Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

STATISTIKA DALAM AL-QURAN DAN HADITS

Dosen Pengampu:

Dr. Abdussakir, M.Pd

Oleh:
Kelompok 4
Farida Ikrimatin Sayyidah Roisiyah (210108110001)
Intan Salsabila Jauhari (210108110006)
Riyan Handika (210108110010)
Salsabila Zahrani Rahma (210108110013)

Hanifah Fitriani (210108110017)


Nurul Hanifah (210108110019)
Silmi Faiqotul Ula (210108110027)
Nanda Dila Zahrotul Khumainah (210108110034)

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
karunia serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Statistika Dalam Al-Quran dan Hadits”.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas dari Bapak Dr. Abdussakir, M.Pd
selaku Dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran Matematika Berbasis Al-
Quran dan Hadits, Program Studi Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kami sangat berharap tentunya makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengalaman kita mengenai Media Manipulatif dalam
Pembelajaran Matematika. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini juga terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami susun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri
maupun orang lain.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 11 Oktober 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................1


DAFTAR ISI ..............................................................................................................2
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................3
C. Tujuan ..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................4
A. Pengumpulan Data ......................................................................................4
B. Pengolahan Data ..........................................................................................5
C. Penyajian Data .............................................................................................9
D. Analisis Data ...............................................................................................9
E. Penarikan Kesimpulan ...............................................................................11
BAB III PENUTUP .................................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang berperan penting dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk mengambil keputusan
yang informatif dan rasional. Dalam dunia modern, statistika telah menjadi
alat yang tak tergantikan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, ilmu
sosial, ilmu kedokteran, dan banyak lagi. Namun, keberadaan statistika tidak
hanya relevan dalam dunia kontemporer, melainkan juga memiliki relevansi
yang mendalam dalam konteks agama, khususnya dalam Islam.
Al-Qur'an dan Hadits adalah dua sumber utama ajaran Islam yang
menjadi pedoman dan panduan bagi umat Muslim dalam menjalani
kehidupan mereka. Kedua sumber ini berisi berbagai ajaran, hukum,
nasehat, dan kisah yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam pemahaman dan interpretasi ajaran Islam, seringkali diperlukan
pemahaman yang mendalam terhadap konsep statistika untuk mengambil
keputusan dan memberikan panduan yang tepat.
Latar belakang ini menjadi sangat relevan karena dalam Al-Qur'an
dan Hadits, terdapat banyak petunjuk, perintah, dan nasehat yang berkaitan
dengan pengumpulan dan penggunaan data. Misalnya, ada ayat-ayat yang
berbicara tentang menghitung waktu shalat, mengelola harta, mengukur
hukuman, atau bahkan mencatat peristiwa sejarah. Selain itu, Hadits
mengandung banyak petunjuk praktis tentang bagaimana mengumpulkan,
mengorganisir, dan menggunakan data dalam berbagai konteks kehidupan
sehari-hari.
Penelitian yang menggabungkan konsep statistika dengan
pemahaman Islam ini tidak hanya memiliki nilai teoritis yang tinggi, tetapi
juga dapat memberikan panduan praktis bagi umat Muslim dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu,
penyelidikan mengenai "Statistika dalam Al-Qur'an dan Hadits" menjadi
relevan dan penting untuk menjelajahi bagaimana konsep statistika telah
diterapkan dan diinterpretasikan dalam konteks agama Islam, serta

1
bagaimana pemahaman ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap
kehidupan umat Muslim pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada
makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengumpulan data dalam Al-Quran dan Hadits?
2. Bagaimana pengolahan data dalam Al-Quran dan Hadits?
3. Bagaimana penyajian data dalam Al-Quran dan Hadits?
4. Bagaimana analisis data dalam Al-Quran dan Hadits?
5. Bagaimana Penarikan kesimpulan dalam Al-Quran dan Hadits?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan pada
makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengumpulan data dalam Al-Quran dan Hadits.
2. Untuk mengetahui pengolahan data dalam Al-Quran dan Hadits.
3. Untuk mengetahui penyajian data dalam Al-Quran dan Hadits.
4. Untuk mengetahui analisis data dalam Al-Quran dan Hadits.
5. Untuk mengetahui Penarikan kesimpulan dalam Al-Quran dan Hadits.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), statistika adalah data
yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan
sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau
gejala. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa statistika adalah
kumpulan data yang kemudian diolah agar memberikan suatu kesimpulan.
Masih ingat ketika belajar statistika deskriptif tentang penyajian data.
Terdapat macam-macam penyajian data, yaitu: tabel, grafik, dan diagram.
Dari penyajian data yang ditampilkan kita bisa mengetahui mana data yang
memililki nilai terbanyak dan yang memiliki nilai sedikit. Kemudian belajar
mengenai ukuran pemusatan yaitu mean atau rata-rata, median atau nilai
tengah, dan modus atau nilai yang paling sering muncul.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan statistika adalah
untuk menjelaskan data mengenai populasi yang diselidiki. Contohnya,
menghitung rata-rata nilai ujian matematika.
Dalam Alquran, ilmu statistika ini telah dijelaskan. Sekarang, marilah
kita menelusuri ayat-ayat Alquran yang membahas mengenai statitistika
pengumpulan data.
QS. Al-Kahfi ayat 49

ً‫َ ِا ۡي َرً َّو َل ََ ِِ ۡي َر‬ ِ ‫ض َع ۡال ِك ٰتبُ َفت ََرى ۡال ُم ۡج ِر ِم ۡينَ ُم ۡش ِف ِق ۡينَ ِم َّما ِف ۡي ِه َو َيقُ ۡولُ ۡونَ ٰي َو ۡيلَـت َـنَا َما ِل ٰهذَا ۡالـ ِك ٰت‬
ُ ‫ب َل يُاَا ِر‬ ِ ‫َو ُو‬
‫اضراؕ َو َل يَ ۡظ ِل ُم َ بُّكَ اَ َحُا‬ ِ ‫ا َّ ِۤل ا َ ۡحصٰ ٮ َها ۚ َو َو ََُ ُۡوا َما ََ ِملُ ۡوا َح‬

Artinya : “Dan diletakkanlah, yakni diberikan kepada semua manusia


kitab yang merinci amal perbuatan mereka di dunia baik yang besar maupun
yang kecil, lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan
terhadap apa yang tertulis di dalamnya. Mereka menyesal atas kejahatan
perbuatannya ketika di dunia, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab
apakah ini, betapa menakjubkan, karena tidak ada yang tertinggal di
dalamnya, yang kecil dan yang besar dari amal perbuatan manusia melainkan
tercatat semuanya," dan mereka mendapati semua apa yang telah mereka

4
kerjakan di dunia tertulis di dalamnya. Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang
jua pun.”

Ayat tersebut menerangkan bahwa semua kebaikan dan keburukan yang


dikerjakan oleh setiap manusia akan dicatat, tidak tertinggal sedikitpun.
Semua catatan atau data yang terkumpul akan menentukan sesorang masuk ke
surga atau neraka. Pada ayat tersebut terdapat modus (nilai yang sering
muncul) dengan modusnya yaitu kebaikan atau keburukan. Seseorang yang
memiliki catatan kebaikan yang lebih banyak, maka akan Allah masukkan ke
dalam surga. Sebaliknya, seseorang yang memiliki catatan keburukan yang
lebih banyak, maka Allah akan masukkan ke dalam neraka.

B. Pengolahan Data
Sebagai seorang mahasiswa kita dituntut untuk melakukan pengolahan
data seperti pengujian hipotesis, membuat rencana atau peramalan, membuat
keputusan yang lebih baik, mengatasi berbagai perubahan dan lain-lain
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan, dan pengambilan kesimpulan
tersebut harus dilakukan dengan benar sehingga bisa dipertanggungjawabkan
kebenaranya.
Dalam rangka bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan
mudah dipahami, maka pengolahan data memerlukan ketelitian. Proses
pengolahan data menjadi kunci suatu data mudah dipahami. Allah swt
menjelaskan ketelitian dalam Al-Qur’an pada surah Maryam ayat 94 yang
berbunyi:

َ ‫لَقَُْ اَحْ صٰ ٮ ُه ْم َو َََُّ ُه ْم‬


ۗ ‫ًَُّا‬
Artinya: “Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan
menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua amal dan takwa mereka itu
telah tercatat dalam kitab yang amat teliti dan terperinci tidak seorang pun
terluput dalam catatan itu, semua amal perbuatan mereka baik yang kecil
maupun yang besar. Semua ucapan mereka yang nyata dan tersembunyi telah
ditulis dan diperhitungkan secermat-cermatnya dan mereka semua menunggu

5
balasan apa yang akan diterimanya.

Sedangkan dalam hadits Malik dijelaskan

‫س َرقَ فِي‬ َ ‫سا ِ قا‬َ ‫الرحْ َم ِن أ َ َّن‬ ِ ‫و َحَُّثَنِي ََ ْن َما ِلك ََ ْن ََ ِْ ُِ اللَّ ِه ب ِْن أَبِي بَ ْك ٍر ََ ْن أَبِي ِه ََ ْن ََ ْم َرً َ بِ ْن‬
َّ ُِ ِْ ََ ‫ت‬
َ ََ ‫ف اثْنَ ْي‬
‫ش َر‬ ِ ‫ت ِبث َ ََلثَ ِة رَ َ اه َِم ِم ْن َ ْر‬ ُ ‫َثْ َمانَ أُتْ ُر ََّة فَأ َ َم َر بِ َها‬
ْ ‫َثْ َمانُ ْبنُ ََفَّانَ أ َ ْن تُقَ َّو َم فَقُ ِو َم‬ ِ ‫زَ َم‬
ُ ‫ان‬
ُ‫َثْ َمانُ يََُه‬ َ َ‫ِر ْ هَما ِبُِينَا ٍ فَق‬
ُ ‫ط َع‬
Artinya : “Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari [Abdullah bin Abu
Bakar] dari [Bapaknya] dari ['Amrah binti Abdurrahman] bahwa ada seorang
pencuri yang mencuri buah Utrujah (buah yang rasanya agak masam) pada
masa Utsman. [Utsman] lalu menyuruh untuk menghitung harganya. Buah itu
dihargai dengan tiga dirham dengan kurs dua belas dirham seharga satu dinar,
kemudian 'Utsman memotong tangannya."

Dari hadist tersebut dapat kita peroleh mengenai pengetahuan tentang


pengolahan data berupa menghitung. Salah satu hal yang dilakukan dalam
pengolahan data.

1. Mean
QS. Al-Hujurat ayat 13:

ُ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذََ ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو ََعَ ْل ٰن ُك ْم‬


َ‫شعُ ْوبا َّو َقَِ ۤا ِٕٮ َل ِلتَعَا َ فُ ْوا ۚ ا َِّن ا َ َْ َر َم ُك ْم َِ ْنَُ الل ِه اَتْ ٰقٮ ُك ْم ۗا َِّن الله‬ ُ َّ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الن‬
‫ََ ِل ْي ٌم َخِِي ٌْر‬

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Menurut tafsir Kemenag RI Wahai manusia! Sungguh, Kami telah


menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni
berasal dari keturunan yang sama yaitu Adam dan Hawa. Semua manusia

6
sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku
dengan suku lainnya. Kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal dan dengan demikian saling
membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi
antara satu kelompok dengan lainnya. Allah tidak menyukai orang yang
memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan
karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Karena itu berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan
agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu baik yang lahir maupun yang tersembunyi,
Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang
luput dari ilmu-Nya.
Konsep statistika yang digunakan pada ayat ini adalah statistika
deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan
bagaimana cara mendeskrpsikan, menggambarkan, menjabarkan atau
menguraikan data agar mudah dipahami.

2. Median
QS. Hud ayat 85

ِ ْ َ‫اس ا َ ْش َي ۤا َء ُه ْم َو َل تَ ْعث َ ْوا ِفى ْال‬


َ‫ض ُم ْف ِس ُِيْن‬ ِ ‫َو ٰيقَ ْو ِم ا َ ْوفُوا ْال ِم ْك َيا َل َو ْال ِميْزَ انَ ِب ْال ِقس‬
ُ ‫ْط َو َل تَ ِْ َخ‬
َ َّ‫سوا الن‬
Artinya: “Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil,
dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan
kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”

Menurut tafsir Kemenag RI dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku,


cukupkanlah takaran dan timbangan sempurnakanlah keduanya dengan adil
secara tetap. Konsep statistika yang ada pada ayat diatas adalah statistika
deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan
bagaimana cara mendeskrpsikan, menggambarkan, menjabarkan atau
menguraikan data agar mudah dipahami.

3. Modus

7
QS. Al-Kahf ayat 49

‫ض َع‬ ِ ‫ب َل يُاَا ِر ُ َ ِاي َْرً َو ُو‬ ِ ‫ض َع ْال ِك ٰتبُ فَت ََرى ْال ُمجْ ِر ِميْنَ ُم ْش ِف ِقيْنَ ِم َّما ِف ْي ِه َو َيقُ ْولُ ْونَ ٰي َو ْيلَتَنَا َما ِل ٰهذَا ْال ِك ٰت‬ ِ ‫َو ُو‬
‫ب َل يُاَا ِر ُ َ ِا ۡي َرً َّو َل ََ ِِ ۡي َرً ا َّ ِۤل‬ ِ ‫ۡال ِك ٰتبُ فَت ََرى ۡال ُم ۡج ِر ِم ۡينَ ُم ۡش ِف ِق ۡينَ ِم َّما فِ ۡي ِه َويَقُ ۡولُ ۡونَ ٰي َو ۡيلَـتَـنَا َما ِل ٰهذَا ۡالـ ِك ٰت‬
‫اضراؕ َو َل يَ ۡظ ِل ُم َ بُّكَ اَ َحُا‬ ِ ‫ا َ ۡحصٰ ٮ َها ۚ َو َو ََُ ُۡوا َما ََ ِملُ ۡوا َح‬

Artinya : “Dan diletakkanlah, yakni diberikan kepada semua manusia kitab


yang merinci amal perbuatan mereka di dunia baik yang besar maupun yang
kecil, lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan
terhadap apa yang tertulis di dalamnya. Mereka menyesal atas kejahatan
perbuatannya ketika di dunia, dan mereka berkata, "Betapa celaka kami, kitab
apakah ini, betapa menakjubkan, karena tidak ada yang tertinggal di
dalamnya, yang kecil dan yang besar dari amal perbuatan manusia melainkan
tercatat semuanya," dan mereka mendapati semua apa yang telah mereka
kerjakan di dunia tertulis di dalamnya. Dan Tuhanmu tidak menzalimi
seorang jua pun.”

Menurut Tafsir Jalalain (Dan diletakanlah kitab) yaitu kitab catatan amal
perbuatan setiap orang bagi orang-orang mukmin diterima disebelah
kanannya, dan bagi orang-orang kafir disebelah kirinya (lalu kamu akan
melihat orang-orang yang berdosa) orang-orang kafir (ketakutan) merasa
takut (terhadap apa yang mereka tulis di dalamnya, dan mereka berkata)
sewaktu mereka melihat kesalahan-kesalahan yang yang terdapat didalam
kitab catatan amal masing-masing. (Aduhai) ungkapan rasa kecewa
(celacakalah kami) binasalah kami lafal wailata adalah Masdar yang tak
mempunyai fiil dari lafal asalnya (kitab apakah ini yang tidak meninggalkan
yang kecil dan tidak pula meninggalkan yang besar) dari dosa-dosa kami
(melainkan ia mencatat semuanya)” semuanya telah tercatat dan terbukti
didalamnya, mereka merasa takjub akan hal tersebut (dan mereka dapati apa
yang telah mereka kerjakan ada) tertulis didalam catatan kitab-kitab mereka.
(dan Rabbmu tidak menganiaya seorang jua pun) dia tidak akan menghukum
seseorang tanpa dosa, dan dia tidak akan mengurangi pahala orang mukmin.

8
C. Penyajian Data
Setelah data dikumpulkan dan diolah, kemudian data perlu disajikan
dalam bentuk yang terstruktur dengan baik, untuk keperluan analisis data
yang selanjutnya. Menyajikan data merupakan kegiatan menampilkan atau
menceritakan data secara tansparan. Secara umum, cara penyajian data ada
dua cara, yaitu disajikan dalam bentuk tabel dan diagram atau grafik.
Di dalam Al-Qur’an dijelaskan tentang penyajian data, seperti pada QS. Al
Muthoffifin ayat 7

‫ب ۡالفُ َّجا ِ لَ ِف ۡى ِس ِج ۡي ٍؕن‬ ۤ َّ َ


َ ‫ََل ا َِّن َِ ٰت‬
Artinya: “Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang
durhaka tersimpan dalam sijjin.”

Menurut tafsir Kemenag RI, Allah menegur sekali lagi perilaku mereka,
sekali-kali jangan begitu, jangan berbuat curang! Sesungguhnya catatan
perbuatan orang yang durhaka, berbuat jahat, melanggar aturan agama, dan
merugikan orang lain dalam bentuk apapun, benar-benar tersimpan dengan
baik dalam sijjin.
Ayat tersebut memiliki arti bahwa Allah melarang keras berbuat curang.
Karena sesungguhnya Allah telah mencatat segala amal keburukan didalam
sijjin, yaitu buku catatan orang-orang yang durhaka kepada Allah. Didalam
buku tersebut tercatat kejahatan dan kecurangan manusia. Catatan yang telah
menjadi buku inilah yang akan dijadikan takaran untuk menghisab mereka.
Berdasarkan hal tersebut, konsep statistika dalam ayat ini adalah tentang
menyajikan data berupa sijjin.

D. Analisis Data
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti analisis data
adalah penelaahan dan penguraian data hingga menghasilkan simpulan.
Analisis data memiliki peran yang sangat penting dalam membuat keputusan
dengan lebih mudah. Adapun ayat dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan
analisis data.
Q.S Al-Anbiya juz 18 ayat 47

9
‫شيْـًٔ ۗا َوا ِْن ََانَ ِمثْ َقا َل َحَِّ ٍة ِم ْن َخ ْررَ ٍل اَتَ ْينَا بِ َه ۗا َوَ َٰفى بِنَا‬ ْ ُ ‫ط ِليَ ْو ِم ْال ِق ٰي َم ِة فَ ََل ت‬
ٌ ‫ظلَ ُم نَ ْف‬
َ ‫س‬ َ ‫ض ُع ْال َم َو ِازيْنَ ْال ِق ْس‬
َ َ‫َون‬
َ‫َحا ِس ِِيْن‬

Artinya: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan
cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”

Menurut tafsir kemenag (kami akan memasang timbangan yang tepat)


timbangan yang adil (pada hari kiamat) pada hari itu (maka tiadalah dirugikan
seseorang barang sedikit pun) dengan dikurangi pahala kebaikanya atau
ditambahkan dosa keburukanya. (Dan jika) amalan itu (hanya seberat) sama
beratnya dengan (biji sawi kami mendatangkanya) yakni pahalanya. (Dan
cukuplah kami menjadi penghisab) segala sesuatu, yakni yang
menghitungnya. Dari ayat diatas terdapat kata َ‫ َحا ِس ِِيْن‬yang artinya
perhitungan. Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah akan memasang
timbangan yang tepat pada hari kiamat, dengan data yang objektif dan akurat.
Maka tidak ada seorangpun yang dirugikan walaupun itu sedikit, sehingga
tidak ada seorang hamba yang amal kebaikanya dikurangi atau kejahatanya
dilebih-lebihkan, sekalipun hanya seberat biji sawi pasti Allah mendatangkan
pahala untuk perbuatan baik dan hukuman untuk perbuatan jahat. Dimana
hanya Allah sebagai pembuat perhitungan. Dalam perhitungan tersebut ayat
ini menggunakan konsep statistika inferesial yaitu menganalisis data berupa
perhitungan amal perbuatan, maka dapat disimpulkan konsep statistika yang
ada pada ayat tersebut adalah tentang menganalisis data.
Q.S Asy-Syu’ara juz 19 ayat 113

َ‫سابُ ُه ْم ا َِّل ََ ٰلى َ بِ ْي لَ ْو ت َ ْشعُ ُر ْون‬


َ ‫ا ِْن ِح‬
Artinya: “Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada
Tuhanku, kalau kamu menyadari.”

Menurut Tafsir Jalalain tidak lain perhitungan amal perbuatan mereka


hanyalah kepada Rabbku maka dia akan membalasnya kepada mereka (kalau

10
kalian menyadari) jika kalian mengetahui hal tersebut niscaya kalian tidak
akan mencelanya. Pada ayat diatas terdapat kata ‫سابُ ُه ْم‬
َ ‫ ِح‬yang berasal dari kata
hisab yang artinnya perhitungan. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah
akan membalas sesuai dengan amal perbuatan. Perhitungan amal perbuatan
mereka hanyalah Allah yang menentukan. Dalam menentukan perhitungan
amal perbuatan tersebut ayat ini menggunakan konsep statistika tentang
analisis data.

E. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat
atau proposisi. Tahap penarikan kesimpulan digunakan untuk memberikan
kesimpulan terhadap analisis/penafsiran data dan evaluasi kegiatan yang
mencakup pencarian makna serta memberikan penjelasan terhadap data yang
telah diperoleh. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu
melakukan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, dam analisis
data. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.
Dalam Al-Qur’an penarikan kesimpulan dijelaskan pada QS Al-A’raaf
ayat 8 dan 9

ٰۤ ُ ٰۤ ُ
‫ولٮِٕكَ الَّذ ِۡينَ َخس ُِر ۡۤوا‬ ‫ َو َم ۡن َخفَّ ۡت َم َو ِاز ۡينُه فَا‬٨ َ‫ولٮِٕكَ ُه ُم ۡال ُم ۡف ِل ُح ۡون‬ ُّ ‫َو ۡال َو ۡزنُ يَ ۡو َم ِٕٮ ِذ ۨا ۡل َح‬
‫ـق ۚ فَ َم ۡن ثَقُلَ ۡت َم َو ِاز ۡينُه فَا‬
٩ َ‫س ُه ۡم بِ َما ََانُ ۡوا بِ ٰا ٰي ِتنَا يَ ۡظ ِل ُم ۡون‬
َ ُ‫ا َ ۡنف‬

Artinya : “Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang
siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang
beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah
orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Kami.”

Ayat diatas menjelaskan bahwa akan ada timbangan di hari kiamat


dimana timbangan itu berupa amal perbuatan (data) kita di dunia. Barang
siapa berat timbangan kebaikan-nya karena banyak melakukan kebaikan,
maka mereka orang yang beruntung. Mereka akan masuk surga dengan segala
kenikmatan yang ada di dalamnya. Seseorang masuk surga sebagai hipotesis

11
nol dengan kriteria keputusan hipotesis diterima jika timbangan kebaikanya
berat. Dan sebaliknya seseorang masuk neraka sebagai hipotesis ditolak jika
timbangan kebaikanya tidak berat (ringan). Kesimpulan akhir bahwa surga
dan neraka merupakan penilaian akhir suatu peristiwa dimana surga sebagai
hipotesis yang diterima dan meraka menjadi hipotesis yang ditolak. Sebagai
penentu dimana orang-orang akan ditempatkan di akhirat nanti yaitu di surga
atau neraka sesuai dengan ayat ini menggunakan konsep statistika yaitu
penarikan kesimpulan.
Dalam Hadits :

،‫سلَّ َم أ َ ْخَِ َرتْ َها‬


َ ‫سلَ َمةَ زَ ْو َج النَِِّي ِ َ لَّى اللهُ ََلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ أ َ َّن أ ُ َّم‬:ُ‫سلَ َمةَ أ َ ْخَِ َرتْه‬
َ ‫َب بِ ْنتَ أَبِي‬َ ‫ أ َ َّن زَ ْين‬،‫الزبَي ِْر‬
ُّ ُ‫َن َ ُْر َوً ُ ْبن‬
ُ‫ َوإِ َّنه‬،‫ إِ َّن َما أَنَا بَش ٌَر‬:َ‫ فَخ ََر َج إِ َل ْي ِه ْم َف َقال‬،‫ب حُجْ َرتِ ِه‬ِ ‫صو َمة بَِِا‬ ُ ‫س ِم َع ُخ‬ َ ُ‫ «أَنَّه‬:‫سلَّ َم‬
َ ‫سو ِل الل ِه َ لَّى اللهُ ََلَ ْي ِه َو‬ ُ َ ‫ََ ْن‬
ُ‫ضيْتُ لَه‬ ِ ‫ِق فَأ َ ْق‬
َ ‫ فَ َم ْن َق‬، َ‫ضي لَهُ ِبذ َ ِلك‬ ٌ ‫َ ار‬ ُ‫ِب أَنَّه‬
َ ‫ فَأَحْ س‬،‫ض‬ ٍ ‫ض ُك ْم أ َ ْن يَ ُكونَ أ َ ْبلَ َغ ِم ْن بَ ْع‬ ْ ‫يَأْتِينِي ْال َخ‬
َ ‫ فَلَ َع َّل بَ ْع‬،‫ص ُم‬
‫ فَ ْل َيأ ْ ُخذْهَا أ َ ْو ِل َيتْ ُر َْ َها‬، ِ ‫ط َعةٌ ِمنَ النَّا‬
ْ ِ‫ِي ق‬
َ ‫ فَإِنَّ َما ه‬،‫ق ُم ْس ِل ٍم‬
ِ ‫ِب َح‬

Artinya : “Dari ‘Urwah bin Zubair, bahwa Zainab binti Abi Salamah
menceritakan, Ummu Salamah, istri Nabi memberitahukannya tentang sebuah
peristiwa yang diceritakan Nabi saw, bahwa ia -Nabi saw- pernah mendengar
percekcokan di dekat pintu kamarnya. Karena itu, Ia keluar menemui pihak
yang bertengkar itu. -setelah itu Nabi saw mendengar kesaksian dari dua
pihak tersebut, lalu Nabi memutuskan perkara, lalu bersabda: “Sesungguhnya,
tidak lah aku ini melainkan manusia, dan orang yang saling bersengketa
datang menemuiku untuk memberikan keputusan. Bisa jadi di antara mereka
ada yang lebih fasih berbicara dibanding yang lain, dalam pertimbanganku, ia
adalah orang yang jujur sehingga aku memutuskan persengkataan tersebut
berdasarkan pertimbangan itu. Maka, keputusan apa saja yang telah ku ambil
yang berkaitan dengan hak seorang muslim, maka keputusan itu ibarat
sepotong bagian dari neraka. Hendaknya itu dijalankan (kalau memang itu
adalah kebenarannya), dan hendaknya ditinggalkan (kalau diketahui bahwa
itu tidak tepat).”

Hadis ini dijadikan dalil bagi pihak yang berpendapat bahwa Rasulullah
saw diwajibkan untuk memutuskan sesuatu sesuai dengan apa yang tampak,
meskipun kepiutusannya itu hakikatnya menyelesihi keputusan beliau

12
(maksudnya, Ia bisa saja melalui wahyu tahu segala apa yang benar, namun
tetap syariat mengharuskan beliau memutuskan perkara berdasarkan apa yang
dapat dibuktikan, karena tindakan beliau itulah yang bisa diikuti oleh
umatnya ke-depan). Dengan begitu maka, dalam Islam, keputusan-keputusan
terhadap suatu kejadian harus berdasar atas pengakuan dan bukti. Apabila
suatu keputusan yang didasari oleh pengakuan dan bukti yang ada ternyata
menyelisihi apa yang benar, maka dalam keadaan ini, tidak dihukumi dosa.
Selain itu, Hakim yang memutuskan berdasarkan pengakuan dan bukti lebih
diterima daripada hanya sekedar ijtihad subjektif belaka.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Pengumpulan Data
QS. Al-Kahfi ayat 49. Menerangkan bahwa semua kebaikan dan
keburukan yang dikerjakan oleh setiap manusia akan dicatat, tidak
tertinggal sedikitpun. Semua catatan atau data yang terkumpul akan
menentukan sesorang masuk ke surga atau neraka. Pada ayat tersebut
terdapat modus (nilai yang sering muncul) dengan modusnya yaitu
kebaikan atau keburukan.
2) Pengolahan Data
Dalam Al-Qur’an
1. Mean
QS. Al-hujurat ayat 13. Konsep statistika yang digunakan pada ayat
ini adalah statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika
yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskrpsikan,
menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data agar mudah
dipahami.
2. Median
QS. Hud ayat 85. Konsep statistika yang ada pada ayat diatas adalah
statistika deskriptif. Statistika deskriptif adalah statistika yang
berkenaan dengan bagaimana cara mendeskrpsikan,
menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data agar mudah
dipahami.
3. Modus
QS. Maryam ayat 94 dan QS. Al-Kahf ayat 49. Konsep statistika
yang ada dalam ayat tersebut adalah statistika deskriptif. Statistika
deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan bagaimana cara
mendeskrpsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan
data agar mudah dipahami. Ayat tesebut menerangkan bahwa semua
kebaikan dan keburukan yang dikerjakan oleh setiap manusia di

14
dunia akan dicatat, tidak tertinggal sedikitpun. Untuk menentukan
mana yang lebih banyak kebaikan atau keburukan, ayat ini
menggunakan konsep statistika deskriptif yaitu modus (nilai yang
sering muncul).
Dalam hadist
Hadits dari Malik dari [Abdullah bin Abu Bakar] dari [Bapaknya] dari
[‘Amrah binti Abdurrahman]. Dari hadist dapat kita peroleh menganai
pengetahuan tentang pengolahan data berupa menghitung. Salahsatu
hal yang dilakukan dalam pengolahan.
3) Penyajian Data
QS. Al-Muthoffifin ayat 7. Menerangkan bahwa sijjin, yaitu buku
catatan orang-orang yang durhaka kepada Allah. Didalam buku tersebut
tercatat kejahatan dan kecurangan manusia. Catatan yang telah menjadi
buku inilah yang akan dijadikan takaran untuk menghisab mereka.
Berdasarkan hal tersebut, konsep statistika dalam ayat ini adalah tentang
menyajikan data berupa sijjin.
4) Analisis Data
a. Q.S Al-Anbiya juz 18 ayat 47.
Dalam perhitungan tersebut ayat ini menggunakan konsep statistika
inferesial yaitu menganalisis data berupa perhitungan amal perbuatan,
maka dapat disimpulkan konsep statistika yang ada pada ayat tersebut
adalah tentang menganalisis data.
b. Q.S Asy-Syu’ara juz 19 ayat 113.
Perhitungan amal perbuatan mereka hanyalah Allah yang
menentukan. Dalam menentukan perhitungan amal perbuatan tersebut
ayat ini menggunakan konsep statistika tentang analisis data.
5) Penarikan kesimpulan
Q.S Al-A’raaf ayat 8 dan 9. Seseorang masuk surga sebagai hipotesis nol
dengan kriteria keputusan hipotesis diterima jika timbangan kebaikanya
berat. Dan sebaliknya seseorang masuk neraka sebagai hipotesis ditolak
jika timbangan kebaikanya tidak berat (ringan). Kesimpulan akhir bahwa
surga dan neraka merupakan penilaian akhir suatu peristiwa dimana surga
sebagai hipotesis yang diterima dan meraka menjadi hipotesis yang

15
ditolak. Sebagai penentu dimana orang-orang akan ditempatkan di akhirat
nanti yaitu di surga atau neraka sesuai dengan ayat ini menggunakan
konsep statistika yaitu penarikan kesimpulan.

B. Saran
Disusunnya makalah ini yang berjudul “Statistika Dalam Al-Quran
dan Hadits” dapat bermanfaat dan disarankan pula kepada mahasiswa untuk
bisa memahami dan memperdalam kajian yang ada dalam makalah ini.
Saran dan masukan dari Pembaca sangat kami butuhkan demi kesempurnaan
dalam penyusunan makalah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul karim Terjemah Tafsir per kata. 2011. Kementerian Agama RI. Bandung:
CV Insan Kamil.
Bek, S. A. 1345 H. Terjemah Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid Al-Mursalin Jilid:3.
Surabaya: Toko Kitab Ahmad Nabhan. Hlm 1.
Khotimah, T. “Pengelompokan Surat Dalam Al-Qur’an Menggunakan Algoritma K-
Means”. Jurnal Simetris, Vol 5 No 1.2014. hlm 83

17

Anda mungkin juga menyukai