Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSTRUKSI ALAT UKUR

Tentang

“Perencanaan Tes Prestasi”

OLEH

KELOMPOK 3:

Fauziah Azzahra 2015040020


Fadillah Sari 2015040023
Rizka Agselia 2015040025
Zahara Yufita Utami 2015040091

Dosen Pengampu

Masnida Khairat, M.A

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UIN IMAM BONJOL PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan
kemudahan sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perencanaan Tes Prestasi” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya
hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari Ibu Masnida Khairat,
M.A pada Mata Kuliah Konstruksi Alat Ukur serta untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca tentang beberapa desain dalam penelitian psikologi.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mengharapkan kritik serta saran untuk perbaikan makalah ini, agar
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah ini
membawa manfaat. Akhirul kalam atas segala kesalahan kami memohon maaf,
terima kasih.

Padang, 4 September 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Tujuan Ukur


Awal kerja penyusunan suatu skala psikologi dimulai dengan
melakukan identifikasi tujuan ukur yaitu memilih suatu defenisi sebagai
penegasan tujuan pengukuran yang hendak dicapai oleh tes yang diikuti
oleh pembatasan kawasan ukur. Fungsi pengukuran penyusunan tes :
1. Placement test
- Tes prestasi belajar yang digunakan untuk mengklasifikasi siswa
ke dalam bidang/jurusan yang sesuai dangan
keahlian/pengetahuannya.
- Cakupan materi lebih terbatas (berisi persyaratan minimum dari
hasil belajar ataupun keahlian yang dibutuhkan dalam cakupan
terbatas).
- Berisi aitem-aitem dengan tingkat kesulitan yang tinggi (sukar).
2. Diagnostic test
- Tes prestasi belajar yang bertujuan untuk mengetahui
gangguan/kesulitan belajar yang terjadi pada siswa.
- Berisi cukup banyak aitem untuk setiap tujuan pembelajaran yang
diteskan.
- Penekanan pada jawaban/respons siswa terhadap suatu item atau
kelompok item, serta kesalahan umum yang dibuat siswa. Skor tes
total bukan hal yang penting.
- Berisi aitem-aitem dengan tingkat kesulitan rendah.
3. Formative test
- Tes prestasi belajar yang bertujuan untuk mengukur kemajuan
dalam belajar.
- Mencakup materi yang terbatas (misal 1 bab).
- Penekanan pada pengukuran dalam penguasaan tugas belajar &
memberikan umpan balik kepad siswa mengenai kesalahan dlm
materi yg blm dikuasai.
- Berisi aitem-aitem dengan tingkat kesulitan yang rendah (mudah).
4. Summative test
- Tes prestasi belajar yang bertujuan memberikan nilai akhir,
peringkat, sertifikasi penguasaan terhadap tujuan belajar di akhir
masa pembelajaran.
- Cakupan hasil belajar yang luas.
- Aitem-aitem harus komprehensif & representatif.
- Berisi aitem dengan kesukaran yg bervariasi.
B. Membatasi Cakupan Isi Tes

C. Menentukan Tingkat Kompetensi yang akan Diungkap

D. Menentukan Tipe Aitem

Dalam penyusunan tes prestasi, masalah menentukan format dan


tipe aitem yang akan digunakan adalah penting untuk diperhatikan karena
ada beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Hakikat belajar, yaitu suatu aitem haruslah mengukur hasil belajar
secara langsung.
2. Kualitas aitem yang mungkin dibuat. Aitem pilihan ganda akan
menghasilkan aitem berkualitas terbaik dalam arti mempunyai fungsi
pegukuran yang lebih efektif dibandingkan tipe yang lainnya.

Banyak orang menyangka bahwa aitem tipe pilihan ganda tidak


dapat mengungkap kemampuan berpikir tingkat tinggi karena hanya
menghendaki siswa memilih jawaban yang telah tersedia. Perkiraan
tersebut tidaklah benar. Aitem pilihan ganda yang dirancang dengan
seksama dengan memperhatikan batasan isi tes serta ditulis sesuai dengan
tujuan ukur menurut tingkat kompetensi yang tinggi tidaklah dapat
dijawab oleh siswa yang mempunyai kompetensi taraf rendah dan
pemahaman terbatas yang tidak disertai kemampuan berpikir kompleks.
Pada kenyataannya, justru aitem tipe pilihan ganda inilah yang mempunyai
variasi tingkat penguasaan yang paling luas mulai dari yang sederhana
sampai kepada yang paling tinggi. Kecaman terhadap aitem tipe pilihan
ganda seharusnya ditujukan kepada tes prestasi yang dibuat tidak
berdasarkan perencanaan yang matang dan ditulis tanpa memperhatikan
kaidah kaidah penulisan aitem.

Sebetulnya tipe aitem yang terbaik adalah yang paling sesuai


dengan materi tes, tingkat kompetensi yang ingin diungkap, dan tingkat
pendidikan siswa yang akan dites. Perancang tes harus dapat menentukan
sendiri tipe aitem yang sesuai dengan tes yang sedang dibuatnya. Sebagai
bagian dari pertimbangan dalam penentuan tipe aitem, berikut ini beberapa
diantara keunggulan dan kelemahan tipe-tipe pilihan jawaban aitem:

1. Tipe Pilihan Ganda


Keunggulan:
 Komprehensif
 Skoring mudah dan cepat
 Lembar jawaban efisien
 Kualitas item dapat dianalisis secara empirik
 Objektivitas tinggi
 Reliabilitas memuaskan
Kelemahan
 Membuatnya sulit, butuh waktu, dan tenaga
 Tidak mudah jika ingin mengungkap kompetensi tinggi
 Benar hanya karena menebak
2. Tipe Essai
Keunggulan
 Mudah dibuat
 Lebih mudah untuk mengungkap kompetensi tinggi
 Bagus untuk mengungkap kemampuan yang berkaitan dengan
ekspresi verbal-menulis
Kelemahan
 Kurang komprehensif
 Skoring menyita waktu dan tenaga
 Skoring oleh penulis aitem
 Subjektivitas sulit dihindari
 Pertimbangan pemberian skor lebih kompleks
 Reliabilitas kurang memuaskan
3. Tipe Jawaban Benar-Salah
Keunggulan
 Komprehensif, objektivitas tinggi, dan mudah dibuat
 Skoring mudah
 Lembar jawaban efisien dan hemat bahan
 Kualitas aitem dapat dianalisi secara empiric
Kelemahan
 Mengungkap tingkat kompetensi yang rendah
 Jawaban benar bisa saja merupakan hasil dari menebak

E. Menentukan Banyaknya Aitem


Berapa banyak aitem yang harus dimuat dalam sebuah tes?
Pertanyaan ini selalu muncul sewaktu kita merencanakan penyusunan
suatu tes. Bahkan dalam kuliah mengenai konstruksi tes dan tes prestasi,
mahasiswa seringkali menanyakan masalah jumlah aitem yang sebaiknya
dimuat dalam suatu tes. Biasanya pertanyaan mereka berkisar mengenai
jumlah minimal aitem yang harus ada.
Sebetulnya batasan jumlah aitem dalam suatu tes tidak dapat
ditentukan secara umum. Menentukan banyaknya aitem menyangkut
beberapa pertimbangan, baik pertimbangan teoritik maupun pertibangan
praktis.
Secara teoritik, suatu tes haruslah berisi sebanyak-banyaknya aitem
yang independen satu sama lain. Independen maksudnya bahwa masing-
masing aitem mengungkap bagian terkecil bahan tes yang mengenai suatu
permasalahan, telah ditanyakan oleh sebuah aitem yang baik maka tidak
ada alasan untuk membuat aitem lain yang menanyakan ide serupa pula.
Apabila penulis aitem mapu menulis aitem yang independen
seperti yang dimaksudkan, maka ada dua alasan untuk memasukkan
sebanyak-banyaknya aitem dalam suatu tes.
Alasan pertama adalah dasar pikiran bahwa suatu tes yang berisi
aitem yang independen dalam julah yang besar akan lebih komprehensif
cakupannya daripada tes yang hanya berisi sedikit aitem, jadi isi tes itu
akan lebih mewakili keseluruhan bahan tes.
Alasan kedua adalah mengenai konsistensi hasil pengukuran tes
tersebut yang berkaitan dengan jumlah aitem. Konsistensi ini dinyatakan
sebagai reliabilitas tes yang secara teoritik dapat ditunjukkan bahwa suatu
tes yang berisi aitem yang lebih banyak akan mempunyai reliabilitas yang
lebih tinggi dibandingkan tes yang berisi sedikit aitem.
Dengan demikian, pada dasarnya tes haruslah berisi aitem dalam
jumlah besar. Akan tetapi kemudian terdapat beberapa alasan praktis yang
juga tidak dapat terlepas dari pertimbangan para perancang tes. Alasan
tersebut antara lain menyangkut masalah tujuan diadakannya tes, waktu
yang tersedia bagi siswa untuk menjawab tes, dan sebagainya. Hal yang
tidak dapat diabaikan pula adalah kondisi atau keadaan siswa yang akan
dikenai tes.
Kelompok siswa yang sangat muda, seperti siswa kelas 1-3 sekolah
dasar, tentu tidak dapat dikenai tes yang panjang yang memerlukan waktu
pengerjaan sampai dua jam dikarenakan faktor kelelahan yang sangat
mungkin memengaruhi hasil tes ereka sehingga hasil ukurnya menjadi
bias. Apalagi bila tes tersebut terdiri atas aitem-aitem yang sulit.
Tipe aitem yang digunakan juga ikut menentukan jumlah aitem.
Kadang, bahan pelajaran tertentu hanya mungkin diujikan lewat aitem tipe
tertentu, misalnya tipe karangan. Suatu tes yang berisi aitem tipe karangan
tentu tidak dapat berisi banyak aitem, karena setiap aitem akan meminta
waktu yang lebih banyak dari siswa untuk membaca, memahami dan
menulis jawabannya. Tes yang berisi aitem tipe benar-salah tentulah dapat
terdiri dari aitem yang jumlahnya besar.
Seorang perancang tes prestasi juga harus mempertimbangkan
banyak hal dalam menentukan jumlah aitem yang harus dimuat dalam tes.
Jumlah aitem yang layak bagi setiap format dan kesukaran yang berbeda
adalah relatif. Dua puluh aitem dalm tes tipe benar salah tentulah
merupakan jumlah yang terlalu sedikit apalagi jika tes tersebut memiliki
taraf kesukaran yang rendah. Sebaliknya, lima belas aitem soal tipe essay
akan dianggap terlalu banyak apabila setiap aitem menghendaki jawaban-
jawaban yang terurai dan panjang.
Apabila jumlah aitem yang harus dimuat sudah ditentukan, jumlah
ini dikembalikan pada bobot relatif setiap bagian pada blue print sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai banyaknya aitem yang harus ada
pada setiap bagian isi maupun kategori kompetensi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Dengan selesainya makalah tentang “Perencanaan Tes Prestasi”
ini, kami berharap pembaca dapat memahami makalah ini dengan baik,
dan dapat diambil pelajaran serta hikmahnya untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada hakikatnya makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu, kami memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam
makalah ini. Kami memerlukan saran dan kritik dari pembaca untuk
menjadi acuan bagi kami kedepannya, sehingga kami.dapat menyusun
makalah ini dengan lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (1996). Tes Prestasi: Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi


Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supriyadi, dkk. 2017. Tes Prestasi dan Penegasan Kawasan Ukur. Bahan Ajar.
Denpasar: Program Studi Psikogi

Azwar, S. 1999. Penyusunan Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai