Anda di halaman 1dari 15

VADILITAS DAN REABILITAS DALAM METODE PENELITIAN

KEBIDANAN

Tugas ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Metode Penelitin Kebidanan

Disusun Oleh :

1. Khofifah Intan Setiawan ( 2021060018 )


2. Reni Komariyah ( 2021060028 )

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia Allah SWT, akhirnya


tugas makalah mata kuliah Metode Penelitian Kebidanan dengan judil Vadilitas dan
Reabilitas dalam Metode Kebidanan.
Materi tugas ini diambil dari berbagai sumber ilmiah. Tugas ini disusun
terutama untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kebidanan dengan
harapan dapat memperdalam wawasan keilmuan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Metode Penelitian
Kebidanan yang telah memberi kesempatan dan bimbingan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran serta masukan yang bermanfaat dalam kesempurnaan
makalah ini

Gombong, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..............................................................................
B.    Perumusan Masalah....................................................................................
C.    Tujuan dan Manfaat Penulisan.....................................................................
BAB II       PEMBAHASAN
                   VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A.    Pengertian......................................................................................................  
B.    Kreteria Keabsahan Data....................................................................................   
BAB III     PENUTUP
A.   Kesimpulan....................................................................................................
B.    Saran-Saran...........................................................................................
Daftar Pustaka ......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Suatu eksperimen mempunyai kontribusi yang berarti bagi pengembangan


pengetahuan, dimana dalam eksperimen dapat di ketahui apa yang terjadi dengan
jalan melakukan suatu penelitian atas apa yang dijumpai dan atas apa yang didengar
tentang issue- issue yang berkembang dalam masyarakat maupun tentang apa yang
dilihat dalam fenomologi-fenomologi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya tentang
issue pendidikan yang berkembang dalam masyarakat  bahwa sekolahan yang  berbasis
islam  seperti Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah
baik swasta maupun negeri,  sekarang tidak menjamin si anak berkelakuan akhlaqul
karimah, seperti apa yang didengung-dengungkan orang-orang dahulu yang terbukti
lulusan Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah mempunyai
akhlak yang baik dan bisa mengaji.
Selanjutnya untuk menguji benar atau tidaknya issue yang berkembang dalam
masyarakat tersebut, haruslah dilakukan suatu penelitian untuk membuktikan benar atau
tidaknya issue tersebut. Hal-hal yang harus dilakukan adalah pengumpulan data-data
dari sekolah tertentu yang berbasis islam tentang bagaimana perilaku sianak dalam
pergaulan sehari-hari misalnya dengan orang tua, teman sebaya terlebih ketika sianak
bergaul dengan lawan jenis apakah masih bisa terkontrol apa tidak. Tetapi untuk
melakukan hal tersebut tidaklah mudah, dalam penelitian haruslah didapatkan data yang
sebenar-benarnya valid.
Peneliti harus mencatat apa yang sesungguhnya dilihat dilapangan dan tidak
memanipulasi demi kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan
acuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu  data  dalam
penelitian, haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yang berkenaan tentang derajad
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel apabila dua
atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti
yang sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok
data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda.
Jika peneliti satu menemukan suatu objek berwarna merah, maka peneliti yang
lain juga demikian, misalnya dalam penelitian kualitatif antara peneliti satu dengan
peneliti lain memperoleh kesamaan data.  

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dijelaskan dalam makalah ini adalah:
1.      Apa yang dimaksud Validitas?
2.      Apa yang dimaksud Reliabilitas?
3.      Bagaimana kreteria keabsahan data?

C.    Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui arti validitas
2.      Untuk mengetahui arti reliabilitas
3.      Untuk mengetahui kreteria keabsahan data

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi
teman-teman mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A.    Pengertian
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas
dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil
penelitian adalah valid, reliable, dan obyektif. “Validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti”.
“Validitas adalah derajad ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur”Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak
berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada obyek penelitian. Kalau dalam obyek penelitian terdapat warna merah,
maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam obyek penelitian para
pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja
dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi
pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan
hasil yang dicapai. Jika dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja
pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos
kerja pegawai. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi
kerja pegawai.
Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian
dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Bila sampel penelitian representative, instrument penelitian valid dan reliable, cara
mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas
eksternal yang tinggi.
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyakan bahwa; reability is
often defined as the consistency and stability of data or findings. From a positivistic
perspective, reability typically is considered to be synonymous with the consistency of
data produced by observations made by different researchers (e.g interrater reliability),
by the same researcher at different times (e.g test retest), or by spilling a data set in two
parts (split half). Reliabilitas berekenaan dengan derajad konsitensi dan stabilitas data
atau temuan. “Definisi reliabilitas yang lebih komprehensif adalah derajad ketepatan
dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument pengukuran. Istilah-istilah
lain sehubungan dengan reliabilitas adalah stabilitas, dapat dipercaya dan dapat
diramalkan”.
Dalam pandangan positivistic (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable
apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama,
atau peneliti sama dalam waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukan data yang tida berbeda. Kalau
peneliti satu menemukan dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga
demikian. Kalau seorang peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna
merah, maka sekarang atau besok akan tetatp berwarna merah. Karena reliabilitas
berkenaan dengan derajad konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau
mereplikasi dalam penelitian pada obyek yang sam dengan metode yang sama maka
akan menghilangkan data yang sama. Suatu data yang reliable atau konsisten akan
cenderung valid, walaupun belum tentun valid. Orang yang berbohong secara konsisten
akan terlihat valid, walaupun sebenarnya tidak valid.
Obyektivitas berkenaan dengan “derajad kesepekatan” atau interpersonal
agreement antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dari 100 orang terdapat dari 99
orang menyatakan bahwa terdapat warna merah dalam obyek penelitian itu, sedangkan
yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data yang obyektif.
Obyektif disini lawannya katanya subyektif. Data yang obyektif akan cenderung valid,
walaupun belum tentu valid. Dapat terjedi suatu data yang disepakati banyak orang
belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang malah lebih valid. Sebagai
contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa si A bukan pencuri (obyektif), dan satu
orang menyatakan bahwa si A pencuri (subyektif). Ternyata yang betul adalah
pernyataan satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-teman dari si A yang
samasama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri.
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliable dan
obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yang valid dan
reliable, dan dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan
serta analisis data dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif,
untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang diuji validitas dan reliabilitasnya
adalah intrumen penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya. Oleh karena itu Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif
lebih pada aspek validitas.
“Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dinyatakan valid apabila tida
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti”.Tetapi perlu diketahui kebenaran realitas data menurut penelitian
kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi manusia
dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai
latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti dengan latar belakang yang
berbeda, meneliti pada obyek yang sama, akan mendapatkan 10 temuan, dan semuanya
dinyatakan valid, kalau apa yang ditemukan itu tidak berbeda dengan kenyataan
sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam obyek yang sama peneliti
yang berlatar belakang Pendidikan akan menemukan data yang berbeda dengan peneliti
yang berlatar belakang Manajemen, Antropologi, Sosiologi, Kedokteran, Teknik, dan
sebagainya.
Pengertian reliabiltas dalam penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan
reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan
paradigma dalam melihat relitas. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat
majmuk/ ganda, dinamis/ selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan
berulang seperti semula. Heraclites dalam Nasution (1988) menyatakan bahwa “kita
tidak bisa dua kali masuk sungai yang sama” air mengalir terus, waktu terus berubah,
situasi senantiasa berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam
situasi social. Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/ konsisten/ stabil.
Selain itu, cara melaporkan penelitian ideosyneratic dan indivudualistik, selalu
berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti member laporan menurut bahasa dan jalan
pikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil observasi dan
wawancara terkandung unsure-unsur individualistic. Proses penelitian sendiri selalu
bersifat persolistik dan tidak ada dua peneliti akan menggunakan dua cara yang persis
sama.

B.    Kreteria Keabsahan Data


Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian).
Pelaksanaan tekhnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat
kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).
1.      PengujianKredibilitas (derajad keterpercayaan)
a.       Perpanjangan Pengamatan
Melalui perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang pernah
ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan ini, hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk dan semakin akrab, semakin
terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
Pada tahap awal memasuki lapangan,  peneliti masih dianggap orang asing, masih
dicurigai sehingga informasi yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan
mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini,
peneliti mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan data yang
sudah benar atau tidak. Bila data yang telah diperoleh selama ini setelah dicek kembali
pada sumber data asli atau sumber data lain tidak benar, peneliti melakukan pengamatan
lagi secara lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
Lamanya perpanjangan pengamatan ini dilakukan sangat bergantung kepada kedalaman,
keluasan, dan kepastian data.
b.      Meningkatkan Ketekunan
Meningkat ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan
dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek
soal-soal atau makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan
meningkatkan ketekunan itu, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data
yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Selain itu, peneliti juga dapat mendeskripsi
data secara akurat dan sistematis.
Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok persoalan yang
dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat disebabkan oleh tekanan subyek
atau sponsor atau barangkali juga karena ketidaktoleransian subyek, atau sebaliknya
peneliti terlalu cepat mengarahkan fokus penelitiannya walaupuntampaknya belum patut
dilakukan demikian. Persoalan itu bisa terjadi pada situasi ketika subyek berdusta,
menipu, atau berpura-pura, sedangkan peneliti sudah sejak awal mengarahkan fokusnya,
padahal barangkali belum waktunya berbuat demikian.
c.       Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi sumber, triangulasi teknik,  dan
triangulasi waktu.
1)      Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan
seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan
kebawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan keteman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari tiga sumber tersebut, tidak bisa di rata-
ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan,
mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber
data tersebut. Selanjutnya diminta kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data
tersebut untuk mendapatkan kesimpulan.
2)      Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
3)      Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar dan belum banyak
masalah akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.
d.      Diskusi dengan Teman Sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh
dalam bentuk diskusi analitik denga rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung
beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk
membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Kedua,
diskusi denga sewajat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai
menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
e.       Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda
atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
f.       Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto, rekaman, dan
dokumen autentik.
g.      Mengadakan Memberchek
Memberchek adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data. Tujuan memberchek adalah agar informasi yang diperoleh yang akan digunakan
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data dan informan.
2.      Pengujian Transferability (keteralihan)
Transferabilitymerupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas
eksternal menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke
populasi di mana sampel tersebut diambil.
3.      Pengujian Depenability (kebergantungan)
Depenabilitydalam penelitian kuantitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu
penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ mereplikasi proses
penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenabilitydilakukan dengan
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak
melakukan proses penelitian kelapangan, tetapi bias memberikan data. Peneliti seperti
ini perlu diuji depenabilitynya. Jika proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada,
maka penelitian tersebut tida reliable atau dependable. Bagaimana peneliti mulai
menetukan masalah/ focus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat
ditunjukan oleh peneliti. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat menunjukan
jejak aktivitas lapangannya maka depebilitas penelitiannnya patut diragukan.

4.      Pengujian Konfirmability (kepastian)


Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji obyektivitas
penelitian. Penelitian dikatakan obyektif  bila hasil penelitian telah disepakati banyak
orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmabilitymirip dengan dependability,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmabilityberarti menguji hasil penelitian dikaikan dengan proses yang dilakukan.
Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka
penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian jangan
sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      
       Berdasarkan pembahasan pada Bab II, tentang Validitas dan Reliabilitas dapat
disimpulakan bahwa:
1. Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian
dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti atau  derajad ketepatan suatu alat
ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur.
2. Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Sebaliknya
data yang tidak valid adalah data yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada
obyek.
3. Validitas penelitia ada dua, yaitu: Pertama, validitas internal yakni validitas yang
berkenaan dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai.
Kedua validitas eksternal yakni berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel
tersebut diambil.
4. Reliabilitas (stabilitas, dapat dipercaya dan dapat diramalkan )adalah derajad
ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukan oleh instrument pengukuran.
5. Obyektivitas adalah derajad kesepekatan atau interpersonal agreement antar
banyak orang terhadap suatu data dan atu derajad dimana pengukuran yang
dilakukan bebas dari pendapat dan penilaian subyektif, bebas dari bias dan perasaan
orang-orang yang menggunakan tes.
6. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang
diuji validitas dan reliabilitasnya adalah intrumen penelitiannya. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya.  
7. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Ada
empat kriteria yang digunakan yaitu:
1. Pengujian Kredibilitas (derajad keterpercayaan)
a. Perpanjangan Pengamatan
b. Meningkatkan Ketekunan
c. Triangulasi (sumber, teknik, waktu)
d. Diskusi dengan Teman Sejawat
e. Analisis Kasus Negatif
f. Menggunakan Bahan Referensi
g. Mengadakan Memberchek
2. Pengujian Transferability (keteralihan)
3. Pengujian Depenability (kebergantungan)
4. Pengujian Konfirmability (kepastian)

B.     Saran

Penulis berkeyakinan bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa


kekurangan dan bahkan mungkin kekeliruan atau kesalahan yang terjadi di luar
keinginan dan kehendak penulis. Untuk itu, koreksi konstruktif dan sumbang saran dari
para pembaca yang budiman, teman-teman mahasiswa , terutama kepada Dosen
pembimbing sangat diharapkan bagi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.

Suwendi, Modul Metode Penelitian, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

Anda mungkin juga menyukai