Tim Penyusun :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tutor pada mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengembangan tes hasil belajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ramadhona Komala,M.Si selaku tutor mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover ………...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keunggulan dan Kelemahan Tes
2.1.1 Keunggulan dan Kelemahan Tes Objektif.......................................
2.1.2 Keunggulan dan Kelemahan Tes Uraian .........................................
2.2 Mengembangkan Tes
2.2.1 Tes Objektif ........................................................
2.2.2 Tes Uraian ........................................................
2.3 Perencanaan Tes
DAFTAR PUSTAKA
Peta Konsep
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep dasar penilaian proses dan hasil belajar. Menilai pencapaian hasil belajar siswa
merupakan tugas pokok seorang guru sebagai pelaksaan perencanaan pembelajaran yang
sudah disusun setiap awal semester. Bahwa untuk mengukur ketercapaian suatu
kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika kompetensi yang akan dicapai lebih
dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang tepat.
Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur.
Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah efektif dan psikomotor
maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi
tersebut adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen, kinerja, dan fortofolio.
Untuk dapat mengembangkan tes baik ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu
harus memahami bagaimana cara menulis tes yang baik sesuai dengan tata cara atau
kaidah yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Berdasarkan uraian di atas penulis akan
membahas mengenai pengembangan hasil belajar.
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis
tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.
1. Tes Objektif
Keunggulan:
➢ Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan).
➢ Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiannya.
➢ Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
➢ Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
➢ Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
➢ Informasi yang diperoleh lebih kaya.
Kelemahan:
➢ Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
➢ Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
➢ Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau
lima.
➢ Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi
dengan menggunakan tes uraian.
2. Tes Uraian
Keunggulan:
Kelemahan:
Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:
Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama peserta
tes.
Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal
nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 jugauntuk
keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa lelah
dalam memeriksa.
B. MENGEMBANGKAN TES
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Fungsi:
Keunggulan:
• Mudah dikonstruksikan.
• Dapat menanyakan banyak sampel materi.
• Mudah penskoran.
• Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.
Kelemahan:
Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis
dan kolom kedua adalah jawaban / respons
Keunggulan:
• Mudah dibuat
• Mudah penskorannya
• Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.
Kelemahan:
• Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata
sebab.
• Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan
yang membingungkan/ bermakna ganda.
• Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi.
• Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
• Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
• Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
• Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
• Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
• Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
• Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
• Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
• Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
• Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:
2. Pedoman penskoran:
• Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban
tersebut harus ditulis.
• Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
• Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
• Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
• Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang
lain.
C. PERENCANAAN TES
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah
yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan
digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan
antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir
soal dan waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.
PENUTUP
KESIMPULAN
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Bentuk-bentuk tes hasil belajar adalah bentuk tes uraian dan bentuk tes
objektif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis
tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Prosedur penyusunan tes hasil belajar adalah mendefinisikan tujuan pembelajaran,
menyusun kisi-kisi, Agar tes yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah
diajarkan selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi
yang berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus
menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal. Kemudian membuat soal dan kunci
jawaban, memeriksa butir-butir soal, Pengembangan tes hasil belajar adalah menyusun
spesifikasi, menulis butir soal, menelaah butir soal, melakukan ujicoba, menganalisis butir
soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan hasil tes.
DAFTAR PUSTAKA
Suryanto, Adi, dkk. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
PETA KONSEP