MAKALAH
Kelompok 2
Suhelmi : 20227379050
FAKULTAS PASCASARJANA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan pada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa. hanya kepada-Nya
lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan dan suru tauladan kita, Nabi Muhammad
Shollallahu A’laihi Wassalaam. risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan IPS.
Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan
dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek positif kemajuan dari dunia penelitian yang ada di Indonesia,
adalah muncul banyaknya para peneliti-peneliti muda yang kini lebih kritis lagi dalam
meneliti objek-objek yang ada. Di Indonesia, banyak sekali para peneliti ataupun bukan
peneliti yang banyak melakukan sebuah riset guna memenuhi tugas ataupun sebagai
pembuktian dari sebuah kejadian. Yang dimana setiap penelitian tersebut biasanya
memerlukan sebuah pengujian agar nantinya mampu menjadi sebuah hasil ilmiah yang
benar-benar valid dan bersifat riel tanpa adanya kebohongan ataupun ketidaknyataan
yang mengesankan data yang diperoleh bersifat dibuat-buat. Agar kajian kita bisa
bersifat riel maka kita sebagai seorang peneliti harus menguji terlebih dahulu hasil
Kebanyakan dari kita mengira bahwa jika kita mempunyai kesimpulan dari hasil
penelitian kita terhadap kejadian-kejadian yang terbatas, maka kesimpulan itu berlaku
dengan sempurna untuk seluruh kejadian yang sejenis. Perkiraan semacam itu belum
tentu benar, untuk menghindari hal-hal yang semacam itu maka kita harus melakukan
reliabilitas, yang berguna untuk menunjukkaan kevalidan data dari hasil sebuah
tingkat kecocokan skor dengan skor sesungguhnya. Reliabilitas ini bisa dicapai melalui
tingkat kecocokan di antara skor pada lebih dari sekali pengukuran. Jika makin cocok
dengan skor sesungguhnya maka makin tinggi tingkat reliabilitasnya. Kalaupun ada
kesalahan masih tetap ada, namun kemungkinan itu sangatlah kecit sekali dan tidak
1
akan banyak berpengaruh terhadap hasil akhir dari sebuah pengujian.Evaluasi
pendidikan melibatkan banyak kegiatan teknis dalam menentukan metode dan format
dan memahami berbagai macam perspektif penilaian, baik penilaian kontektual dan
proses maupun penilaian hasil. Karena penilaian merupakan pusat kontrol keberhasilan
program pendidikan, maka terdapat dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu
skor tes. Validitas merupakan karakteristik suatu tes ketika diujikan pada suatu
kelompok peserta tes. Validasi suatu instrumen mencakup pengumpulan data empiris
dan argumentasi logis untuk menunjukkan bahwa kesimpulan tenentu adalah tepat.
Sedangkan reliabilitas yang berarti konsistensi adalah ciri umum dari suatu instrumen
pengukuran dan penilaian pendidikan. Konsistensi tinggi skor instrumen dari suatu
berkualitas tinggi.
Dalam tulisan ini penulis akan menekankan pada pembahasan reliabilitas yang
merupakan sebuah kajian teoretis tentang apa dan bagaimana reliabilitas itu apabila
dikaitkan dengan kualitas intrumen dan penerapannya dalam penilaian asil suatu
suatu instrumen penilaian yang baik? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi reliabilitas
2
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran, penekanan pada kualitas bahan ajar
pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil belajar siswa sebagai bahan evaluasi untuk
mengukur kemampuan siswa dalam materi yang diajarkan. Evaluasi sebagai suatu
yaitu jasa profesional, yang mengarah pada keberhasilan operasional sesuai dengan
tujuan pendidikan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan yang konkrit dan numerik
adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dicapai melalui evaluasi.
Tes adalah semacam alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pendidikan tercapai, ini berarti evaluasi hasil dari pembelajaran. Tes yang baik harus
(efektif) dan reliabel (dapat diandalkan) (Abdul Kadir, 2015). Alat tes menempati posisi
penting dalam penelitian karena berperan dalam proses pengumpulan data. Alat yang
efektif dan andal dapat memberikan data yang valid dan andal serta menarik
Validitas instrumen berkaitan dengan derajat yang tepat untuk mengukur apa
yang dimaksudkan oleh pengukuran, dan reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana
dikatakan valid jika dapat menampilkan data dari variabel dengan benar dan tidak
menyimpang dari keadaan sebenarnya. Suatu perangkat dikatakan reliabel jika mampu
3
Beberapa alasan mengapa persiapan tes sebagai alat ukur untuk suatu tes
seringkali tidak mengikuti alur yang baik. Pertama, meskipun harus segera
menggunakan tes, waktu yang diperlukan untuk membuat tes relatif singkat. Kedua,
kemampuan guru dan peneliti untuk merancang tes yang baik masih dianggap terbatas.
Ketiga, kurangnya pengalaman dalam membuat tes. Data yang tidak valid mengarah
pada kesimpulan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan bahkan mungkin
pendapat ahli dan pengalaman. Ini mungkin diperlukan jika teori tidak menemukan
berfokus pada studi kepustakaan sesuai dengan subjek penelitian (Zed, 2014). Metode
dengan meneliti bahan pustaka terdiri dari buku, artikel, jurnal dan sebagainya
berkaitan dengan hal yang dikaji. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengkaji data
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari reliabilitas?
2. Apa tujuan dari reliabilitas?
3. Apa jenis-jenis dari realibilitas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas?
5. Apa metode yang di gunakan untuk mencari bearnya reliabilitas?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Agar dapat mengetahui definisi reliabilitas.
2. Agar dapat mengetahui tujuan dari reliabilitas.
3. Agar dapat mengetahui macam-macam reliabilitas.
4. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas.
5. Agar dapat mengetahui metode mencari reliabilitas
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reliabilitas
Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa
inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan
kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang
terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan
(konsitensi) suatu tes yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk
angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut
Nursalam (2003) Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. alat
dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan penting dalam waktu
yang bersamaan.
5
Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan
keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak
keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.
Dengan demikian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran merupakan sifat yang ada
pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas
dapat dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya reliabilitas bukanlah
bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
angka 0 – 1.
B. Tujuan Reliabilitas
Tujuan adanya realibilitas adalah mengkonsep satu variabel dengan jelas. Setiap
pengukuran harus merujuk pada satu dan hanya satu konsep/variabel. Sebuah variabel harus
spesifik agar dapat menguragi intervensi informasi dari variabel lain. Menggunakan level
pengukuran yang tepat. Semakin tinggi atau semakin tepat level pengukuran, maka variabel
yang dibuat akan semakin reliabel karena informasi yang dimiliki semakin mendetail.
Prinsip dasarnya adalah mencoba melakukan pengukuran pada level paling tepat
yang mungkin diperoleh. Gunakan lebih dari satu indikator. Dengan adanya lebih dari satu
indicator yang spesifik, peneliti dapat melakukan pengukuran dari range yang lebih luas
terhadapkonten definisi konseptual. Gunakan tes pilot, yakni dengan membuat satu atau
lebih draftatau dalam sebuah pengukuran sebelum menuju ke tahap hipotesis (pretest).
Dalam penggunaan pilot studies, prinsipnya adalah mereplikasi pengukuran yang pernah
pengukuran yang dilakukan peneliti saat ini. Kualitas pengukuran dapat ditingkatkan
6
dengan berbagai cara sejauh definisi dan pemahaman yang digunakan oleh peneliti
perbaikan pada alat ukur yang dikonstruksi. Dimana perbaikan alat ukur dilakukan melalui
analisis butir untuk mengetahui butir mana yang perlu diperbaiki. Namun pada pengukuran
sekor hasil ukur kepada mereka yang memerlukannya. Tentunya perolehan tersebut bisa di
jadikan acuan bagi peneliti untuk menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung
Sehingga, jika realibilitas baik, akan menunjukkan kalahan varian yang minim.
Jika tes mempunyai reabilitas tinggi maka pengaruh kesalahan pengukuran telah terkurangi.
C. Jenis-jenis Realibilitas
Dalam kaitanya dengan sebuah penelitian, berikut ini adalah macam-macam
reliabilitas dan prosedur pelaksanaan pengukuran reliabilitas yang sering ditemui dalam
Pada teknik ini tes yang sama diminta menjawab pentanyaan dalam alat ukur
sebanyak dua kali. Dimana selang waktunyapun tidak terlalu dekat dan tidak terlalu lama
(15 – 30 hari). Kemudian barulah hasil pengukuran I dikorelasikan dengan pengukuran II.
X ----------------- X
Pada reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur ulang masih mirip dengan hasil
ukur, apakah jawaban responden stabil sehingga dinamakan reliabilitas stabilitas. Korelasi
dilakukan pada sekor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir. Komposisi
butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama.
7
Reliabilitas tes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk menentukan
predictor misalnya tes kemampuan. Para pengambil tes pada umumnya akan terus
mengingat jawabannya, jika item soal yang ada mengandung factor sejarah, disbanding
Jika koefisien korelasi menunjukkan tinggi, berarti realibilitas tes bagus, jika
Pada teknik ini, alat ukur yang disusun harus punya banyak item (50 – 60) yang
mengukur aspek yang sama. Dimana alat ukur diujikan pada tes, kemudian dihitung
validitas itemnya.
Cara melakukan reliabilitas belah dua pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
b. Bagi tes yang ada menjadi dua jumlah dasar item yang paling umum dengan
membagi item dengan nomor gajil dan genap pada klompok tersebut.
c. hitung skor subyek pada kedua belah kelompok penerima item yang genap dan
item ganjil
d. korelasikan kedua skor tersebut, mengunakan formula korelasi yang relevan dengan
teknik pengukuran.
Jika hasil koefisien korelasi tinggi maka test mempunyai tingkat rlibilitas baik. Akan
terjadi sebaliknya, jika hasil korelasi belah dua item ternyata rendah.
8
Pada aspek ini, dibuat 2 jenis alat ukur yang mengukur aspek yang sama. Alat ukur
tersebut diujiakan pada tes yang sama. Kemudian dicari validitas dari masing-masing jenis.
Dimana untuk mencari nilai reliabilitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor total.
X ----------------- X
Pada teknik reliabilitas ini, dilihat apakah hasil ukur setara masih mirip dengan
hasil ukur, apakah jawaban responden ekivalen sehingga dinamakan reliabilitas ekivalen.
Dimana korelasi dilakukan pada skor responden saja tanpa memperhatikan komposisi butir.
Komposisi butir boleh apa saja dengan sasaran yang tidak perlu sama. Kesamaan yang
penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas.
1) Panjang test, semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi
pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati
kebenaran, dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin
tinggi koefisien reliabilitas.
2) Penyebaran skor koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhi oleh bentuk sebaran
skor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi
koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual
mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.
3) Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitcenderung
menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor
yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban
siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan
9
cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan
yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan
4) Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi
sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi,
maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test
objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.
2) Split-Half Reliability:
Tes dibagi menjadi dua bagian, dan skor untuk masing-masing bagian dihitung.
Korelasi antara dua set skor ini memberikan estimasi reliabilitas. Ada beberapa
teknik pembagian seperti teknik odd-even, teknik belah tengah, dan teknik split-
half yang menggunakan rumus matematika berbeda. Hitung skor untuk dua set
setengah tes yang terbagi, lalu gunakan rumus korelasi Spearman-Brown untuk
mengkorelasikan kedua set skor tersebut:
3) Test-Retest Reliability:
10
Mengukur konsistensi tes dari waktu ke waktu dengan mengadminister tes kepada
subjek yang sama pada dua waktu yang berbeda. Korelasi antara skor tes pada
kedua waktu tersebut mencerminkan reliabilitas test-retest. Hitung korelasi Pearson
antara skor pada waktu pertama dan skor pada waktu kedua untuk subjek yang
sama:
11
Untuk tes yang menggunakan skala Likert, koefisien alpha Cronbach juga dapat
digunakan untuk mengukur konsistensi internal. Ini mengukur sejauh mana item-
item dalam tes tersebut saling berkorelasi satu sama lain.
Pilihlah metode reliabilitas yang sesuai dengan jenis tes dan tujuan pengukuran.
Pastikan untuk menggunakan metode yang paling relevan dengan konteks dan karakteristik
tes yang Anda gunakan. Semakin tinggi nilai reliabilitas, semakin dapat diandalkan hasil tes
tersebut. Namun, perlu diingat bahwa nilai reliabilitas harus selalu dipertimbangkan
bersama dengan konteks dan tujuan pengukuran.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya pengujian dari hasil sebuah penelitian atau yang sering disebut
dengan uji reliabilitas maka penelitian yang dihasilkan akan memiliki sebuah mutu
yang berkualitas. Karena penelitian yang sudah melalui uji penelitian sudah dianggap
bagus dan memenuhi standart.
Ada tiga teknik dasar yang dapat diterapkan oleh peneliti dalam menguji
Reliabilitas suatu penelitian yaitu :
1. Panjang tes
2. Penyebaran skor
3. Kesulitan test
4. Objektivitas
13
DAFTAR PUSTAKA
https://ohmakalah.blogspot.com/2015/11/reliabilitas.html
14