EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
NORKHALISAH 858290748
RABIAL 858290794
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Mengembangkan dan
Merakitt Tes Hasil Belajar” ini tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami banyak
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terutama kami sampaikan terima kasih kepada tutor mata kuliah Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran di SD
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah dengan judul “Mengembangkan dan Merakitt
Tes Hasil Belajar” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi khususnya bagi kami dan
umumnya bagi para pembaca.
Barabai, April 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi ………................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ………....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
B. Mengembangkan Tes ……...….……...….……...….……...….…....... 4
C. Perencanaan tes ….……...….……...….……...….……...….……..... 6
DAFTAR RUJUKAN …… …..................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai
konsekuensi logis dari pelaksanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun tiap awal
semester. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan siswa
dalam mencapai kompetensi yang telah di tetapkan.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika
kompetensi yang akan dicapai lebih dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur
yang tepat. Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah afektif dan psikomotor
maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi tersebut
adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen kinerja dan portofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang harus diikuti
yaitu harus memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai dengan tata cara atau kaidah yang
telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang
telah dibuat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat diperlukan
agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
a. Tes benar salah / true false item
Fungsi: (a). Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu
pernyataan mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya., (b). Mengukur
kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini., (c). Mengukur
hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan: (a). Mudah dikonstruksikan., (b). Dapat menanyakan banyak sampel
materi., (c). Mudah penskoran., (d).Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan: (a). Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%., (b).
Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang
sederhana yaitu aspek ingatan.
b. Tes menjodohkan/matching exercise
Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok
soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban/respons.
Keunggulan: (a). Mudah dibuat, (b). Mudah penskorannya., (c). Dapat menguji banyak
materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kelemahan: Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
c. Tes pilihan ganda / multiple choice
Ragam tes pilihan ganda :
(a). Melengkapi pilihan ( ragam A)
Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
(b). Hubungan antar hal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan
kata sebab.
(c). Analisis kasus (ragam C)
(d).Ganda kompleks (ragam D)
(e). Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
Mengkonstruksi tes objektif yang baik adalah sebagai berikut:
a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
1. Kalimat/pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan
yang membingungkan/ bermakna ganda.
2. Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi.
3. Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
4. Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
5. Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
6. Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
7. Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan
1. Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
2. Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
3. Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
4. Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
5. Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.
c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
1. Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
3. Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
4. Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek
kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
5. Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
6. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
7. Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan soal.Hindari alternatif
jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban salah.Jika alternatif
jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
8. Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
9. Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2. Tes Uraian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu: tulis tes
uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat, gunakan tes uraian untuk mengukur hasil
belajar yang sukar, kembangkan butir soal dari suatu kasus, gunakan tes uraian terbatas,
usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta, rumuskan pertanyaan
dengan jelas dan tegas, rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian, hindari
penggunaan pernyataan pilihan, tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia
mengerjakan soal dengan benar.
Pedoman penskoran: (a). apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban
lain maka jawaban tersebut harus ditulis., (b). tandai butir, kata kunci / konsep penting yang
harus muncul pada jawaban tersebut., (c). adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting
dari yang lain., (d). beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada
jawaban tersebut., (e). butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih
dari yang lain.
C. PERENCANAAN TES
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan
selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah
yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan
serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan
apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya
harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes
yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada: tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, ragam soal yang akan digunakan, proses berpikir yang ingin diukur, sebaran
tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis tes,
sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman dalam
menulis setiap butir soal.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, Adi, dik. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.