Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LEGAL OPINION

OLEH

NAMA : YUHANNA

NIM : D1A019591

KELAS : E1

PROGAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
ujian akhir semester mata kuliah Eksaminasi & Legal Opinion.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan tulus dan sabar untuk memberikan sumbangan
baik berupa ide, materi pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu
persatu.

Makalah ini dususun untuk membantu prsoses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk
materi pembahasan mengenai Legal Opinion.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
berharap kepada Bapak Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.

Mataram,14 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER. ................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I.PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 Latar Belakang. .........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

BAB II.PEMBAHASAN.................................................................................................

2.1 Pengertian Legal Opinion .......................................................................... 5

2.2 Fungsi dan Tujuan Pembuatan Legal Opinion ............................................ 5

2.3 Prinsip-prinsip Dalam Pembuatan Legal Opinion ....................................... 6

2.4 Struktur Penyusunan Legal Opinion........................................................... 8

2.5 Permasalahan yang Ditemui dalam Pembuatan Legal Opinion.....................9


BAB III.PENUTUP........................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................11

3.2 Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman dan kebutuhan masyarakat dibidang jasa hukum juga
semakin meningkat, oleh karena itu menyebakan tugas seorang pengacara tidak hanya sebatas
menjalankan fungsi beracara di muka hakim atau pengadilan. Sebagai seseorang yang
menggeluti dunia hukum, pengacara tentu akan sering berhubungan dengan banyak orang dalam
lingkup pekerjaan maupun di luar pekerjaannya, baik dengan mereka yang mengerti hukum
maupun awam akan hukum. Mereka akan menanyakan masalah-masalah dan bagaimana
pendapat dari seorang pengacara tentang kasus yang dialaminya.

Saat ini telah terbukti bahwa semakin maraknya tenaga Konsultan Hukum yang dipakai di
berbagai bidang usaha yang salah satu perannya adalah mengemukakan Legal Opinion. Selain
itu tradisi hukum yang lebih menunjukan penjelasan putusan terhadap para pengacara yang
mungkin tidak mencoba menerjemahkan langsung putusan dengan suatu bahasa yang mudah
dipahami kepada pihak terkait mewajibkan seorang pengacara dapat merumuskan nya dalam
bahasa yang mudah dimengerti kepada klien nya. Berdasarkan hal yang disebutkan, maka
diperlukannya kemampuan bagi orang hukum untuk memberikan pendapat hukum atau legal
opinion miliknya terhadap suatu permasalahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Legal Opinion?
2. Apa Fungsi dan Tujuan Pembuatan Legal Opinion?
3. Apa Saja Prinsip-prinsip Dalam Pembuatan Legal Opinion?
4. Apa saja Struktur Penyusunan Legal Opinion?
5. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam pembuatan legal opinion?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Legal Opinion

Legal Opinion diadaptasi dari bahasa latin yaitu Ius yang mana arti kata dari Ius adalah
hukum dan Opinio berarti pandangan maupun pendapat. Sedangkan di Eropa, istilah tersebut
lebih dikenal sebagai legal critics. Istilah ini tidak memiliki arti yang baku hanya saja
diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis yang berisikan pendapat advokat.

Legal Opinion merupakan suatu hal yang lazim ditemui dalam keprofesian hukum. Legal
Opinion adalah pendapat hukum yang merupakan rangkuman pandangan, argumentasi, gagasan,
dan rekomendasi normatif-praktikal terhadap isu hukum tertentu. Pendapat hukum ini umumnya
dikemukakan oleh praktisi dan/atau akademisi hukum baik secara individu maupun sebagai
representasi dari Lembaga tertentu. Karena keberadaannya yang sedemikian lekat dengan profesi
hukum, khususnya Advokat yang salah satunya menjalankan fungsi konsultatif, maka penting
bagi para calon Advokat memahami secara inklusif mengenai pendapat hukum ini. Jadi, secara
umum Legal opinion adalah pendapat hukum atas suatu permasalahan hukum yang sedang
dihadapi oleh seseorang (klien) agar didapat suatu bentuk penyelesaian atau tindakan yang tepat
atas permasalahan hukum tersebut.

2.2 Fungsi dan Tujuan Pembuatan Legal Opinion

Tujuan legal opinion adalah untuk memberikan suatu analisa hukum atas fakta-fakta yang
diberikan oleh seorang klien. Sedangkan fungsinya sendiri antara lain :
a. Pendapat hukum ini dibuat untuk keperluan pengajuan litigasi atau gugatan di muka
pengadilan negeri. Dengan berdasarkan memorandum atau opinion tersebut maka
disusunlah surat gugatan resmi yang akan didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negeri.
Keuntungannya bagi klien adalah memungkinkan klien tersebut sadar akan posisinya
dalam suatu sengketa hukum.
b. Diluar keperluan litigasi, pendapat hukum paling sering diminta sehubungan dengan
perjanjian-perjanjian pembiayaan atau kredit antar bank diluar negeri dan debitur di
Indonesia.

5
c. Legal opinion juga diminta untuk memenuhi persyaratan pendaftaran emisi efek dari
pasar modal Indonesia yang mengharuskan emiten untuk melampirkan suatu legal
opinion,dan
d. Untujk keperluan dalam kepentingan bisnis.

2.3 Prinsip-prinsip Dalam Pembuatan Legal Opinion

a. Legal Opinion dibuat dengan mendasarkan pada hukum yang berlaku.

Ada pendapat berbeda tentang hukum normatif, hal ini berkaitan erat dengan
pandangan mengenai ilmu hukum. Ada sebagian orang berpendapat bahwa ilmu hukum
adalah bagian dari ilmu sosial. Sementara yang lain berpandangan bahwa ilmu hukum
merupakan ilmu yang berdiri sendiri (sui generis). Namun sebagai sebuah ilmu yang
membahas tentang hukum (norma) yang muaranya pada kepastian hukum, ilmu hukum
seyogyanya tidak dicampuradukkan dengan permasalahan sosial, karena akan
mendegradasi adanya kepastian hukum.

Prinsip utama dalam pembuatan Legal Opinion adalah mencari pendapat berdasarkan
norma hukum dan sama sekali tidak berdasarkan norma sosial. Dengan demikian yang
harus dijadikan dasar hanyalah norma (ketentuan) hukum yang berlaku. Hal ini erat
kaitannya dengan kepastian hukum.

b. Legal Opinion disampaikan secara lugas, jelas dan sistematis.

Legal Opinion harus mudah dipahami oleh klien atau bagi pihak yang membacanya.
Karena disampaikan dengan bahasa yang baik dan sistematis maka Legal Opinion tidak
menimbulkan tafsiran berganda (bias) dan diharapkan melalui Legal Opinion tersebut
terciptalah suatu kepastian hukum.

c. Legal Opinion tidak memberikan jaminan terjadinya suatu keadaan.

Dalam Legal opinion, tidak boleh memberikan jaminan atau kepastian akan kondisi
suatu penyelesaian persoalan dalam praktek. Karena kepastian hukum atas permasalahan
merupakan wewenang hakim (pengadilan). Demikian juga Advokat tidak dibenarkan
memberikan jaminan kepada klien. Hal ini sesuai pula dengan ketentuan yang terdapat
dalam Pasal 4 butir c Kode Etik Advokat yang berbunyi: “Advokat tidak dibenarkan

6
menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan menang”. Dilihat dari
isi Kode Etik Advokat tersebut dapat disimpulkan bahwa advokat di dalam Legal
Opinionnya tidak dapat memberikan jaminan kepada klien bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.

d. Legal Opinion harus diberikan secara jujur, lengkap dan berisi saran.

Meskipun berupa opini, Legal Opinion harus disampaikan kepada klien sebagaimana
adanya, tidak dibuat-buat dan tidak semata-mata memberikan pendapat hanya untuk
mengakomodir keinginan klien. Jika berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku
keinginan klien tidak dapat terpenuhi, maka hal tersebut harus dikemukakan dengan jelas
dalam Legal Opinion.

Penjelasan dalam Legal Opinion harus diberikan dengan selengkapnya. Dalam Legal
Opinion, advokat tidak memberikan pendapat yang mengharuskan klien untuk melakukan
tindakan tertentu. Legal Opinion hanya bersifat memberikan pendapat mengenai
tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan oleh klien tetapi klien sendiri yang akan
memutuskan apakah akan melakukan tindakan tersebut atau tidak. Oleh karena itu Legal
Opinion harus memberikan penjelasan yang selengkapnya, sehingga klien memiliki
bahan pertimbangan yang cukup untuk mengambil suatu keputusan.

e. Legal Opinion tidak mengikat bagi pembuat (advokat) dan bagi klien.

Advokat bertanggung jawab atas isi dan juga bertanggung jawab atas kebenaran dari
Legal Opinion yang dibuatnya., tetapi advokat tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban atas kerugian yang timbul akibat klien mengambil tindakan
berdasarkan Legal Opinion tersebut. Legal Opinion yang dibuat oleh advokat yang
ditunjuk tersebut tidak mengikat klien atau pihak-pihak yang meminta Legal Opinion
untuk melaksanakan sebagian atau seluruh isi dari Legal Opinion. Keputusan untuk
mengambil atau tidak mengambil tindakan berdasarkan Legal Opinion, sepenuhnya
tergantung dari klien yang bersangkutan dan menjadi tanggung jawab dari pengambil
keputusan.

7
2.4 Struktur Penyusunan Legal Opinion

Sampai saat ini Indonesia belum memiliki format dan standar baku yang mengikat bagi
seluruh Advokat Indonesia berkenaan dengan bentuk Legal Opinion. Sehubungan dengan tidak
adanya format dan standar baku pembuatan Legal Opinion yang mengikat seluruh advokat di
Indonesia, dalam prakteknya bentuk Legal Opinion yang baik setidak-tidaknya mempunyai
kerangka dasar yang memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi penjelasan atas dasar apa penulis membuat legal opinion,
yaitu apakah berdasarkan permintaan secara tertulis atau secara lisan agar penulis
memberikan pendapat hukumnya atau permasalahan-permasalahan yang dimaksud harus
disampaikan secara jelas dan sistematis.

2) Permasalahan dalam Legal Opinion

Bagian permasalahan dalam legal opinion berisi penjelasan atas masalah pokok yang
dihadapi. Apabila permaslaahan hukum yang diuraikan kurang jelas maka penulis akan
merumuskan permasalahan tersebut.

3) Bahan-bahan pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang dokumen-dokumen referensi , informasi material yang
berbentuk tertulis maupun lisan yang diperoleh dari korban atau tersangka, maupun pihak
ketiga yang bersangkutan. Berisi tentang informasi tambahan yang terkait dengan pokok
permasalahan yang dapat ditambahkan pada Legal Opinion untuk mendukung pokok
permasalahan.

4) Dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan
terkait dengan permasalahan yang ada dan dapat dijadikan dasar dalam penulisan
pendapat hukum

8
5) Uraian fakta dan kronologis kejadian

Bagian ini berisi uraian fakta berdasarkan barang bukti utama terkait dengan
permasalahan, serta dibaut dalam tata urutan kejadian berdasarkan waktu terjadinya
permasalahan tersebut.

6) Analisa hukum dan Pendapat hukum

Bagian ini berisi uraian analisa dan pertimbangan hukum atas pokok permasalahan
berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan pokok permasalahan. Analisis terhadap permasalahan harus mengacu pada fakta
hukum dan aturan yang telah diidentifikasi. Bagian ini berisi uraian tentang pendapat
penulis atas pokok permasalahan yang didasarkan pada analisa dan pertimbangan hukum
atas fakta-fakta, informasi serta dokumen terkait dengan pokok permasalahan sehingga
dapat diketahui jawaban atas permasalahan yang ada.

7) Kesimpulan dan saran/solusi permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisa
setelah melakukan seluruh tahap-tahap pembuatan Legal Opinion. Setelah mendapatkan
kesimpulan, penulis memberikan saran/solusi permasalahan terhadap permasalahan yang
dibahas.

2.5 Permasalahan yang Ditemui dalam Pembuatan Legal Opinion

Saat proses pembuatan Legal Opinion, kerapkali ditemukan beberapa permasalahan dalam
pembuatannya. Beberapa contoh permasalahan yang ditemukan dalam prakteknya yaitu :
a. Tidak dapat dipastikan apakah keterangan dan informasi yang diberikan oleh klien dan
pihak-pihak yang terkait adalah keterangan yang benar dan jujur atau tidak.
Maksudnya disini, Keakuratan suatu Legal Opinion tergantung pada jujur atau
tidaknya klien memberikan informasi, keterangan atau data-data yang diperlukan
sebagai bahan dalam pembuatan Legal opinion. Dalam hal klien memberikan

9
keterangan lisan, maka advokat akan berasumsi bahwa keterangan lisan tersebut adalah
benar. Pada dasarnya, klien bertanggung jawab atas kebenaran data-data, dokumen-
dokumen dan keterangan yang diberikannya kepada orang yang ditunjuk untuk
memberikan Legal Opinion. Apabila klien memberikan informasi/keterangan, data-data
dan dokumen yang salah, maka akibatnya juga akan salah dalam memberikan opini. Ini
tidak jauh berbeda dengan seorang pasien dan dokter, dimana apabila pasien salah
menerangkan keluhan yang dideritanya maka dokter juga akan salah mendiagnosa
penyakit pasiennya dan dapat dipastikan akan memberi resep atau obat yang salah pula
pada pasien tersebut.

b. Tidak dapat memastikan apakah seluruh dokumen-dokumen yang diberikan dalam


bentuk fotokopi sesuai dengan aslinya atau tidak.
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka jika dipergunakan dokumen fotokopi, maka
harus ada pernyataan jika pembuat Legal Opinion tidak meneliti serta memeriksa
dokumen asli dari dokumen-dokumen fotokopi tersebut, agar jika terjadi kesalahan data
tidak menimbulkan masalah baru.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Legal opinion adalah pendapat hukum atas suatu permasalahan hukum yang sedang
dihadapi oleh seseorang (klien) agar didapat suatu bentuk penyelesaian atau tindakan yang
tepat atas permasalahan hukum tersebut.
Legal opinion memiliki tujuan untuk memberikan suatu analisa hukum atas fakta-fakta
yang diberikan oleh seorang klien. Sedangkan fungsinya sendiri yaitu:
Pendapat hukum ini dibuat untuk keperluan pengajuan litigasi atau gugatan di muka
pengadilan negeri, Diluar keperluan litigasi pendapat hukum paling sering diminta
sehubungan dengan perjanjian-perjanjian pembiayaan atau kredit antar bank diluar negeri dan
debitur di Indonesia, Legal opinion juga diminta untuk memenuhi persyaratan pendaftaran
emisi efek dari pasar modal Indonesia yang mengharuskan emiten untuk melampirkan suatu
legal opinion,dan fungus yang terakhir untuk keperluan dalam kepentingan bisnis.
Terdapat beberapa prinsip dalam pembuatan legal opinion,antara lain : Legal Opinion
dibuat dengan mendasarkan pada hukum yang berlaku, Legal Opinion disampaikan secara
lugas, jelas dan sistematis, Legal Opinion tidak memberikan jaminan terjadinya suatu keadaan,
Legal Opinion harus diberikan secara jujur, lengkap dan berisi saran, dan Legal Opinion tidak
mengikat bagi pembuat (advokat) dan bagi klien.

Adapun Struktur penyusunan legal opinion yaitu membuat pendahuluan, memuat


permasalahan yang dimintakan dalam Legal Opinion,terdapat bahan-bahan pendukung yang
berkaitan dengan permasalahan, adanya dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan permasalahan, berisi uraian fakta dan kronologis kejadian, memuat analisa
hukum dan pendapat hukum, dan langkah terakhir yaitu menyusun kesimpulan dan
saran/solusi permasalahan.
Saat proses pembuatan Legal Opinion, kerapkali ditemukan beberapa permasalahan dalam
pembuatannya. Beberapa contoh permasalahan yang ditemukan dalam prakteknya yaitu seperti
tidak dapat dipastikan apakah keterangan dan informasi yang diberikan oleh klien dan pihak-

11
pihak yang terkait adalah keterangan yang benar dan jujur atau tidak dan tidak dapat
memastikan apakah seluruh dokumen-dokumen yang diberikan dalam bentuk fotokopi sesuai
dengan aslinya atau tidak.

3.2 Saran

Penulis menyarankan agar para pembaca lebih memahami lebih lanjut materi terkait Legal
Opinion khususnya dalam langkah-langkah penyusunannya. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat dan bisa dijadikan referensi untuk pembelajaran lainnya, meskipun penulis
sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan
adanya kritik ataupun saran mengenai pembahasan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Priyono,Eri Agus, dan Kornelius Benuf(2020). KEDUDUKAN LEGAL OPINION SEBAGAI


SUMBER HUKUM.,Jurnal Suara Hukum,Vol.2,hlm.55

Anonim.2018.”Hukum & IT” https://www.hukumit.com/2018/07/legal-opinion.html?m=1


diakses pada 14 Desember pukul 10.00

Asnawi,M.Natsir.2021.”LEGAL OPINION (PENDAPAT HUKUM) DAN LEGAL DUE


DILIGENCE (UJI KEPATUTAN DARI SEGI HUKUM)” https://pa-gedongtataan.go.id/artikel-
hukum/376-legal-opinion-pendapat-dan-legal-due-diligence-uji-kepatutan-dari-segi-hukum-oleh-
m-natsir-asnawi.html diakses pada 14 Desember pukul 21.14

Anonim.2020.”TATA CARA MEMBUAT PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)”


https://www.lawyersclubs.com/tata-cara-membuat-legal-opinion-pendapat-hukum-trik-membuat-
pendapat-hukum-bagaimana-dan-apa-itu-legal-opini/ diakses pada 15 Desember pukul 08.20

Anonim.2020.”Contoh Legal Opinion dan Penjelasan Singkatnya sebagai Referensi”


https://fuadabdullahlawoffice.com/contoh-legal-opinion-dan-penjelasan-singkatnya-sebagai-
referensi/ diakses pada 15 Desember pukul 22.00

13

Anda mungkin juga menyukai