Anda di halaman 1dari 9

HAJI DAN UMRAH

Oleh: Ramadhan Hapsah Kirana (B1A18074)

(Mahasiswa Sarjana Manajemen Universitas AL-GHIFARI)

E-MAIL: Ramadhanhapsah@gmail.com

Abstrak

Haji adalah salah satu rukun islam yang ke lima yang di wajibkan ALLAH SWT kepada orang-orang
yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani
untuk menunaikan perintah tersebut. Kewajiban ibadah haji hanya sekali seumur hidup, kewajiban ini
baru siyariatkan pada tahun ke 6 hijriyah setelah Rasulullah SAW hijrah ke madinah, Rasul sendiri
hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan sebutan hajiwada’ tak lama setelah itu,
beliau wafat.

Ibadah haji merupakan menifestasi ketundukan kepada Allah SWT, melaksanakan ibadah haji
merupakan ungkapan syukur atas nikmat harta dan kesehatan. Haji menempa jiwa agar memiliki

semangat juang tinggi segala kesulitan yang dihadapi sejak dari tanah air hingga ditanah suci dan
kembali lagi ke tanah air merupakan tantangan yang harus dihadapi seorang haji yang dengan itu ia
belakar sabar, tabah, kuat, disiplin dan terdorong berakhlak mulia.

A.PENDAHULUAN
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni
sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam
banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun iman yang kelima
setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangatdan
harta.Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai
Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga
hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.

B.Studi Kepustakaan
Haji merupakan rukun Islam kelima diwajibkan bagi orang Islam yang baligh, berakal,
merdeka, dan mampu dari segi badan maupun harta sekali seumur hidup. Haji termasuk ke dalam
salah satu rukun Islam tapi atas nikmat Allah, ibadah ini hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Hal
tersebut tergambar jelas dalam Al-Quran Surat Ali
Imran ayat (97) yang berbunyi :
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya
(baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,
yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah, barangsiapa mengingkari
(kewajiban Haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Selain ayat tersebut, kewajiban ibadah Haji juga terdapat dalam sebuah hadist yang bersumber dari
Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Islam didirikan atas lima pilar, yaitu
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah dengan benar) selain Allah S.W.T dan
Muhammad SAW utusan Allah, mendirikan Shalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah, dan
berpuasa pada bulan Ramadhan.”1 Haji merupakan salah satu pokok ajaran Islam, Ibadah Haji
termasuk ke dalam ruang lingkup hukum syariah yaitu ibadah amaliyah lahiriah antara manusia
dengan Allah. Syariah berisi peraturan-peraturan yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah yang
tegas dan jelas dan tidak dapat diragukan lagi. Syariah terdiri atas sekumpulan aturan yang dibawa
Rasulullah yang merupakan wahyu Allah, karena itu sifatnya abadi tidak berubah.
Ibadah Haji dilaksanakan oleh seluruh umat Islam yang memenuhi syarat dalam waktu tertentu dan
dilakukan ditanah suci Mekkah yang ada di Negara Arab Saudi.

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Haji dan Umrah
1. Haji
Secara terminologi haji berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti qash, yakni tujuan,
maksud, dan menyengaja, berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut istilah syara’,
haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah
tertentu.
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya, Pedoman Haji menyatakan haji menurut bahasa ialah
menuju kesuatu tempat berulang kali atau menuju kepada sesuatu yang dibesarkan.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang
mampu secara material, fisik, dan keilmuan dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan
di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan
dzulhijjah).
Dari pengertian di atas saya bisa menyimpulkan, haji artinya mengunjungi Kabah untuk mengerjakan
thawaf, sai, wuquf dan ibadah lainnya karena Allah semata. Haji diwajibkan bagi yang berakal,
baligh, merdeka, mampu menempuh perjalanan serta tersedianya dana baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi keluarga yang ditinggalkannya. Kewajiban mengerjakan haji hanya wajib sekali saja
dalam seumur hidup sedangkan selebihnya adalah sunnah.
2. Umrah
Dilihat dari segi bahasa umroh berarti meramaikan. Menurut Nurcholis Madjid meramaikan
berarti meramaikan tempat suci Makkah, yang di situ terletak Masjidil Haram dan di dalamnya
terdapat Ka’bah. Namun demikian umroh dalam konteks ibadah tidak sekedar mempunyai arti
meramaikan, melainkan lebih dari itu yaitu kita dituntut agar bisa mengambil manfaat darinya.
Sedangkan Muhammad Taufiq Ali Yahya dalam bukunya Makkah, Manasik Lengkap Umroh dan
Haji serta Doa-doanya menyatakan,  umroh menurut bahasa umroh berarti ziarah secara umum.
Sedangkan menurut syariat umroh berarti ziarah ke baitullah Haram untuk menunaikan manasik
tertentu seperti thawaf, sa’i dan taqshir. 
2. Macam – Macam Haji
Dalam pelaksanaannya haji dibagi menjadi tiga macam yaitu: haji qiran, haji ifrad dan haji
tamathu.
1. Haji qiran, yaitu berihram di miqat dengan niat melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan,
yang melaksanakan haji qiran tetap dalam keadaan ihwamnya sampai selesai amalan haji dan
umrahnya, kemudian tahallul awwal pada hari nahar(10 dzulhijjah) sesudah melontar Jumrah
Aqabah dan tahallu tsani sesudah thawaf ifadhah
2. Haji Ifrad, yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, dia tidak bertahallul
dari ihwamnya sampai dia selesai melaksanakan manasik hajinya pada tanggan 10 dzulhijjah.
3. Haji tamathu, yaitu berihrâm  untuk  umrah terlebih dahulu pada bulan  Syawal, Dzulqa’dah dan
Dzulhijjah kemudian mengerjakan haji  di tahun itu juga. Disebut tamattu karena menunaikan dua
macam ibadah (haji dan Umrah) di satu musim haji, tanpa kembali dahulu ke kampung halamannya. 
Setelah niat atau ihram kemudian mengerjakan semua amalan umrah hingga tahallul. Setelah itu boleh
mengenakan pakaian biasa lagi dan halal yang tadinya terlarang ketika ihrâm sambil menunggu
datangnya waktu ibadah haji. Tanggal 8 Dzulhijjah (hari tarwiyah) kembali berihrâm untuk
melaksanakan haji setelah sebelumnya melaksanakan semua sunah ihram.

3. Syarat-Syarat wajib Haji dan Umroh


1.DBeragama islam
2.Baliqh
3.Berakal
4.Merdeka
5.Berkesanggupan

4. Hukum Haji dan Umrah


Hukum menjalankan ibadah haji ialah wajib terhadap setiap muslim dengan syarat dirinya mampu,
berdasarkan firman Allah pada Surah Ali Imran 97.
Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (di antaranya) maqam Ibrahin, barang siapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa
mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam.” (QS Ali Imran: 97).
Bagi sebagian ulama berpendapat jika umrah memiliki hukum mutahabah yakni baik untuk dilakukan
serta tidak diwajibkan. Didalam sebuah Hadis Nabi Muhammad saw juga menyatakan dasar
hukumnya dengan arti berikut ini.
Artinya: Haji adalah fardu sedangkan umrah adalah “tatawwu.” (A1 Hadis)
Dalam istilah tatawwu disini artinya tidak diwajibkan, namun baik dilakukan guna mendekatkan diri
pada Allah. Sehingga melakukannya lebih utama dibandingkan meninggalkannya karena tatawwu
memiliki ganjaran berupa pahala yang didapatkan.
5.Syarat, Rukun, dan Wajib Haji dan Umrah
a. Syarat Haji
Salah satu syarat wajib haji ialah islam, mampu (kuasa), berakal, balig, ada bekal, merdeka, dan juga
aman pada perjalanannya.
b. Rukun Haji
Didalam haji juga terdapat rukun haji yang harus dilakukan diantaranya:
Ihram
Rukun haji yang pertama adalah ihram yakni berniat dalam mulai mengerjakan haji dengan
menggunakan kain putih dan tidak dijahit. Selain itu, ibadah ihram ini dimulai sesudah tiba di miqat
atau (batas-batas yang sudah ditentukan).
Miqat
Miqat ada dua macam yakni miqat zamani dan miqat makani. Pada mikat zamani ialah batas
yang sudah ditetapkan sesuai waktu. Mulai dari bulan Syawal hingga terbit fajar 10 Zulhijah. Jadi, di
masa itulah haji dapat dilaksanakan.Yang kedua adalah miqat makani yaitu, batas yang sudah
ditetapkan sesuai tempat. Miqat makani dapat dibagi menjadi beberapa temjat diantaranya.Untuk
orang yang bertempat tinggal di Mekah, maka niat ihram dihitung dari waktu keluar dari kota Mekah.
Kemudian untuk orang yang asalnya dari Madinah maupun sekitarnya, maka niat ihram dapat dimulai
dari mereka sampai pada Dzulhulaifah (Bir Ali).Untuk orang dari kota Syam, Mesir, serta dari arah
barat, maka bisa memulai ihram saat sampai di kota Juhfah.Untuk mereka yang datang dari kota
Yaman dan juga Hijaz, maka ihramnya dapat dimulai sesudah mereka sampai pada bukit Qarnul
Manazil.
Kemudian untuk orang dari India, negara Indonesia, maupun negara yang searah, maka bisa memulai
ihram sesudah mereka ada di bukit Yalamlam.Untuk orang yang berasal dari arah Irak maupun yang
searah dengannya, maka ibadah ihram dapat dimulai pada Dzatu Irqin.
Wukuf di Arafah
Rukun haji yang berikutnya adalah Wukuf di Arafah. Yakni berhenti dulu diPadang Arafah
dari tergelintirnya matahari pada tanggal 9 bulan Zulhijah hingga terbit fajar ditanggal 10 Zulhijah.

Tawaf Ifadah
Selanjutnya adalah Tawaf ifadah yakni ibadah mengelilingi Kakbah sampai 7 kali dan
didalamnya juga ada syarat sebagai berikut ini.Dirinya harus suci dari hadas serta najis dari mulai
badan hingga pakaian mereka.
Kemudian posisi Kakbah juga harus ada disebelah kiri seseorang tersebut yang mengelilinginya.Harus
memulai tawaf pada arah hajar aswad atau (batu hitam) yang ada pada salah satu pojok luar Kakbah.
Tawaf sendiri juga memiliki lima macam diantaranya:
a) Tawaf qudum yakni tawaf yang dilakukan saat baru tiba di kota Mekah
b) Tawaf ifadah ialah tawaf yang termasuk rukun haji
c) Kemudian tawaf sunah yakni tawaf yang dilakukan hanya semata-mata ingin ridho Allah saja.
d) Tawaf nazar ialah tawaf yang dilakukan guna memenuhi nazar yang diucapkannya.
e) Tawaf wada ialah tawaf yang dilakukan oleh jamaah haji sebelum mereka meninggalkan kota
Mekah.
Sa’i
Rukun haji yang ke 5 ialah melakukan Sa’i. Yakni lari-lari kecil ataupun jalan cepat diantara Safa
sampai Marwa (dasar ukumnya ada di QS Al Baqarah: ayat 158). Sementara ada beberapa syarat
dalam ibadah sa’I diantaranya.
Harus dimulai dari atas bukit Safa kemudian berakhir pada bukit Marwa.
Harus dilakukan dengan jumlah tujuh kali.
Sa’i harus dilakukan sesudah menjalankan ibadah tawaf qudum.
Tahalul
Rukun haji yang ke 6 ialah Tahalul. Ibadah tahalul ialah mencukur ataupun menggunting rambut
paling sedikit tiga helai rambut. Pihak yang menyatakan jika bercukur adalah rukun haji, memiliki
alasan karena tak bisa diganti oleh penyembelihan.
Tertib.
Rukun ibadah haji juga harus tertib. Yang dimaksud dengan tertib disini ialah menjalankan rukun haji
diatas secara berurutan dan tidak secara acak.

Wajib Haji
Didalam wajib haji juga terdapat tujuh macam diantaranya.
Ihram dari mulai miqat.
Kemudian bermalam di Muzdalifah saat malam hari raya qurban.
Harus Melempar Jumratul Aqabah yang sudah disiapkan.
Lemparan jumrah sebanyak tiga jumrah yaitu.
– Jumrah pertama adalah jumrah ula
– Kemudian jumrah wusta, yang etrakhir
– Jumrah aqabah.
Ibadah melempar jumrah ini dapat dilakukan setiap hari di tanggal 11, 12, maupun tanggal 13 di bulan
Zulhijah dengan waktu sesudah tergelincirnya matahari. Masing masing dari jumrah yang dilempar
dengan jumlah 7 (tujuh) kali menggunakan batu kecil yang ada disitu.
Bermalam di kota Mina.
Kemudian Tawaf wada.
Setelah itu, menjauhkan diri terhadap semua larangan yang diharamkan di masjidil haram dan umrah.
Diantara larangan yang dimaksud ialah:
– Untuk pria, dilarang mengenakan pakaian berjahit.
– Tertutup kepalanya untuk pria. Tertutup mukanya untuk wanita
– Dilarang memotong kuku.
– Dilarang membunuh hewan buruan.
– Dilarang menggunakan wangi-wangian.
– Dilarang hubungan suami isteri atau (bersetubuh)
– Dilarang mengadakan aqad nikah (baik kawin ataupun mengawinkan).
– Dilarang memotong rambut ataupun bulu badan lainnya.

6.Dam
DAM adalah Denda atau tebusan bagi mereka yang menunaikan haji atau umrah tetapi melakukan
pelanggaran ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan. Pelanggaran itu misalnya melakukan
larangan – larangan Ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib haji seperti mabit di Mina atau
Muzdalifah. Para Ulama tela sepakat bahwa seseorang yang menunaikan ibadah haji akan dikenakan
Dam apabila melakukan antara lain pelanggaran – pelanggaran diantaranya :
-Melakukan Haji Qiran atau Tamattu.
-Tidak Ihram dari Miqat
-Tidak Mabit I di Muzdalifah
-Tidak Mabit II di Mina
-Tidak melontar Jumrah
-Tidak melakukan Tawaf Wada

DAM TAKHYIR TA’DIL


Membayar dam untuk kesalahan melakukan salah satu dari dua perkara yaitu ; memburu
binatang darat yang boleh dimakan dagingnya, atau menebang, memotong dan mencabut tanaman di
tanah suci. Dendanya adalah salah satu berikut ini : Memotong seekor kambing atau memberi Fidayah
kepada fakir miskin senilai satu kambing itu atau berpuasa selama 10 hari.
DAM TAKHYIR TAKDIR.
Membayar denda karena melakukan satu dari larangan-larangan berikut ini :
-Memotong ,mencabut rambut atau bulu badan,
-Mengenakan pakaian terlarang sewaktu ihram
-Memakai minyak wangi pada rambut atau jenggot
-Memawak wewangian pada badan atau pakaian
-Bersetubuh sebelum Tahallul kedua.
Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor kambing atau memberi
makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa selama 10 hari.

DAM TARTIB TA’DIL


Membayar denda karena bersetubuh dengan istri sebelum tahallul, yaitu dengan menyembelih seekor
unta atau 7 ekor kambing atau memberi makan fakir miskin senilai satu unta atau berpuasa selama 10
hari.

DAM TARTIB TAKDIR


Membayar denda karena melakukan salah satu perkara – perkara sebagai berikut ;
-Melakukan Haji Tamattu atau Qiran.
-Tidak melakukan Wukuf di Arafah
-Tidak Melontar Jumrah
-Tidak Mabit di Muzdalifah
-Tidak Mabit di Mina
-Tidak Ihram di Miqat
-Tidak melakukan Tawaf Wada
-Tidak memenuhi nazar yang diikrarkan.
Dam yang dikenakan terhadap pelanggaran tersebut adalah memotong seekor kambing atau memberi
makan fakir miskin senilai kambing itu atau berpuasa selama 10 hari.
PELANGGARAN DAN DENDA

Larangan Kondisi Dam atau denda


Memakai Pakaian selama 10 Pria Memotong seekor kambing ,
hari.3 hari di berpuasa
tanah suci sisa di tanah air
Menutup kepala Pria Memotong seekor kambing
Menutup muka atau tangan Wanita Memotong seekor kambing
Memotong rambut Lebih dari 12 helai Memotong seekor kambing
Memotong Kuku Kurang dari 12 helai Memberi makan Fakir Miskin
Memakai wewangian Pria/Wanita Bersedekah 1 Mud
Berburu atau membunuh Memotong seekor kambing
binatang buruan atau
memberi makan 60 orang
miskin atau
berpuasa setiap fakir miskin
satu hari puasa

Bertengkar Pria/Wanita Memotong seekor kambing


Merusak tanaman di tanah suci Memotong seekor kambing
Melakukan akad nikah Sebelum Tahallul Awal Memotong seekor kambing
atau menikahkan
Bersetubuh Sesudah tahallul Awal Hajinya Batal, Wajib
Memotong seekorunta atau
sapi
atau puasa selama 10
hari.3 hari di tanah suci sisa di
tanah air

D.KESIMPULAN
Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan syari’at
yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah banyak macamnya. Adapun yang menjadi tolak
ukur seorang hamba di dalam ibadahnya yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai penyempurna
rukun Islam kita yaitu ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis simpulkan dari
pembahasan ini, yakni :
Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang wajib kita laksanakan apabila
kita mampu “Ibadah Haji”.
Apabila kita mati shalat merupakan hisaban pertama yang dilakukan dan sebagai tolak ukur ibadah-
ibadah yang lainnya.Orang yang suka melaksanakan shalat berarti dia menegakan agama, dan orang
yang tidak suka melaksanakan shalat berarti dia menghancurkan agama.
Untuk menambah pahala ibadah shalat, kita mesti melaksanakan shalat nawafil yakni shalat sunat,
baik rawatib atau mutlak atau shalat sunat lainnya, seperti dluha, tahajud, hajat dan lain
sebagainya.Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam yang lain dari
seluruh dunia.
Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga firdaus dan itu untuk haji
yang mabrul.
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Haji
[2] Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Haji, hal.16
[3] Ibid
[4] Nurcholis Madjid, Perjalanan Religius ‘Umrah dan Haji, hal. 3
[5] Muhammad Taufiq Ali Yahya,  Makkah Manasik Lengkap Umrah dan Haji serta Doa-
doanya, Hal 151
[6] Wahbah zuhayli, al-Fiqh al-Islamiyyah wa Adilatuhu (Beirut: Dar al-Fikr)
[7] taufiqurrochman. Manasik Haji dan Ziarah Spiritual.: UIN maliki press (hlm:67-68)
[8] Muhammad Hamidy. Risalah Haji.jakarta: media da’wah(hlm:153-159

Anda mungkin juga menyukai