Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAB 2 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


PDGK 4301 / EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

Tim Penyusun :

1. Meilia Cahyanti : 856965629


2. Nandha Ervina : 856965708
3. Ratri Purnama Suci : 856965754
4. Wika Budiarti : 856965571
5. Winda Budiarti : 856965722
6. Ulfiana Kurniawati : 856965682

POKJAR WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UPBJJ- UT BANDAR LAMPUNG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengembangan Tes Hasil Belajar ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tutor pada mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pengembangan tes hasil belajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ramadhona Komala,M.Si selaku tutor mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran di SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, April 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Cover ………...........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.3 Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keunggulan dan Kelemahan Tes
2.1.1 Keunggulan dan Kelemahan Tes Objektif.......................................
2.1.2 Keunggulan dan Kelemahan Tes Uraian .........................................
2.2 Mengembangkan Tes
2.2.1 Tes Objektif ........................................................
2.2.2 Tes Uraian ........................................................
2.3 Perencanaan Tes

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Peta Konsep
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Konsep dasar penilaian proses dan hasil belajar. Menilai pencapaian hasil belajar siswa
merupakan tugas pokok seorang guru sebagai pelaksaan perencanaan pembelajaran yang
sudah disusun setiap awal semester. Bahwa untuk mengukur ketercapaian suatu
kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur. Jika kompetensi yang akan dicapai lebih
dominan dalam ranah kognitif maka tes merupakan alat ukur yang tepat.

Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi diperlukan lebih dari satu alat ukur.
Tetapi jika kompetensi yang akan dicapai berada dalam ranah efektif dan psikomotor
maka tes bukan alat ukur yang valid. Alat ukur yang valid untuk mencapai kompetensi
tersebut adalah non-tes, misalnya skala sikap, asesmen, kinerja, dan fortofolio.

Untuk dapat mengembangkan tes baik ada beberapa langkah yang harus diikuti yaitu
harus memahami bagaimana cara menulis tes yang baik sesuai dengan tata cara atau
kaidah yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes dan menulis butir soal
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Berdasarkan uraian di atas penulis akan
membahas mengenai pengembangan hasil belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini antara laian :
1. Bagaimana keunggulan dan kelemahan tes objektif ?
2. Bagaimana keunggulan dan kelemahan tes uraian ?
3. Bagaimana pengembangan tes hasil belajar peserta didik yang dikelompokkan dengan
tes objektif dan tes uraian ?
4. Bagaimana membuat perencanaan tes ?

1.3 Tujuan Pembelajaran


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mendeskrispsikan keunggulan dan kelemahan tes objektif.
2. Mendeskrispsikan keunggulan dan kelemahan tes uraian.
3. Mendeskrispsikan pengembangan tes hasil belajar peserta didik yang dikelompokkan
dengan tes objektif dan tes uraian.
4. Mendeskripsikan dalam perencanaan membuat tes.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN TES

Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah
kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis
tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.

1. Tes Objektif

Keunggulan:

➢ Tepat digunakan untuk mengukur proses berfikir rendah sampai dengan sedang
(ingatan, pemahaman, penerapan).
➢ Semua/sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian
sehingga semua/sebagian besar tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP
dapat diukur ketercapaiannya.
➢ Pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan konsisten
karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti.
➢ Memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal.
➢ Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan.
➢ Informasi yang diperoleh lebih kaya.

Kelemahan:

➢ Butir soal yang ditulis cenderung mengukur proses berpikir rendah.


➢ Membuat pertanyaan tes objektif yang lebih baik lebih sukar sehingga membutuhkan
waktu lebih lama.
➢ Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan
menerka.
➢ Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, dan menyatakan idenya
sendiri karena semua alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh
penulis soal.

Upaya untuk meminimalkan kelemahan:

➢ Agar soal yang ditulis dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan penulis
harus berorientasi pada kisi-kisi soal.
➢ Menguasai materi dengan baik dan latihan terus menerus hingga betul-betul mahir.
➢ Menuliskan butir soal dengan baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditentukan dan memperbanyak jumlah alternatif jawaban menjadi empat atau
lima.
➢ Dengan tes objektif anak tidak dapat mengemukakan idenya sendiri dapat diatasi
dengan menggunakan tes uraian.

2. Tes Uraian

Keunggulan:

➢ Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi.


➢ Tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks yang tidak dapat
diukur dengan tes objektif.
➢ Waktu yang digunakan untuk menulis satu set tes uraian lebih cepat daripada waktu
yang digunakan untuk menulis satu set tes objektif.
➢ Menulis tes uraian yang baik relatif lebih mudah dari pada menulis tes objektif.

Kelemahan:

➢ Terbatasnya sampel materi yang ditanyakan.


➢ Sukar memeriksa jawaban siswa.

Pemberian skor yang kurang objektif dan kurang konsisten dapat disebabkan karena
beberapa hal, di antaranya:

➢ Adanya hallo effect.


➢ Adanya efek bawaan (carry over effect).
➢ Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
➢ Pengaruh penggunaan bahasa.
➢ Pengaruh tulisan tangan.

Upaya untuk meminimalkan kelemahan :


➢ Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah
membuat tes uraian yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas)
➢ Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa
hasil ujian tanpa nama.

Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:

• Gunakan tes uraian terbatas.


• Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
• Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
• Lakukan uji coba pemeriksaan.

Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama peserta
tes.

Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal
nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 jugauntuk
keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.

Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa lelah
dalam memeriksa.

B. MENGEMBANGKAN TES

Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes uraian.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.

1. Tes Objektif

Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:

a. Tes benar salah / true false item

Fungsi:

• Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan


mengenai fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
• Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau
opini.
• Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.

Keunggulan:
• Mudah dikonstruksikan.
• Dapat menanyakan banyak sampel materi.
• Mudah penskoran.
• Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir sederhana.

Kelemahan:

• Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat tinggi yaitu 50%.


• Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
yang sederhana yaitu aspek ingatan.

b. Tes menjodohkan / matching exercise

Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah pokok soal/premis
dan kolom kedua adalah jawaban / respons

Keunggulan:

• Mudah dibuat
• Mudah penskorannya
• Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada siswa.

Kelemahan:

• Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil belajar yang sederhana.

c. Tes pilihan ganda / multiple choice

Ragam tes pilihan ganda :

a. Melengkapi pilihan ( ragam A)

Tersusun atas pokok soal dengan empat / lima alternatif jawaban.

b. Hubungan antar hal (ragam B)

Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan yang independen dipisahkan dengan kata
sebab.

c. Analisis kasus (ragam C)

d. Ganda kompleks (ragam D)

e. Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )

Mengkonstruksi tes objektif yang baik adalah sebagai berikut:


a. Saran dalam mengkonstruksi tes B-S

• Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan
yang membingungkan/ bermakna ganda.
• Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi.
• Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
• Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
• Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
• Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
• Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.

b. Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan

• Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari
pernyataan yang homogen.
• Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
• Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
• Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
• Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.

c. Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda

• Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas.


• Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif jawaban.
• Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok soal.
• Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi materi / panjang pendek
kalimat dan pengecoh menarik untuk dipilih.
• Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke jawaban yang benar.
• Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
• Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan soal.
• Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar / semua jawaban
salah.
• Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka tersebut berurutan.
• Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah teknis.
• Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban soal yang lain.
2. Tes Uraian

1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonstruksi tes uraian yaitu:

• Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.


• Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
• Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
• Gunakan tes uraian terbatas.
• Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan hanya fakta.
• Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
• Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam ujian.
• Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
• Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia mengerjakan soal
dengan benar.

2. Pedoman penskoran:

• Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada jawaban lain maka jawaban
tersebut harus ditulis.
• Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul pada jawaban tersebut.
• Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang lain.
• Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus muncul pada jawaban
tersebut.
• Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi skor lebih dari yang
lain.

C. PERENCANAAN TES

Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah diajarkan selama
proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah
yang harus menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:

1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan
digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan
antara keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir
soal dan waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir
yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada
banyaknya butir soal yang harus dibuat.

7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:


▪ Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
▪ Ragam soal yang akan digunakan.
▪ Proses berpikir yang ingin diukur.
▪ Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam
ranah kognitif. Bentuk-bentuk tes hasil belajar adalah bentuk tes uraian dan bentuk tes
objektif. Untuk menentukan salah satu jenis tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa, harus berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan kelemahan dari tiap jenis
tes, sehingga kita bisa memaksimalkan keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan
kelemahannya seminimal mungkin.
Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun tes objektif) sangat
diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Prosedur penyusunan tes hasil belajar adalah mendefinisikan tujuan pembelajaran,
menyusun kisi-kisi, Agar tes yang akan ditulis tidak melenceng dari materi yang telah
diajarkan selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi
yang berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Kisi-kisi inilah yang harus
menjadi pedoman dalam menulis setiap butir soal. Kemudian membuat soal dan kunci
jawaban, memeriksa butir-butir soal, Pengembangan tes hasil belajar adalah menyusun
spesifikasi, menulis butir soal, menelaah butir soal, melakukan ujicoba, menganalisis butir
soal, memperbaiki tes, merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan hasil tes.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi, dkk. (2017). Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
PETA KONSEP

Anda mungkin juga menyukai