Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP-PRINSIP KALIMAT EFEKTIF

Diajukan sebagai Tugas Kelompok dari mata kuliah Bahasa


Indonesia dan Tata Tulis Karya Ilmiah.

Oleh :
Kelompok 6 :
Baidowi 432186050419002
Masardiansyah 432186050419006
Rizky Imam Nugraha 4321860504190015

Dosen :

Drs. Deded Setiawan, M.M.Pd

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI FATAHILLAH CILEGON


JURUSAN TEKNIK KIMIA

2019 / 2020
PRINSIP-PRINSIP KALIMAT EFEKTIF

Bagi seorang penutur atau pembicara, ada sejumlah prinsip yang harus
mereka kuasai ketika harus mengonstruksi tuturan efektif. Pada bagian berikut akan
diuraikan prinisp-prinisp efektivitas, kalimat itu akan disampaikan satu demi satu
disertai contoh. Prinsip pertama yang harus dikuasai oleh seseorang agar dapat
mengosntruksi kalimat yang efektif adalah bahwa kalimat itu harus disusun dengan
mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan struktur (Rahardi,
2010:93).

Akhadiah (1999: 116—117) mengemukakan bahwa untuk membuat


kalimat efektif, seorang penulis harus memperhatikan ciri-ciri kalimat efektif,
antara lain kesepadanan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan, dan
kevariasian dalam struktur kalimat.
Menurut arifin (2008:97) sebuah kalimat tergolong efektif jika sedikitnya
memenuhi tujuh syarat kalimat efektif, 1) kesepadanan struktur, 2) kesejajaran atau
keparalelan, 3) ketegasan, 4) kehematan, 5) kecermatan, 6) kepaduan, dan 7)
kelogisan. Syarat-syarat tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran
atau gagasan dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang
memiliki kesepadanan struktur, yaitu :
a. Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Ketidak jelasan subjek
dan predikat dalam kalimat dapat menjadikan kalimat itu tidak efektif.
Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan jalan
menghindari pemakaian preposisi (kata depan) seperti di, dalam, bagi, untuk,
dan pada di depan subjek. Contoh :
• Bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah
melunasi semua biaya perkuliahan.
• Untuk semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
Kedua kalimat tersebut tidak efektif karena terdapat ketidak jelasan unsur subjek
yang didahului preposisi bagi dan untuk. Agar kalimat tersebut efektif unsur
preposisi di depan subjek dihilangkan.
• Mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir hendaknya sudah melunasi
semua biaya perkuliahan.
• Semua pengendara kendaraan bermotor wajib mengenakan helm.
b. Kalimat tidak memiliki subjek yang ganda. Kalimat tunggal memiliki lebih dari
satu subjek, menjadikan kalimat itu tidak efektif.
• Pembangunan jembatan itu kami dibantu oleh penduduk setempat.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat lebih dari satu subjek. Kalimat tersebut
dapat diperbaiki dengan mengubah nomina pembangunan yang kedudukannya
sebagai subjek menjadi verba dan didahului kata dalam sehingga berubah menjadi
predikat dalam kalimat majemuk. Kalimat tersebut menjadi efektif sebagai berikut.
• Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh penduduk setempat.
• Kami dibantu oleh penduduk setempat dalam membangun jembatan itu.
c. Predikat kalimat tunggal tidak didahului oleh kata "yang”. Kata yang biasanya
dipakai sebagai keterangan pewatas pada kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
• Universits Mercu Buana yang beralamatkan Jalam Meruya Selatan, Jakarta
Barat.
• Harga BBM yang sudah dinaikan.
Kedua kalimat di atas dapat diperbaiki dengan menanggalkan kata “yang”.
• Universitas Mercu Buana beralamatkan Jalan Meruya Selatan, Jakarta
Barat.
• Harga BBM sudah dinaikkan
2. Keparalelan atau Kesejajaran
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan
bentuk kata yang digunakan dalam sebuah kalimat. Jika bentuk pertama
menggunakan nomina bentuk selanjutnya menggunakan nomina. Jika bentuk
pertama menggunakan verba maka bentuk selanjutnya juga menggunakan verba.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini.
• Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan pengamalan
Pancasila.
• Sesudah memahami dan menghayati, Pancasila harus diamalkan.
• Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan
daerah, memperluas lapangan kerja, dan perbaikan tarf hidup rakyat.
Ketiga kalimat tersebut di atas menggunakan bentuk kata yang tidak sejajar.
Perbaikan kalimat tersebut sebagai berikut.
• Langkah-langkah tersebut adalah memahami, menghayati, dan
mengamalkan Pancasila.
• Sesudah dipahami dan dihayati, Pancasila harus diamalkan.
• Pembangunan transmigrasi diarahkan untuk mendukung pembangunan
daerah, memperluas lapangan kerja, dan memperbaiki taraf hidup rakyat.
3. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan adalah memberi penekanan pada ide
pokok kalimat. Kalimat efektif adalah kalimat yang ide pokoknya menonjol. Untuk
memberi ketegasan dalam kalimat dapat dilakukan denagn cara-cara berikut ini.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
• Buku itu sudah saya baca.
• Saya sudah membaca buku itu.
• Sudah saya baca buku itu.
b. Membuat urutan kata secara bertahap
• Pertemuan itu dihadiri oleh camat, lurah, gubernur, dan bupati.
• Keluarga itu terdiri dari ibu, dua anak, dan ayah.
Kedua contoh kalimat tersebut sebaiknya sebagai berikut
• Pertemuan itu dihadiri oleh gubernur, bupati, camat, dan lurah.
• Keluarga itu terdisri dari ayah, ibu, dan dua anak.
c. Menggunakan partikel –lah untuk memberi penekanan pada ide pokok.
• Tolong keluarlah
• Tolonglah keluar
• Tolong bawalah
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata,
ungkapan, atau frasa yang dipandang tidak perlu. Kehematan bukan berarti harus
menghilangkan kata-kata, ungkapan, atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.
Ada bebrapa cara yang dapt dilakukan untuk memenuhi kehematan kalimat, yaitu
sebagai berikut.
a. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
• Saya tidak suka makan roti dan saya tidak suka makan ubi.
• Karena dia tidak diundangan, dia tidak datang.
b. Kalimat tersebut dapat diperbaiki dengan menghilangkan unsur kata yang sama.
• Saya tidak suka makan roti dan ubi.
• Karena tidak diundang, dia tidak datang.
• Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
• Dia hanya memiliki satu mobil saja.
• Ayah berolah raga agar supaya sehat.
• Adik sejak dari kemarin belum pulang.
Ketiga kalimat di atas tidak efektif karena ada dua kata yang bersinonim.
Perbaikannya sebagai berikut.
• Dia hanya memiliki satu mobil.
• Dia memiliki satu mobil saja.
• Ayah berolah raga agar sehat
• Ayah berolah raga supaya sehat
• Adik sejak kemarin belum pulang.
• Adik dari kemarin belum pulang.
c. Menghindari penjamaan kata-kata yang bermakna jamak.
• Beberapa pedagang-pedangang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban
kota.
• Daftar nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
• Para hadirin sekalian dimohon berdiri.
• Sekelompok mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena tiap-tiap kalimat ada bentuk
pengulangan pada kata-kata yang bermakna jamak, yaitu beberapa, daftar, para,
sekelompok. Perbaikan keempat kalimat di atas sebagai berikut.
• Beberapa pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
• Pedagang-pedagang kaki lima itu ditangkap petugas ketertiban kota.
• Daftar nama pesrta pelatihan segera dikumpulkan.
• Nama-nama peserta pelatihan segera dikumpulkan.
• Sekelompok mahasiswa sedang berdiskusi.
• Mahasiswa-mahasiswa sedang berdiskusi.
5. Kecermatan
Kecermatan kalimat efektif adalah cermat dan tepat dalam memilih kata
sehingga kalimat yang dihasilkan tidak rancu dan bermakna ganda (ambigu). Lihat
contoh-contoh berikut ini.
• Direktur baru pergi ke Bali.
• Barang-barang lama disimpan di gudang itu.
• Tiga dosen PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
• Saya melihat anak itu bingung.
Keempat contoh kalimat di atas tidak efektif karena bermakna ganda.
• Direktur yang baru pergi ke Bali.
• Barang-barang yang lama disimpan di gudang itu.
• Tiga dosen dari PTS yang terkenal itu menerima penghargaan.
• Tiga dosen yang terkenal dari PTS itu menerima penghargaan.
• Saya melihat anak itu sedang bingung.
• Saya bingung melihat anak itu.
6. Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam sebuah kalimat sehingga
informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.
• Masalah itu saya sudah selesaikan.
• Mahasiswa mendiskusikan tentang masalah kemahasiswaan.
• Dia melanggar daripada tata tertib itu.
Ketiga kalimat di atas dapat diperbaiki sebagi berikut.
• Masalah itu sudah saya selesaikan.
• Mahasiswa mendiskusikan masalah kemahasiswaan.
• Dia melanggar tata tertib itu.
7. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan dalam kalimat efektif adalah ide kalimat
dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.
• Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan, selesailah proposal penelitian
ini tepat pada waktunya.
• Acara berikutnya adalah sambutan Rektor UMB. Waktu dan tempat saya
persilahkan.
• Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
• Semua warga Desa Cibodas memenuhi undangan kepala desa, kecuali Bejo,
Tarjo, dan Marno.
Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
• Puji syukur kepada Tuhan karena proposal penelitian ini selesai tepat pada
waktunya.
• Acara berikutnya adalah sambutan Rektor Umb. Bapak Rektor, kami
persilahkan.
• Mereka beriringan mengantar jenazah ke kuburan.
• Semua warga Desa Cibodas memenui undangan kepala desa.

Anda mungkin juga menyukai