Anda di halaman 1dari 14

Tugas dan Wewenang Presiden, MPR,

DPR, BPK, MA, & MK


Posted on September 14, 2013 by ivamuzda
Standard
Nama : Muzdalifah
NIM : E211 12 259
Tugas dan wewenang Presiden
1.Memegang kekuasaan
pemerintahan menurut UUD
2.Memegang kekuasaan yang
tertinggi atas Angkatan Darat (AD),Angkatan Laut (AL), dan
Angkatan Udara (AU)
3.Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU
bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
4.Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
5.Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
6.Menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR
7.Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
8.Menyatakan keadaan bahaya
9.Mengangkat duta dan konsultan. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR
10.Menerima penempatan duta
negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
11.Memberi grasi, rehabilitasi
dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
12.Memberi amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
13.Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang diatur dengan UU
14.Meresmikan anggota Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
15.Menetapkan hakim agung dari
calon yang diusulkan oleh Komisi
Yudisial (KY) dan disetujui DPR
16.Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden, DPR, dan Mahkamah
Agung
17.Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Tugas dan wewenang MPR
1) Mengubah serta menetapkan

UUD.
2) Melantik Presiden serta Wakil
Presiden berdasarkan hasil
Pemilu dalam sidang paripurna MPR.
3) Memutuskan usul DPR
berdasarkan putusan Mahkamah
Konstitusi untuk memberhentikan Presiden dan
atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan
atau Wakil Presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan
di dalam sidang paripurna MPR.
4) Melantik Wakil Presiden
menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya
dalam masa jabatannya.
5) Memilih Wakil Presiden dari
dua calon yang diajukan Presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambatlambatnya dalam waktu enam puluh hari.
6) Memilih Presiden serta Wakil
Presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden serta
wakil presiden yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang paket calon presiden serta wakil presidennya meraih suara
terbanyak pertama serta kedua
dalam pemilihan sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya selambat- lambatnya dalam waktu 30 hari.
7) Menetapkan peraturan tata
tertib serta kode etik MPR.
Tugas dan wewenang DPR
1.Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan
bersama
2.Membahas dan memberikan atau tidak memberikan persetujuan terhadap peraturan
pemerintah pengganti undang-undang
3.Menerima dan membahas
usulan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diajukan oleh DPD yang berkaitan dengan
bidang otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah dan mengikutsertakan dalam
pembahasannya dalam awal
pembicaraan tingkat I
4.Mengundang DPD untuk
melakukan pembahasan RUU
yang diajukan oleh DPR maupun oleh pemerintah sebagaimana dimaksud pada huruf c, pada
awal pembicaraan tingkat I
5.Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan


agama dalam awal pembicaraan tingkat I
6.Membicarakan APBN bersama presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
7.Membahas dan menindaklanjuti hasil
pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai
otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan, dan agama
8.Memilih anggota Badan
Pemeriksa Keuangan dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
9.Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
10.Mengajukan, memberikan
persetujuan, pertimbangan/
konsultasi, dan pendapat
11.Menyerap, menghimpun,
menampung dan
menindaklanjuti aspirasi
masyarakat
12.Melaksanakan tugas dan
wewenang lainnya yang
ditentukan dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang
13.Membentuk UUD yang
dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama
peraturan pemerintah pengganti UUD menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan
DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dalam pembahasan
14.Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
15.Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN,
serta kebijakan pemerintah
16.Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
17.Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan Negara yang disampaikan oleh BPK
18.Memberikan persetujuan
kepada Peresiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota.
19.Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama.
20.Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi
21.Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal
mengangkat duta besar dan
menerima penempatan duta
besar negara lain
22.Memilih anggota BPK dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
23.Membahas dan menindaklanjuti hasil
pemeriksaan atas pertanggung jawaban keuangan negara yang disampaikan oleh BPK

24.Memberikan persetujuan
kepada Presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komisi Yudisial
25.Memberikan persetujuan
calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial
untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
26.Memilih tiga orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden untuk
diresmikan dengan keputusan Presiden
Tugas dan Wewenang BPK
1.Memelihara transparansi dan
akuntabilitas seluruh aspek
keuangan negara.
2.Memeriksa semua asal usul
dan besarnya penerimaan negara dari mana pun sumbernya.
3.Memeriksa dimana uang negara itu disimpan.
4.Memeriksa untuk apa uang
negara tersebut dipergunakan.
5.Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, badan pemerintah atau badan
swasta sepanjang tidak bertentangan terhadap undang undang.
6.Memeriksa tanggung jawab
keuangan Negara apakah telah
digunakan sesuai yang telah
disetujui DPR.
7.Memberitahukan kepada DPR
hasil pemeriksaan keuangan negara di Indonesia bukan saja tercermin pada APBN dan
APBD. Keuangan negara itu juga tercermin pada kegiatan BUMN dan BUMD, yayasan, dana
pensiun maupun perusahaan yang terkait dengan kedinasan.Bahkan, keuangan negara juga
mencakup bantuan atau subsidi kepada lembaga sosial milik swasta.
Tugas dan kewenangan MA
1)Mengadili pada tingkat kasasi
2)Menguji peraturan perundangundangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang
3)Memberikan pertimbangan
hukum kepada presiden dalam hal permohonan grasi dan
rehabilitasi.
Tugas dan Wewenang Mahkamah
Konstusi menurut UUD 1945 adalah :
1.Berwenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewewenangan lembaga Negara yang
kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.
2.Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan
pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
3.Menguji undang-undang
terhadap UUD 19451.

4.Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
5.Memutus pembubaran partai
politik
6.Memutus perselisihan
tentang hasil pemilu.
Perbedaan Tugas dan Fungsi
Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi
Mahkamah Agung :
Pasal 24 A ayat 1 UUD NRI 1945
1. Mengadili pada tingkat kasasi
2. Menguji peraturan perundangundangan di bawah undangundang terhadap UndangUndang
3. Mempunyai wewenang lain
yang diberikan oleh undangundang
Pasal 24 C ayat 3 UUD NRI 1945
1. Mengajukan tiga orang anggota
hakim konstitusi
Pasal 14 ayat 1 UUD NRI 1945
1. Memberi pertimbangan dalam
hal Presiden memberi grasi
dan rehabilitasi
Mahkamah Konstitusi :
Pasal 24 C ayat 1 UUD NRI 1945
1. Mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang
terhadap UUD
2. Memutus sengketa
kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan
oleh UUD
3. Memutus pembubaran partai
politik
4. Memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umumm
Pasal 24 C ayat 2 UUD NRI 1945
1. Wajib memberikan putusan
atas pendapat Dewan

Perwakilan Rakyat mengenai


dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD
MPR, DPR, MK, & MA masuk dalam komisi III. Ruang lingkup komisi III adalah hukum,
HAM, dan keamanan.
Sumber
Muzdalifah, Iva. 2013. Tugas dan Wewenang Presiden, MPR, DPR, BPK, MA,
& Mkhttps://ivamuzda.wordpress.com/2013/09/14/tugas-dan-wewenangpresiden-mpr-dpr-bpk-ma-mk/

Presiden
Tugas Presiden :
Tugas Presiden adalah menjalankan pemerintahannya sesuai dgn UUD dan UU. Adalah tugas
Presiden juga untuk memastikan apakah jajaran pemerintahannya temasuk kepolisian dan
kejaksaan telah patuh kepada UUD dan UU itu.
Wewenang, dan hak Presiden antara lain:

Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,


Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan


Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
menjadi UU.

Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


(dalam kegentingan yang memaksa).

Menetapkan Peraturan Pemerintah.

Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan


negara lain dengan persetujuan DPR.

Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR.

Menyatakan keadaan bahaya.

Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta, Presiden


memperhatikan pertimbangan DPR. Menerima penempatan duta
negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan


Mahkamah Agung.

Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan


DPR.

Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya yang


diatur dengan UU.

Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih oleh


DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah.

Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh Komisi


Yudisial dan disetujui DPR.
Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan Presiden,
DPR, dan Mahkamah Agung.

Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial dengan


persetujuan DPR.

Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara


Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu
oleh menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan
eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan seharihari.

2. Wakil Presiden
Fungsi Wapres adalah :
Mendampingi Presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di Negara lain atau
juga presiden menyerahkan jabatan kepresidenan baik pengunduran diri, atau halangan dalam
menjalankan tugas seperti misalnya mengalami kematian saat menjabat presiden.
Tugas Wakil Presiden :
1. Mendampingi sang presiden jika presiden menjalankan tugas-tugas kenegaraan di negara
lain .
2. Membantu dan/ atau mewakili tugas presiden di bidang kenegaraan dan
pemerintahan.
Wewenang Wakil Presiden :
1. Melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
2. Menyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau prioritas kegiatan
pemerintahan yang pelaksanaannya dipertanggung jawabkan kepada presiden.
3. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Tugas, Wewenang, dan Hak MPR antara lain:

Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945),


(Undang-Undang Dasar).

Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.

Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah Konstitusi) untuk


memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,


diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.

Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.

Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya.

Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD,


menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak
protokoler.
Perubahan (Amandemen) UUD 1945 membawa implikasi terhadap kedudukan, tugas,
dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan sebagai lembaga tertinggi
negara, pemegang dan pelaksanaan sepenuhnya kedaulatan rakyat, kini MPR
berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga negara lainnya
seperti Lembaga Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.

MPR juga tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN. Selain itu,
MPR tidak lagi mengeluarkan Ketetapan MPR (TAP MPR), kecuali yang berkenaan
dengan menetapkan Wapres menjadi Presiden, memilih Wapres apabila terjadi
kekosongan Wapres, atau memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila Presiden dan
Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama-sama. Hal ini berimplikasi pada
materi dan status hukum Ketetapan MPRS/MPR yang telah dihasilkan sejak tahun
1960 sampai dengan tahun 2002. Saat ini Ketetapan MPR (TAP MPR) tidak lagi
menjadi bagian dari hierarkhi Peraturan Perundang-undangan.

4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Tugas dan wewenang DPR antara lain:

Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk


mendapat persetujuan bersama.

Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang

Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang


berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan.

Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan


pertimbangan DPD.

Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta


kebijakan pemerintah.

Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan


memperhatikan pertimbangan DPD.

Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas


pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.

Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan


pemberhentian anggota Komisi Yudisial.

Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi


Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.

Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan


mengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan.

Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat


duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan
pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi.

Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan


perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi


masyarakat.

Anggota DPR memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak


menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan
RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat,
membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.Menurut UndangUndang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susduk MPR, DPR, DPD, dan
DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak
meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau
warga masyarakat untuk memberikan keterangan. Jika permintaan
ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai
dengan peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini
tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat

disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan perundangundangan).

5. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


DPD memiliki fungsi: Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan
memberikan pertimbangan yang berkaitan dengan bidang legislasi
tertentu, Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.
Tugas dan wewenang DPD antara lain:

Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-Undang yang


berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran, dan penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah. DPR kemudian mengundang DPD untuk membahas RUU
tersebut.

Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU


yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota


Badan Pemeriksa Keuangan.

Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang


mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan
membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.

Anggota DPD juga memiliki hak menyampaikan usul dan pendapat,


membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.

6. Mahkamah Agung (MA)


Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Fungsi dan Tugas Mahkamah Agung :
1. Fungsi Peradilan
a. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi
yang bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan
peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah
negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.

b. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah Agung berwenang memeriksa


dan memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir
- semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
- permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (Pasal 28, 29,30,33 dan 34 Undang-undang Mahkamah Agung No. 14 Tahun
1985)
- semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal
perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku (Pasal 33 dan Pasal 78
Undang-undang Mahkamah Agung No 14 Tahun 1985)
c. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji materiil, yaitu wewenang
menguji/menilai secara materiil peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal
apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya) bertentangan dengan peraturan dari
tingkat yang lebih tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun
1985).
2. Fungsi Pengawasan
a. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua
lingkungan peradilan dengan tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-pengadilan
diselenggarakan dengan seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang
sederhana, cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa
dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan
Nomor 14 Tahun 1970).
b. Mahkamah Agunbg juga melakukan pengawasan :
- terhadap pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat
Pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok
Kekuasaan Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan tentang halhal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi peringatan, teguran dan
petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi kebebasan Hakim (Pasal 32 Undang-undang
Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
- Terhadap Penasehat Hukum dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan (Pasal 36
Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14 Tahun 1985).
3. Fungsi Mengatur
a. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran
penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Undangundang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap untuk mengisi kekurangan atau
kekosongan hukum yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan (Pasal 27
Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79 Undang-undang No.14 Tahun 1985).
b. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri bilamana dianggap perlu untuk
mencukupi hukum acara yang sudah diatur Undang-undang.
4. Fungsi Nasehat
a. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau pertimbangan-pertimbangan dalam
bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang Mahkamah

Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung memberikan nasihat kepada Presiden selaku
Kepala Negara dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35 Undang-undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang
Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan kewenangan
untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden selaku Kepala Negara selain grasi juga
rehabilitasi. Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum mengenai
rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan perundang-undangan yang mengatur
pelaksanaannya.
b. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan memberi petunjuk kepada
pengadilan disemua lingkunga peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25
Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman. (Pasal 38 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).
5. Fungsi Administratif
a. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan
Peradilan Tata Usaha Negara) sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang
No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan finansial sampai saat ini masih
berada dibawah Departemen yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undangundang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah kekuasaan Mahkamah Agung.
b. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi
dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman).
6. Fungsi Lain-lain
Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan
setiap perkara yang diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 14
Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat
diserahi tugas dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA adalah:

Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di


bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
Undang-Undang.

Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.

Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi.

Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung (paling banyak 60 orang). Hakim
agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak berdasarkan sistem karier
dari kalangan profesi atau akademisi. Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi
Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat, untuk kemudian mendapat persetujuan
dan ditetapkan sebagai hakim agung.

7. Mahkamah Konstitusi (MK)

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MK


adalah:

Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang


putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil
Pemilihan Umum.

Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat


mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden menurut UUD 1945.

Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang


ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing
3 orang oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi
adalah 5 tahun, dan dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan
berikutnya.

8. Komisi Yudisial (KY)


Wewenang Komisi Yudisial :
Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
Tugas Komisi Yudisial :

Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan tugas utama:

1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung.


2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung.
3. Menetapkan calon Hakim Agung dan,
4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.

Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta


Perilaku Hakim, dengan tugas utama:

1. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim,


2. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim,
dan
3. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang
disampaikan kepada Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan
kepada Presiden dan DPR.

9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah lembaga negara
Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa, pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
Tugas, wewenang, dan hak badan pemeriksa keuangan (BPK) adalah
seperti berikut ini :

BPK meminta, memeriksa, meneliti pertanggungjawaban atas


penguasaan keuangan negara, serta mengusahakan keseragaman
baik dalam tata cara pemeriksaan dan pengawasan maupun dalam
penatausahaan keuangan negara.

BPK mengadakan dan menetapkan tuntutan perbendaharaan dan


tuntutan ganti rugi.

BPK melakukan penelitian, penganalisaan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan di bidang keuangan.

Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan


pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden. Hasil
pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD (sesuai
dengan kewenangannya).BPK mempunyai 9 orang anggota, dengan susunan 1 orang
Ketua merangkap anggota, 1 orang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang
anggota. Anggota BPK memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan

Sumber
Kory, Diana. 2014. Tugas dan Wewenang Presiden, Wapres, MPR, DPR, DPD, MA,
MK, KY, dan BPK

http://korydiana.blogspot.co.id/2014/12/tugas-dan-wewenang-presiden-wapres-mpr.html

Anda mungkin juga menyukai