X MIPA 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat karunia serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
“Haji,Zakat dan Wakaf” dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa kami juga berterima
kasih kepada Ibu Putri Nindia S.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam SMA Negeri 1 Gondang yang telah memberikan tugas ini kepada kami,
sehingga kami dapat mempelajari lebih mendalam mengenai peristiwa hijrah kaum
muslimin.
Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna.oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
ada keselahan kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Haji
2.2 Zakat
2.3 Wakaf
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama Samawi yaitu agama yang turun
dari langit berlandaskan wahyu Tuhan. Islam mewajibkan umatnya untuk
beribadah dengan menunaikan sholat wajib 5 waktu. Selain sholat, terdapat
juga Ibadah haji yang merupakan rukun Islam yang kelima. Kewajiban untuk
berhaji minimal sekali dalam seumur hidup itu dibebankan hanya kepada
seorang muslim yang mampu dalam arti luas, yaitu mampu secara jasmani
maupun secara rohani.
Zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an dan merupakan salah satu rukun Islam yang selalu
disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah mengapa zakat merupakan hal wajib
dan penting bagi umat Islam. Selain itu zakat merupakan mediator dalam
mensucikan diri dan hati dari rasa kikir, pelit, dan cinta harta. Zakat
merupakan instrumen sosial yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar
fakir dan miskin. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh Islam dibalik
kewajiban zakat, secara umum zakat bertujuan untuk menutupi kebutuhan
pihak-pihak yang memerlukan dari harta kekayaan sebagai perwujudan dari
rasa tolong menolong antara sesama manusia beriman.
1. Apa definisi dari ibadah haji? Bagaimana syarat, hukum, rukun, wajib dan
sunnah dari ibadah haji? Ibadah haji dibagi kembali menjadi berapa jenis
dan apa saja larangan ibadah haji?
2. Apa definisi dari zakat? Bagaimana syarat, hukum, dan rukun dari zakat?
Berapa jenis pembagian zakat? Siapakah orang yang berhak menerima
zakat dan bagaimana cara penghitungan zakat?
3. Apa definisi dan tujuan dari wakaf? Bagaimana hukum, rukun, dan syarat
dari wakaf? Berapa jenis pembagian wakaf?
PEMBAHASAN
2.1 Haji
A. Pengertian Haji
Kata haji berasal dari bahasa Arab yang artinya menyengaja atau
menuju. Maksudnya adalah sengaja mengunjungi Baitullah (Ka'bah) di
Mekkah untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Menurut istilah, haji
adalah sengaja mengunjungi Ka'bah dengan niat beribadah pada waktu
tertentu dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara tertentu pula. Haji
merupakan rukun Islam yang kelima. Hukum melaksanakan ibadah haji adalah
wajib bagi yang mampu melaksanakannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran surat Ali Imran ayat 97:
Artinya :
Syarat haji terbagi ke dalam dua bagian yaitu syarat wajib dan syarat
sah haji. Syarat wajib haji adalah sebagai berikut:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Ada muhrimnya
5. Mampu (misalnya dalam hal biaya, kesehatan,keamanan,dan lain lain)
1. Ihram
2. Wukuf
3. Thawaf
4. Sa’i
Sa’I Adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan bukit Marwah
sebanyak tujuh kali. Sa,I dilakukan setelah pelaksanaan ibadah thawaf.
Adapun Syarat sah sa,i yaitu dimulai dari bukit shafa dan diakhiri di bukit
Marwah, Dilakukan sebanyak tujuh kali, Dilakukan setelah thawaf ifadhah
atau etelah thawaf qudum, Menjalani secara sempurna jarak shafa-Marwah
dan Marwah-shafa, Dan dilakukan di tempat sa,i.
5. Tahallul
6. Tertib (urut)
A. Wajib Haji
B. Sunnah Haji
Jenis-Jenis Haji
1. Haji Ifrad
Melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian
melaksanakan ibadah umrah.
2. Haji Tamattu’
Melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu kemudian
melaksanakan ibadah haji.
3. Haji Qiran
Melaksanakan ibadah haji dan umrah secara bersamaan
(menggabungkan niat haji dan umrah sekaligus)
C. Larangan Haji
1. Bagi Laki-Laki :
A. Memakai pakaian berjahit
B. Memakai penutup kepala, seperti: topi, sorban, peci, dll
2. Bagi Perempuan :
A. Menutup wajah walau hanya sebagian seperti: cadar, masker, dll
B. Memakai sarung tangan
3. Larangan bagi laki-laki dan perempuan:
A. Memakai wangi-wangian
B. Memotong kuku, mencabut rambut atau bulu badan lainnya
C. Nikah, menikahkan, meminang perempuan untuk dinikahi
D. Jima', bermesraan, bermaksiat
E. Mencaci maki, mengumpat, berkata kotor, bertengkar
Perbedaan antara rukun haji dan wajib haji, ialah jika rukun haji
ditinggalkan maka ibadah haji menjadi tidak sah, sedangkan jikaa
wajib haji ditinggalkan ibadah haji tetap sah namun wajib membayar
dam/denda.
2.2 Zakat
A. Pengertian Zakat
B. Jenis-Jenis Zakat
1. Zakat Fitrah
1. Islam
2. Merdeka
3. Harta milik sempurna
4. Mencapai Nishab
5. Mencapai Haul
Zakat Maal dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Emas
Nishab: 85 gr (20 dinar/20 mitsqal), kadar zakat: 2,5%
2. Perak
Nishab: 595 gr (200 dirham/140 mitsqal), kadar zakat: 2,5%
Zakat Perniagaan
Zakat ini dihitung dari aset usaha atau harta yang digunakan
untuk berdagang, jika nilai harta dagang atau aset usaha telah
mencapai nishab maka wajib untuk dibayarkan zakatnya. Zakat
perdagangan tak disyaratkan mencapai nishab selama 1 tahun
penuh, hanya diisyaratkan mencapai nisab di akhir
tahun.Nishabnya senilai emas 85 gr dan kadar zakatnya 2,5%.
1) Unta
No. Nishab Kadar Zakat
1. 5 ekor 1 ekor kambing umur 2 tahun, atau 1 ekor domba umur 1 tahun
2. 10 ekor 2 ekor kambing umur 2 tahun, atau 2 ekor domba umur 1 tahun
3. 15 ekor 3 ekor kambing umur 2 tahun, atau 3 ekor domba umur 1 tahun
4. 20 ekor 4 ekor kambing umur 2 tahun, atau 4 ekor domba umur 1 tahun
Jika aset unta mencapai 140 ekor, maka cara menghitung kadar zakatnya:
2) Sapi
No. Nishab Kadar Zakat
Jika aset sapi mencapai 60 ekor, maka cara menghitung kadar zakatnya:
3) Kambing
No. Nishab Kadar Zakat
2. 121 ekor 2 ekor kambing umur 2 tahun, atau 2 ekor domba umur 1
tahun
3. 201 ekor 3 ekor kambing umur 2 tahun, atau 3 ekor domba umur 1
tahun
4. 400 ekor 4 ekor kambing umur 2 tahun, atau 4 ekor domba umur 1
tahun
Jika aset kambing mencapai 500 ekor, maka cara menghitung zakatnya:
⮚ Setiap kelipatan 100, zakatnya 1 ekor kambing umur 2 tahun atau 1 ekor
Zakat Pertanian.
Mustahik
1) Fakir
Orang yang hampir tak memiliki apapun sehingga tak mampu
memenuhi kebutuhan pokok
2) Miskin
Orang yang memiliki harta atau penghasilan namun belum mampu
mencukupi kebutuhan sehari-hari.
3) Amil zakat
Orang yang mengelola zakat atas perintah ulil amri
4) Muallaf
Orang yang baru masuk masuk islam
5) Riqab/Hamba sahaya
Yaitu budak yang berusaha untuk merdeka
6) Gharim
Orang yang banyak hutang karena kebutuhan
7) Fi sabilillah
Orang yang berjuang dijalan Allah swt, yaitu orang yang melakukan
segala usaha yang bertujuan untuk menegakkan ajaran Allah swt.
Seperti: pegiat agama, pegiat sosial lingkungan, dll.
8) Musafir/Ibnu sabil
Orang yang melakukan safar (perjalanan) dalam rangka kebaikan.
2.3 Wakaf
A. Pengertian Wakaf
Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan diri.
Sedangkan menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah
menjadi kepemilikan secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu
dinikmati masyarakat.Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari
milik pribadi menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu
dirasakan oleh masyarakat luas tanpa mengurangi nilai harta tersebut.
Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni mencari
pahala sebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan sedekah, manfaat wakaf
dirasakan oleh banyak orang sehingga pahalanya senantiasa mengalir,
meskipun pemberi wakaf (wakif) telah meninggal. Contoh wakaf yang sering
dijumpai seperti wakaf masjid, wakaf properti, dan lain sebagainya. Dasar
Hukum Wakaf di Indonesia
Hukum wakaf adalah sunnah muakkad atau amalan sunnah yang
dianjurkan. Sebab, wakaf merupakan sedekah jariyah yang pahalanya terus
mengalir meskipun orang yang mewakafkan atau waqif telah wafat. Artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai.
Rukun Wakaf
Rukun wakaf adalah tata cara menjalankan wakaf secara berurutan,
bila terdapat salah satu yang tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan
wakaf tidak sah. Adapun rukun wakaf yaitu:
1. Pemberi wakaf menyerahkan benda yang diwakafkan setelah
disyaratkan memenuhi aturan.
2. Wakaf diterima oleh penerima baik perorangan atau lembaga yang
jelas.
3. Harta yang diwakafkan berwujud nyata dan tersedia saat akad
dilaksanakan.
4. Wakif mengikrarkan akad secara jelas dan lengkap sesuai
keinginan wakafnya.
5. Harta wakaf mutlak menjadi milik masyarakat umum dan tidak
dapat diklaim lagi sebagai milik pemberi wakaf.
Syarat Wakaf
1. Adanya wakif
Wakif adalah pemberi wakaf. Seorang wakif harus berakal
sehat, mempunyai harta.
2. Harta mauquf
Berikutnya, syarat wakaf adalah harta mauquf dimana aset
yang diberikan sebagai wakaf wajib mengandung nilai, benda
halal, berwujud nyata dan sebelumnya dimiliki oleh wakif.
3. Mauquf ‘alaih
Mauquf ‘alaih adalah penerima harta wakaf baik perorangan
atau badan tertentu. Penerima wakaf harus secara tegas
mengikrarkan wakaf, dipergunakan untuk kepentingan umum dan
ibadah, dan mampu menjelaskan rencana penggunaan harta
mauquf.
4. Shighat
Syarat wkaf terakhir adalah shighat, yaitu akad yang di ikrarkan
baik berupa tulisan maupun lisan dari wakif secara saat itu juga,
tidak terbatas waktu, tidak diikuti syarat bathil, dan tidak dapat
dibatalkan.
B. Jenis-Jenis Wakaf
1. Berdasarkan Obyeknya
Jenis jenis wakaf pertama yakni berdasarkan obyek tujuan pemberian
wakaf. Secara garis besar, wakaf berdasarkan obyek dibagi dua, yaitu
wakaf ahli dan khairi. Wakaf ahli merupakan wakaf untuk keluarga atau
saudara sendiri. Sehingga pemanfaatannya tidak dapat dirasakan oleh
masyarakat umum. Contoh wakaf ahli yaitu nafkah sehari-hari, membiayai
pendidikan adik, dan sebagainya.Sebaliknya, wakaf khairi adalah jenis jenis
wakaf diperuntukkan kepentingan masyarakat luas. Contoh wakaf khairi
seperti pemberian tanah, bangunan, dan sejenisnya.
2. Berdasarkan Jenis yang Diwakafkan
Klasifikasi kedua wakaf adalah berdasarkan jenis wakafnya, yang
terbagi menjadi golongan pertama, kedua, dan ketiga. Golongan pertama
yakni wakaf berupa benda tidak bergerak dimana bentuknya sulit
dipindahkan. Contoh wakaf tidak bergerak seperti masjid, bangunan,
pondok pesantren, dan sebagainya.Golongan kedua yaitu wakaf bergerak
berbentuk barang. Dalam hal ini termasuk seluruh pemberian mudah
dipindahkan selain uang. Contoh wakaf bergerak seperti bibit tanaman,
surat berharga, air, peralatan tertentu, dan lainnya. Sementara itu, golongan
terakhir yakni benda bergerak berupa uang, baik tunai atau non-tunai.
3. Berdasarkan Waktu
Jenis jenis wakaf berdasarkan waktunya terbagi menjadi dua,
meliputi Muabbad dan Mu’aqqot. Waktu Muabbad merupakan wakaf yang
diberikan tanpa batasan waktu sehingga pemberian tersebut digunakan
selamanya oleh masyarakat. Contoh wakaf adalah masjid, fasilitas umum,
dan sebagainya.Sementara itu, waqaf mu'aqqot adalah wakaf dengan
pemberian hak guna terbatas. Contoh wakaf mu’aqqot misalnya bantuan
pasokan makanan, uang konsumsi, dan sebagainya. Wakaf mu’aqqot
umumnya bersifat konsumtif, bukan wakaf produktif.
4. Berdasarkan Pemanfaatannya
Jenis terakhir wakaf adalah berdasarkan pemanfaatannya, yang
terbagi menjadi wakaf tunai dan produktif. Wakaf tunai merupakan
wakaf yang manfaatnya mampu dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Contoh wakaf tunai seperti masjid, uang, kendaraan,
pondok pesantren, dan sebagainya.Sedangkan, wakaf produktif ialah
jenis jenis wakaf dengan wujud tidak secara langsung mampu
dinikmati masyarakat, melainkan dikelola terlebih dahulu dalam
aktivitas produktif.. Contoh wakaf produktif seperti modal dalam
kegiatan produksi sociopreneurship, beasiswa aktivis
sosial, dan semacamnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Haji adalah sengaja mengunjungi baitullah dengan niat beribadah pada waktu
dan syarat-syarat tertentu. Hukum melaksanakan haji yaitu wajib bagi yang mampu
melaksanakannya.Syarat wajib haji yaitu Islam, baligh, berakal sehat, ada
muhrimnya dan mampu, misalnya dalam hal biaya, kesehatan, keamanan, dll.
Sedangkan syarat sah haji yaitu islam, baligh, berakal sehat dan merdeka. adapun
rukun haji yaitu ihram, wukuf, thawaf, sa'i, tahallul, dan tertib. Wajib haji meliputi
Ihram dari miqatnya, Mabit di Muzdalifah, Melontar jumrah aqabah.Ada beberaa
sunnah haji yang perlu dikerjakan yaitu salat sunnah di hijir ismail,membaca
talbiyah,salat sunnah tawaf di belakang makam nabi ibrahim dan memasuku ka'bah
sambil berdo'a.Selanjutnya jenis jenis haji yaitu haji ifras,haji tamattu' dan haji
qiran.adapun larangan larangan haji bagi laki laki yaitu memakai pakaian
berjahit,memakai penutup kepala.larangan haji bagi perempuan yaitu menutup
wajah walau hanya sebagian,memakai sarung tangan.larangan haji bagi laki laki dan
perempuan yaitu memakai wngi wangian,memotong kuku dan lain lain.tata urutan
pelaksanaan haji adalah ihram di miqat,wukuf di arafah,mabit di muzdalifah,jumrah
aqabah,mabit di mina,jumrah ula, wustha, aqabah,yhawaf ifadhah,sa'i,pemotongan
rambut (tahallul)
Buku-buku Rujukan
Ahmad Muhidin. “Pengertian Haji, Syarat, Rukun, Sunah, Jenis Ibadah Haji.” Surabaya: 2016.
https://yayasanalbarokahmadani.com/pengertian-haji-syarat-rukun-jenis-tata-cara-manfaatnya/
Rahma Indina Harbani. “Mengenal Wakaf : Pengertian, Hukum, Rukum, dan Keutamaannya.”
Jakarta: 15 Februari 2022
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5942248/mengenal-wakaf-pengertian-hukum-rukun-
dan-keutamaannya