Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“UJI INSTRUMEN VALIDITAS DAN RELIABILITAS”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Statistik Pendidikan
Dosen Pembimbing:
Mardiana, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :
Lisda Yulianti (21.86232.00845)
Maulida Rahmah (21.86232.00859)
Nia Zahrah (21.86232.00879)
Nor Safitri (21.86232.00884)
Nuradela Safitri (21.86232.00894)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang
berjudul “Uji Instrument Validitas dan Reliabilitas” sebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Statistik Pendidikan program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Amutai dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali
menerima bantuan, baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut, terutama kepada
ustadzah Mardiana, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk
serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua pihak yang telah memberi
bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-literatur yang
penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa diselasaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang
berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan
mendapat taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, 14 November 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3


A. Pengertian Uji Validitas dan Reliabilitas.................................. 3
B. Cara Pengujian Validitas Instrument ...................................... 6
C. Cara Pengujian Reliabilitas Instrument .................................. 8

BAB III PENUTUP....................................................................................... 10


A. Kesimpulan................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji
validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data
hasil penelitian adalah, valid, reliabel dan objektif. Validitas merupakan derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data "yang tidak
berbeda" antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek penelitian. Kalau dalam objek penelitian terdapat warna merah,
maka peneliti akan melaporkan warna merah; kalau dalam objek penelitian para
pegawai bekerja dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja
dengan keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang
terjadi pada objek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk
meneliti etos kerja pegawai, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data
yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian mejadi tidak valid, apabila
yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.Validitas eksternal berkenaan
dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian
representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan
analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi1.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dalam makalah ini penulis akan


membahas lebih dalam lagi tentang uji instrumen validitas dan reliabilitas.

1
Sogiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2017),
Hal 267.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian validitas dan reliabilitas?
2. Bagaimana cara pengujian validitas instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian?
3. Bagaimana pengujian reliabilitas instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian validitas dan reliabilitas.
2. Untuk mengetahui cara pengujian validitas instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian.
3. Untuk mengetahui cara pengujian reliabilitas instrumen yang akan digunakan
untuk penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Uji Validitas dan Reliabilitas


Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang
dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara
empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen.
Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran
ukurnya. Dalam mengukur validitas perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan
instrumen. Uji validitas dimaksudkan guna mengukur seberapa cermat suatu uji
melakukan fungsinya, apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar telah dapat
mengukur apa yang perlu diukur. Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Pada dasarnya, uji validitas mengukur
pertanyaan/pernyataan sah atau tidaknya setiap yang digunakan penelitian. Dalam
praktiknya, data sekunder memerlukan uji validitas.
Dalam uji validitas, setiap pertanyaan/pernyataan diukur dengan menghubungkan
jumlah/total dari masing-masing total/jumlah pertanyaan/pernyataan tanggapan
pertanyaan/pernyataan yang digunakan dalam setiap variabel. Kriteria uji validitas
adalah dengan keseluruhan dengan membandingkan Nilai r hitung (Pearson
Correlation) dengan nilai r tabel. Nilai r hitung (Pearson Correlation) ini nantinya
yang akan digunakan sebagai tolak ukur yang menyatakan valid atau tidaknya item
pertanyaan yang digunakan untuk mendukung penelitian, maka akan dicari dengan
membandingkan r hitung (Pearson Correlation) terhadap nilai r tabelnya.
Dalam menentukan nilai r hitung, digunakan nilai yang tertera pada baris Pearson
Correlation. Sedangkan untuk menentukan nilai r tabel, pada kolom df digunakan
rumus N-2, dimana N adalah banyaknya responden. Selanjutnya tentukan tingkat
disesuaikan pengujian satu arah signifikansi atau dua yang arah. Pengujian satu arah,
dilakukan ketika hipotesis yang ada menggunakan positif/negatif kalimat
terhadap...". "...memiliki Pengujian pengaruh dua arah, dilakukan ketika hipotesis
yang ada hanya menggunakan kalimat “...memiliki pengaruh terhadap...”
"kriteria pengujian Uji Validitas sebagai berikut:
 Jika r hitung > r tabel, maka instrumen penelitian dikatakan valid.

3
 Jika r hitung > r tabel, maka instrumen penelitian dikatakan invalid.2
Uji Reliabilitas adalah pengujian indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Alat ukur dikatakan
reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran
berkali-kali. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban dari kuesioner
tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kuesioner sebagai alat ukur
harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. Perhitungan reliabilitas hanya bisa
dilakukan jika variabel pada kuesioner tersebut sudah valid. Dengan demikian
harus menghitung validitas dahulu sebelum menghitung reliabilitas, jadi apabila
pertanyaan pada kuesioner tidak valid maka tidak perlu dilanjutkan dengan
pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas dapat diukur dengan menggunakan formula
Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut:

dengan S2t menyatakan varians skor total seluruh instrumen atau item pertanyaan,
S2J adalah varian skor instrumen atau item pertanyaan ke-j untuk j = 1, 2, · · ·, k,
dimana k adalah jumlah instrumen atau item pertanyaan yang diujikan. Kriteria suatu
data dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini bila nilai Cronbach’s alpha
(α) > 0, 6 [6].3
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua
atau lebih peneliti dalam objek yang menghasilkan data yang sama, atau sekelompok
data bila dipecah menjadi menghasilkan data yang sama, atau peneliti dua
menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam objek
berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kala seorang peneliti dalam

2
Budi Darma, Statistika penelitian menggunakan Spps (Guepedia,), hal 7-8.
3
Livia Amanda, “Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Partipasi Politik Masyarakat Kota
Padang” vol VIII, no. 1 (2019): hal 183.

4
objek kemarin menemukan data berwarna merah maka sekarang atau besok akan
tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi,
maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian pada objek
yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang sama.
Suatu data yang reliabel atau konsisten akan cenderung valid, walaupun belum tentu
valid. Orang yang berbohong secara konsisten akan terlihat valid, walaup sebenarnya
tidak valid.
Obyektivitas berkenaan dengan "derajat kesepakatan" sta "interpersonal
agreement" antar banyak orang terhadap suatu data. Bila dan 100 orang, terdapat 99
orang menyatakan bahwa, terdapat warna merah dalam objek penelitian itu,
sedangkan yang satu orang menyatakan warna lain, maka data tersebut adalah data
yang objektif. Objektif di sini lawannya subjektif. Data yang objektif akan cenderung
valid, walaupun belum tentu valid. Dapat terjadi suatu data yang disepakati banyak
orang belum tentu valid, tetapi yang disepakati sedikit orang malah lebih valid.
Sebagai contoh terdapat 99 orang menyatakan bahwa A bukan pencuri (objektif), dan
satu orang menyatakan bahwa A adalah pencuri (subjektif). Ternyata yang betul
adalah pernyataan satu orang, karena yang 99 orang tersebut teman-tema dari si A
yang sama-sama pencuri, sehingga menyatakan si A bukan pencuri. Dalam penelitian
kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid reliabel dan objektif, maka penelitian
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, dilakukan pada
sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data
dilakukan dengan cara yang benar. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan
data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen
penelitiannya, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh
karena itu Susan Stainback menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih
menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek
validitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data
menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tapi jamak dan tergantung pada
konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap

5
individu dengan berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu bila terdapat 10 peneliti
dengan latar belakang yang berbeda meneliti pada objek yang sama, akan
mendapatkan 10 teman dan semuanya dinyatakan valid, kalau apa yang ditekan itu
tidak berbeda dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti.
Dalam objek yang sama peneliti yang berlatar belakang pendidikan akan menemukan
data yang berbeda dengan peneliti yang berlatar belakang Manajemen, Antropologi,
Sosiologi, Kedokteran, Teknik dan sebagainya. Pengertian reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif, sangat berbeda dengan reliabilitas dalam penelitian kualitatif.
Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan paradigma dalam melihat realitas.
Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda,
dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten, dan berulang seperti
semula. Heraclites dalam Nasution menyatakan bahwa "kita tidak bisa dua kali
masuk sungai yang sama". Air mengalir terus, waktu terus berubah, situasi senantiasa
berubah dan demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial.
Dengan demikian tidak ada suatu data yang tetap/konsisten/stabil.
Selain itu, cara melaporkan penelitian bersifat ideosyneratic dan individualistik,
selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan menurut bahasa
dan jalan fikiran sendiri. Demikian dalam pengumpulan data, pencatatan hasil
observasi dan wawancara terkandung unsur-unsur individualistik, proses penelitian
sendiri selalu bersifat personalistik dan tidak ada dua peneliti akan menggunakan dua
cara yang persis sama.4

B. Cara Pengujian Validitas Instrument


1. Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen di konstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen
yang telah disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen
dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka y

4
Sogiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D, Hal 268.

6
telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.
Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan empiris di lapangan
selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan
pada sampel dari mana populasi diambil. (Pengujian pengalaman empiris
ditunjukkan pada pengujian validitas external) Jumlah anggota sampel yang
digunakan sekitar 30 orang setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar
skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan
skor total. Berikut ini diberikan contoh analisis faktor untuk menguji construct
validity.
Misalnya akan dilakukan pengujian construct validity melalui analisis faktor
terhadap instrumen untuk mengukur prestasi kerja pegawai. Jadi dalam hal ini
variabel penelitiannya adalah prestasi kerja berdasarkan teori dan hasil konsultasi
ahli, indikator prestasi kerja pegawai meliputi dua faktor yaitu: kualitas hasil
kerja dan kecepatan kerja. Selanjutnya indikator (faktor) kecepatan kerja
dikembangkan menjadi tiga pertanyaan, dan kualitas hasil kerja dikembangkan
menjadi 4 butir pertanyaan. Instrumen yang terdiri 7 butir pertanyaan tersebut,
selanjutnya diberikan kepada 5 pegawai sebagai responden untuk menjawabnya. .5
2. Pengujian Validitas Isi (Content Validity)
Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Seorang dosen yang member ujian di luar pelajaran yang telah
ditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitas isi. Untuk
instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program, maka pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan
isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Secara teknis pengujian validitas
konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen, atau matriks pengembangan instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat
variabel diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan
atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen
itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis, pada

5
Sogiyono, hal 179-180.

7
setiap instrumen baik test maupun non-test terdapat butir-butir (item) pertanyaan
atau pernyataan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka
setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis
dengan analisis item atau uji beda (seperti contoh di atas). Analisis item dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total dan uji
beda dilakukan dengan menguji signifikansi perbedaan antara 27% skor kelompok
atas dan 27% skor kelompok bawah. 6
3. Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukur kinerja
sekelompok pegawai, maka kriteria kinerja pada instrumen itu dibandingkan
dengan catatan- catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja pegawai yang baik.
Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di
lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas
eksternal yang tinggi.

Instrumen penelitian yang mempunyai validitas eksternal yang tinggi akan


mengakitabatkan hasil penelitian mempunyai validitas eksternal yang tinggi pula.
Penelitian mempunyai validitas eksternal bila hasil penelitian dapat di
generalisasikan atau diterapkan pada sampel lain dalam populasi yang diteliti.
Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian selain meningkatkan validitas
eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel.7

C. Cara Pengujian Reliabilitas Instrument


Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara internal dan secara
eksternal. Pengujian dapat dilakukan dengan test- retest (stability), equivalent, dan
gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi butir- butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

1. Test-retest
Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan

6
Sogiyono, hal 184.
7
Sogiyono, hal 184-185.

8
dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal
ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut
sudah dinyatakan reliabel. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.
2. Ekuivalen
Pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. Sebagai
contoh (untuk satu butir saja): Berapa tahun pengalaman kerja anda di lembaga
ini? Pertanyaan tersebut dapat ekuivalen dengan pertanyaan berikut. Tahun berapa
anda mulai bekerja di lembaga ini?
Pengujian reliabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi
instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda.
Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data
instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalent. Bila
korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.
3. Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen
yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi cara ini
merupakan gabungan pertama dan kedua. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan
mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua,
dan selanjutnya dikorelasikan secara silang.
4. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data dipe dianalisis dengan
teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrumen.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik kedua dari
Spearman Brown (Split half), KR. 20, KR 21 dan Anova Hoyt.8

BAB III

8
Sogiyono, hal 185-186.

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi penulis menyimpulkan Uji validitas adalah digunakan mengukur seberapa
cermat suatu uji melakukan fungsinya, apakah alat ukur yang telah disusun benar-
benar telah dapat mengukur apa yang perlu diukur. Sedangkan Uji Reliabilitas adalah
pengujian indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu
tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan
menggunakan alat ukur yang sama.
Dalam uji instrument validitas dan reliabilitas ada cara pengujiannya yaitu
validitas dengan menggunakan, Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity),
Pengujian Validitas Isi (Content Validity), Pengujian Validitas Eksternal. Reliabilitas
dengan menggunakan Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara
eksternal dan internal, Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test- retest
(stability), equivalent, dan gabungan keduanya.
B. Saran
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih
banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budi Darma. Statistika penelitian menggunakan Spps. Guepedia.


Livia Amanda. “Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Partipasi Politik
Masyarakat Kota Padang” vol VIII, no. 1 (2019).
Sogiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2017.

11

Anda mungkin juga menyukai