Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Malakah ini yang berjudul Haji dan
Umrah. Dalam penyusunannya mungkin tugas ini sangat jauh sekali dari kesempurnaan Oleh
karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik yang sifatnya membangun sebagai bahan
perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang.
Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam peyusunan tugas ini. Mudah-mudahan tugas yang
penulis buat dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Rantauprapat, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1. Latar Belakang............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
3. Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 2
1. Pengertian Haji dan Umrah......................................................................... 2
2 Hukum dan Jenis Haji dan Umrah................................................................ 2
3. Tata Cara Haji dan Umrah........................................................................... 3
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 6
1. Kesimpulan.................................................................................................. 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Haji dan Umrah merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dan muslimat, yang mana
dilakukan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT, kewajiban setiap umat islam
melaksanakan ibadah Haji merupakan bentuk implementasi dari rukun islam yang kelima,
seseorang yang telah memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah Haji, sedangkan orang
yang melaksanakan ibadah Haji lebih dari satu kali, maka ia tercatat melaksanakan Haji sunnah,
karena kewajiban Haji bagi umat islam ini hanya sekali dalam seumur hidup. Haji merupakan
perjalanan tersendiri didalam dunia traveling dan wisata. Seorang muslim dalam perjalanan itu
berpindah dari negaranya menuju negeri yang aman, yang mana Allah telah bersumpah
dengannya didalam Al-Qur’an, untuk wukuf dipadang arafah dan thawaf di baitullah yang suci.
Islam menjadikannya sebagai lambang tauhid kepada Allah dan kesatuan kaum muslimin,
maka selaku umat islam kita diwajibkan untuk menghadap kiblat ketika kita sedang beribadah
shalat, dan kemudian kita diwajibkan untuk mendatangi baitullah untuk melakukan thawaf dan
wukuf sekali dalam seumur hidup.
Rasulullah SAW merupakan panutan bagi setiap umat manusia, yang mana beliau telah
mengajarkan dan memberikan petunjuk yang baik terhadap umat manusia, termasuk dimana
beliau menyuruh kita untuk melaksanakan ibadah Haji. Penyelenggaraan ibadah Haji merupakan
rangkaian kegiatan meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap jama’ah, sehingga
mereka dapat menunaikan ibadah Haji sesuai dengan ketentuan ajaran agama islam. Namun
dalam pelaksanaannya, masih ditemukan beberapa kendala seperti biaya penyelenggaraan Haji,
pengelolaan keuangan, pendaftaran, layanan pemondokan, kesehatan, transportasi, dan catering
disamping itu masih belum optimalnya informasi dan sosialisasi kebijakan penyelenggaraan
ibadah Haji kepada masyarakat.

2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Haji dan Umrah?
2) Apa saja Hukum dan Jenis-jenis Haji dan Umrah?
3) Bagaimana Tata Cara melakukan Haji dan Umrah?

3. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud Haji dan Umrah serta bagian dan macam-macam
Haji dan Umrah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Haji dan Umrah


Haji dan umroh pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya
diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Islam yang telah mempunyai
kemampuan.Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji dan
umrah juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri
secara total kepada Allah baik secara fisik material maupun spiritual. Haji dan umroh merupakan
kegiatan berkunjung Baitullah, untuk mengerjakan ibadah haji dan umroh dengan cara, tempat,
waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah,
thawaf ifadhah dan sa’i.
Umroh merupakan salah satu ibadah umat muslim yang pelaksanaannya di lakukan di
tanah suci Mekkah dan Madinah. Umroh pada hakikatnya menjadi sarana dan media bagi kaum
muslimin untuk beribadah ke tanah suci setiap saat.1 Dalam suatu hadist dari Abu Hurairah RA
diriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda, “Tamu Allah itu ada tiga, yaitu orang yang berperang,
orang yang melaksanakan haji dan orang yang berumroh.”
Pengertian haji secara bahasa berarti Qusdu atau sengaja dan ziyarah yang berarti berkunjung.
Pengertian Haji secara istilah ialah sengaja berkunjung ke baitullah yaitu ka'bah untuk
menjalankan serangkaian manasik haji seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah Muhammad
SAW. Umrah secara bahasa artinya ialah berziarah atau berkunjung.

Sedangkan secara istilah umrah ialah ziarah ke Baitullah untuk melakukan thawaf, sa'i
dan tahallul demi mengharap ridha dari Allah SWT.

Hukum mengerjakan haji adalah wajib satu kali saja dalam seumur hidup bagi umat
muslim yang sudah baligh dan diberikan kemampuan baik tenaga maupun harta untuk pergi ke
mekah. Ketentuan haji ini disebutkan

dalam Q.S. Ali-Imran : 97


‫ٌۢت َٰن‬
‫ِفيِه َء اَٰي َبِّي ٌۭت َّم َقاُم ِإْبَٰر ِه يَم ۖ َو َم ن َد َخ َل ۥُه َك اَن َء اِمًۭن اۗ َوِهَّلِل َع َلى ٱلَّناِس ِحُّج ٱْلَبْيِت َمِن ٱْس َتَطاَع ِإَلْيِه َس ِبياًۭل ۚ َو َم ن َك َف َر َف ِإَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّى‬
‫َع ِن ٱْلَٰع َلِم يَن‬
Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang
siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

2. Hukum dan Jenis-jenis Haji dan Umrah


a. Hukum Haji
Dikutip dari buku Tuntunan Super Lengkap Haji dan Umrah karya Ust. A Solihin As
Suhaili dituliskan bahwa haji merupakan ibadah yang perintahnya turun langsung dari Allah
SWT melalui Al-Qur'an. Maka dari itulah haji merupakan ibadah yang wajib ditunaikan bagi
mereka yang sudah memiliki kemampuan secara fisik dan finansial.

2
Hukum wajib dalam ibadah haji sebagaimana tertulis dalam Qur'an Surat Al-Imran ayat
97, berbunyi:
‫ْل‬
‫ِفيِه آَياٌت َبِّيَناٌت َم َقاُم ِإْبَر اِهيَم ۖ َو َم ْن َد َخ َلُه َك اَن آِم ًناۗ َو ِهَّلِل َع َلى الَّناِس ِح ُّج ا َبْيِت َمِن اْسَتَطاَع ِإَلْي ِه َس ِبياًل ۚ َو َم ْن َكَف َر َف ِإَّن َهَّللا َغ ِنٌّي َع ِن‬
)97( ‫اْلَع اَلِم يَن‬

Artinya: "Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

b. Jenis-jenis Haji
Masih dikutip dari buku yang sama, ada tiga jenis haji sebagai berikut:
1) Ifrad
Haji ifrad yaitu melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu kemudian melaksanakan ibadah
umrah di luar musim haji. Orang yang berhaji dengan ifrad tetap dalam keadaan ihram
hingga selesai segala amalan hajinya.

2) Qiran
Haji qiran adalah melaksanakan ihram haji dan umrah secara bersamaan di miqat.
Dinamakan haji qiran karena dikumpulkan antara haji dan umrah dalam satu ihram.
Jemaah yang melakukan haji qiran dilarang untuk memotong rambut setelah selesai sa'i.
Ia harus tetap memakai ihramnya saat kembali ke pondokan dan kemudian menunggu
proses wukuf, mabit, mina, lempar jumrah, hingga selesai seluruh ibadah haji dan
umrahnya.

3) Tammatu'
Haji tammatu' yaitu melakukan ibadah umrah terlebih dahulu kemudian haji pada musim
haji tahun itu juga. Jemaah terlebih dahulu menunaikan umrah, lalu di tanggal 8 Zulhijah
kembali berniat untuk ihram haji. Dengan jenis haji ini, jemaah harus membayar dam
(denda). Mayoritas masyarakat Indonesia menunaikan ibadah haji jenis ini.

3. Tata Cara Haji dan Umrah


a. Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji
Sebagai langkah awal, jamaah perlu membaca niat haji terlebih dahulu. Berikut bacaan
dan arti dari niat ibadah haji yang perlu dipahami:
"Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma hajjan"
Artinya:
"Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu, ya
Allah untuk berhaji."
1) Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di
Masjidil Haram (Makkah).
2) Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama’ah haji
menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat
tersebut tidak ada sumber air.

3
3) Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian
serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.
4) Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan shalat zhuhur, ashar,
maghrib dan isya serta shalat subuh. Setiap shalat dikerjakan pada waktunya, namun shalat
yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada
di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.
5) anggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk
melakukan wukuf. Kemudian semua jamaah haji melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam
diri dan berdoa di padang Arafah hingga Maghrib tiba. Disunnahkan bagi jama’ah untuk
singgah di namirah dan jika memungkinkan berdiam di sana hingga matahari tergelincir, jika
memungkinkan.
Namirah adalah sebuah tempat yang terletak dekat perbatasan arafah, apabila matahari
tergelincir, dan masuk maktu zhuhur. Disunnahkan bagi imam atau orang yang diwakilkan
untuk menyampaikan khutbah di hadapan para jama’ah, berkenaan dengan kondisi kaum
muslimin, agar kembali memperbaharui tauhid, hukum-hukum seputar ibadah haji, dan
perkara-perkara penting lainnya.
6) Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar tanggal 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal
10 dzulhijah. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar,
maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.
Barang siapa yang tidak mengerjakan wukuf pada waktu tersebut maka hajinya tidak sah,
sebagaimana yang diriwayatkan dalam dari ibnu ‘abbas hadits marfu’ “barang siapa yang
mengerjakan wukuf sebelum matahari terbit (pada tanggal 10 dzulhijjah) maka ia telah
mengerjakan haji”. [Disahihkan oleh Al-Albani (No. 5995) dalam shahihul jami’.
7) Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit
(bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.
8) Tanggal 9 Dzulhijjah tengah malam atau setelah melakukan mabit, jamaah haji meneruskan
perjalanannya ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar Jumroh.
9) Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar Jumroh yaitu
sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan
tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.
10) Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram
untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan Haji.
11) Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan
dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ‘Ula dan jumrah Wustha.
12) Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu
kedua, dan tugu ketiga.
13) Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama,
tugu kedua, dan tugu ketiga.
14) Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Wada’
yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.

b. Tata cara ibadah umroh


Ada beberapa persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam langkah-langkah ibadah
umroh. Berikut penjelasan selengkapnya yang bisa dipahami.
1) Membaca niat ibadah umroh.
"Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma umratan."

4
Artinya:
"Aku niat melaksanakan umroh dan berihram karena Allah Swt. Aku sambut panggilan-Mu,
ya Allah untuk berumroh."
2) Melakukan persiapan umroh yaitu dengan membersihkan diri dari kotoran dan najis
3) Berniat Ihram dari Miqot dengan membaca "Labbaik Umroh". Miqot merupakan tempat yang
ditentukan Rasulullah SAW untuk jamaah berucap ihram pertama, bagi yang punya niatan
haji atau umroh.
4) Menuju ke Mekkah dengan memperbanyak bacaan talbiah "Labbaik Allahumma labbaik.
Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan nimata, laka wal mulk, laa syariika lak".
5) Melakukan Thawaf, dengan dilakukan 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di
Hajar Aswad pula. Saat proses tersebut, juga disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran
pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir.
6) Menuju maqam Nabi Ibrahim dengan rakaat pertama membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Kaafiruun. Rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan
dengan membaca surat Al-Ikhlas.
7) Melakukan Sai yang merupakan berlari-lari kecil di antara Bukit Shafa dan Marwa. Saat di
Bukit Shafa, jamaah diperintahkan untuk naik ke atas bukit, lalu menghadap Kabah dari atas.
Dan bacalah sebanyak 3x "Laa illaha illallahu wahdahulaa syariikalahuu, lahuulmulku wa
lahuul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa 'alaa kullii syai'in qadiir" saat melihat ka'bah.
8) Bertahallul sebagai bentuk akhir pelaksanaan ibadah umroh untuk laki-laki lebih baik dicukur
sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul tidak mengapa. Sedangkan untuk tata cara
umroh wanita hanya dicukur ala kadarnya.

BAB III
PENUTUP
5
1. Kesimpulan
Islam menjadikannya sebagai lambang tauhid kepada Allah dan kesatuan kaum muslimin,
maka selaku umat islam kita diwajibkan untuk menghadap kiblat ketika kita sedang beribadah
shalat, dan kemudian kita diwajibkan untuk mendatangi baitullah untuk melakukan thawaf dan
wukuf sekali dalam seumur hidup.
Haji dan umroh pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya
diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat Islam yang telah mempunyai
kemampuan.Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian kegiatannya adalah ibadah. Haji dan
umrah juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan ketaatan serta penyerahan diri
secara total kepada Allah baik secara fisik material maupun spiritual. Haji dan umroh merupakan
kegiatan berkunjung Baitullah, untuk mengerjakan ibadah haji dan umroh dengan cara, tempat,
waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah,
thawaf ifadhah dan sa’i.

6
MAKALAH
HAJI DAN UMRAH

Tugas ini dibuat untuk memenuhi


mata pelajaran Fiqih

Disusun Oleh :
Nama : Fadillah Al Hafidz
Mata Pelajaran : Fiqih
Guru Pengampu : Siti Razana Siregar, S.Pd.I
KELAS : X AGAMA 1

MAN (MADRASAH ALIYAH NEGERI)


RANTAUPRAPAT
T.A 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai