Anda di halaman 1dari 13

1

A. PENDAHULUAN
Agama Islam bertugas mendidik lahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang
murni sesuai kehendak Allah, insya Allah kita akan menjadi orang yang beruntung.
Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang
merupakan rukun iman yang kelima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya
menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat
dan harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk mencapai
Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak
keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan secara
singkat mengenai pengertian haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-
hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.


B. PEMBAHASAN
1. Definisi haji dan umrah
a. Definisi haji
Haji merupakan salah satu rukun dan bangunan Islam yang kokoh.
Allah Swt berfirman:
gO1g le4C-47 e4L)O4 NE`
=1g-4O) W }4`4 N-E=E1 4p~E
44g`-47 *.4 O>4N +EEL-
OggO ge^O4l^- ^}4` 4vC4-c- gO^O)
1EO):Ec _ }4`4 4OEE Ep) -.- /j_EN ^}4N
4-gUE^- ^__
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim Barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke
2

Baitullah Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (Q.S. Ali-Imran/3:97)
1

Maksudnya, Allah menetapkan bagi manusia suatu kewajiban yaitu ibadah haji.
Karena kata ala menunjukan arti keharusan.
2

Definisi haji dapat dilihat dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
1) Secara etimologi
Haji asal maknanya adalah menyengaja sesuatu. Haji yang di maksud di sini
menurut syara ialah sengaja mengunjungi kabah untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
3
Dalam arti lain haji menurut arti bahasa
(etimologi) berarti (sengaja) atau al-qashd ila muazhzham (pergi menuju sesuatu
yang diagungkan) adalah menuju kesuatu tempat secara berulang kali atau menuju
kepada sesuatu yang di agungkan.
4

2) Secara terminologi
Dalam artian terminologis diantara rumusannya adalah menziarahi kabah
dengan melakukan serangkaian ibadah di masjidil haram dan sekitarnya.
5
Menurut
kalangan ahli fiqh mengkhususkan hanya untuk niatan datang ke Baitullah guna
menunaikan ritual-ritual peribadatan (manasik) tertentu.
Ibnu Al-Humam mengatakan, haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk
menunaikan aktivitas tertentu pada waktu tertentu. Pakar fiqh lain mengatakan haji
adalah pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, dengan perilaku tertentu dan pada
waktu tertentu. Maksud dari tempat-tempat tertentu adalah Kabah di Mekkah, Shafa
dan Marwa, Muzdalifah dan Arafah, perilaku tertentu adalah ihram, thawaf, sai dan
wukuf, sementara waktu tertentu adalah bulan Syawal, Dzul Qadah, dan 10 hari
pertama Dzulhijjah.
6
Inilah waktu haji secara global, merujuk pada firman Allah
OgO4^- EO_;- e4`OUuE` ... ^__

1 Anonim, Al-Quran dan Terjemahnya, (Cimahi: Gema Risalah Press), h. 114
2 Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hlm. 307
3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), cet. 48, hlm. 247
4 Abdul Aziz Muhammad Azzam dkk, Fiqh Ibadah Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji, (Jakarta :
Amzah, 2000), hlm. 481
5 M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Haji, (Semarang: Pustaka Rizki Putra), ed.3, cet.1
6 Abdul Aziz Muhammad Azzam dkk, Fiqh Ibadah, hlm. 482.
3

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi (ialah Syawal, Dzul
Qadah, dan Dzulhijjah)... (QS. Al- Baqarah (2) : 197)
Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam dan kewajiban yang tergolong
al malum min ad-din bi adh-dharurah. Sehingga, barangsiapa yang mengingkari
kewajibannya, maka ia telah kafir dan murtad dari Islam. Kewajiban haji ditetapkan
dengan Al-Quran dan sunnah.
b. Definisi umrah
Seperti halnya haji, definisi umrah dapat kita lihat dari dua segi yaitu:
a. Secara etimologi
Umrah berasal dari bahasa arab adalah salah satu kegiatan ibadah dalam
agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara
melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram.
b. Secara terminologi
Pada istilah teknis syari'ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di Ka'bah dan
Sa'i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering
disebut pula dengan haji kecil. Pelaksanaan umrah ini didasarkan pada firman Allah
SWT :
W-OOg>4 OgO4^- E4OuN^-4 .
. . *. ^_g
Artinya : Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah (Q.S. Al-
Baqarah/2:196)
7

2. Syarat Wajib dan Syarat Sah Haji dan Umrah
a. Syarat wajib haji dan umrah adalah sebagai berikut:
1) Islam
Beragama islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan melakukan
ibadah haji dan umrah. Karena itu orang-orang kafir tidak mempunyai kewajiban haji
dan umrah demikian pula orang yang murtad.
2) Berakal
Orang yang tidak berakal seperti orang gila, orang tolol juga tidak wajib haji.
3) Baligh

7 Anonim, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 58
4

Anak kecil tidak wajib haji dan umrah. Namun sah jika mengerjakan haji dan
umrah, namun apabila anak sudah sampai umur maka si anak waib haji kembali.
4) Mampu
Pengertian mampu itu ada dua macam:
a) Mampu mengerjakan haji dengan sendirinya, dengan syarat sebagai berikut:
Mempunyai bekal yang cukup untuk pergi ke Mekah dan kembalinya.
Mampu dari segi adanya alat transportasi kesana, baik kepunyaan sendiri
ataupun dengan jalan menyewa.
Mampu dari segi fisik
Mampu dari segi keamanan, artinya perjalannya aman dimana orang-orang yang
melalui jalan itu selamat sentosa.
Bagi perempuan hendaklah ia berjalan bersama-sama dengan mahramnya,
bersama suaminya atau bersama perempuan yang dipercayai. Tidak sedang
menjalani masa iddah, baik karena cerai maupun ditinggal mati suami.
Mampu mengerjakan haji yang bukan dikerjakan oleh yang bersangkutan, tetapi
dengan jalan menggantinya dengan orang lain.
8

b. Syarat sah haji dan umrah adalah sebagai berikut:
1) Waktu tertentu
Secara global waktu-waktu tertentu sahnya pelaksanaan haji adalah pada
bulan-bulan haji yaitu Syawal, Dzul Qadah, dan 10 hari pertama Dzul Hijjah.
Sedangkan umrah tidak ada ketentuan waktu artinya sepanjang waktu bisa
melaksanakan umrah.
2) Tempat tertentu
Tempat-tempat tertentu pelaksanaan haji adalah tanah Arafah untuk wukuf dan
Kabah di dalam kompleks Masjidil Haram untuk thawaf. Sedangkan umrah tempat
tertentu sama dengan tempat tertentu pelaksanaan haji namun pada umrah ini tidak
melaksanakan wukuf di Arafah.
9




8 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, hlm. 249-250
9 Abdul Aziz Muhammad Azzam dkk, Fiqh Ibadah, hlm. 505-506
5

3. Rukun dan wajib haji dan umrah
Perkataan wajib dan rukun biasanya berarti sama, tetapi di dalam urusan haji
ada perbedaan sebagai berikut:
Rukun dalam haji adalah sesuatu yang sama sekali tidak boleh tertinggal dalam
arti bahwa bila salah satu rukun yang ditentukan tertinggal hajinya batal dan oleh
karenanya harus diulang kembali tahun berikutnya tidak boleh diganti dengan dam.
Wajib adalah perbuatan yang mesti dilakukan namun bila satu diantaranya
tertinggal tidak membawa kepada batalnya haji itu hanya diwajibkan melakukan
perbuatan lain sebagai penggantinya atau boleh diganti dengan dam.
a. Rukun dan wajib haji
1) Ihram Haji
Ihram adalah berniat memulai mengerjakan haji atau umrah, ihram berarti
masuk dalam suasana haram maksudnya ada beberapa hal yang muharramat pada
saat ihram, yang sebelumnya boleh dikerjakan. Adapun bacaan niat haji tergantung
pada cara pelaksanaannya, diantaranya :
a) Haji Tamattu (mendahulukan umrah), maka niatnya adalah niat umrah dahulu

(aku berniat umrah dan aku ihram untuknya karena


Allah SWT). Sesudah umrah selesai lalu berniat Haji pada tanggal 8 Dzulhijjah
dengan niat

(aku berniat haji dan aku ihram untuknya


karena Allah SWT).
b) Haji Ifrad (mendahulukan haji), maka niatnya adalah niat haji dahulu kemudian
pada tanggal 13 Dzul Hijjah baru boleh niat ihram dengan bacaan niat yang
sama seperti bacaan niat haji tamattu.
c) Haji Qiran (haji dan umrah bersama-sama) dengan bacaan niat

(aku berniat haji dan umrah dan aku ihram


untuk keduanya karena Allah SWT).10[11]
2) Wuquf

10 Muhammad Sokhi Asyhadi, Fikih Ibadah Versi Madzhab Syafii, (Semarang : Ponpes Fadllul Wahid,
2011), hlm 254.
6

Yaitu berada di Padang Arafah pada tangggal 9 Dzulhijjah dari saat
tergelincirnya matahari sampai terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah
haji yang mengambil sebagian dari batasan waktu tersebut sudah sah wukufnya.
Wukuf diawali dengan khutbah wukuf lalu shalat dzuhur dan ashar jama
taqdim dan qashar, setelah itu berdzikir, berdoa sampai menjelang terbenamnya
matahari.
11

3) Tawaf Ifadhah
Thawaf adalah mengelilingi kabah. Firman Allah swt:
W-OO-C4O^4 ge^14l^)
-1gE^- ^g_
Artinya :Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah). (Al-Hajj:29)
Syarat-syarat tawaf adalah sebagai berikut:
Menutup aurat
Suci dari hadas dan najis
Kabah hendaklah di sebelah kiri orang yang tawaf
Permulaan tawaf itu hendaklah dari Hajar Aswad
Tawaf itu hendaklah tujuh kali
12

4) Sai
Yaitu berjalan cepat dari bukit shafa ke bukit Marwah bolak balik selama
tujuh kali dan dimulai dari bukit shafa.
Syarat-syarat sai adalah sebagai berikut:
a) Dimulai dari Bukit Shafa dan disudahi di Bukit Marwah
b) Sai itu dilakukan tujuh kali karena Rasulullah saw telah melakukan sai
sebanyak tujuh kali.
c) Waktu sai itu hendaklah sesudah tawaf
5) Tahallul
Bertahallul berarti menghilangkan sekurang-kurangnya 3 helai rambut.

11 Awaludin Pimay, Fikih Haji dan Umrah, (Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2009), hlm.
16.
12 Anonim, Ibadah Haji dan Khotbah, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
7

6) Tertib
Artinya mendahulukan yang dulu di antara rukun-rukun itu.
13

b. Wajib haji
1) Memulai ihram dari miqat
Ketentuan masa (miqat zamani) adalah dari awal bulan syawal sampai
terbit fajar Hari Raya Haji yaitu tanggal 10 bulan Haji.
Firman Allah swt:
OgO4^- EO_;- e4`OUuE` _
^__
Artinya : (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. (Q.S.
Al-Baqarah/2:197)
14

Ketentuan tempat (makan) adalah sebagai berikut:
o Mekah
Tempat ihram orang yang tinggal di Mekah
o Zul-Hulaifah
Tempat ihram orang yang datang dari arah Madinah dan negeri-negeri
yang sejajar dengan Madinah.
o Juhfah
Tempat ihram orang yang datang dari arah Syam, Mesir, Magribi, dan
negeri negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut.
o Yalamlam
Nama suatu bukit dari beberapa Bukt Tuhamah.
o Qarnul Manazil
Nama sebuah bukit, jauhnya kira-kira 80.640 km dari mekah.
o Zatuirqin
Nama kampung yang jauhnya kira-kira 80.640 km dari Mekah.
15

2) Kehadiran di muzdalifah walaupun hanya sesaat

13 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,hlm. 255-256
14 Anonim, Al-Quran dan Terjemahnya, hlm. 58
15 Muhammad Sokhi Asyhadi, Fikih Ibadah Versi Madzhab Syafii, hlm. 254.
8

Yaitu berhenti/ bermalam di Muzdalifah pada malam tanggal 10
Dzulhijjah, di Muzdalifah. Maka apabila ia berjalan dari Muzdalifah tengah
malam, ia wajib membayar denda (dam).
3) Melontar jumrah aqobah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah , waktu melempar mulai setelah lewat malam
tanggal 10 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 11 Dzulhijjah.
4) Melontar 3 Jumrah
Pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah melontar 3 jumrah (Ula, Wustho dan
Aqobah) tiap-tiap jumrah dilontar tujuh batu kecil, waktu melontar ialah sesudah
tergelincir matahari pada tiap-tiap hari. Syarat-syarat melontar:
Melontar dengan tujuh batu, dilontarkan satu persatu
Menertibkan tiga jumrah, dimulai dari jumrah yang pertama (jumrah ula dekat
Masjid Khifa), kemudian yang di tengah (jumrah Wustho) dan sesudah itu
yang akhir (jumrah aqobah)
Alat untuk melontar adalah batu kerikil
5) Bermalam di Mina
Bermalam di Mina sampai tengah malam paad tanggal 11 dan 12
Dzulhijjah, beralasan atas perbuatan Rasulullah Saw. Selagi beliau masih hidup.
6) Tawaf Wada
Tawaf sewaktu akan meninggalkan mekah.
7) Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan
16

c. Rukun dan wajib umrah
1) Rukun umrah
Rukun dalam umrah sama dengan rukun dalam haji yang membedakan
adalah dalam umrah tidak ada wukuf, yaitu sebagai berikut
a) Niat ihram
b) Thawaf
c) Sai
d) Tahallul
e) Tertib

16 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,hlm. 260-262
9

2) Wajib umrah
Ihram dari tempat yang telah ditentukan (miqat makani). Miqat zamaninya
ditentukan karena ibadah umrah dapat dikerjakan sepanjang tahun.
Menjauhkan diri dari segala yang diharamkan bagi orang yang sedang
melaksanakan umrah atau haji.
17

4. Larangan-larangan dan hal-hal yang membatalkan haji dan umrah
a. Larangan-larangan haji dan umrah
Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atas nya
sebelas perkara sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul):
Mencabut rambut
Menggunting kuku
Memakai wangi-wangian
Membunuh binatang buruan (darat,adapun binatang laut maka dibolehkan)
Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita)
pakaian yang berjahit adalah pakaian yang membentuk badan, seperti baju kaos,
celana pendek, celana panjang, kaos tangan dan kaos kaki. Adapun sesuatu yang
ada jahitannya tetapi tidak membentuk badan maka hal itu tidak membahayakan
muhrim (orang yang sedang ihram), seperti sabuk, jamtangan, sepatu yang ada
jahitan-jahitannya dan sebagainya
Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-laki),
seperti peci, penutup kepala, serban, topi dan yang sejenisnya. Tetapi
diperbolehkan berteduh di bawah payung, di dalam kemah dan mobil juga di
bolehkan membawa barang di atas kepala jika tidak dimaksudkan untuk
menutupinya.
Memakai tutup muka dan kaos tangan bagi wanita, tetapi jika di depan laki- laki
asing (bukan muhrim) maka ia wajib menutupi wajah dan kedua tangan nya
namun dengan selain tutup muka (cadar), misalnya dengan menurunkan kerudung
ke wajah dan memasukkan tangan ke dalam baju karung.
Melangsungkan pernikahan (akad nikah)

17 Awaludin Pimay, Fikih Haji dan Umrah, hlm. 4.
10

Bersetubuh
Bercumbu (bermesraan dengan syahwat)
Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu
18

b. Hal-hal yang membatalkan haji dan umrah
Diadaptasi dari 'Abdul 'Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz Fi Fiqhis
Sunnah Wal Kitabil 'Aziz, atau Al-Wajiz Ensiklopedi Fikih Islam dalam Al-Qur'an
dan As-Sunnah Ash-Shahihah, terj. Ma'ruf Abdul Jalil Ibadah haji bisa batal
disebabkan oleh salah satu dari kedua hal berikut:
Jima, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah aqabah.
Adapun jima yang dilakukan pasca melontar jamrah aqabah dan sebelum thawaf
ifadhah, maka tidak dapat membatalkan ibadah haji, sekalipun yang bersangkutan
berdosa. Namun sebagian di antara mereka berpandapat bahwa ibadah haji tidak
bisa dianggap batal karena melakukan jima, sebab belum didapati dalil yang
menegaskan kesimpulan ini.
Meninggalkan salah satu rukun haji.
Manakala ibadah haji kita batal disebabkan oleh salah satu dari dua sebab ini,
maka pada tahun berikutnya masih diwajibkan menunaik badal haji. Badal haji adalah
mengganti/menukar. Sementara kaitannya dengan ibadah haji atau umrah, badal
adalah menggantikan orang lain (karena uzur atau meninggal dunia) untuk
mengerjakan haji atau umrah. Bisa juga menggantikan orang lain untuk melontar
jumrah.

5. Perbedaan haji dan umrah
Terdapat beberapa perbedaan antara Haji dan Umroh. Ibadah Umrah itu sendiri
bisa dikatakan Haji kecil, karena ada beberapa manasik yang sama. Namun antara Haji
dan Umrah tidaklah sama. Perbedaan antara Haji dan Umrah diantaranya:
Dari segi waktu, ibadah haji mempunyai waktu-waktu tertentu yaitu bulan-bulan
tertentu yang tidak sah niat ihram haji kecuali di dalamnya. Adapun bulan-bulan
tersebut yaitu: syawal, dzulqodah, dan 10 hari pertama dari bulan dzulhijjah.
Sedangkan umrah, maka hari-hari dalam setahun adalah merupakan waktu

18 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam,hlm. 264-265
11

dibolehkannnya untuk niat ibadah umrah, kecuali waktu-waktu haji bagi orang yang
berniat ihram haji saja didalamnya.
Adapun dari segi manasik, dalam ibadah haji terdapat wukuf di arafah, mabit di
mudzdalifah dan di mina, melempar jumrah. Sedangkan umrah, hal-hal di atas tidak
perlu dilakukan. Yang mana umrah hanya terdiri: niat ihram, tawaf dan sai, halq
atapun tahallul.
Ulama sepakat atas kewajiban menjalankan ibadah haji bagi yang mampu,
sedangkan dalam umrah terdapat perbedaan pendapat hukum menjalankannya,
apakah ia wajib atau tidak bagi yang mampu.
Dalam umrah tidak ada jamak antara dua shalat seperti dalam pelaksanaan haji.
Demikian menurut Ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah. Sedangkan ulama
Syafiiyah berpendapat dibolehkan jamak dan qashar. Menurut mereka, haji dan
umrah bukanlah sebab bagi bolehnya jamak antara dua shalat, melainkan sebabnya
adalah karena safar (perjalanan).
Tidak ada thawaf qudum dan tidak ada pula khutbah.
Miqat umrah untuk semua orang adalah Tanah Halal. Sedangkan dalam ibadah haji,
miqat bagi orang Makkah adalah Tanah Haram.
Menurut ulama Malikiyah dan Hanafiyah, hukum umrah adalah sunah muakkad
sedangkan haji hukumnya adalah fardhu.
Menurut ulama Hanafiyah, pada ibadah umrah tidak ada Thawaf Wada sebagaimana
dalam haji.
Membatalkan umrah dan melakukan thawaf dalam keadaan junub tidak diwajibkan
membayar denda seekor unta yang digemukkan (al-badanah) sebagaimana
diwajibkan dalam ibadah haji.







12

C. PENUTUP
Haji adalah pergi menuju Baitul Haram untuk menunaikan aktivitas tertentu pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Maksud dari tempat-tempat tertentu adalah Kabah di
Mekkah, Shafa dan Marwa, Muzdalifah dan Arafah, perilaku tertentu adalah ihram, thawaf,
sai dan wukuf, sementara waktu tertentu adalah bulan Syawal, Dzul Qadah, dan 10 hari
pertama Dzulhijjah. Sedangkan Umrah artinya berkunjung atau berziarah dan waktunya
tidak ditentukan (dapat dilakukan kapanpun). Dalil hukum tentang kewajiban keduanya pun
telah banyak tertulis jelas di dalam Al-Quran dan sunnah Rasul.
Pelaksanaan haji dan umrah mempunyai syarat wajib yang sama diantaranya:
1. islam,
2. baligh,
3. berakal, dan
4. mampu
Serta memiliki syarat sah yang sama yaitu sah dilaksanakan pada waktu dan
tempat tertentu yang telah ditentukan. Selain itu terdapat pula rukun haji diantaranya
ihram, wukuf, thawaf, sai, tahallul dan tertib. Rukun umrah hampir sama dengan rukun
haji namun dalam umrah tidak ada wukuf di Arafah.
Sementara itu ada larangan-larangan haji dan umrah serta hal-hal yang
membtalkannya, larangan-larangannya berupa:
1. dilarang menggunting kuku,
2. melaksanakan akad nikah,
3. bersetubuh dsb
Hal-hal yang membatalkan haji dan umrah adalah:
1. Jima, senggama, bila dilakukan sebelum melontar jamrah aqabah.
2. Meninggalkan salah satu rukun haji.
Sedangkan perbedaan antara haji dan umrah dapat dilihat dari segi waktu, segi
manasik dsb.




13

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fauzan, Saleh. Fiqih Sehari-hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
Anonim. Al-Quran dan Terjemahnya. Cimahi: Gema Risalah Press
Anonim. Ibadah Haji dan Khotbah, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Ash-Shiddieqy, M. Hasbi. Pedoman Haji, Semarang: Pustaka Rizki Putra, ed.3, cet.1
Asyhadi, Muhammad Sokhi. Fikih Ibadah Versi Madzhab Syafii. Semarang : Ponpes Fadllul
Wahid, 2011.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad dkk. Fiqh Ibadah Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji.
Jakarta : Amzah, 2000
Pimay, Awaludin. Fikih Haji dan Umrah. Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2009.
Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.

Anda mungkin juga menyukai