Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HAJI DAN UMRAH

DIAN RAHMAWATI
X MIA 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia


dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas
dan aqidah yang murni sesuai kehandak Allah, insyaallah kita kita akan menjadi
orang yang beruntung.

Ibadah dalam agama islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang
merupakan rukun iman yang ke lima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

Dalam mengerjakan ibadah haji kita menempuh jarak yang sedemikian jauh untuk
mencapai baitullah dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan,
berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan
batin dan kenikmatan rohani.

Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan


secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan
umrah, syarat, rukun, wajib haji dan umrah, serta hal- hal yang dilarang waktu
mengerjakan haji.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan dasar hukum haji dan rumah


2. Syarat, rukun, wajib haji dan umrah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Haji dan Umrah

Agama Islam bertugas mendidik dhahir manusia, mensucikan jiwa manusia dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan
aqidah yang murni sesuai kehandak Allah, insyaallah kita kita akan menjadi orang
yang beruntung.

Ibadah dalam agama islam banyak macamnya. Haji adalah salah satunya, yang
merupakan rukun iman yang ke lima. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.

Dalam mengerjakan ibadah haji kita menempuh jarak yang sedemikian jauh untuk
mencapai baitullah dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan,
berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan
batin dan kenikmatan rohani.

Untuk memperdalam pengetahuan kita, penulis mencoba memberi penjelasan


secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan
umrah, syarat, rukun, wajib haji dan umrah, serta hal- hal yang dilarang waktu
mengerjakan haji.

B. Syarat, rukun, wajib haji dan rumah

Islam
Beragama islam merupakan syarat mutlak bagi orang yang akan ibadah haji dan
umrah. Karena itu orang kafir tidak tidak diwajibakn melakukan ibadah haji dan
umrah karena bukanlah orang yang ahli beribadah seperti yang disyari'atkan dalam
Islam. Demikian juga dengan orang murtad.

Baligh

Adapun anak kecil tidak dibebani dengan kewajiban ibadah haji dan umrah karena
persyaratan baligh belum terpenuhinya. Sebagaiman sabda Nabi SAW

‫ت يَ ْبلُ َغ َو َع ِن ْال َمجْ نُو ِن َحتَّى يَب َْرا‬ َّ ‫رفع ْالقَلَ ُم عَن ثالث عن الال ثم َحتَّى يَ ْستَيقَظ َو َع ِن ال‬.
َّ ‫صبِي َح‬

Artinya: "Diangkat dosa dari tiga hal, yaitu

dari orang yang tidur sampai la bangun, anak-anak sampai dewasa (baligh), dan dari
orang gila sampai sembuh.." (HR Abu Daud, Ibnu Majah, dan Al-Turmizi).

Berakal

Orang yang tidak berakal seperti orang orang bodoh tidak diwajibkan gila,
melakukan ibadah haji dan umrah, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, Ibnu Majah, dan Al-Tirmizi.

Merdeka

Para ahli fiqih sepakat mengatakan bahwa orang yang wajib haji dan umrah adalah
orang yang merdeka. Hamba sahaya tidak diwajibkan melakukan ibadah haji dan
umrah karena dia bertugas melayani tuannya. Sedangkan ibadah haji memerlukan
banyak waktu dan biaya.

Kemampuan (istitha'ah)

Salah satu syarat haji syarat haji adanya kemampuan bepergian ke Baitullah,
sebagaimana diterangkan dalam firman Allah ayat 97 surat Ali Imran :

ِ ‫ ْالبَ ْي‬.
ِ َّ‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َوهَّلل ِ َعلَى الن‬
‫اس َح َّج سبيال‬

Artinya : mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi
orang-orang yang sanggup mengadakan perjalan ke Baitullah (QS.Al-Aimran).

Menurut ahli fiqih dikalangan Hanafiyah, istitha'ah terdiri dari tiga macam yaitu
istitha'ah badaniyah (kemampuan fisik), istitha'ah maliyah (kemampuan ekonomi),
dan istitha'ah amaniyah kemampuan kondisi keamanan perjalanan).
Ahli fiqih Syafi'iyah berpendapat bahwa jika calon jama'ah haji seorang wanita,
disyaratkan adanya orang yang mendampingi dari mahram atau suaminya atau
wanita yang dapat dipercaya. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW.

‫ َواَل تُ َسا فر المرأة إال مع ذي محرم‬.... ‫ عن ابن عباس رضي هللا عنهما سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬...

Artinya

Dari Ibnu Abbas ra. Berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: dan
seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali disertai oleh mahramnya.... (HR.
Bukhari Muslim).

BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan

Dalam terminology haji didefinisikan sebagai perjalanan mengunjungi Ka’bah untuk


melakukan ibadah tertentu. Sedangkan pengertian umrah adalah mengunjungi
Ka’bah untuk menentukan ibadahb tertentu pada waktu haji maupun di luar waktu
haji.

Ibadah Haji diwajibkan kepada setiap umat muslim yang mampu.

Anda mungkin juga menyukai