Anda di halaman 1dari 8

UNDANG-UNDANG

KELUARGA MAHASISWA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
NOMOR 2 TAHUN 2014
TENTANG
PENGAWASAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Dewan Perwakilan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang,
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka melakukan tugas pokok dan fungsi Dewan Perwakilan
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai
pengawas Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri
Semarang;
b. bahwa sesuai dengan Rapat Kerja dan Sidang Anggota Dewan Perwakilan
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebelumnya telah
disepakati perlunya pedoman dan dasar hukum yang memuat tata cara dan
sanksi yang mengikat mengenai pengawasan Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
maka perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengawasan Badan Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Mengingat:
Pasal 20 Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
dan
PRESIDEN MAHASISWA
KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAWASAN BADAN EKSEKUTIF
MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa yang selanjutnya disingkat
DPM KM adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam
Konstitusi Dasar KM Unnes.
2. Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa yang selanjutnya disingkat
BEM KM adalah Badan Eksekutif Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam
Konstitusi Dasar KM Unnes.
3. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa yang selanjutnya
disebut MPM KM adalah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa sebagaimana
dimaksud dalam Konstitusi Dasar KM Unnes.
4. Panitia Pengawas yang selanjutnya disebut Panwas adalah kepanitiaan yang
dibentuk oleh Ketua Komisi yang bersangkutan dengan mengetahui Ketua DPM
KM yang bertujuan untuk memudahkan teknis pelaksanaan pengawasan dan
penilaian BEM KM.
5. Panitia Khusus yang selanjutnya disebut Pansus adalah kepanitiaan khusus yang
dibentuk oleh Ketua Komisi yang bersangkutan bersama Ketua DPM KM yang
bertujuan untuk memudahkan teknis pelaksanaan pengawasan dan penilaian
BEM KM dalam keadaan yang tidak normal.
6. Pengawasan BEM KM adalah pengawalan dan pengukuran kinerja serta
pengambilan tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan agar berjalan
sebagaimana mestinya dan sesuai dengan waktunya, disertai sanksi untuk
menjamin keberlangsungan pengawasan dan memberikan efek jera. Pedoman
dalam melakukan pengawasan terdapat dalam lampiran yang tidak dapat
dipisahkan dari undang-undang ini.
7. Penilaian BEM KM adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh DPM KM
terhadap BEM KM meliputi beberapa faktor serta tata cara penilaian yang
terdapat dalam lampiran yang tidak dapat dipisahkan dari undang-undang ini.

BAB II
PENGAWASAN BEM KM
Pasal 2
(1) DPM KM mempunyai fungsi pengawasan sesuai dengan Konstitusi Dasar Keluarga
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
(2) Fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Pelaksanaan Undang-Undang KM Unnes;
b. Perencanaan dan pelaksanaan keuangan BEM KM; dan
c. Kinerja dan kebijakan BEM KM.
Pasal 3
(1) Pengawasan pelaksanaan Undang-Undang KM Unnes meliputi pengawasan DPM
KM terhadap pelaksanaan Undang-Undang KM Unnes oleh BEM KM.
(2) Pengawasan terhadap perencanaan keuangan BEM KM meliputi pengawasan
terhadap rencana sumber dana dan rancangan penggunaan anggaran dana.
(3) Pengawasan terhadap pelaksanaan keuangan BEM KM meliputi pengawasan
terhadap mitra kerja/donatur, jumlah dana masuk dan keluar, serta penggunaan
dana kemahasiswaan dan non kemahasiswaan.
(4) Pengawasan kinerja BEM KM meliputi pengawasan terhadap kondisi organisasi,
kemampuan kerja, dan prestasi yang dicapai oleh BEM KM
(5) Pengawasan kebijakan BEM KM meliputi pengawasan terhadap proses
pengambilan dan pelaksanaan kebijakan Presiden baik ke luar maupun ke dalam
KM Unnes berupa program kerja, hubungan kerja, kesepakatan-kesepakatan atau
keterlibatan dalam forum-forum lokal, regional, nasional dan internasional.

Pasal 4
(1) Pelaksanaan pengawasan BEM KM dilakukan oleh Komisi DPM KM yang
bersangkutan.
(2) Jika proses pengawasan BEM KM tidak dapat terselesaikan dalam komisi akan
diselesaikan dalam sidang pleno.
(3) Dalam menjalankan pengawasan terhadap program kerja BEM KM, komisi
membentuk Panwas yang selanjutnya diatur dalam bab VII.
(4) Setiap tindakan pengawasan yang dilakukan oleh DPM KM harus dengan
persetujuan dan sepengetahuan Ketua Komisi dan Ketua DPM KM.
(5) Khusus untuk wilayah Tegal dan Ngaliyan pelaksanaan pengawasan BEM KM
dilakukan oleh Biro DPM KM untuk menggantikan fungsi komisi.

Pasal 5
(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2) dilaksanakan melalui
hak DPM KM yaitu:
a. Hak interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada BEM KM,
mengenai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh BEM KM;
b. Hak angket, yaitu hak untuk mengadakan angket (penyelidikan) terhadap
kebijakan BEM KM;
c. Hak inisiatif, yaitu hak untuk mengajukan, menganjurkan, dan memberikan
pertimbangan serta memberikan arahan-arahan dan rekomendasi terhadap
kinerja dan/atau permasalahan yang dihadapi oleh BEM KM;
d. Hak budget, yaitu hak untuk bertanya dan memberikan pertimbangan mengenai
anggaran dana BEM KM; dan
e. Hak petisi, yaitu hak untuk mengubah, menambah atau mengurangi kebijakan
BEM KM berdasarkan amanat mahasiswa.
(2) Pengawasan BEM KM dapat dilakukan melalui:
a. Laporan Pertanggungjawaban 60 hari terhitung sejak pelantikan Presiden
Mahasiswa oleh MPM KM;
b. Laporan Pertanggungjawaban Tengah Periode;
c. Laporan Pertanggungjawaban Akhir Periode;
d. Rapat Koordinasi Komisi DPM KM dengan Kementerian BEM KM;
e. Sidang Pleno DPM KM dengan Presiden BEM KM atau yang mewakili;
f. Pengawasan lapangan oleh Panitia Pengawas DPM KM terhadap program
kerja BEM KM;
g. Survei kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang; atau
h. Pengaduan mahasiswa.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b dapat dilakukan
melalui:
a. Pembahasan perencanaan keuangan BEM KM;
b. Pembahasan laporan keuangan BEM KM yang telah diperiksa/diaudit oleh
DPM KM;
c. Hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah periode BEM KM;
d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan tengah periode BEM KM;
e. Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh DPM KM;
f. Survei kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang;
g. Pengaduan mahasiswa.
Pasal 6
Standar operasional prosedur pengawasan yang dilakukan oleh DPM KM meliputi
beberapa hal yang terdapat dalam lampiran yang tidak dapat dipisahkan dari undang-
undang ini.

BAB III
PENILAIAN BEM KM
Pasal 7
(1) DPM KM melakukan penilaian terhadap BEM KM yang meliputi:
a. Pelaksanaan undang-undang KM Unnes;
b. Perencanaan dan pelaksanaan keuangan BEM KM; dan
c. Kinerja dan kebijakan BEM KM
(2) Penilaian pelaksanaan Undang-Undang KM Unnes meliputi penilaian DPM KM
terhadap pelaksanaan Undang-Undang KM Unnes oleh BEM KM.
(3) Penilaian terhadap perencanaan keuangan BEM KM meliputi penilaian terhadap
rencana sumber dana dan rancangan penggunaan anggaran dana.
(4) Penilaian terhadap pelaksanaan keuangan BEM KM meliputi penilaian terhadap
mitra kerja/donatur, jumlah dana masuk dan keluar, serta penggunaan dana
kemahasiswaan dan non kemahasiswaan.
(5) Penilaian kinerja BEM KM meliputi penilaian terhadap kondisi organisasi,
kemampuan kerja, dan prestasi yang dicapai oleh BEM KM.
(6) Penilaian kebijakan BEM KM meliputi penilaian terhadap proses pengambilan dan
pelaksanaan kebijakan Presiden baik ke luar maupun ke dalam KM Unnes berupa
program kerja, hubungan kerja, kesepakatan-kesepakatan atau keterlibatan dalam
forum-forum lokal, regional, nasional dan internasional.

Pasal 8
(1) Pelaksanaan penilaian BEM KM dilakukan oleh Komisi DPM KM yang
bersangkutan.
(2) Jika proses penilaian BEM KM tidak dapat terselesaikan dalam Komisi akan
diselesaikan dalam sidang pleno.
(3) Dalam menjalankan penilaian terhadap program kerja BEM KM, Komisi
membentuk Panwas yang selanjutnya diatur dalam bab VII.
(4) Setiap tindakan pengawasan yang dilakukan oleh DPM KM harus dengan
persetujuan dan sepengetahuan Ketua Komisi dan Ketua DPM KM.
(5) Khusus untuk wilayah Tegal dan Ngaliyan pelaksanaan pengawasan BEM KM
dilakukan oleh Biro dalam DPM KM untuk menggantikan fungsi Komisi.

Pasal 9
Penilaian yang dilakukan oleh DPM KM meliputi :
a. Penilaian awal, yaitu penilaian yang dilakukan di awal kepengurusan BEM KM;
b. Penilaian tengah, penilaian yang dilakukan di tengah kepengurusan BEM KM;
c. Penilaian akhir, penilaian yang dilakukan di akhir kepengurusan BEM KM; dan
d. Penilaian insidental, penilaian yang dilakukan pada waktu tertentu untuk keperluan
hal-hal yang dianggap penting dan insidental oleh DPM KM.

Pasal 10
Standar operasional prosedur penilaian yang dilakukan oleh DPM KM meliputi
beberapa hal yang terdapat dalam lampiran yang tidak dapat dipisahkan dari undang-
undang ini.

BAB IV
PELANGGARAN
Pasal 11
(1) Pelanggaran adalah penyimpangan yang dilakukan oleh BEM KM terhadap:
a. Undang-Undang KM Unnes;
b. Keputusan Presiden Mahasiswa;
c. Tindakan tidak mengindahkan panggilan DPM KM;
d. Tindakan menghalangi dan/atau menghambat pelaksanaan pengawasan dan
penilaian DPM KM;
e. Tindakan tidak mengindahkan dan atau menolak hasil laporan penilaian dan
atau pengawasan yang diberikan oleh DPM KM tanpa sebab dan alasan yang
jelas; dan/atau
f. Kesepakatan-kesepakatan yang dibuat antara DPM KM dan BEM KM;
(2) Pelanggaran khusus adalah penyimpangan yang dilakukan oleh BEM KM terhadap:
a. Penghianatan terhadap KM Unnes;
b. Korupsi;
c. Penyuapan;
d. Politisasi kampus;
e. Tindak pidana; dan/atau
f. Perbuatan tercela lainnya maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden Mahasiswa dan/atau Wakil Presiden Mahasiswa bagi Presiden
Mahasiswa dan/atau Wakil Presiden Mahasiswa.

BAB V
PERINGATAN
Pasal 12
(1) Peringatan akan diberikan kepada BEM KM atas pelanggaran seperti disebutkan
pada Pasal 11 dengan melalui tahapan mekanime sebagai berikut:
a. Memorandum pertama dikeluarkan oleh DPM KM untuk memberikan
peringatan kepada BEM KM agar memperbaiki kinerja dan/atau perilaku yang
menyimpang. Setelah diberi memorandum pertama, BEM KM memiliki waktu
2 (dua) minggu untuk memperbaiki kinerja dan perilakunya.
b. Memorandum kedua dikeluarkan oleh DPM KM jika memorandum pertama
tidak diindahkan. Setelah diberi surat Memorandum kedua, BEM KM memiliki
waktu 1 (satu) minggu untuk memperbaiki kinerja dan perilakunya.
c. Pengajuan untuk Sidang Istimewa MPM KM dilaksanakan jika memorandum
kedua tidak diindahkan.
(2) Peringatan akan diberikan kepada BEM KM atas pelanggaran seperti disebutkan
pada Pasal 11 ayat (2) berupa pengajuan untuk Sidang Istimewa MPM KM.

Pasal 13
Setiap tahap mekanisme peringatan yang diberikan kepada BEM KM harus melalui
Sidang Pleno DPM KM.

BAB VI
PELAPORAN HASIL PENGAWASAN DAN PENILAIAN
Pasal 14
(1) Komisi atau alat kelengkapan DPM KM terkait pengawasan membuat laporan hasil
pengawasan dan penilaian BEM KM sesuai dengan lampiran yang tidak dapat
dipisahkan dari undang-undang ini.
(2) Laporan hasil pengawasan dan penilaian sebagaimana yang dimaksud pada pasal 14
ayat (1) disampaikan dalam Rapat Komisi, Rapat Koordinasi, atau Sidang Pleno
untuk ditindaklanjuti.
(3) Tindaklanjut sebagaimana dimaksud pada pasal (14 ) ayat (2) dapat berupa:
a. Rumusan hasil evaluasi dan rekomendasi;
b. Permintaan kepada presiden mahasiswa untuk melakukan perbaikan, perubahan,
penggantian kebijakan dan/atau pejabat pelaksana yang terbukti tidak
menunjukkan kinerja yang diperlukan untuk melakukan tujuan penyelenggaraan
organisasi; atau
c. Keputusan lainnya.
(4) Laporan pengawasan dan penilaian satu tahun kepengurusan BEM KM
disampaikan oleh DPM KM pada Sidang Umum MPM KM.
(5) Ketentuan lain tentang pengawasan dan penilaian diatur lebih lanjut dengan
keputusan DPM KM.

BAB VII
PANITIA PENGAWASAN
Pasal 15
(1) Panwas DPM KM adalah kepanitiaan yang dibentuk oleh Ketua Komisi yang
bersangkutan dengan mengetahui Ketua DPM KM yang bertujuan untuk
memudahkan teknis pelaksanaan pengawasan dan penilaian BEM.
(2) Jumlah anggota Panwas disesuaikan dengan kebutuhan tugas yang diberikan.
(3) Panwas bekerja setelah mendapat surat tugas dari Ketua Komisi yang bersangkutan
dan mengetahui ketua DPM KM.
(4) Panwas hanya menjalankan pengawasan dan penilaian BEM KM sesuai dengan isi
surat tugas.
(5) Panwas tidak berhak menetapkan sanksi tetapi berhak mengusulkan sanksi kepada
ketua Komisi yang bersangkutan saat pengawasan dan penilaian BEM.
(6) Dalam keadaan tidak normal, maka tugas pengawasan dan penilaian terhadap BEM
KM dilaksanakan oleh pansus DPM KM yang dibentuk oleh Ketua Komisi beserta
Ketua DPM KM.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
(1) Segala sesuatu yang terkait Sandar Operasional Pelaksanaan Pengawasan dan
Penilaian BEM KM yang belum diatur dalam Undang-Undang ini akan diatur
kemudian dengan Peraturan lain yang berlaku.
(2) Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
(3) Agar setiap mahasiswa dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-Undang ini dengan ketentuan maksimal pengundangan adalah H+3 setelah
Undang-Undang ini disahkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 30 Mei 2014
Ketua DPM KM Unnes,

TTD

Akhlis Nailul Hidayat


NIM 4001410032

Disahkan di Semarang
Pada tanggal 6 Juni 2014
Presiden Mahasiswa KM Unnes,

Prasetyo Listiaji
NIM 4201410048
UNDANG-UNDANG INI DINYATAKAN SAH

Diundangkan di Semarang
Pada tanggal 8 Juni 2014
Ketua Pansus
Rancangan Undang-Undang
Pengawasan BEM KM Unnes,

TTD

Ananta Refka Nanda


NIM 8111411091

Anda mungkin juga menyukai