Anda di halaman 1dari 12

TEHNIK TES (URAIAN DAN OBJEK)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Evaluasi Pembelajaran Matematika”

Dosen Pengampu

Dr. Rusyidi Ananda, M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 3

Abdullah Afdhol Richsan (0305192088)

Aulia Rahma Lubis (0305193138)

Ayu Annisa Nasution (0305193171)

Wagiarni (0305192113)

Semester IV

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami pemakalah sehingga dapat menyusun makalah
ini dengan sebaik mungkin. Sholawat berangkaikan salam marilah kita hadiahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. semoga kita mendapatkan syafaat
beliau di yaumul mahsyar kelak nanti. Amin.

Disini kami selaku pemakalah dari kelompok 3 menyajikan materi sesuai silabus
yang diberikan, yaitu “Tehnik Tes ( Uraian Dan Objektif)” Makalah ini kami perbuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evaluasi Pembelajaran matematika” yang diampu
oleh bapak dosen Dr. Rusyidi Ananda, M.Pd.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan sebagai kata pengantar, semoga


makalah ini bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Khususnya bagi mahasiswa/i
jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara agar dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 19 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1. Latar Belakang .............................................................................................. 1


2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
3. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Tes ................................................................................................................. 2
B. Uraian ............................................................................................................ 2
C. Objektif ........................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8

1. Kesimpulan ................................................................................................... 8
2. Saran ............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tes biasa dilakukan untuk pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Di lembaga pendidikan tes ini dilihat dari segi system
penskoran dapat dibagi dua yaitu tes objektif dan tes subjektif.

Tes objektif dalam hal ini adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban
atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau respon
telah disediakan oleh penyusun butir soal. Dalam upaya menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing yang kuat, maka pengusaan materi
merupakan sesuatu hal yang mutlak. Upaya peningkatan kualitas hasil belajar harus
diimbangi dengan kompetensi para guru yaitu kemampuan untuk mengajar yang di
dalamnya memuat kemampuan inovasi pemberian tes.

Sebagai alat pengukur hasi belajar siswa tes diharapkan mampu memberikan informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya, alat tes dapat memberikan
informasi tentang siswa sesuai keadaan yang mendekati sesungguhnya. Hal itu penting
karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian
memutuskan berbagai kebijakan baik yang berkenaan dengan siswa maupun kegiatan
pengajaran secara umum. Alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi
kelayakan, kesahihan, keterpercayaan, dan kepraktisan

2. Rumusan Masalah
1) Pengertian tes uraian?
2) Macam-macam tes uraian?
3) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tes uraian?
4) Kelebihan dan kelemahan tes uraian?
5) Pengertian tes objektif!
6) Macam-macam tes objektif
7) Kelebihan dan kelemahan tes objektif?
8) Bagaimana tes Uraian dengan tes objektif?
3. Tujuan Masalah
1) Mengetahui pengertian tes uraian
2) Mengetahui macam-macam tes uraian
3) Mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam tes uraian
4) Mengetahui kelebihan dan kelemahan tes uraian
5) Mengetahui pengertian tes objektif
6) Mengetahui macam-macam tes objektif
7) Mengetahui kelebihan dan kelemahan tes objektif
8) Mengetahui bagaimana tes Uraian dengan tes objektif

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Tes

Menurut Anas Sudijono tes Uraian (essay test), yang juga sering dengan istilah tes
subyektif, adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik tertentu.
Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara
tidak langsung, melalui respond seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan

Tes uraian adalah butir soal yang menuntut siswa untuk menyusun, merumuskan, dan
mengemukakan sendiri jawabannya menurut kata-katanya sendiri secara bebas

B. Uraian

Tes Uraian dibagi menjadi 2 macam yaitu

1. Uraian Terbatas atau terstruktur

Soal yang disusun tidak mengembang tetapi lebih terarah dan terbatas, sehingga ada
batasan jawaban.Walaupun kalimat jawaban perserta didik itu beraneka ragam, tetapi
harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai
dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya Maka yang
paling penting dan harus diperhatikan yaitu sistematika jawabannya

Contohnya:

1) Sebutkan bilangan ganjil dari 12 s/d 24!


2) Sebutkan lima matakuliah wajib prodi pendidikan matematika!

2. Uraian tak terbatas atau bebas

Tes uraian jenis ini membuka kesempatan kepada setiap orang yang menjawab pertnyaan
untuk mengeluaran pendapatnya sesuai dengan yang dia ketahui. Bebas beragumentasi
dengan soal dan menjawab menurut pandangannya masing-masing. Setiap tes
mengandung problematik bukan hanya sekedar menanyakan fakta-fakta saja. Oleh karena
itu, setiap test mempunyai cara .Contohnya:

1) Coba jelaskan perbedaan persamaan diferensial biasa dengan persamaan


diferensial parsial!
2) Jelaskan proses terjadinya hujan!

2
Hal-hal yang perlu diperhatikan

Seorang guru atau pendidik dalam membuat soal tes uraian harus memperhatikan
beberapa hal yaitu:

1) Setiap soal dalam pembuatannya harus direncanakan dengan baik serta diarahkan
untuk menguji salah satu tujuan pembelajaran. Tapi bukan berarti satu soal hanya
mengarah pada satu tujuan pembelajaran.
2) Setiap pertanyaan dirumuskan secara tepat, jawabannya singkat dan bukan
pertanyaannya yang sangat umum. Hal ini dapat mengurai daya pembeda dan
reliabilitas pertanyaan yang disusun
3) Waktu yang disediakan sesuai dengan tuntutan yang dikehendaki
4) .Semua pertanyaan harus mewakili semua materi yang sudah di sampaikan. Oleh
karena itu, penyusunan soal dilakukan sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat

Tes uraian merupakan salah satu tes hasil belajar yang dapat digunakan untuk mengukur
hasil belajar, untuk mengetes daya ingat dan pemahaman testee terhadap materi pelajaran
yang ditanyakan dalam tes. Serta kemampuan testee dalam memahami berbagai macam
konsep berikut aplikasinya. Tes uraian atau tes subyektif ini digunakan bla jumlah
testeenya terbatas

Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian

Tes hasil belajar bentuk uraian, memiliki beberapa keelebihan yaitu:

• Pembuatannya mudah dan cepat

Dalam pembuatan soal tes uraian kalimat-kalimat yang digunakan cukup pendek, sehingga
dalam penyusunannya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu banyak memakan waktu, tenaga,
pikiran, peralatan dan biaya.

• Dapat mencegah timbulnya spekulasi oleh peserta ujian.

Hal ini dimungkinkan karena hanya peserta yang mampu memahami pertanyaan atau
perintah yang diajukan dalam tes itu sajalah yang akan dapat memberikan jawaban yang
benar dan tepat. Namun, ada peserta ujian yang tidak memahami pertanyaan yang
dikemukakan dalam tes serta kemungkinan kecil jawaban benar.

• Dapat mengevaluasi dan mengukur tingkat kedalaman dan penguasaan peserta


ujian dalam memahami materi yang ditanyakan dalam tes tersebut.
• Memacu peserta didik untuk mengemukakan pendapat.

Menggunakan tes uraian dapat mendorong dan membiasakan testee untuk berani
mengemukakan pendapat dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan
menggunakan ssusunan kalimat dan gaya bahasanya sendiri

• Peserta ujian tidak menerka-nerka.


• Ketepatan dan kebenaran testee dapat dilihat dari kalimat-kalimatnya

3
• Menghemat waktu dalam menyusun pertanyaan
• Tidak membutuhkan fasilitas yang banyak, seperti fasilitas untuk menstensil.,
kertas dan alat tulis lainnya.

Adapun kelemahan dari tes hasil belajar bentuk uraian yaitu:

• Materi yang dicakup tidak luas

Tes hasil belajar bentuk uraian pada umumnya kurang dapat menampung isi dan luasnya
materi yang telah diberikan, yang seharusnya diujikan dalam tes hasil belajar. Hal ini
disebabkan karena jumlah butir soal tes uraian terbatas, sehingga sulit bagi pembuat soal
untuk menyusun soal dalam jumlah yang terbatas, dan soal tersebut hasrus mewakili
keseluruhan materi pelajar yang telah dipelajari.

• Cara mengoreksi jawaban soal tes uraian cukup sulit dan diperlukan waktu yang lama.
Hal ini disebabkan karena jawaban dari soal tes uraian bisa panjang dan lebar serta
bervariasi. Sehingga dalam mengoreksi jawaban menyita tenaga, pikiran, dan waktu
serta sukar sekali dinilai secara tepat dan komprehensif
• Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai dan Ada kecendurungan guru untuk
memberikan nilai.

Maksudnya disini yaitu walaupun jawaban yang ditulis dilembar jawab itu benar tetapi
karena tulisannya tidak teratur, lembar jawab kotor, sobek dan sebagainya. Maka nilai
yang diberikan lebih rendah dari pada yang semestinya. Sebaliknya dengan jawabannya
kurang berkualitas tetapi karena tulisannya rapi, urut, lembar jawab bersih, justru
mendapatkan skor atau nilai yang lebih tinggi dari pada semestinya Hal ini terjadi karena
dilihat dari keindahan kalimat dan tulisan, bahkan juga oleh jumlah lembar jawaban

• Jawaban tidak bisa dikoreksi oleh orang lain kecuali penyusunnya.

Hal ini terjadi karena yang dapat mengoreksinya terbata pada guru-guru yang menguasai
materi sehingga kurang praktis bila jumlah peserta didiknya banyak. Jikalau orang lain
yang mengoreksi jawaban akan mengalami kesulitan dan ada kemungkinan pemberian
nilai hasil tes bisa berbeda dari yang semestinya.

• Daya ketetepatan mengukur (validitas) dan daya kestabilan mengukur (reliabilitas)


yang dimiliki tes uraian rendah. Sehingga kurang dapat diandalkan sebagai alat
pengukuran hasil belajar yang baik.
• Nilai pada suatu butir memengaruhi nilai pada butir selanjutnya
• Kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami isi atau kkurang konsisten
dalam menerjemahkan suatu utir, sehingga tes yang diberikan tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.

4
C. Pengertian Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.
hal ini memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai
(uraian). Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yag diajukan jauh lebih banyak
dari tes uraian. Kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat
diberikan 30-40 buah soal. Tes objektif ini menuntut peserta didik untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi
jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes
objektif sangat cocok untuk begitu tinggi, seperti kemampuan mengingat kembali,
kemampuan mengenal kembali, kemampuan pengertian, dan kemampuan
mengaplikasikan prinsip-prinsip.

Macam-macam tes objektif

• Free-Response Items, Penyusunan tes objektif , jawaban bebas secara umum sama
dengan seluruh tes objektif, yakni munculnya keseragaman dan kepastian tentang
jawaban yang benar sesuai dengan pernyataan.
• Fixed-response items merupakan bentuk tes objektif karena butir-butir soal yang
diberikan kepada peserta didik disertai dengan alternatif jawaban sehingga peserta
didik dapat memilih salah satu alternatif yang disediakan.

Kelebihan dan kelemahan tes objektif

Kelebihan dari Tes Objektif

• Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih refresentatif


mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya
unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa.
• Lebih mudah dan lebih cepat memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes
bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
• Pemeriksaannya dapat diserahkan pada orang lain.
• Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.

Kelemahan dari Tes Objektif

• Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit dari pada tes esai karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan
yang lain.
• Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan
kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.
• Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
• Kerja sama antar siswa pada mengerjakan soal tes lebih terbuka.

5
Tes Uraian dengan Tes Objektif

Aspek Tes Uraian Tes Objektif

Tujuan yang a. Baik digunakan a. Baik digunakan


diukur untuk mengukur untuk mengukur
kemampuan pengetahuan fakta
memahami, apabila dan dengan cara memilih
analisis, paling bagus jawaban yang didesai
digunakan untuk untuk jenis tertentu,
mengukur kemampuan seperti pilihan jamak.
menyatakan pendapat, Analisis hubungan
menyusun ide dan dapat digunakan untuk
memecahkan masalah mengukur pemahaman
atau aspek evaluasi dan dan aplikasi.
kreatif.
b. Kurang baik untuk
b. Kurang tepat mengukur hasil belajar
digunakan untuk yang mencakup
mengukur penguasaan kemampuan analisis
fakta dan evaluasi atau
menyusun ide, dan
keterampilan atau
untuk memecahkan
masalah.

Materi yang Jumlah soal yang Jumlah soal yang


disajikan disusun sedikit dan disusun relatif banyak
tidak reprensentatif dan representatif
sehingg tes lebih jumlah yang banyak
rendah dapat meningkatkan
reliabilitas tes.

Penyusunan Persiapan untuk Persiapan untuk


tes menyusun butir soal menyusun tes objektif
uraian yang baik, yang baik, sukar dan
memang sukar, namun membutuhkan waktu
persisapan menyusun yang lama. pertanyaan
tes uraian lebih mudah lebih spesifik dan
daripada tes objektif, pendek-pendek.
hanya dibutuhkan
beberapa butir soal dan
waktu yang lebih
sedikit.

6
Waktu Butuh waktu banyak Butuh waktu yang
berpikir dan banyak untuk membaca
memikirkan jawaban, stema dan jawaban
serta menuliskan yang didesain untuk
jawaban. tiap butir.

Insentif bagi Dapat melatih peserta Memberanikan peserta


peserta didik didik untuk berani didik membangun
berpendapat, kemampuan dan
bagaimana cara pengetahuan mereka
mengorganisasikan ide secara luas.
dengan bahasa mereka
sendiri secara efektif.

Arah Arah jawban kadang- Arah jawaban yang


Jawaban kadang kabur, karena akan dipilih sudah
butir soal yang jelas, sesuai dengan
dikemukakan terlalu alternatif jawaban.
umum.

Penskoran a. Membutuhkan a. Bersifat objekti


waktu yang cukup lama
dalam menskor tes. b. Lebih sederhana,
waktu yang digunakan
b. Dipengaruhi oleh lebih pendek dan lebih
subjektivitas penilaian dapat dipercaya.
dan kemampuan
membaca dan
memahami butir soal.

c. Patokan kurang
baku dan hasilnya
kurang stabil. Sebab
apabila diskor, jawaban
dari peserta didik yang
sama, hasilnya sering
berbeda ketika diskor
kemali oleh pendidik
yang berbeda

Faktor- Kemampuan menulis Kemampuan membaca


faktor yang yang terbatas yang terbatas
mengganggu
Mudah diterka.

7
BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan

Tes biasa dilakukan untuk pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Di lembaga pendidikan tes ini dilihat dari segi system
penskoran dapat dibagi dua yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes uraian digunakan
untuk mengukur kemampuan dalam aspek kognitif tingkat tinggi, dapat mengembangkan
kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa, dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni
berfikir logis, analtis, dan sistematis, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
(problem solving) . Ciri utama tes uraian yaitu jawabnnya sesuai dengan pemikiran
peserta didik sendiri, menggunakan bahasanya sendiri, pertanyaan yang diajukan bersifat
umum, dan jawabannya bermacam-macam.

Selain itu terdapat juga kekurangan dari tes uraian ini yaitu, Kadar validitas dan
realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang
betul-betul telah dikuasai, kurang representatif dalam hal mewakili seluruh skop bahan
pelajaran yang akan di tes karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)

Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. hal
ini memang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai
(uraian). Tes uraian dan tes objektif memiliki beberapa perbedaan dilihat dari tujuan yang
diukur, materi yang disajikan, penyusunan tes, waktu, insentif bagi peserta didik, arah
jawaban, penskoran dan faktor-faktor yang menggaggu.

2) Saran

Kami selaku pemakalah sangatlah menyadari akan kekurangan dalam makalah yang kami
buat. Berharap dalam penyajian ini untuk dikritik agar selanjutnya kami dapat menyajikan
bahan dalam makalah lebih bagus.

Dari makalah yang kami buat, semoga membantu para pembaca untuk memahami apa itu
Tehnik Tes Uraian dan Objektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. (1996). Prengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip , teknik, Prosedur. Bandung: Remaja


Rosdakrya.

Burhan, N. d. (2001). Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.


Yogyakarta: BPFE.

Mardapi, D. (2008). Tehnik Penyusunan Instrumen Tes dan Non-Tes. Yogyakarta:


Mitracendekia.

Supardi, S. (2008). Hasil Belajar Matematika Siswa. Jurnal Formatif, 85.

Yusuf, M. (2015). Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai