Anda di halaman 1dari 12

PART.

01

MATERI
PRAKTEK IBADAH KEMASYARAKATAN
PENGERTIAN THAHARAH ( BERSUCI)
Thaharah menurut bahasa adalah bersih dan terbebas dari kotoran yang
nampak-seperti najis yang berasal dari air kencing atau yang lainnya -dan najis
secara maknawi berupa aib dan kemaksiatan-. Kata At-Tath-hir berarti
membersihkan, yaitu penetapan bahwa suatu tepat itu terbebas dari ketoran.
Hukum Thaharah
Bersih dari najis dan menghilangkannya merupakan suatu kewajiban bagi yang tahu akan hukum dan
mampu melaksanakannya. Dalam hal ini Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan pakaian mu
bersihkanlah’ (Qs. Al Muddatsir [74]: 4)

Juga terdapat dalam firmanNya, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang ruku dan
yang sujud.” (Qs. Al Baqarah: 125)

Adapun bersih dari hadast, maka merupakan suatu kewajiban yang sekaligus sebagai syarat sah shalat.
Hal ini berdasarkan pada sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam:

‫ال تقبل صالة بغير طهور‬

“Shalat tidak diterima tanpa -didahului dengan bersuci.” (HR. Muslim no. 224)
Thaharah atau bersuci menurut pembagiannya dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

A. Bersuci lahiriah

Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri, tempat tinggal dan lingkungan dari segala bentuk
kotoran, hadas dan najis. Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan badan, pakaian atau tempat yang didiami
dari kotoran sampai hilang rasa, bau dan warnanya. QS Al-Muddassir ayat : 4

[74:4] dan pakaianmu bersihkanlah,

B. Bersuci batiniah

Bersuci batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran batin berupa dosa dan perbuatan maksiat seperti iri, dengki,
takabur dll. Cara membersihkannya dengan taubatan nashoha yaitu memohon ampun dan berjanji tidak akan
mengulanginya lagi.
MACAM-MACAM ALAT THAHARAH

Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu. Untuk bersuci misalnya, kita tidak hanya bisa
menggunakan air, tetapi kita juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan benda-benda padat lain yang suci
untuk menggantikan air jika tidak ditemukan. Dalam bersuci menggunakan udara, kita juga harus
memperhatikan air yang boleh dan tidak boleh untuk bersuci. Macam-macam udara Air yang dapat digunakan
untuk bersuci adalah Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu udara:
1. Air hujan
2. Air sumur
3. Udara laut
4. Air sungai
5. Air danau / telaga
6. Udara salju
7. Embun udara
CARA-CARA THAHARAH

Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti berwudhu dan
mandi junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan menggunakan debu, tanah
yaitu dengan bertayamum. Dan bisa juga menggunakan air, tanah, batu dan kayu
(tissue atau kertas itu masuk kategori kayu) yaitu dengan beristinja.
Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya:
1. Najis ringan (najis mukhafafah)

Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun kecuali air
susu ibunya saja dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan
udara kebagian yang terkena najis.

2. Najis sedang (najis mutawassitah)

Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb. Cara membersihkannya cukup
dengan membasuh atau menyiramnya dengan udara sampai najis tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).

3. Najis berat (najis mughalazah)

Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti (qat'i). yaitu anjing
dan babi. Cara membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang najisnya terlebih dahulu lalu
mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan tanah atau batu.
MANDI JUNUB ATAU MANDI WAJIB

Mandi wajib atau disebut juga mandi junub merupakan bentuk mensucikan diri dari
hadas besar. Dalam Islam,Mandi besar atau mandi wajib (bahasa Arab:‫ لاـغسل‬, translit.
al-ghusl) adalah mandi atau menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara
tertentu untuk menghilangkan hadats besar. Hal itu adalah pengertian dalam syariat
Islam. Arti al-gusl secara etimologi adalah menuangkan air pada sesuatu.
Perbedaan mandi wajib dengan mandi biasa, terletak pada niat dan rukunnya.
Syariat Islam mengartikan mandi dengan menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara
tertentu. Sedangkan mandi wajib atau junub menjadi keharusan bagi umat Islam atas dasar suatu
hal. Seperti tercantum dalam Al-Qur'an, surat al-Maidah ayat 6, Allah berfirman : "Dan jika
kamu junub, maka mandilah."
Rukun mandi wajib

Untuk melakukan mandi janabah, maka ada beberapa hal yang harus dikerjakan karena merupakan rukun
(pokok), di antaranya adalah:

• Mengguyur air keseluruh badan,


• Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain.

Dengan seseorang memenuhi rukun mandi di atas, maka mandinya dianggap sudah sah, dengan disertai niat
untuk mandi wajib (al ghuslu). Jika seseorang mandi di pancuran (shower) dan air mengenai seluruh
tubuhnya, maka mandinya sudah dianggap sah. Kemudian untuk berkumur-kumur (madhmadhoh),
memasukkan air dalam hidung (istinsyaq) dan menggosok-gosok badan (ad dalk) adalah perkara yang
disunnahkan menurut mayoritas ulama
Tata cara mandi sempurna

Berikut adalah tata cara mandi yang disunnahkan, ketika seorang Muslim melakukannya, maka akan membuat
mandi wajib tadi lebih sempurna. Yang menjadi dalil dari bahasan ini adalah dua dalil yaitu hadits dari ‘Aisyah
dan hadits dari Maimunah.

• Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam
bejana atau sebelum mandi
• Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri
• Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan
menggunakan sabun
• Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak salat
• Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut
• Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri
• Menyela-nyela rambut
• Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Lafadz Niat Mandi Wajib

1. Jika mandi besar disebabkan junub Mimpi basah, keluar mani, senggama maka niat mandi besarnya adalah
BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI
FARDLON LILLAHI TA’ALA Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats
besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta’ala

2. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka niat mandi besarnya adalah BISMILLAHI RAHMANI
RAHIM NAWAITUL GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haidl, fardlu karena
Allah Ta’ala

3 Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka niyat mandi besarnya adalah BISMILLAHI RAHMANI
RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF’IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA’ALA
Artinya Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari nifas, fardlu karena
Allah Ta’ala

Anda mungkin juga menyukai