E-MAIL: Ramadhanhapsah@gmail.com
Abstrak
Haji adalah salah satu rukun islam yang ke lima yang di wajibkan ALLAH SWT kepada orang-orang
yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani
untuk menunaikan perintah tersebut. Kewajiban ibadah haji hanya sekali seumur hidup, kewajiban ini
baru siyariatkan pada tahun ke 6 hijriyah setelah Rasulullah SAW hijrah ke madinah, Rasul sendiri
hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan hajiwada’ tak lama setelah itu,
beliau wafat.
Ibadah haji merupakan menifestasi ketundukan kepada Allah SWT, melaksanakan ibadah haji
merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta dan kesehatan. Haji menempa jiwa agar memiliki
semangat juang tinggi segala kesulitan yang dihadapi sejak dari tanah air hingga ditanah suci dan
kembali lagi ke tanah air merupakan tantangan yang harus dihadapi seorang haji yang dengan itu ia
belakar sabar, tabah, kuat, disiplin dan terdorong berakhlak mulia.
A.PENDAHULUAN
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni
sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam
banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima
setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangatdan
harta.Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai
Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga
hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
B.Studi Kepustakaan
Haji merupakan rukun Islam kelima diwajibkan bagi orang Islam yang baligh, berakal,
merdeka, dan mampu dari segi badan maupun harta sekali seumur hidup. Haji termasuk ke dalam
salah satu rukun Islam tapi atas nikmat Allah, ibadah ini hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Hal
tersebut tergambar jelas dalam Al-Quran Surat Ali
Imran ayat (97) yang berbunyi :
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya
(baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari
(kewajiban Haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Selain ayat tersebut, kewajiban ibadah Haji juga terdapat dalam sebuah hadist yang bersumber dari
Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Islam didirikan atas lima pilar, yaitu
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan benar) selain Allah S.W.T dan
Muhammad SAW utusan Allah, mendirikan Shalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah, dan
berpuasa pada bulan Ramadhan.”1 Haji merupakan salah satu pokok ajaran Islam, Ibadah Haji
termasuk ke dalam ruang lingkup hukum syariah yaitu ibadah amaliyah lahiriah antara manusia
dengan Allah. Syariah berisi peraturan-peraturan yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah yang
tegas dan jelas dan tidak dapat diragukan lagi. Syariah terdiri atas sekumpulan aturan yang dibawa
Rasulullah yang merupakan wahyu Allah, karena itu sifatnya abadi tidak berubah.
Ibadah Haji dilaksanakan oleh seluruh umat Islam yang memenuhi syarat dalam waktu tertentu dan
dilakukan ditanah suci Mekkah yang ada di Negara Arab Saudi.
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Haji dan Umrah
1. Haji
Secara terminologi haji berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti qash, yakni tujuan,
maksud, dan menyengaja, berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut istilah syara’,
haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah
tertentu.
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya, Pedoman Haji menyatakan haji menurut bahasa ialah
menuju kesuatu tempat berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang
mampu secara material, fisik, dan keilmuan dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan
di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan
dzulhijjah).
Dari pengertian di atas saya bisa menyimpulkan, haji artinya mengunjungi Kabah untuk mengerjakan
thawaf, sai, wuquf dan ibadah lainnya karena Allah semata. Haji diwajibkan bagi yang berakal,
baligh, merdeka, mampu menempuh perjalanan serta tersedianya dana baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi keluarga yang ditinggalkannya. Kewajiban mengerjakan haji hanya wajib sekali saja
dalam seumur hidup sedangkan selebihnya adalah sunnah.
2. Umrah
Dilihat dari segi bahasa umroh berarti meramaikan. Menurut Nurcholis Madjid meramaikan
berarti meramaikan tempat suci Makkah, yang di situ terletak Masjidil Haram dan di dalamnya
terdapat Ka’bah. Namun demikian umroh dalam konteks ibadah tidak sekedar mempunyai arti
meramaikan, melainkan lebih dari itu yaitu kita dituntut agar bisa mengambil manfaat darinya.
Sedangkan Muhammad Taufiq Ali Yahya dalam bukunya Makkah, Manasik Lengkap Umroh dan
Haji serta Doa-doanya menyatakan, umroh menurut bahasa umroh berarti ziarah secara umum.
Sedangkan menurut syariat umroh berarti ziarah ke baitullah Haram untuk menunaikan manasik
tertentu seperti thawaf, sa’i dan taqshir.
2. Macam – Macam Haji
Dalam pelaksanaannya haji dibagi menjadi tiga macam yaitu: haji qiran, haji ifrad dan haji
tamathu.
1. Haji qiran, yaitu berihram di miqat dengan niat melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan,
yang melaksanakan haji qiran tetap dalam keadaan ihwamnya sampai selesai amalan haji dan
umrahnya, kemudian tahallul awwal pada hari nahar(10 dzulhijjah) sesudah melontar Jumrah
Aqabah dan tahallu tsani sesudah thawaf ifadhah
2. Haji Ifrad, yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, dia tidak bertahallul
dari ihwamnya sampai dia selesai melaksanakan manasik hajinya pada tanggan 10 dzulhijjah.
3. Haji tamathu, yaitu berihrâm untuk umrah terlebih dahulu pada bulan Syawal, Dzulqa’dah dan
Dzulhijjah kemudian mengerjakan haji di tahun itu juga. Disebut tamattu karena menunaikan dua
macam ibadah (haji dan Umrah) di satu musim haji, tanpa kembali dahulu ke kampung halamannya.
Setelah niat atau ihram kemudian mengerjakan semua amalan umrah hingga tahallul. Setelah itu boleh
mengenakan pakaian biasa lagi dan halal yang tadinya terlarang ketika ihrâm sambil menunggu
datangnya waktu ibadah haji. Tanggal 8 Dzulhijjah (hari tarwiyah) kembali berihrâm untuk
melaksanakan haji setelah sebelumnya melaksanakan semua sunah ihram.
Tawaf Ifadah
Selanjutnya adalah Tawaf ifadah yakni ibadah mengelilingi Kakbah sampai 7 kali dan
didalamnya juga ada syarat sebagai berikut ini.Dirinya harus suci dari hadas serta najis dari mulai
badan hingga pakaian mereka.
Kemudian posisi Kakbah juga harus ada disebelah kiri seseorang tersebut yang mengelilinginya.Harus
memulai tawaf pada arah hajar aswad atau (batu hitam) yang ada pada salah satu pojok luar Kakbah.
Tawaf sendiri juga memiliki lima macam diantaranya:
a) Tawaf qudum yakni tawaf yang dilakukan saat baru tiba di kota Mekah
b) Tawaf ifadah ialah tawaf yang termasuk rukun haji
c) Kemudian tawaf sunah yakni tawaf yang dilakukan hanya semata-mata ingin ridho Allah saja.
d) Tawaf nazar ialah tawaf yang dilakukan guna memenuhi nazar yang diucapkannya.
e) Tawaf wada ialah tawaf yang dilakukan oleh jamaah haji sebelum mereka meninggalkan kota
Mekah.
Sa’i
Rukun haji yang ke 5 ialah melakukan Sa’i. Yakni lari-lari kecil ataupun jalan cepat diantara Safa
sampai Marwa (dasar ukumnya ada di QS Al Baqarah: ayat 158). Sementara ada beberapa syarat
dalam ibadah sa’I diantaranya.
Harus dimulai dari atas bukit Safa kemudian berakhir pada bukit Marwa.
Harus dilakukan dengan jumlah tujuh kali.
Sa’i harus dilakukan sesudah menjalankan ibadah tawaf qudum.
Tahalul
Rukun haji yang ke 6 ialah Tahalul. Ibadah tahalul ialah mencukur ataupun menggunting rambut
paling sedikit tiga helai rambut. Pihak yang menyatakan jika bercukur adalah rukun haji, memiliki
alasan karena tak bisa diganti oleh penyembelihan.
Tertib.
Rukun ibadah haji juga harus tertib. Yang dimaksud dengan tertib disini ialah menjalankan rukun haji
diatas secara berurutan dan tidak secara acak.
Wajib Haji
Didalam wajib haji juga terdapat tujuh macam diantaranya.
Ihram dari mulai miqat.
Kemudian bermalam di Muzdalifah saat malam hari raya qurban.
Harus Melempar Jumratul Aqabah yang sudah disiapkan.
Lemparan jumrah sebanyak tiga jumrah yaitu.
– Jumrah pertama adalah jumrah ula
– Kemudian jumrah wusta, yang etrakhir
– Jumrah aqabah.
Ibadah melempar jumrah ini dapat dilakukan setiap hari di tanggal 11, 12, maupun tanggal 13 di bulan
Zulhijah dengan waktu sesudah tergelincirnya matahari. Masing masing dari jumrah yang dilempar
dengan jumlah 7 (tujuh) kali menggunakan batu kecil yang ada disitu.
Bermalam di kota Mina.
Kemudian Tawaf wada.
Setelah itu, menjauhkan diri terhadap semua larangan yang diharamkan di masjidil haram dan umrah.
Diantara larangan yang dimaksud ialah:
– Untuk pria, dilarang mengenakan pakaian berjahit.
– Tertutup kepalanya untuk pria. Tertutup mukanya untuk wanita
– Dilarang memotong kuku.
– Dilarang membunuh hewan buruan.
– Dilarang menggunakan wangi-wangian.
– Dilarang hubungan suami isteri atau (bersetubuh)
– Dilarang mengadakan aqad nikah (baik kawin ataupun mengawinkan).
– Dilarang memotong rambut ataupun bulu badan lainnya.
6.Dam
DAM adalah Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan
pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan. Pelanggaran itu misalnya melakukan
larangan – larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji seperti mabit di Mina atau
Muzdalifah. Para Ulama tela sepakat bahwa seseorang yang menunaikan ibadah haji akan dikenakan
Dam apabila melakukan antara lain pelanggaran – pelanggaran diantaranya :
-Melakukan Haji Qiran atau Tamattu.
-Tidak Ihram dari Miqat
-Tidak Mabit I di Muzdalifah
-Tidak Mabit II di Mina
-Tidak melontar Jumrah
-Tidak melakukan Tawaf Wada
D.KESIMPULAN
Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan syari’at
yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah banyak macamnya. Adapun yang menjadi tolak
ukur seorang hamba di dalam ibadahnya yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai penyempurna
rukun Islam kita yaitu ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari
pembahasan ini, yakni :
Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang wajib kita laksanakan apabila
kita mampu “Ibadah Haji”.
Apabila kita mati shalat merupakan hisaban pertama yang dilakukan dan sebagai tolak ukur ibadah-
ibadah yang lainnya.Orang yang suka melaksanakan shalat berarti dia menegakan agama, dan orang
yang tidak suka melaksanakan shalat berarti dia menghancurkan agama.
Untuk menambah pahala ibadah shalat, kita mesti melaksanakan shalat nawafil yakni shalat sunat,
baik rawatib atau mutlak atau shalat sunat lainnya, seperti dluha, tahajud, hajat dan lain
sebagainya.Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam yang lain dari
seluruh dunia.
Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga firdaus dan itu untuk haji
yang mabrul.
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Haji
[2] Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, hal.16
[3] Ibid
[4] Nurcholis Madjid, Perjalanan Religius ‘Umrah dan Haji, hal. 3
[5] Muhammad Taufiq Ali Yahya, Makkah Manasik Lengkap Umrah dan Haji serta Doa-
doanya, Hal 151
[6] Wahbah zuhayli, al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adilatuhu (Beirut: Dar al-Fikr)
[7] taufiqurrochman. Manasik Haji dan Ziarah Spiritual.: UIN maliki press (hlm:67-68)
[8] Muhammad Hamidy. Risalah Haji.jakarta: media da’wah(hlm:153-159