Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktivitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan, dan makalah ini dibuat agar
dapat memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala
hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran
yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi wawasan dan pemahaman yang luas
kepada pembaca.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan
membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah
yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung.
Ibadah dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji
merupakan rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji
adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan
tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah
dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara singkat
mengenai haji dan umrah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Haji secara bahasa adalah bermaksud atau menuju. Sedangkan secara syara adalah
bermaksud untuk pergi ke Baitullah dan tempat-tempat khusus lainnya guna melaksanakan
beberapa amalan tertentu seperti thawaf dan wukuf diArafah.Tempat-tempat khusus yang
dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Kabah dan Masa (tempat sai), juga Padang
Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).
Umrah adalah berkunjung ke Kabah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-
syarat yang telah ditetapkan. Umroh disunahkan bagi muslim yang mampu. Umroh dapat
dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah yaitu tgl 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik
yaitu tgl 11,12,13 Zulhijah. Melaksanakan Umroh pada bulan Ramadhan sama nilainya
dengan melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim).
Haji adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah, kepada setiap muslim dan
muslimah yang mampu melaksanakannya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat
Ali-Imran : 97 yang artinya:
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi yang sanggup
mengadakan perjalanana ke Baitullah ( QS. Ali-Imran:97).
Yang dimaksud Sanggup/mampu dalam ayat tersebut adalah:
1. Mempunyai bekal
2. Fisik sehat
3. Ada Sarana
4. Aman
(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan
4
berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS. Al Baqarah
[2]:196-197)
Adapun umrah merupakan sunnah wajibah, berdasarkan firman Allah dalam surat
Al-Baqarah:197 yang artinya:
Dan sempurnakan ibadah haji dan umrah karena Allah (QS. Al-Baqarah:197)
(( :
:
: ))
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
umrah yang satu dengan umrah berikutnya adalah penghapus dosa yang dilakukan
antara masa keduanya, sedangkan haji mabrur balasannya tiada lain adalah surga. [HR.
Al-Bukhari, nomor hadits: 1773]
C. Keutamaan Haji
D. Jenis-jenis Haji
1. Haji Ifrad
Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika seseorang melaksanakan ibadah haji dan
umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya,
5
ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat
melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut
mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.
2. Haji Tamattu
Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu jika seseorang melaksanakan ibadah umroh
dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika
seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah
Umroh.Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram
kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.
3. Haji Qiran
Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan
Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan
umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan
melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan
memakan waktu lama.
1. Makkah Al Mukaromah
Di kota Makkah Al-Mukaromah inilah terdapat Masjidil Haram yang didalamnya
terdapat Kabah yang merupakan kiblat ibadah umat Islam sedunia. Dalam rangkaian
perjalanan ibadah haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah haji.
2. Padang Arafah
Padang Arafah terdapat di sebelah timur Kota Makkah.Padang Arafah dikenal sebagai
tempat pusatnya haji, sebagai tempat pelaksanaan ibadah wukuf yang merupakan rukun
haji.Di Padang Arafah juga terdapat Jabal Rahmah tempat pertama kali pertemuan Nabi
Adam dan Hawa.Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.
3. Kota Muzdalifah
Kota ini tidak jauh dari kota Mina dan Arafah Mota Muzdalifah merupakan tempat
jamaah calon haji melakukan Mabit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar
Jumroh di Kota Mina.
4. Kota Mina
Kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu (jumrah), yaitu tempat pelaksanaan
melontarkan batu ke tugu (jumrah) sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika
6
mengusir setan.Disana terdapat tiga jumrah yaitu Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha, jumrah
Aqabah.
7
G. Rukun Haji dan Umroh
Berikut rukun aji dan umroh berdasarkan kesepakatan para jumhr ulama, Ibadah
haji mempunyai empat rukun, yakni: Ihram, thawaf, Sai, dan wuquf di Arafah.
Seandainya salah satu rukun tersebut tidak terlaksana, maka batal ibadahnya.
Adapun ibadah umrah mempunyai tiga rukun, yakni Ihram, Thawaf, dan Sai. Oleh sebab
itu, tidaklah sempurna kecuali terpenuhi seluruh rukun tersebut.
1. Ihram, yaitu niat memasuki ke dalam salah satu dari dua ibadah tersebut, haji dan
umrah disertai dengan mengganti pakaian dengan pakaian ihram, lalu mengucapkan
talbiyah. Dalam ihram terdapat kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah serta larangan-
larangan,sebagai berikut:
a. Kewajiban-kewajiban ihram
Yang dimaksud dengan kewajiban ihram adalah amalan-amalan yang harus(wajib)
dikerjakan oleh orang. Jika salah satu amalan itu ditinggalkan maka wajib bagi yang
meninggalkannya untuk membayar Dam (denda), atau berpuasa selama sepuluh hari, jika
tidak mau membayar Dam.
Amalan wajib dalam ihram ada 3:
a) Ihram dari miqat yaitu tempat yang ditentukan oleh pembuat syariat untuk
melakukan ihram di tempat tersebut.
b) Tidak menggunakan pakaian yang berjahit
c) Sabda Rasulullah:
Orang yang ihram tidak boleh memakai baju( yang berjahit ) tidak pula sorban, tidak pula
celana panjang, tidak juga baranis (baju yang memiliki tutup kepala), tidak pula khuft
kecuali jika ia tidak mendapatkan sandal, maka ia dibolehkan memakai khuft, tetapi
hendaklah ia potong keduanya hingga di bawah dua mata kaki,(HR. Bukhari)
d) Talbiyah
Orang yang berihram mengucapkannya(talbiyah) kerika hendak berihram dan berada di
miqatnya dan bukan melewatinya. Disunnahkan untuk mengulang-ulang dan eniggikan
suara saat mengucapknnya.
b. Sunnah-sunnah ihram
a) Mandi untuk ihram walaupun ia sedang nifas atau haid(bai wanita).
b) Ihram dengan mengenakan kain atau sarung putih yang bersih sebagaimana yang
dilakukan Rasulallah.
8
c) Melaksanakan ihram setelah shalat sunnah atau shalat wajib.
d) Memotong kuku, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu-
bulu kemaluan.
e) Mengulang-ulang talbiyah.
f) Berdoa dan bershalawat kepada Rasulullah setelah bertalbiyah.
e. DAM
Dam menurut bahasa artinya darah, sedang menurut istilah adalah mengalirkan darah (
Menyembelih ternak di tanah haram dalam rangka memenuhi ketentuan manasik haji atau
umrah ). Dam bisa di sebut juga dengan denda.
Jenis-jenis DAM adalah :
1. Dam Hadyu.
Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji Tamattu' atau haji Qiran,
dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka wajib melaksanakan puasa selama
10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan yang tujuh hari dilakukan setelah kembali
ke kampung halaman.
2. Dam Fidyah (tebusan).
Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang dalam ihram, lalu mencukur
rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu kepalanya, seperti kutu dan lain
sebagainya, berdasarkan pada firman Allah: "Maka jika ada di antara kamu yang sakit
atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya untuk berfidyah,
yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban"
3. Dam Jazaa'.
Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila membunuh binatang
buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak ada dendanya.
4. Dam Ihshar.
Dam yang wajib dibayar oleh jama'ah haji yang tertahan atau terkepung sehingga tidak
dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan karena sakit,
terhalang oleh musuh atau sebab-sebab lainnya, sementara dia tidak mengucapkan
persyaratannya pada awal ihramnya.
5. Dam Jima'.
10
Yaitu dam yang diwajibkan kepada jama'ah haji yang dengan sengaja mengumpuli
isterinya ditengah pelaksanaan ibadah haji. Dalam kitabnya "Ahkaamul Hajj" Syaikh
'Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi menuturkan: "Adapun orang yang mengerjakan hal-hal
yang menjerumuskan kepada jima' (senggama), maka wajib bagi-nya menyembelih seekor
kambing untuk para fuqara' yang bermukim di tanah Haram.
2. Thawaf
Thawaf artinya mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran.
a. Syarat-syarat Thawaf
a) Niat ketika hendak melaksanakannya.
b) Suci baik dari kotoran maupun hadats.
c) Menutup Aurat.
d) Thawaf harus dilakukan di sekitar Kabah di dalam Masjidil haram walaupun
jaraknya jauh dari Kabah.
e) Kabah harus berada di sebelah kiri orang yang melakukan Thawaf.
f) Melakukan thawaf sebanyak tujuh putaran.
g) Ke tujuh putaran tersebut dilakukan tanpa berhenti.
b. Sunnah-sunnah Thawaf
a) A-Raml, yaitu lari kecil dan disunnahkan untuk laki-laki dan tidak untuk
perempuan.
Hakikat Ar-Raml adalah bahwa dianjurkan bagi orang yang thawaf untuk sedikit
mempercepat dalam berjalan sambil mendekatkan langkah kakinya. Thawaf dengan lari-
lari kecil( Ar-Raml) tidak disunnahkan melainkan pada thawaf Qudum saja dalam tiga
putaran pertama.
b) Al-Idhthiba, yaitu membuka pundak sebelah kanan, disunnahkan hanya ketika
thawaf qudum saja dan hanya bagi laki-laki saja.
c) Mencium hajar aswad, atau jika tidak memungkinkan maka cukup menyentuhnya
dengan tangan atau dengan berisyarat ketika tidak bisa menciumnya dan menyentuhnya
sebagaimana yang dilakukan rasulallah.
d) Mengucapkan doa ketika hendak Thawaf.
e) Berdoa dipertengahan thawaf.
f) Menyentuh atau mengusap ruknul yamami dengan tangan, dan mencium hajar
aswad setiap kali melewatinya disetiap putaran.
g) Berdoa di multazam ketika selesai thawaf.
11
h) Shalat dua rakaat setelah selasai thawaf di belakang makam Ibrahim.
i) Minum air zam-zam setelah selasai shalat.
j) Kembali mengusab hajar aswad sebelum keluar dari masjidil haram.
c. Adab-adab thawaf
a) Thawaf dilakukan dengan penuh khusuk dan sepenuh hati.
b) Orang yang thawaf tidak boleh berbicara kecuali dalam kedaan darurat.
c) Tidak boleh menyakiti orang lain.
d) Dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, doa, dan shalawat pada Nabi.
3. Sai
SaI adalah berjalan antara Shafa dan Marwah (pulang-pergi) dengan niat beribadah
kepada Allah, dan merupakan salah satu rukun ibadah haji dan umrah.
Hal ini sebagaimana firman Allah:
sesunggunya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah(QS. Al-Baqarah :
158)
Rasulullah bersabda:
Kerjakanlah Sai oleh kalian karena sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi kalian
Sai.(HR. Imam Ahmad:6/422,dan As Syafii:372).
a. Syarat-syarat Sai
a) Niat
b) Tertib
c) Seluruh pelaksanaan Sai dilaksanakan secara berkesinambungan. Tidak boleh
terputus-putus kecuali dalam keadaan darurat.
d) Menyempurnakan sebanyak tujuh kali putaran, kalau kurang satu putaran atau
sebagian tidak sempurna Sai tersebut dan tidak berpahala, karena hakekat Sai adalah
sempurnanya seluruh putaran.
e) Pelaksanaan Sai itu setelah melaksanakan Thawaf dengan sah.
b. Sunnah-sunnah Sai
a) Al-Khatab, yaitu Berjalan cepat(Berlari-lari kecil) di antara dua batas tiang yang
berwarna hijau yang berada di antara dua sisi lembah, yang mana dahulu Siti Hajar( ibu
Nabi Ismail) berlari-lari kecil di lembah tersebut untuk mencari air, dan Al-Khatab
12
disunnahkan bagi kaum laki-laki yang mampu, dan tidak disunnahkan bagi kaum
perempuan dan laki-laki yang sudah lemah.
b) Berhenti di bukit Shafa dan Marwah untuk berdoa, selama tujuh kali putaran.
c) Mengucapkan Allahu Akbar tiga kali ketika berada di Shafa dan Marwah dalam
setiap putaran.
d) Pelaksanaannya harus bersambung(berurutan).
c. Adab-adab Sai
a) Keluar dari pintu Shafa untuk melakukan Sai dengan melantunkan firman Allah:
sesungguhnya Shafa da Marwah adalah sebagian dari syiar Allah, maka barang siapa
yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan Sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan
dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri Kebaikan lagi Maha
Mengetahui.
b) Orang yang sai harus dalam keadaan suci.
c) Melakukan Sai dengan berjalan kaki apabila tidak ada kesullitan.
d) Memperbanyak dzikir dan doa .
e) Menundukkan pandangan dari yang diharamkan, dan menahan perkataannya dari
perkataan dosa.
f) Tidak menyakiti orang lain.
g) Menghinakan diri dan berdoa dihadapan Allah.
4. Wuquf di Arafah
Sabda Nabi:Haji itu adalah wuquf di Arafah(HR. Tirmidzi:889)
Hakikat dari wuquf di Arafah yaitu mendatangi tempat yang dinamakan arafah untuk
beberapa saat dengan niat wuquf setelah dzuhur pada hari kesembilan Dzulhijah sampai
terbit fajar pada hari kesepuluhnya.
a. Kewajiban-kewajiban Wuquf
a) Berada di Arafah pada hari kesembilan Dzulhijah setelah tergelincirnya matahari
samapi terbenamnya.
b) Mabit(bermalam) di Mudzalifahsetelah selesai wuquf di Arafah pada malam
kesepuluh pada bulan Dzulhijah.
c) Melempar jumrah aqabah pada hari nahar(10 Dzulhijah).
13
d) Mencukur rambut atau memotong sebagian setelah melempar jumrah aqabah pada
hari nahar.
e) Bermalam di Mina selama tiga malam, yaitu malam ke 11, 12, 13, atau dua malam
bagi yang ingin cepat-cepat, yaitu pada alam ke 11 dan 12.
f) Melempar 3 kali jumrah setelah terbit matahari setiap hari dari hari tasryiq tiga hari
atau dua hari.
b. Sunnah-Sunnah Wuquf
a) Keluar menuju Mina pada hari Tarwiyah, yaitu pada hari kedelapan dzulhijah dan
menginap pada malam kesembilan, dan tidak diperkenankan keluar kecuali setelah terbit
matahari, sehingga bisa melaksanakan shalat lima waktu padanya.
b) Berada di Namirah setelah tergelincirnya matahari shalat dhuhur dan ashar dengan
jamak qashar bersama imam(berjamaah).
c) Mendatangi tempat wuquf di Arafah.
d) Menjamak shalat maghrib dan isya di Mudzalifah.
e) Wuquf dengan menghadap kiblat sambil berdzikir dan berdoa di Masyaril
haram(gunung quzah) sampai terlihat ufuk merah( fajar ).
f) Berurutan dalam melempar jumrah aqabah, menyembelih, mencukur, thawah
ifadah.
g) Melaksanakan thawaf ifadhah pada hari nahar sebelum terbenam matahari.
c. Adab-adab wuquf
a) Berangkat dari Mina.
b) Mandi
c) Wuquf di tempat wuqufnya Rasulullah, di batu besar yang menhampar di bawah
bukit Ar-Rahmah yang berada ditengah-tengah arafah.
d) Dianjurkan wuquf menghadap kiblat sambil memperbanyak dzikir dan doa samapi
terbenam matahari.
e) Bertolak melakukan ifadhah dari arafah melalui jalan Al Mzimain bukan melalui
jalan Dzabb yang dilalui saat kedatangan.
f) Berjalan dengan tidak tergesa-gesa.
g) Memperbanyak membaca Talbiyah.
h) Mengumpulkan tujuh batu kecil dari Mudzalifah untuk melempar jumrah aqabah.
i) Beranjak dari mudzalifah setelah fajar menyingsing dan sebelum terbit matahari.
14
j) Sedikit mempercepat perjalanan di Bathni Muhassir.
k) Melempar jumrah aqabah sambil bertakbir.
l) Setelah selesai melempar jumrah, langsung menyembelih hewan kurban(hadyu)
atau menyaksikan penyembelihannya.
m) Berjalan kaki pada hari tasrik untuk melakukan tiga lemparan.
n) Melempar jumrah aqobah dari dasar lembah sambil mengarah kepadanya, dan
menjadikan kabah diarah kirinya, dan mina di arah kanannya.
17
a) Haji dan Umrah sebagai gaya hidup
b) Tak sedikit orang yang menjadikan haji dan umrah sebagai gaya hidup. Karena
merasamampu,dengan merasa sombong mereka berangkat haji berkali-kali.Kebanyakan
berangkat haji dan umroh sebagai rekreasi atau wisata untuk menghilangkan kepenatan
semata, bukan benar sebuah panggilan suci dari Allah untuk ibadah. Hal ini harus
diluruskan bahwasanya Haji adalah undangan suci dari Allah. Semua rejeki datangnya dari
Allah, semua terjadi juga atas kehendak Allah, sehinggakita tidak berlebihan dalam
melakukannya.Haji yang Allah terima adalah haji yang madrur bukannya haji yang
berkali-kali. Gelar haji adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Tak sedikit orang-orang kaya
yang berlomba-lomba untuk mendapat gelar Haji agar menjadi orang terpandang. Padahal
ini adalah hal yang keliru, karena sebaik-baik gelar adalah gelar dari Allah. Cukup Allah
lah yang menilai kita, dan cukuplah Allahlah yang tau akan kebaikan-kebaikan kita.
c) Haji dan Umrah untuk berwisata
d) Pada hakekatnya haji adalah salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah dan untuk menyempurnakan rukun islam kita. Namun kadang orang menjadikan haji
adalah untuk bertamasya, berkunjung ketempat-tempat tertentu demi keduniaan semata,
entah berbelanja, untuk foto-foto, hobi,makan-makan dan lain sebagainya. Hal ini harus
diluruskan, mulai dari niat sampai penerapan dalam kenyataannya.Untuk itu dari pada
berhaji dan umroh berkali-kali dan itu adalah sebuah sikap berlabihan, lebih baik kita
salurkan kepada yang lebih membutuhkn, bisa kita shodakohkan ataupun di berikan
kepada orang yang membutuhkan pada lembaga yang menanganinya agar terslurkan
dengan benar.Semoga kita bisa memantapkan niiat dan tujuan kita dalam berhaji dan
umroh karena Allah, amin.
e) Tasyakuran haji
f) Kebanyakan yang ingin berangkat haji sibuk mempersiapkan tasyakuran dan yang
lainnya secara berlebih, sehingga menimbulkan anggapan hal itu wajib di lakukan bagi
yang ingin memumaikan ibadah haji dan umroh, dan merupakan hal yang sudah lazim di
masyarakat, sehingga timbul suatu tuntutan atau kewajiban untuk menyelenggarakannya.
Ini harus di luruskan agar tidak berlebih dalam menanggapi syukan akan berangkat haji.
18
19
BAB III
PENUTUP
Haji adalah salah satu rukun islam, haji adalah ibadah yang tergabung pada-Nya
antara amalan badan dan pengorbanan harta, dan haji adalah salah satu ibadah yang paling
agung, yang memiliki kandungan makna, dan hikmahyang sangat luas lagi mendalam.
Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat,shalat, zakat dan
puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum
muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dankeilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulanDzulhijjah).
Bagi umat islam yang hendak melaksanakan ibadah haji, sebaiknya
mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental atau spiritual sebab ibadah haji
merupakan ibadah yang sangat menguras tenaga disamping mental dan batin.
Ibadah haji yang dilaksanakan dengan niat ikhlas karena Allah dan sesuai ketentuan
sehingga termasuk haji mabrur, tentu akan mendatangkan banyak hikmah bagi kehidupan
pribadi dan keluarga maupun bagi masyarakat,Negara dan bangsa.
20