dalam pendapat yang
paling kuat) dan Imam Hanbali berpendapat bahwa umrah
hukumnya wajib. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an sebagai
berikut:
َ
َّ ‫ح‬ َ ‫َوأت ُِّموا ْ ح‬
)196: ‫ٱۡل َّج َوٱل ُع حم َر َة ِلِلِِۚ (البقرة‬

3
Dan sempurnakan ibadah haji dan Umrah karena Allah.
(Q.S. Al-Baqarah: 196).

Pendapat lain berbeda, disampaikan oleh Madzhab Hanafi


dan Maliki yang mengatakan bahwa hukum umrah adalah sunnah
muakkad satu kali seumur hidup, berdasarkan hadits Jabir ra:

ِِ‫ِقِال‬،ِ‫؟‬...ِ‫سئِلِِعِنِِاِل ُِعمِرِةِِأِوِاجِبِ ِةِهِي‬


ِ ُ ِِ‫إِنِِالنبِيِِصِلِِاهللُِعِلِيِهِِوِآلِهِِوِسِلِم‬

ُِ ‫ض‬
‫ِرواهِأمحدِوالرتمذي‬.)ِ‫ل‬ ِ ‫اِه ِوِ ِأ ِف‬
ُِ ‫ِو ِأ ِنِ ِت ِع ِت ِم ُِر ِو‬،
ِ ِ‫ )ِل‬:

Artinya: “bahwa Nabi saw ditanya mengenai umrah,


apakah ia wajib…? Nabi menjawab, tidak. Hanya saja jika kamu
berumrah, maka itu lebih utama.” (HR. Ahmad, Tirmidzi)2

C. Syarat Umrah

Orang-orang yang wajib menjalankan ibadah umrah itu


hanyalah yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini:

1) Islam, beragama Islam merupakan syarat mutlak bagi


orang yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai kewajiban
haji dan umrah. Demikian pula orang yang murtad.
2) Berakal, ibadah umrah tidak sah dilakukan oleh orang gila,
sebab dia tidak memiliki kelayakan untuk mengerjakan
ibadah.

2
Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuh Jilid 3,” n.d.

4
3) Baligh, anak kecil tidak wajib baginya haji dan umrah.
Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad s.a.w.
“Kalam dibebaskan dari mencatat atas anak kecil sampai ia
menjadi baligh, orang tidur sampai ia bangun, dan orang
yang gila sampai ia sembuh”.
4) Merdeka, yaitu tidak menjadi budak orang lain. Budak
tidak wajib melakukan ibadah umrah karena ia bertugas
melakukan kewajiban yang dibebankan oleh tuannya.
5) Mampu, yaitu mampu baik secara finansial dan fisik.
Apabila seseorang mampu secara finansial, tetapi fisiknya
tidak memungkinkan, maka dia dapat mewakilkan orang
lain untuk melaksanakan ibadah umrah atas namanya.

D. Rukun Umrah

Rukun Umrah adalah beberapa hal yang bila tidak


dilakukan akan menyebabkan umrah tidak sah. Rukun umrah
adalah:

1. Ihram

Secara bahasa, ihram berarti terlarang atau tercegah.


Sedangkan menurut istilah syara’, ihram adalah niat untuk
mengerjakan haji atau umrah bagi kaum muslim yang hendak
menunaikan ibadah haji atau pun umrah ke Tanah suci Mekkah
dengan menggunakan dua helai kain suci tak berjahit, khusus laki-
laki. Sedangkan bagi perempuan adalah berpakaian bebas yang
menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan. Adapun niat
umrah adalah sebagai berikut :

5
.ِ‫ِلِبِيِكِِاللِ ُِهمِِبِ ُِعمِرِة‬،‫تِبِاِهللِتِعِاىل‬
ِ ُ ِ‫تِاِل ُِعمِرِةِِوِأِحِرِم‬
ِ ُ ِ‫نِوِي‬

Artinya: "Aku berniat melaksanakan umrah dengan


berihram karena Allah Ta'ala. Aku memenuhi panggilan-Mu untuk
mengerjakan umrah."

2. Tawaf

Tawaf adalah kegiatan ibadah yang dilakukan dengan cara


mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, yang dimulai dan
diakhiri dari arah Hajar Aswad, dan memposisikan Ka’bah
disebelah kirinya, dalam keadaan suci dari hadats baik hadats kecil
ataupun hadats besar. Kegiatan tawaf terpusat pada bangunan suci
Ka’bah yang disebut juga dengan Baitullah (rumah Allah).

3. Sa’i

Sa’i adalah ibadah yang dilakukan dengan cara berlari-lari


kecil (berjalan cepat) antara bukit Shafa dan bukit Marwah
sebanyak tujuh kali, yang diawali dari bukit Shafa dan diakhiri di
bukit Marwah. Berdasarkan firman Allah SWT :
ََ ‫َّ َ َ ح َ َّ ح َ ح َ َ ح‬ ٓ َ ‫َّ َّ َ ح‬
‫ت أوِ ٱع َت َم َر فَل‬ ‫ٱلصفا َوٱل َم حر َو َة مِن ش َعائ ِ ِر ٱلِلِِۖ فمن حج ٱۡلي‬ ‫﴿۞إِن‬

َ َّ ‫ۡيا فَإ َّن‬ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َُ


ٌ ‫ٱلِل َشاك ٌِر َعل‬
:‫ِيم ﴾ (البقرة‬ ٗ ‫ع َخ ح‬ ‫اح َعل حيهِ أن َي َّط َّوف ب ِ ِهما ِۚ ومن تطو‬ ‫جن‬
ِ

)158

Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian


syi'ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke

6
Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i
antara keduanya. (Q.S. Al-Baqarah: 158).

Dan hadits Nabi Muhammad SAW :

ِ ‫يِ ِق ِدِ ُِك ِت‬


ِ‫ِرواهِأمحد‬.)ِ‫بِ ِع ِل ِي ُِك ِم‬ ِ ‫ِف ِإ ِنِالسِ ِع‬،‫ا‬
ِ ‫س ِع ِو‬
ِ ‫اسِِا‬
ِ ُ ‫اِالن‬
ِ ‫(ِ ِي ِاأ ُ ِّي‬

Artinya “wahai manusia bersa’ilah, sesungguhnya sa’i


telah diwajibkan bagi kalian semua” (HR. Ahmad)

4. Tahalul

Tahalul di antaranya dilakukan dengan memotong atau


memendekkan rambut sebagai tanda telah berakhirnya proses
ibadah haji atau Umrah. Semua orang mengetahui bahwa rambut
kadang disebut sebagai mahkota bagi seseorang. Dan proses
tahalul, mahkota itu harus dikorbankan dengan ikhlas hanya untuk
Allah. Tahalul yang baik bagi pria dilakukan dengan mencukur
rambut kepala, bukan sekedar memendekkannya. Sedangkan bagi
kaum perempuan, sudah cukup dengan memotong rambut kepala
kira-kira seukuran tiga ruas jari.

5. Tertib

Tertib adalah mengerjakan rukun-rukun umrah yang telah


disebutkan diatas secara berurutan mulai dari awal hingga akhir.

7
E. Larangan Selama Berihram

Hal-hal yang dimaksud larangan ini adalah yang


diharamkan dilakukan bagi yang berihram. Beberapa larangan
tersebut diantaranya, yaitu3:

1. Bagi laki-laki dilarang menggunakan pakaian berjahit.


2. Bagi laki-laki dilarang menggunakan penutup kepala.
3. Larangan bagi perempuan untuk menutup muka dan
telapak tangganya.
4. Di saat ihram bagi laki-laki maupun perempuan dilarang
memakai wangi-wangian untuk badan maupun pakaian,
boleh memakainya sebelum ihram.
5. Bagi laki-laki dan perempuan dilarang memotong kuku dan
rambut.
6. Dilarang membunuh hewan darat liar yang dagingnya
boleh dimakan.
7. Dilarang menikah, menikahkan, ataupun menjadi wali
nikah. Tidak boleh ada proses pernikahan.
8. Dilarang bersetubuh (senggama) dan kegiatan
pendahuluannya.

3
Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, “Risalatul Jami’ah”

8
BAB III

KESIMPULAN

Umrah merupakan sebuah ibadah yang menurut jumhur


ulama (Syafi’iyyah dan Hanabilah) adalah wajib dilaksanakan
sekali seumur hidup bagi yang mampu. Sedangkan ulama lain
berpendapat bahwa umrah adalah ritual ibadah yang hukumnya
sunnah muakkad.

Umrah adalah suatu ibadah yang hanya bisa dilakukan di


kota Makkah Mukarromah yang didalamnya terdiri dari ihram dari
miqot, thawaf mengelilingi ka’bah, sa’i antara bukit shafa dan
marwah dan tahallul dengan memotong sebagian rambut kepala,
itu semua harus dilakukan dengan teratur/tertib, dengan
memperhatikan larangan-larangan yang telah dipaparkan oleh para
ulama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, “Fiqih Islam Wa Adillatuh Jilid 3,” n.d.

As-Sayid Hasan Al-Kaf, “Taqriratus Sadidah”.

Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, “Risalatul Jami’ah”

Zaini Miftah, “Ibadah Umrah Sebagai Gaya Hidup, Eksistensi Diri Dan
Komoditas Industri,” CENDEKIA 8, no. 01 (2016): 1–19.

10

Anda mungkin juga menyukai