Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN

PDGK

Dibuat oleh :
Moh. Ikhsan Baharudin
857771735

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG
POKJAR TAMAN
MODUL 1

KB 1 KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk memperoleh informasi guna pencapaian hasil
belajar dan kemajuan belajar siswa dan mengefektivkan informasi untuk mencapai tujuan
pendidikan. Beberapa istilah dalam penilaian diantaranya adalah : tes , pengukuran,
asessmen, evaluasi.Berikut ini istilah istilah terebut :
1. Tes yaitu alat ukur untuk memperoleh informasi dari hasil belajar Siswa yang
memerlukan jawaban benar atau salah
contoh tes : tes objektif, tes uraian
yang tidak termasuk tes : pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap, pedoman
wawancara
B. KEDUDUKAN TES, PENGUKURAN ASESMEN DAN EVALUASI
Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil belajar siswa. Data dari
hasil belajar merupakan hasil pengukurancontoh : saat kita aakanmelaksanakan tes
Matematika maka kita akan memperoleh data hasil hasil belajar matematika siswa. Inilah
yang disebut dengan asesmen.Data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dapat menilai
prgram pembelajaran kita. Hal ini yng disebut dengan evaluasi pembelajaran.
C. PRINSIP PRINSIP PENILAIAN
1. berorentasi pada pencapaian
2. valid
3. objktif
4. adil
5. berkesinambungan
6. terbuka
7. menyeluruh
8. bermakna

D. PERGESERAN PRADIGMA PENILAIANHASILBELAJAR


Untuk mengukur kemampuan siswa banyakyang hanya menggunakan tes saja .
Padahal tes tidak dapat mengukur semua kemampuan siswa.Para Ahli berpendapat penilaian
hasil belajar siswa dapat menggunakan asesmen, dengan begitu kitatidak mengukur hasil
dari belajar siswa saja melainkan kita dapat belajar dari proses belajar siswa secara
keseluruhan.

KB 2 JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


A. TES SELEKSI DAN FUNGSINYA
Tes seleksi adalah untuk memilih calon yang akan diterima untuk dapat mengikuti suatu
program
Fungsi darites seleksi adalahuntuk menghasilkancalon calon terpilih yang dapat diterima
untuk dapat mengikuti suatu program
B. TES PENEMPATAN DAN FUNGSINYA
Tes penemapatan adalah tes untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya
Manfaat dari pengelompokkan siswa secara heterogen adalah agar dapat mengetahui
kemampuan dan ketrampilan sehingga program dapat dilaksanakan secara efektif dan
efesin
C. FUNGSI PRE TES DAN POS TES
Pre tes bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa sudah memahami materi pelajaran
yang sudah disampaikan
Sedangkan postes fungsinya sebagai langkah awaluntuk emnentukan dan memperbaiki atau
menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran.
D. TES FORMATIF DAN FUNGSINYA
Tes formatif adalah tes untuk mengetahui sejauh mana Siswa dapat menguasai
tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Fungsi dari Tes formatif yaiuru untuk
memperbaikiproses pembelajaran yang telah dilakukan
E. TES SUMATIF DAN FUNGSINYA
Tes Sumatif adalah tes untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti
serangkaian proses pembelajaran. Tes ini berfungsi untuk menilaihasil belajar siswa.
MODUL 2

KB 1 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR


NO UNSUR TES URAIAN TES OBJEKTIF
.
1. Cakupan materi yang Materi lebih sedikit Materi lebih banyak
ditanyakan
2. Waktu penyusunan Memerlukan waktu yang Memerlukan waktu yang
tes singkat lama
3. Penyussunan Membuat butir soal relatif Membuat butir soal
pertanyaan mdah relative sukar
4. Pengolahan hasil tes Adanya unsur subjektifitas Dapat digunakan untuk
saat pemeriksaan jawaban mengukur semua jenjang
proses
5. Penggangguhasil tes Terganggu dalam menulis Terganggu dalam
dan bercerita membaca dan bisa
bercerita
6. Proses berfikir yang Dapat digunakan untuk Dapat digunakan untuk
ingin diukur mengukur semua jenjang mengukur
proses berfikir tetaoi lebih semuajenjangproses
tepat digunakan untu berfikir tapi lebih tepat
mengukur berfikir analisis, digunakan untuk
dan evaluasi mengukur proses berfikir
ingatan, pemhaman dan
penerapan.

Beberapa keunggulan dari Tes Objektif


1. Untuk mengukur proses berfikir rendah samapi sedang { ingatan, pemahan dan
peneraapn }
2. Semua materi yang telah diajarkan dapat ditanyakan saatujian.
3. penggunaan skor pada tiap siswa dapat dilakukan dngan cepat, tepat dan konsisiten
4. Akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal
5. tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan
6. informasi yang diperoleh dari tes objektiflebih banyak
Kelemahan tes obejektif
1. hanyauntuk mengukur proses berfikir rendah
2. lebih sukar dari pada membuat tes uraian
3. kemamouan anak dapat terganggu oleh kemampuanya dalam membaca dan mernerka
4. anak tidak dapat mengorganisasikan , menghubungkan dan mengingat atau menyatakan
ide sendiri
Upaya untuk meminimaliskan tes objektif
1. Penulis harus selalu beroreintasi pada kisi soal
2. melakukan analisis tiap butir soal setelah soal tersebut diujikan
3. menulis butir soal sesuai kaidah penulisan butir soal yang objektif yang telah ditentukan
4. menggunakan tes uraian
Keunggulan dari tes uraian
1. lebih mudah dari pada tes objektif
2. Digunakanuntukberfikir tinggi
3. digunakan untuk mengukur hasil belajar yang komplek
4. untuk satu waktu ujian lebih cepat dibandingkan tes objektif
Kelemahan tes uraian :
1. sukar memeriksa jawaban dari siswa
2. terbatasnya sampel materi yang digunakan
3. efek bawaan
4. efek urutan
5. Hallo efek
Upaya untuk meminimalikan kelemahan dari Tes uraian
1. memperbanyakjumlah materi , tes uraian dapat dijawab dengan cepat oleh Siswa
2. memeriksa hasilujian tanapa nama
3. menggunakanuraiantes terbatas
4. untukmengurangi hallao effect dengan cara menutup nama, peserta
5. untuk menghindari carry efffect dengan cara memeriksa jawabansoal nomor 1 untuk
keseluruhan siwa baru kemudian menarikjawaban nomor 2 untukseluruh siswa
6. untuk menghindari order effect dengan berhenti memeriksa jika sudah lelah.
KB 2 MENGEMBANGKAN TES
A. Tes Objektif
1. Tes benar salah [ True – false item }
Merupakan butir soal yang terdiri dari penryataan dimana siswa diminta untuk
menentukan apakah pertanyaan tersebut benar atau salah
2. tes pilihan ganda { multiple choice }
Jenis tes objektif yang paling banyak digunakan disekolah contoh tes pilihan ganda :
a. melengkapi pilihan
b. hubungan antar hal
c. analisis kasus
d. ganda kompleks
e. membaca diagram
B. Tes uraian
1. Tes uraian terbuaka digunakan untk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan,
mengorganisasi, mengekspspresikan ide.
2. Tes uraian tertutup digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan
hubungan sebab akibat, menerapkan teori menginformasikan hipotesis, merumuskan
kesimpulan

KB 3 Perencanan Tes
Hal hal penting dalam membuat perencanaan tes antara lain :
1. pemilihan sampel materi yang akan diujikan
2. jenis tes yang akan digunakan
3. jenjang ketrampoilan berpikir yang ingin diuji
4. ragam tes yang digunakan
5. tingkat kesukaran tiap butir soal
6. waktu pelaksaan ujian
7. jumlah butir soal
MODUL 3

KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF

A. KEGIATAN BELAJAR I: Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun
1980-an, sebagai akibat adanya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan
tes tertulis (paper and pencil test).Test tertulis hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil
belajar dalam ranah kognitif dan ketrampilan sederhana.

1. Konsep Dasar Asesmen Alternatif


Dalam Pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti
asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupkan kegiatan
untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan
penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengukur
keefektifan sistem pendidikan secara keseluruhan. Ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan asesmen,yaitu traditional assessment, performance assessment, authentic assessment,
portofolio assessment, achievement assessment, dan alternative assessment.
a. Traditional assessment
Traditional assessment mengacu pada tes tertulis.maksudnya tradisional assessment hanya
mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan satu jenis alat ukur yaitu tes tertulis.
b. Performance assessment ( asesmen kinerja)
Performance assessment merupakan asesmen yang menghendaki siswa untuk
mendemonstrasikan kemampuannya baik pengetahuan atau ketrampilan dalam bentuk kinerja
nyata yang ditunjukan dalam bentuk penyelesaian suatu tugas, bukan hanya menjawab atau
memilih jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja menilai hasil belajar siswa dan proses
belajarnya.
c. Authentic assessment
Authentic assessment merupakan assessment yang menuntut siswa mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilannya dalam kehidupan nyata diluar sekolah. Dari Pengertian
tersebut tampak bahwa authentic assessment didasarkan performance assessment yang
menuntut siswa mampu unjuk kerja.
d. Portofolio assessment
Asesmen portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis
yang menunjukan upaya,proses,hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu
ke waktu.
e. Achievement assessment
Achivement assessment merupakan pengertian umumterhadapa semua usaha untuk
mengukur,mengetahui dan mendeskripsikan hasil belajar siswa, baik yang dilakukan dengan
tes tertulis,assasemen kinerja,portofolio, dan semua usaha untuk memperoleh informasi hasil
dan kemajuan belajar siswa.
f. Alternative assessment
Alternative assessment merupakan asasement yang tidak hanya tergantung pada tes tertulis.

2. Landasan Psikologis
Asesmen alternative tidak hanya menilai hasil belajar, tetapi dapat member informasi
secara lengkap tentang proses pembelajaran.Asesment alternative tidak hanya menilai produk
belajar saja tetapi juga menilai proses belajar untuk menghasilkan kemampuan produk
tersebut.
Asesmen alternative dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi
kognitif.

3. Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif


Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance
asesmen,authentic assessment, dan portofolio assessment mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan asesmen alternatif antara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan yang tidak dapat
dinilai dengan asesmen tradisional.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap dengan melakukan
asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak secara lengkap, tidak hanya hasil
belajar dalam ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif menekankan
kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh siswa bukan apa yang diketahui
siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:


a. Membutuhkan banyak waktu
b. Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
c. Ketetapan penskoran rendah
d. Tidak tepat untuk kelas besar.

KEGIATAN BELAJAR 2: Bentuk Asesmen Kinerja


Asesmen kinerja terdiri dari dua komponen :
1. Tugas ( Task )
a. Computer adaptive testing
b. Tes pilihan ganda yang diperluas
c. Tes uraian terbuka ( open ended question )
d. Tugas individu
e. Tugas kelompok
f. Proyek
g. Inteview
h. Pengamatan

2. Kriteria penskoran ( Rubric )


1) Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rubric :
2) Menentukan konsep, keterampilan dan kinerja yang akan dinilai.
3) Merumuskan atau mendefinisikan serta menentukan urutan konsep dan atau
keterampilan yang akan dinilai kedalam rumusan yang akan menggambarkan kinerja
siswa.
4) Menetukan tugas yang akan dinilai.
5) Menetukan skala yang akan digunakan.
6) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang
tidak diharapkan.
7) Melakukan uji coba.
8) Melakukan revisi hasil uji coba.
Berdasarkan kegunaannya rubric dapat dibedakan menjadi dua yaitu rubric holistic dan rubric
analytic. Yang dimaksud dengan holistic rubric adalah rubric yang deskripsi dimensi
kinerjanya dibuat secara umum, Karena itu biasanya holistic rubric digunakan untuk menilai
berbagai macam kinerja. Analytic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya
dibuat lebih rinci,demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya. Aspek - aspek yang perlu
diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain : kualitas pengerjaan tugas, kretifitas
dalam pengerjaan tugas, produk tugas.

KEGIATAN BELAJAR 3: Asesmen Portofolio

1. Pengertian dan Tujuan Portofolio


Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang
menunjukan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke
waktu.
Pada dasarnya portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang dapat menunjukkan
pencapaian dan perkembangan hasil belajar siswa.
Tiga prinsip utama dalam asesmen portofolio: collect, select, reflect.
Sedangkan lebih rinci karakteristik portofolio adalah :
a. Asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara murid
dengan guru
b. Asesmen portofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya tetapi yang utama adanya
proses seleksi yang dilakukan berdasar criteria tertentu untuk dimasukan ke dalam karya
siswa
c. Hasil karya siswa dikumpulkan dari waktu ke waktu yang digunakan siswa untuk refleksi
sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan dan
kelemahan tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya
d. Kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan
diterapkan secara konsisten.
Menurut John Mueller, tujuan utama portofolio adalah untuk salah satu dari tiga tujuan:
1. Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa
2. Menunjukkan kemampuan siswa secara langsung
3. Menilai secara keseluruhan pencapaian hasil belajar siswa
Portofolio memberikan bukti nyata hasil kerja siswa, informasi tambahan untuk standardized
test, memberikan catatatn kepada siswa untuk melakukan refleksi diri dan merupakan cara
terbaik untuk mengkomunikasikan pencapaian hasil belajar siswa kepada orangtua siswa.
Ada beberapa komponen penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan portofolio
sebagai asesmen:
1. Portofolio hendaknya memiliki criteria penilaian yang jelas, spesifik, dan berorientasi
pada research based criteria
2. Dapat digunakan sebagai sumber informasi yang mengenal dengan baik kemampuan dan
keterampilan siswa
3. Berbagai cara yang perlu diperhatikan damal pengmpulan bukti yang berkontribusi
terhadap portofolio yaitu: bukti-bukti tercetak (printed materials) maupun bukti non-
printed (non-printed materials)
4. Portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi seperti karangan, hasil lukisan,
skor tes, foto dan sebagainya
5. Kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu
6. Setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang berbeda dari yang
lain
7. Portofolio harus dapat diakses secara langsung oleh orang-orang yang berkepentingan
terhadap portofolio tersebut.

2. Perencanaan Portofolio
Delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio Shaklee et.al
(1977):
1) Menentukan criteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio
2) Menerjemahkan criteria atau standar tersebut kedalam rumusan-rumusan hasil belajar
yang dapat diamati
3) Menggunakan criteria, memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikulum
untuk menentukan perkiraan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti yang
diperlukan
4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa
5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan
6) Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti
yang dikumpulkan
7) Menentukan system yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan
informasi dan keputusan asesmen portofolio
8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat
membandingkan
3. Pelaksanaan Portofolio
Dalam pelaksanaan asesmen portofolio, tugas guru adalah :
a. Mendorong dan memotivasi siswa
b. Memonitor pelaksanaan tugas
c. Memberikan umpan balik
d. Memamerkan hasil portofolio siswa

4. Pengumpulan Bukti Portofolio


Semua hasil karyasetiap siswa dihasilkan selama satu semester atau satu tahun dikumpulkan
dalam satu folder dan karya siswa dapat dikatakan portofolio jika kumpulan karya tersebut
merupakan representasi dari kumpulan karya terpilih yang menunjukkan pencapaian dan
perkembangan belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

5. Tahap Penilaian
1) Penilaian dimulai dengan menentapkan criteria penilaian yang disepakati bersama antara
guru dengan siswa pada awal pembelajaran
2) Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten
3) Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya
4) Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau
berkesinambungan.

KEGIATAN BELAJAR 4: Penilaian Ranah Afektif

1. Konsep Dasar
Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik sangat ditentukan oleh
kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap yang positif terhadap
pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan
dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Menurut Krathwohl ( dalam Gronlund and
Linn, 1990 ),ranah afektif terdiri atas lima level yaitu :
1. Receiving, merupakan keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus,
misalkan aktivitas dalam kelas,buku atau musik.
2. Responding, merupakan partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
3. Valuing, merupakan kemampuan siswa untuk memberikan nilai,keyakinan atau sikap
dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4. Organization, merupakan kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan
nilai yang lain dan konflik antar nilai mampu diselesaikan dan siswa mulai membangun
sistem internal yang konsisten.
5. Characterization, merupakan level tertinggi dalam ranah afektif. Pada level ini siswa
sudah memiliki system nilai yang mampu mengendalikan perilaku sampai pada waktu
tertentu hingga menjadi pola hidupnya.
Sedangkan karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri
dan nilai.

2. Beberapa Cara Penilaian Ranah Afektif


Menurut Ericson (dalam Nasoetion dan Suryanto, 2002), penilaian afektif dapat dilakukan
dengan cara pengamatan langsung, wawancara, angket atau kuesioner, teknik proyektil, dan
pengukuran terselubung.

3. Langkah-langkah Pengembangan Instrument


1. Merumuskan tujuan pengukuran afektif
2. Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur
3. Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur
4. Menjabarkan definisi operasional menjadi sejumlah indikator
5. Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pernyataan-pernyataan dalam
instrument.
6. Meneliti kembali setiap butir pernyataan
7. Melakukan uji coba
8. Menyempurnakan instrumen
9. Mengadministrasikan instrumen
Yang dimaksud dengan mengadministrasikan instrument adalah melaksanakan pengambilan
data di lapangan. Untuk mengadministrasikan instrumen di lapangan perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu kesiapan perangkat instrument, tenaga lapangan, dan kesiapan lapangan.

Anda mungkin juga menyukai