Anda di halaman 1dari 13

gudang tugas karya tulis ilmiah

makalah metedologi penelitian, paper SPI, proposal, quran hadis, resume artikel tugas
akhir kuliah dll

Jumat, 14 Oktober 2016

MAKALAH VALIDITAS DAN REALIBILITAS

MAKALAH

VALIDITAS DAN REALIBILITAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metodologi Penelitian”


Team Teaching
Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd.
Dr. Hidayatullah, M.Pd.

Oleh
Haerduin
NIM. 1640100400
Muhammad Fahmi
NIM. 1640100403

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN MAULANA HASANUDIN (SMH) BANTEN
TAHUN 2016 M

KATA PENGANTAR

Mengawali kata pengantar ini, tidak ada kata dan kalimat yang paling indah selain
memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt., yang telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang paling indah, fisik dan psikis yang paling sempurna. Karena manusia diberikan akal untuk
berpikir dan mampu memikirkan alam ini.
Salawat beriring salam senantiasa tercurah atas baginda Nabi Muhammad Saw. yang
menjadi sumber dari segala sumber ilmu dan pengetahuan, yang menjadi pimpinan para Nabi dan
Rasul sebelumnya.
Makalah ini, dibuat guna menunaikan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dengan
pokok bahasan Validitas dan Reliabiltas. Apa yang dimaksud validitas dan bagaimana data
dikatakan valid, serta apa yang dimaksud reliabilitas dan kreteria apa untuk mengetahui keabsahan
data. Hal tersebut akan dibahas dalam makalai ini.
Penulis mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang
langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tangerang, 22 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Pengertian..................................................................................... 3
B. Kreteria Keabsahan Data............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 12
B. Saran-Saran........................................................................................ 13
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu eksperimen mempunyai kontribusi yang berarti bagi pengembangan


pengetahuan, dimana dalam eksperimen dapat di ketahui apa yang terjadi dengan
jalan melakukan suatu penelitian atas apa yang dijumpai dan atas apa yang didengar
tentang issue- issue yang berkembang dalam masyarakat maupun tentang apa yang dilihat
dalam fenomologi-fenomologi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya tentang issue
pendidikan yang berkembang dalam masyarakat bahwa sekolahan yang berbasis islam
seperti Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah baik swasta
maupun negeri, sekarang tidak menjamin si anak berkelakuan akhlaqul karimah, seperti
apa yang didengung-dengungkan orang-orang dahulu yang terbukti lulusan Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah mempunyai akhlak yang baik dan
bisa mengaji.
Selanjutnya untuk menguji benar atau tidaknya issue yang berkembang dalam
masyarakat tersebut, haruslah dilakukan suatu penelitian untuk membuktikan benar atau
tidaknya issue tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan adalah pengumpulan data-data dari
sekolah tertentu yang berbasis islam tentang bagaimana perilaku sianak dalam pergaulan
sehari-hari misalnya dengan orang tua, teman sebaya terlebih ketika sianak bergaul dengan
lawan jenis apakah masih bisa terkontrol apa tidak. Tetapi untuk melakukan hal tersebut
tidaklah mudah, dalam penelitian haruslah didapatkan data yang sebenar-benarnya valid.
Peneliti harus mencatat apa yang sesungguhnya dilihat dilapangan dan tidak
memanipulasi demi kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan
acuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu data dalam penelitian,
haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yang berkenaan tentang derajad konsistensi dan
stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti
dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam
waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi
menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda.
Jika peneliti satu menemukan suatu objek berwarna merah, maka peneliti yang lain
juga demikian, misalnya dalam penelitian kualitatif antara peneliti satu dengan peneliti lain
memperoleh kesamaan data.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dijelaskan dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud Validitas?
2. Apa yang dimaksud Reliabilitas?
3. Bagaimana kreteria keabsahan data?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti validitas
2. Untuk mengetahui arti reliabilitas
3. Untuk mengetahui kreteria keabsahan data

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi teman-
teman mahasiswa program pasca sarjana IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten.
BAB II
PEMBAHASAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil penelitian adalah valid,
reliable, dan obyektif. “Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”.[1]
“Validitas adalah derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya
yang diukur”.[2]Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan melaporkan warna
merah; kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti
melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak
sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai[3]. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, maka data
yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi
tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel
penelitian representative, instrument penelitian valid dan reliable, cara mengumpulkan dan
analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyakan bahwa; reability is often defined
as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic perspective, reability
typically is considered to be synonymous with the consistency of data produced by observations
made by different researchers (e.g interrater reliability), by the same researcher at different times
(e.g test retest), or by spilling a data set in two parts (split half). Reliabilitas berekenaan dengan
derajad konsitensi dan stabilitas data atau temuan. “Definisi reliabilitas yang lebih komprehensif
adalah derajad ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument
pengukuran. Istilah-istilah lain sehubungan dengan reliabilitas adalah stabilitas, dapat dipercaya
dan dapat diramalkan”.[4]
Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau
lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam
waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi
dua menunjukan data yang tida berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna
merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin
menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau besok akan tetatp berwarna merah. Karena
reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau
mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sam dengan metode yang sama maka akan
menghilangkan data yang sama. Suatu data yang reliable atau konsisten akan cenderung valid,
walaupun belum tentun valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid,
walaupun sebenarnya tidak valid.
Obyektivitas[5] berkenaan dengan “derajad kesepekatan” atau interpersonal agreement
antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100 orang terdapat dari 99 orang menyatakan
bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan yang satu orang menyatakan
warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif. Obyektif disini lawannya katanya
subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjedi
suatu data yang disepakati banyak orang belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang
malah lebih valid. Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa si A bukan pencuri
(obyektif), dan satu orang menyatakan bahwa si A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah
pernyataan satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman dari si A yang samasama
pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliable dan obyektif,
maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable, dan
dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data
dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang
valid dan reliable yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah intrumen penelitiannya.
Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Susan Stainback
(1988) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas,
sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
“Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dinyatakan valid apabila tida perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”.
[6]Tetapi perlu diketahui kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat
tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia dibentuk dalam diri seseorang
sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila
terdapat 10 peneliti dengan latar belakang yang berbeda, meneliti pada obyek yang sama, akan
mendapatkan 10 temuan, dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak
berbeda dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam obyek yang
sama peneliti yang berlatar belakang Pendidikan akan menemukan data yang berbeda dengan
peneliti yang berlatar belakang Manajemen, Antropologi, Sosiologi, Kedokteran, Teknik, dan
sebagainya.
Pengertian reliabiltas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam
penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat relitas.
Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majmuk/ ganda, dinamis/ selalu berubah,
sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclites dalam Nasution (1988)
menyatakan bahwa “kita tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama” air mengalir terus, waktu
terus berubah, situasi senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam
situasi social. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/ konsisten/ stabil.
Selain itu, cara melaporkan penelitian ideosyneratic dan indivudualistik, selalu berbeda
dari orang perorang. Tiap peneliti member laporan menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri.
Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan wawancara terkandung
unsure-unsur individualistic. Proses penelitian sendiri selalu bersifat persolistik dan tidak ada dua
peneliti akan menggunakan dua cara yang persis sama.

B. Kreteria Keabsahan Data


Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Pelaksanaan
tekhnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang
digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability) dan kepastian (confirmability).[7]
1. PengujianKredibilitas (derajad keterpercayaan)
a. Perpanjangan Pengamatan
Melalui perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah ditemui
maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan
lagi. Pada tahap awal memasuki lapangan, peneliti masih dianggap orang asing,
masih dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak
mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan
pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini
merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang telah diperoleh selama
ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain tidak benar,
peneliti melakukan pengamatan lagi secara lebih luas dan mendalam sehingga
diperoleh data yang pasti kebenarannya. Lamanya perpanjangan pengamatan ini
dilakukan sangat bergantung kepada kedalaman, keluasan, dan kepastian data.
b. Meningkatkan Ketekunan
Meningkat ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat
mengecek soal-soal atau makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak.
Dengan meningkatkan ketekunan itu, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Selain itu, peneliti
juga dapat mendeskripsi data secara akurat dan sistematis.
Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok persoalan
yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat disebabkan oleh tekanan
subyek atau sponsor atau barangkali juga karena ketidaktoleransian subyek, atau
sebaliknya peneliti terlalu cepat mengarahkan fokus penelitiannya
walaupuntampaknya belum patut dilakukan demikian. Persoalan itu bisa terjadi
pada situasi ketika subyek berdusta, menipu, atau berpura-pura, sedangkan peneliti
sudah sejak awal mengarahkan fokusnya, padahal barangkali belum waktunya
berbuat demikian.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik,
dan triangulasi waktu.
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari
beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah
diperoleh dilakukan kebawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan
keteman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari tiga sumber
tersebut, tidak bisa di rata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda,
dan mana yang spesifik dari tiga sumber data tersebut. Selanjutnya diminta
kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data tersebut untuk
mendapatkan kesimpulan.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar dan
belum banyak masalah akan memberikan data yang valid sehingga lebih
kredibel.
d. Diskusi dengan Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik denga rekan-rekan sejawat. Teknik ini
mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan
data. Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka
dan kejujuran. Kedua, diskusi denga sewajat ini memberikan suatu kesempatan
awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari
pemikiran peneliti.
e. Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah
dapat dipercaya.

f. Menggunakan Bahan Referensi


Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto, rekaman, dan
dokumen autentik.
g. Mengadakan Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data. Tujuan memberchek adalah agar informasi yang diperoleh yang akan
digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data
dan informan.

2. Pengujian Transferability (keteralihan)

Transferabilitymerupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas


eksternal menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke
populasi di mana sampel tersebut diambil.

3. Pengujian Depenability (kebergantungan)

Depenabilitydalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu


penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ mereplikasi
proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenabilitydilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti
tidak melakukan proses penelitian kelapangan, tetapi bias memberikan data. Peneliti
seperti ini perlu diuji depenabilitynya. Jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi
datanya ada, maka penelitian tersebut tida reliable atau dependable. Bagaimana peneliti
mulai menetukan masalah/ focus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,
melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan
harus dapat ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat
menunjukan jejak aktivitas lapangannya maka depebilitas penelitiannnya patut
diragukan.

4. Pengujian Konfirmability (kepastian)

Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas


penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak
orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitymirip dengan dependability,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmabilityberarti menguji hasil penelitian dikaikan dengan proses yang dilakukan.
Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian jangan
sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada Bab II, tentang Validitas dan Reliabilitas dapat
disimpulakan bahwa:
1. Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti atau derajad ketepatan suatu alat ukur
tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur.
2. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Sebaliknya data
yang tidak valid adalah data yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek.
3. Validitas penelitia ada dua, yaitu: Pertama, validitas internal yakni validitas yang
berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kedua
validitas eksternal yakni berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
4. Reliabilitas (stabilitas, dapat dipercaya dan dapat diramalkan )adalah derajad
ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument pengukuran.
5. Obyektivitas adalah derajad kesepekatan atau interpersonal agreement antar banyak
orang terhadap suatu data dan atu derajad dimana pengukuran yang dilakukan bebas
dari pendapat dan penilaian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang
menggunakan tes.
6. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang
diuji validitas dan reliabilitasnya adalah intrumen penelitiannya. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya.
7. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Ada
empat kriteria yang digunakan yaitu:
1. Pengujian Kredibilitas (derajad keterpercayaan)
a. Perpanjangan Pengamatan
b. Meningkatkan Ketekunan
c. Triangulasi (sumber, teknik, waktu)
d. Diskusi dengan Teman Sejawat
e. Analisis Kasus Negatif
f. Menggunakan Bahan Referensi
g. Mengadakan Memberchek
2. Pengujian Transferability (keteralihan)
3. Pengujian Depenability (kebergantungan)
4. Pengujian Konfirmability (kepastian)

B. Saran

Penulis berkeyakinan bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
bahkan mungkin kekeliruan/ kesalahan yang terjadi di luar keinginan dan kehendak penulis.
Untuk itu, koreksi konstruktif dan sumbang saran dari para pembaca yang budiman, teman-teman
mahasiswa pasca sarjana IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten, terutama kepada Team
Teaching mata kuliah Metodologi Penelitian, Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd., dan Bapak
Dr. Hidayatullah, M.Pd., sangat diharapkan bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suwendi, Modul Metode Penelitian, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

[1] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), Cet. 11, h. 267.
[2] Suwendi, Modul Metode Penelitian, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah,
2011), h. 176.
[3]Sugiyono, Op.Cit, h. 268.
[4]Suwendi, Op-Cit, h. 177.
[5] Obyektivitas adalah derajad dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari
pendapat dan penilaian subyektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang menggunakan
tes. Lihat Suwendi, Modul Metode Penelitian, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h.
179.
[6] Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2002), h. 129.
[7] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2006), h. 87.

Unknown di 03.19

Berbagi

1 komentar:

wiwin 30 Desember 2018 pukul 23.01


izin kopas yaa untuk melengkapi tugas
Balas

Agar dapat memberikan komentar, klik tombol di bawah untuk login dengan Google.

LOGIN DENGAN GOOGLE

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
Unknown
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai