Kelompok 10
Di Susun Oleh :
1. JUWITA SIMARMATA (5223131008)
2. JUDIKA MANALU (5223331012)
3. ROHIT SIHITE (5223131021)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar dengan tepat waktu.
Dari penulisan makalah ini kami berharap dapat dijadikan bahan referensi bagi
pembaca, selain itu saya juga berharap pembaca mendapatkan sudut pandang yang
baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini belum sepenuhnya sempurna pada setiap bagian
isinya, oleh karena itu saya menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 5
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5
1.3 TUJUAN ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 7
2.1 KARAKTERISTIK BENTUK TES ....................................................... 7
2.2 MENYUSUN BENTUK TES................................................................. 8
2.3 MENJELASKAN KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN ................. 9
2.4 MENENTUKAN KEMAMPUAN ....................................................... 11
2.5 MENERAPKAN KAIDAH PENULISAN ........................................... 12
2.6 MENENTUKAN SKOR ....................................................................... 13
2.7 MENELAAH BUTIR TES ................................................................... 15
BAB III PENUTUP .................................................................................... 17
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................... 17
3.2 SARAN ................................................................................................. 18
3.3 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Latar belakang dalam sebuah makalah evaluasi hasil belajar merujuk pada alasan
mengapa topik ini penting untuk dibahas dan diteliti. Evaluasi hasil belajar adalah
proses penting dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk mengukur sejauh
mana tujuan pembelajaran telah tercapai oleh siswa. Latar belakang yang baik akan
menjelaskan konteks, relevansi, dan urgensi dari evaluasi hasil belajar dalam dunia
pendidikan.
Beberapa alasan mengapa evaluasi hasil belajar menjadi topik penting dalam
dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
- Penilaian Efektivitas Pengajaran: Evaluasi hasil belajar membantu guru dan
lembaga pendidikan dalam menilai sejauh mana metode pengajaran dan materi
pembelajaran efektif. Hasil evaluasi dapat membantu guru memahami apakah
siswa telah memahami konsep-konsep yang diajarkan atau perlu pendekatan
pembelajaran yang berbeda.
-Pemberian Umpan Balik: Evaluasi hasil belajar memberikan umpan balik kepada
siswa tentang kemajuan mereka dalam pembelajaran. Ini dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan usaha belajar mereka dan mengidentifikasi area di mana
mereka perlu lebih banyak dukungan.
4
pendidikan dipenuhi.
-Persiapan untuk Kehidupan dan Karier: Evaluasi hasil belajar tidak hanya tentang
mengukur pencapaian akademis, tetapi juga keterampilan dan kompetensi lainnya
yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan dan karier. Ini termasuk
keterampilan interpersonal, keterampilan problem solving, dan kreativitas.
Penyelidikan Pendidikan: Studi tentang evaluasi hasil belajar dapat memberikan
wawasan yang lebih dalam tentang berbagai metode evaluasi, instrumen penilaian
yang efektif, dan strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. 3 TUJUAN PENULISAN
5
1.3 Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan bentuk tes benar-salah dan
bentuk tes menjodohkan.
1.4 Untuk mengetahui kemampuan yang diukur oleh bentuk tes benar-salah dan
bentuk tes menjodohkan.
1.5 Untuk mengetahui kaidah penulisan bentuk tes benar-salah dan bentuk tes
menjodohkan
1.6 Untuk megetahui skor bentuk tes benar-salah dan bentuk tes menjodohkan.
1.7 Untuk mengetahui Menelaah butir tes bentuk benar-salah dan bentuk tes
menjodohkan
6
BAB II
PEMBAHASAN
Tes benar-salah (true-false) dan tes menjodohkan (matching) adalah dua jenis tes
yang sering digunakan dalam penilaian di berbagai konteks, termasuk dalam
pendidikan, pengujian psikologi, dan evaluasi kinerja. Berikut adalah karakteristik
masing-masing jenis tes.
1. Tes Benar-Salah
- Format Sederhana: Tes benar-salah adalah tes dengan format yang sederhana.
Pernyataan diberikan, dan peserta harus menilai apakah pernyataan tersebut benar
atau salah.
-Jawaban Tertutup: Tes ini biasanya memiliki dua pilihan jawaban, yaitu "benar"
atau "salah."
- Pernyataan Tunggal: Setiap soal dalam tes benar-salah biasanya terdiri dari satu
pernyataan tunggal. Peserta tidak perlu membandingkan atau menggabungkan
informasi dari berbagai sumber.
-Cocok untuk Fakta dan Konsep: Tes benar-salah cocok digunakan untuk menguji
pengetahuan dasar, fakta, atau konsep yang sederhana. Mereka kurang cocok untuk
mengukur pemahaman yang mendalam atau keterampilan kritis.
-Biasa dalam Tes Objektif: Tes benar-salah sering digunakan dalam tes objektif,
yang dapat dikerjakan dengan cepat dan mudah dinilai.
2. Tes Menjodohkan
Format Pencocokan: Tes menjodohkan melibatkan pemberian sekelompok item
atau daftar item yang harus dihubungkan atau dipasangkan dengan benar.
-Jawaban Fleksibel: Jawaban dalam tes ini lebih fleksibel daripada tes benar-salah.
Peserta dapat memilih dari beberapa pilihan untuk mencocokkan item dengan
benar.
7
-Memerlukan Pemahaman Mendalam: Tes menjodohkan biasanya digunakan
untuk menguji pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep atau hubungan
antar item. Peserta harus dapat mengidentifikasi hubungan atau korelasi yang
sesuai.
-Lebih Kompleks: Tes menjodohkan cenderung lebih kompleks daripada tes benar-
salah karena peserta harus mengidentifikasi hubungan yang tepat antara item-item
yang ada.
Kedua jenis tes ini memiliki tujuan dan kegunaan yang berbeda dalam evaluasi.
Tes benar-salah lebih cocok untuk menguji pengetahuan dasar atau fakta,
sementara tes menjodohkan lebih cocok untuk menguji pemahaman yang lebih
mendalam atau hubungan antar konsep. Pemilihan jenis tes tergantung pada apa
yang ingin dievaluasi dan tujuan pengukuran yang diinginkan.
*Kolom A:
-Albert Einstein
8
-Mona Lisa
-Great Wall of China
-Romeo
-Oxygen (O2)
Kolom B:
A. Pelukis terkenal dari Italia.
B. Fisikawan terkenal yang mengembangkan teori relativitas.
C. Simbol kimia untuk unsur gas di atmosfer.
D. Struktur pertahanan kuno di Tiongkok.
E. Karakter utama dalam drama "Romeo and Juliet."
Bentuk tes benar-salah dan bentuk tes menjodohkan memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang
keunggulan dan kelemahan keduanya.
-Sederhana dan Cepat: Tes benar-salah memiliki format yang sederhana dan
mudah dimengerti, sehingga peserta dapat menjawabnya dengan cepat. Ini berguna
dalam situasi di mana Anda ingin mengukur pengetahuan dasar dengan efisien.
-Mudah Dinilai: Jawaban dalam tes benar-salah biasanya sangat objektif, sehingga
penilaian dapat dilakukan dengan cepat dan dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
-Cocok untuk Fakta dan Konsep Dasar: Tes ini baik digunakan untuk menguji
9
pemahaman dasar terhadap fakta atau konsep sederhana. Mereka cocok untuk
mengukur pengetahuan dasar.
Keunggulan dan kelemahan kedua jenis tes ini bergantung pada tujuan
pengukuran, tingkat kompleksitas pemahaman yang ingin diukur, dan sumber daya
yang tersedia untuk penyusunan dan penilaian tes. Dalam praktiknya, seringkali
terbaik untuk menggunakan berbagai jenis tes sesuai dengan kebutuhan spesifik
dalam evaluasi.
10
2.4 MENENTUKAN KEMAMPUAN
11
Jadi, kesimpulannya, tes benar-salah umumnya digunakan untuk mengukur
pengetahuan dasar dan kemampuan mengidentifikasi fakta-fakta yang benar atau
salah, sementara tes menjodohkan lebih cocok untuk mengukur pemahaman yang
lebih mendalam tentang hubungan konsep, pemecahan masalah, dan kemampuan
berpikir kritis dalam menghubungkan informasi. Kedua jenis tes ini memiliki peran
dan kegunaan yang berbeda dalam evaluasi pendidikan dan pengukuran kinerja.
Berikut adalah panduan untuk menerapkan kaidah penulisan bentuk tes benar-
salah dan tes menjodohkan.
- Pertimbangkan Keseimbangan
Usahakan untuk memiliki jumlah pernyataan benar dan salah yang seimbang
dalam tes Anda, jika memungkinkan, untuk menghindari bias.
12
item yang sesuai di kolom B."
-Kontrol Kesulitan
Pertimbangkan tingkat kesulitan dalam tes menjodohkan. Jika ada item yang
terlalu sulit atau rumit, pertimbangkan untuk memberikan petunjuk tambahan atau
menjelaskan lebih lanjut dalam instruksi.
Penentuan skor untuk bentuk tes benar-salah dan bentuk tes menjodohkan dapat
berbeda tergantung pada kriteria penilaian yang Anda tetapkan. Di bawah ini
adalah beberapa metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan skor
dalam kedua jenis tes tersebut.
13
memberikan poin untuk jawaban yang salah.
-Skala Persentase
Anda dapat menghitung persentase jawaban benar dengan membagi jumlah soal
yang dijawab dengan benar oleh total soal dan mengalikannya dengan 100%.
Misalnya, jika peserta menjawab 8 dari 10 soal dengan benar, skornya adalah 80%.
-Skala 0 dan 1
Anda juga dapat menggunakan skala biner dengan memberikan skor 1 untuk
jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Kemudian, skor akhir adalah
jumlah total poin yang diperoleh peserta.
-Poin Parsial
Anda juga dapat memberikan poin parsial jika peserta hanya sebagian benar
dalam mencocokkan pasangan. Misalnya, jika ada 10 pasangan dan peserta
mencocokkan 7 dengan benar dan 1 dengan salah, Anda dapat memberikan 0,7
poin untuk setiap pasangan yang benar.
-Skala Persentase
Seperti pada tes benar-salah, Anda dapat menghitung persentase pasangan yang
benar dengan membagi jumlah pasangan yang dicocokkan dengan benar oleh total
pasangan dan mengalikannya dengan 100%. Misalnya, jika peserta mencocokkan 7
dari 10 pasangan dengan benar, skornya adalah 70%.
-Poin Maksimum
Anda juga dapat menggunakan skala poin maksimum di mana peserta diberikan
poin maksimum jika semua pasangan dicocokkan dengan benar. Skor peserta
kemudian dihitung sebagai jumlah pasangan yang dicocokkan dengan benar dibagi
dengan jumlah maksimum pasangan.
14
2.7 MENELAAH BUTIR TES
Saat menelaah butir tes bentuk benar-salah dan tes menjodohkan, Anda perlu
memastikan bahwa setiap butir soal atau pasangan yang dihasilkan sesuai dengan
tujuan pengukuran Anda. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu Anda
pertimbangkan saat menelaah butir tes untuk kedua jenis tes ini.
-Keketuhan Instruksi: Pastikan bahwa instruksi tes benar-salah jelas dan mudah
dimengerti oleh peserta. Instruksi ini harus memberikan petunjuk yang cukup
untuk memandu peserta dalam menentukan apakah pernyataan benar atau salah.
-Kualitas Pernyataan: Telaah setiap pernyataan dalam tes benar-salah untuk
memastikan bahwa pernyataan tersebut benar-benar dapat diidentifikasi sebagai
benar atau salah. Pastikan pernyataan tidak ambigu atau menyesatkan.
-Varietas Materi: Pastikan tes mencakup berbagai topik atau konsep yang ingin
Anda ukur. Jangan terlalu fokus pada satu topik saja, kecuali itu adalah tujuan
Anda.
-Keseimbangan Pernyataan Benar dan Salah: Jika memungkinkan, pastikan ada
keseimbangan antara pernyataan yang benar dan salah. Jika sebagian besar
pernyataan benar atau salah, ini dapat memengaruhi validitas tes.
-Acak Pilihan Jawaban: Jika menggunakan versi cetak tes, pastikan bahwa pilihan
jawaban "benar" dan "salah" diacak untuk menghindari kebiasaan peserta.
-Instruksi yang Jelas: Instruksi untuk tes menjodohkan harus sangat jelas dan
memberikan panduan yang tegas tentang bagaimana peserta harus mencocokkan
item. Pastikan peserta tahu apakah ada pasangan yang mungkin tidak digunakan.
-Korelasi yang Klarifikasi: Pastikan pasangan yang Anda buat memiliki hubungan
atau korelasi yang jelas. Peserta harus dapat dengan mudah mengidentifikasi alasan
mengapa item-item itu dicocokkan.
-Kualitas Item di Kolom A dan B: Telaah item di kolom A dan B untuk
memastikan bahwa setiap item sesuai dengan konteks dan topik yang sama. Jangan
mencampur-aduk topik yang tidak relevan.
-Pilihan Jawaban Unik: Pastikan bahwa setiap item di kolom B memiliki pilihan
jawaban yang unik dan tidak ada yang terlalu mirip dengan yang lain. Ini
membantu menghindari kebingungan.
-Kontrol Kesulitan: Pastikan bahwa tes tidak terlalu sulit atau terlalu mudah.
15
Pertimbangkan tingkat kesulitan dalam membuat pasangan yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan yang diharapkan dari peserta.
-Pemeriksaan Kembali Korelasi: Telaah kembali pasangan yang telah Anda buat
dan pertimbangkan apakah korelasi antara item-item itu sesuai dengan tujuan
pengukuran Anda.
Selama Anda mempertimbangkan faktor-faktor ini dan menjalankan uji coba tes
sebelum digunakan secara luas, Anda dapat meningkatkan kualitas butir tes benar-
salah dan tes menjodohkan serta memastikan bahwa tes tersebut akan memberikan
hasil yang valid dan dapat diandalkan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Karakteristik Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan
Bentuk Tes Benar-Salah adalah tes sederhana dengan pilihan jawaban "benar" atau
"salah" untuk setiap pernyataan.
Bentuk Tes Menjodohkan melibatkan pencocokan item atau pasangan dari dua
kolom yang sesuai.
Menyusun Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan
Untuk Tes Benar-Salah, susun pernyataan dengan instruksi jelas. Pastikan pilihan
jawaban "benar" dan "salah" terkait dengan pernyataan.
Untuk Tes Menjodohkan, buat pasangan item di dua kolom yang memiliki
hubungan yang jelas. Berikan instruksi tentang bagaimana peserta harus
mencocokkan item.
Keunggulan dan Kelemahan Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan
Tes Benar-Salah: Sederhana, mudah dinilai, cocok untuk pengetahuan dasar, tetapi
kurang mendalam dan dapat ditebak.
Tes Menjodohkan: Mendalam, mengukur pemahaman yang kompleks, mencegah
tebakan, tetapi memerlukan lebih banyak waktu dan subjektivitas dalam penilaian.
Kemampuan yang Diukur oleh Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan:
Tes Benar-Salah mengukur pengetahuan dasar, pemahaman konsep dasar, dan
kemampuan mengidentifikasi fakta.
Tes Menjodohkan mengukur pemahaman yang mendalam tentang hubungan
konsep, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir kritis.
Menerapkan Kaidah Penulisan Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan:
Pastikan instruksi jelas dan pilihan jawaban terkait dalam Tes Benar-Salah.
Dalam Tes Menjodohkan, pastikan pasangan item memiliki hubungan yang jelas,
pilihan jawaban unik, dan instruksi yang memandu.
Menentukan Skor Bentuk Tes Benar-Salah dan Menjodohkan:
Skor Tes Benar-Salah dapat dihitung dengan memberikan poin untuk jawaban
benar dan tidak memberikan poin untuk jawaban salah.
Skor Tes Menjodohkan dapat dihitung berdasarkan jumlah pasangan yang
dicocokkan dengan benar atau dengan skala persentase.
Menelaah Butir Tes Bentuk Benar-Salah dan Menjodohkan:
Saat menelaah butir tes, pastikan instruksi jelas, pernyataan atau pasangan item
sesuai dengan tujuan pengukuran, korelasi antar item cukup jelas, dan skor dapat
dihitung dengan adil.
17
Dalam penggunaan kedua jenis tes ini, penting untuk memahami tujuan
pengukuran Anda dan memastikan bahwa tes dirancang dan dievaluasi dengan
baik agar memberikan hasil yang valid dan dapat diandalkan.
3.2 SARAN
Pastikan anda Terangkan bahwa tes benar-salah umumnya mengukur
pengetahuan dasar dan kemampuan mengidentifikasi fakta, sementara tes
menjodohkan mengukur pemahaman konsep yang lebih dalam.
18