Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN

PENYUSUNAN BUTIR SOAL ATAU TES

KELOMPOK 4:
FIRMAN IHSAN HERDITYA (2101085024)
FIRLI AGUSTINI (2101085032)
INDRATNI KHAIR (2101085053)
SYIFA SA’ADAH NUR RAHMA (1901085003)

Universitas Muhammadiyah Prof. DR Hamka


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jalan Tanah Merdeka No.20, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas
Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13830
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja & Puji syukur atas rahinat & ridho Allah SWT, karena tanpa
Rhmat & Ridho Nya, kita tidak dapat menyelesaikan mekalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Pengindon Sembiring sekalu dosen
pengampu kewarganegaraan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data- data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan
tentang Individu dan masyarakat.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari
itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Dení tercapainya
makalah yang sempurna.

Jakarta, 28 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. PENENTUAN TUJUAN TES.......................................................................................................6
B. PENYUSUNAN KISI-KISI TES..................................................................................................6
C. PENULISAN BUTIR SOAL.........................................................................................................7
D. PENELAAHAN SOAL (REVIEW DAN REVISI SOAL)..........................................................8
E. UJI COBA SOAL, TERMASUK ANALISIS DAN PERBAIKAN............................................9
F. PERAKITAN SOAL MENJADI PERANGKAT TES..............................................................10
G. VALIDASI BUTIR SOAL ATAU MENELAAH SECARA KUALITATIF.......................10
H. MENYUSUN PEDOMAN PENSKORANNYA.....................................................................10
I. ANALISIS BUTIR SOAL SECARA KUANTITATIF DARI DATA EMPIRIK HASIL UJI
COBA...................................................................................................................................................10
J. PERBAIKAN SOAL BERDASARKAN HASIL ANALISIS KUANTITATIF.......................11
BAB III.....................................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................................12
B. SARAN.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis atau bentuk
pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan
evaluasi. Artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu
mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun
oleh pendidik. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Salah satu indikator bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya suatu perubahan
tingkah laku pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi
seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan
yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi pelajaran yang diajarkan
sudah tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau
penilaian. Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari proses
pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua proses belajar
mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran. Dengan
melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan
hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan
langkah yang akan diambil selanjutnya . Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik di kemudian hari.
Selanjutnya didalam melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi yang kita kenal
yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan evaluasi dengan teknik non tes, Teknik non tes
pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan
(Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya
(cognitif domain). (Rizqiyah, 2018)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mengembangkan materi penyusunan butir soal dan tes yang sesuai
dengan indikator dan tingkat perilaku yang diinginkan?
2. Bagaimana menulis butir soal yang sesuai dengan kompetensi, kompetensi dasar, dan
materi pokok?
3. Bagaimana menghasilkan butir soal yang memiliki tingkat penalaran tinggi atau
memiliki Higher Order Thinking (HOT)?
4. Bagaimana menghasilkan butir soal yang sesuai dengan peringkat kognitif atau
Taksonomi Bloom yang mencakup mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi?
5. Bagaimana melaksanakan uji coba soal dengan analisis dan perbaikan yang memadai
untuk memastikan kehandalan perangkat tes?
6. Bagaimana menyusun perangkat tes dengan memperhatikan konsistensi dan
keterkaitan antar soal?
7. Bagaimana melakukan validasi butir soal secara kualitatif untuk memastikan
kecocokan dengan konteks dan tujuan tes?
8. Bagaimana menyusun pedoman penskoran yang jelas dan obyektif untuk
memastikan keadilan dalam penilaian?
9. Bagaimana menganalisis butir soal secara kuantitatif berdasarkan data empirik hasil
uji coba untuk memperoleh informasi mendalam tentang keefektifan soal?
10. Bagaimana melakukan perbaikan soal berdasarkan hasil analisis kuantitatif untuk
meningkatkan validitas dan reliabilitasnya?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Penentuan tujuan tes
2. Untuk mengetahui Penyusunan kisi-kisi tes
3. Untuk mengerti Penulisan butir soal
4. Untuk mengerti Penelaahan soal (review dan revisi soal)
5. Untuk mengerti Uji coba soal, termasuk analisis dan perbaikan
6. Untuk mengetahui Perakitan soal menjadi perangkat tes
7. untuk mengerti Validasi butir soal atau menelaah secara kualitatif
8. Untuk mengerti Menyusun pedoman penskorannya
9. untuk mengerti Analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba
10. untuk memahami Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENENTUAN TUJUAN TES


Penentuan tujuan tes merujuk pada proses mengidentifikasi dan merumuskan dengan jelas
apa yang ingin dicapai melalui penggunaan suatu tes. Beberapa tujuan umum yang mungkin
ingin dicapai melalui tes melibatkan pengukuran pengetahuan, keterampilan, sikap, atau ciri
– ciri lainnya dari individu atau kelompok.
Beberapa aspek penting dalam menentukan tujuan tes: (Rivaldo & Izza, n.d.)
1. Spesifik dan Dapat Diukur
Tujuan tes harus dirumuskan dengan cara yang spesifik dan dapat diukur. Artinya,
tujuan tersebut harus jelas dan memungkinkan pengukuran yang akurat terhadap
pencapaian tujuan tersebut. Contohnya, "Mengukur pemahaman siswa terhadap
konsep matematika tingkat dasar" merupakan tujuan yang lebih spesifik dan dapat
diukur daripada "Mengevaluasi pemahaman matematika siswa."
2. Relevan dengan Materi atau Keterampilan yang Diukur
Tujuan tes harus relevan dengan isi atau keterampilan yang diinginkan untuk diukur.
Misalnya, tes matematika harus memiliki tujuan yang berkaitan langsung dengan
konsep-konsep matematika yang akan diukur.
3. Berhubungan dengan Kegunaan Hasil Tes
Tujuan tes harus terkait dengan kegunaan hasil tes. Apakah hasil tes akan digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam pengajaran, pemilihan siswa, atau evaluasi
program? Tujuan harus mencerminkan kebutuhan dan konteks penggunaan hasil tes.
4. Menggambarkan Tingkat Kinerja yang Diinginkan
Tujuan tes harus mencerminkan tingkat kinerja yang diinginkan atau diharapkan dari
individu atau kelompok yang diuji. Ini membantu memberikan pedoman yang jelas
tentang sejauh mana target pencapaian tersebut dianggap berhasil.
5. Sesuai dengan Prinsip Etika dan Keadilan

B. PENYUSUNAN KISI-KISI TES


Kisi – kisi tes merujuk pada rencana atau kerangka dasar yang menggambarkan rincian
tentang apa yang akan diukur dalam suatu tes. Kisi – kisi ini berisi daftar spesifikasi atau
petunjuk tentang materi atau keterampilan yang akan diuji, serta distribusi relatif atau bobot
dari setiap komponen. Menentukan kisi – kisi tes merupakan langkah awal yang penting
dalam perancangan tes karena membantu memastikan bahwa tes tersebut mencakup aspek-
aspek yang diinginkan sesuai dengan tujuan pengukuran.
Berikut beberapa komponen umum dalam kisi – kisi tes: (Rivaldo & Izza, n.d.)
1. Materi atau Konten
Kisi – kisi harus mencantumkan secara rinci materi atau konten apa yang akan diuji.
Misalnya, jika tes adalah tentang matematika, kisi – kisi harus menjelaskan jenis
konsep matematika yang akan diukur, seperti aljabar, geometri, atau statistik.
2. Kompetensi atau Keterampilan
Kisi – kisi harus mengidentifikasi keterampilan atau kompetensi kunci yang akan
diukur. Ini dapat mencakup pemahaman konsep, keterampilan penerapan, kemampuan
analisis, dan sebagainya.
3. Bobot atau Distribusi Nilai
Kisi – kisi dapat menentukan bobot relatif atau distribusi nilai untuk setiap bagian tes.
Misalnya, jika terdapat tiga konsep yang diuji dalam matematika, kisi – kisi dapat
menetapkan berapa persen dari skor total yang diperoleh dari setiap konsep.
4. Format Soal
Kisi – kisi dapat merinci format soal yang akan digunakan, seperti pertanyaan pilihan
ganda, pertanyaan esai, atau tugas proyek. Hal ini membantu dalam merencanakan
pengaturan tes dan menentukan jenis respons yang diinginkan dari peserta.
5. Petunjuk Penilaian
Kisi – kisi juga dapat mencakup petunjuk penilaian yang memberikan panduan kepada
penilai tentang cara menilai respon peserta. Misalnya, apa yang dianggap sebagai
jawaban yang benar atau kriteria untuk memberikan skor tertentu.
6. Konteks dan Situasi Tes
Beberapa tes mungkin memerlukan keterangan tambahan tentang konteks atau situasi
ujian. Ini dapat mencakup durasi tes, pengaturan khusus, atau kondisi khusus lainnya.

C. PENULISAN BUTIR SOAL


Penulisan butir soal adalah proses mengubah indikator perilaku yang hendak diukur menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perinciannya dalam kisi-kisi.
Butir soal harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas apa yang ditanyakan dan jelas pula
jawaban yang diminta. Setiap butir soal harus berdasarkan rumusan indikator soal yang
sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk objektif dan
kaidah penulisan soal uraian. Sebelum penulisan butir soal dimulai, perlu dicermati
peringkat kognitif atau taksonomi Bloom yang mencakup mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi. Langkah-langkah
pengembangan suatu tes prestasi belajar adalah, sebagai berikut: (Kartogawiran, 2012)
1. Penentuan tujuan/penyusunan blueprint
Dalam melakukan pengetesan pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini dapat
berupa tujuan khusus, misal untuk mengetahui penguasaan materi, tes diagnostik, atau
tes seleksi; dan tujuan umum, misal untuk mengetahui pengetahuan umum dari
sekelompok responden atau sekelompok orang.
2. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah panduan atau acuan dalam menyiapkan bahan ajar, menyelenggarakan
pembelajaran, dan mengembangkan butir-butir soal uji. Kisi-kisi soal tes yang
merupakan bagian dari silabus ini biasanya berisi standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, dan sumber belajar.
Kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam subkompetensi, selanjutnya subkompetensi
dijabarkan menjadi indikator esensial dan descriptor
3. Penulisan butir-butir soal/tes
Penulisan soal adalah penjabaran indikator jenis dan tingkat perilaku yang hendak
diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan
perinciannya dalam kisi-kisi. Butir soal merupakan jabaran atau dapat juga wujud
dari indikator. Mutu setiap butir soal akan menentukan mutu soal tes secara
keseluruhan. Butir-butir soal harus memiliki tingkat penalaran tinggi atau memiliki
Higher Order Thinking (HOT).
4. Telaah Soal atau Analisis Kualitatif Soal
Telaah soal atau analisis kualitatif soal adalah mengkaji secara teoritik soal tes yang
telah tersusun. Telaah ini dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu aspek
materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa.
5. Ujicoba Soal
Ujicoba soal pada dasarnya adalah upaya untuk mengetahui kualitas soal tes
berdasarkan pada empirik atau respon dari peserta tes. Hal ini dapat terwujud
manakala dilakukan analisis empirik atau analisis kuantitatif, baik menggunakan teori
klasik maupun teori modern.
6. Analisis Empirik
Untuk mengetahui kualitas butir soal, maka hasil uji coba harus dianalisis secara
empirik. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis empirik ini,
yaitu: teori klasik dan teori respon. Masing-masing pendekatan ada kelebihan dan
kekurangannya. Untuk responden yang kecil (kurang dari 100) lebih cocok
menggunakan teori klasik, sebaliknya untuk responden yang besar (lebih besar dari
200) lebih cocok menggunakan teori respon butir.
7. Perakitan Soal Tes
Agar skor tes yang diperoleh tepat dan dapat dipercaya maka soal tes harus valid dan
reliabel. Butir-butir soal perlu dirakit menjadi alat ukur yang yang terpadu. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi validitas skor tes adalah urutan nomor soal, pengelompokan
bentuk-bentuk soal, tata letak soal, dan sebagainya. Untuk itu, ada baiknya soal tes
disajikan mulai dari butir mudah ke yang susah, pengelompokan rapi, tata letak bagus
dan tidak terpotong-potong kalimatnya, dan kemasannya menarik.

D. PENELAAHAN SOAL (REVIEW DAN REVISI SOAL)


Penelaahan soal (review dan revisi soal) merupakan tahap penting dalam pengembangan tes.
Tahapan ini melibatkan penelaahan soal secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal.
Hasil penelaahan soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak.
Soal baik langsung diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki, dan soal yang ditolak
dikembalikan ke penulis. Penelaahan soal harus dilakukan secara sungguh-sungguh karena
penulisan soal merupakan proses penentu kualitas tes. Tahapan penelaahan soal ini
melibatkan ahli bidang studi dan ahli konstruksi soal, serta mengacu pada kisi-kisi dan
kaidah penelaahan. Selain itu, penelaahan soal juga memastikan soal sesuai dengan kriteria
penulisan soal, materi, konstruksi, dan bahasa.
Menurut Tim Pusbangsisjian, (1997/ 1998) kaidah-kaidah yang harus diperhatikan dalam
menelaah butir soal yang berbentuk objektif pilihan ganda sebagai berikut : (Kartogawiran,
2012)
1. Aspek materi
a. Soal sesuai dengan indikator;
b. Distraktor berfungsi;
c. Hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat
2. Aspek konstruksi
a. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas;
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pertanyaan yang diperlukan
c. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban;
d. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda;
e. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
f. jelas dan berfungsi;
g. Panjang pilihan jawaban relatif sama;
h. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “Semua jawaban di atas salah”
atau
i. “Semua pilihan jawaban di atas benar” dan sejenisnya;
j. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
k. urutan besar kecilnya angka tersebut atau kronologis;
l. Butir-butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
3. Aspek bahasa/budaya
a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia;
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif;
c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat (bias budaya);
d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama.

E. UJI COBA SOAL, TERMASUK ANALISIS DAN PERBAIKAN


Uji coba soal pada dasarnya adalah upaya untuk mengetahui kualitas soal tes berdasarkan
pada empirik atau respon dari peserta tes. Hal ini dapat terwujud manakala dilakukan
analisis empirik atau analisis kuantitatif, baik menggunakan teori klasik maupun teori
modern.
Untuk mengetahui kualitas butir soal, maka hasil uji coba harus dianalisis secara empirik.
Ada dua pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis empirik ini, yaitu: teori
klasik dan teori respon. Masing-masing pendekatan ada kelebihan dan kekurangannya.
Untuk responden yang kecil (kurang dari 100) lebih cocok menggunakan teori klasik,
sebaliknya untuk responden yang besar (lebih besar dari 200) lebih cocok menggunakan
teori respon butir. (Muhammad, 2013)

F. PERAKITAN SOAL MENJADI PERANGKAT TES


Agar skor tes yang diperoleh tepat dan dapat dipercaya maka soal tes harus valid dan reliabel. Butir-
butir soal perlu dirakit menjadi alat ukur yang yang terpadu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi
validitas skor tes adalah urutan nomor soal, pengelompokan bentuk-bentuk soal, tata letak soal, dan
sebagainya. Untuk itu, ada baiknya soal tes disajikan mulai dari butir mudah ke yang susah,
pengelompokan rapi, tata letak bagus dan tidak terpotong-potong kalimatnya, dan kemasannya.
(Muhammad, 2013)

G. VALIDASI BUTIR SOAL ATAU MENELAAH SECARA KUALITATIF


1. Mengidentifikasi tujuan pengukuran : Langkah pertama dalam validasi butir soal adalah
mengidentifikasi tujuan pengukuran. Butir soal harus sesuai dengan tujuan pengukuran dan
indikator yang telah ditetapkan.
2. Menilai isi materi: Butir soal harus memuat materi yang sesuai dengan tujuan pengukuran
dan indikator yang telah ditetapkan. Validitas isi butir soal dapat dianalisis dengan
membandingkan antara soal dengan kisi-kisi soal atau kurikulum yang telah diajarkan.
3. Menilai kesulitan soal: Butir soal harus memiliki tingkat kesulitan yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Tingkat kesulitan butir soal dapat dihitung dengan menggunakan
teknik pengukuran seperti indeks kesukaran.
4. Menilai daya pembeda: Butir soal harus memiliki daya pembeda yang baik untuk
membedakan antara peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda. Daya pembeda
butir soal dapat dihitung dengan menggunakan teknik pengukuran seperti indeks daya
pembeda.
5. Menggunakan teknik moderator: Teknik moderator dapat digunakan untuk memvalidasi
butir soal dengan melibatkan ahli atau pakar dalam bidang yang relevan.
6. Menggunakan teknik panel: Teknik panel dapat digunakan untuk menganalisis butir soal
secara kualitatif dengan melibatkan sekelompok peserta didik atau ahli dalam bidang yang
relevan.

H. MENYUSUN PEDOMAN PENSKORANNYA


Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk untuk penskor, dibuat dalam bentuk
matriks berisi kolok kata kunci/kriteria jawaban, dan kolom skor. Pedoman ini disusun
setelah soal ditulis. Soal uraian objektif memuat batasan/ kata-kata kunci/ konsep,
sedangkan untuk soal uraian non objektif memuat kemungkinan-kemungkinan
jawaban/kriteria-kriteria jawaban.
Teknik penskoran
1. sekor konversional.
2. sekor penalti
3. sekor konpesasi

I. ANALISIS BUTIR SOAL SECARA KUANTITATIF DARI DATA EMPIRIK HASIL


UJI COBA
Analisis butir soal kuantitatif adalah adalah kegiatan menganalisis butir soal yang
didasarkan pada data empirik dari butir soal yang diperoleh dari soal yang telah diujikan.
Aspek² analisis butir soal secara kuantitatif
1. tingkat kesukaan
2. daya pembeda
3. distribusi jawaban

J. PERBAIKAN SOAL BERDASARKAN HASIL ANALISIS KUANTITATIF


1. butir soal. Butir soal dianggap baik jika mempunyai indeks tingkatkesukaran (P)
antara 0,25 sampai dengan 0,75 atau yang mendekati angka tersebut.
2. Perhatikan daya pembeda butir soal. Butir soal dianggap baik jika kunci (jawaban
soal) mempunyaiindeks daya pembeda positif tinggi dan pengecohnya mempunyai
indeks daya perbedaan negatif.
3. menentukan stem soal atau pokok soal sebab stem yang ambigus akan
membingungkan peserta peserta ujian untuk menentukan jawaban
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan tes prestasi belajar melibatkan tahapan penting, seperti penentuan tujuan tes,
penyusunan kisi-kisi, penulisan butir soal, uji coba dan analisis, perakitan soal, validasi, dan
penskoran. Diperlukan keterlibatan ahli, validitas, dan reliabilitas yang cermat. Evaluasi
berkala serta komunikasi transparan kepada semua pemangku kepentingan juga krusial
untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan tes.

B. SARAN
Saran untuk pengembangan tes prestasi adalah tetap fokus pada tujuan tes, perhatikan
validitas dan reliabilitas, libatkan ahli, lakukan evaluasi berkala, dan komunikasikan secara
transparan dengan semua pihak terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Kartogawiran, B. (2012). PENULISAN BUTIR SOAL. 1–33.


Muhammad, A. N. (2013). ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA KOMPETENSI
KEJURUAN KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH 1
MUNTILAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
Rivaldo, M. G., & Izza, A. Z. (n.d.). INSTUMEN NONTES DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN. 0718011631.
Rizqiyah, L. (2018). TEKNIK TES DAN NONTES SEBAGAI ALAT EVALUASI
HASIL BELAJAR. 1530304667, 1–14.

Anda mungkin juga menyukai