Oleh :
2022
Drs. Budianto, M.Pd
1. Keunggulan dan Kelemahan Tes
2. Konstruksi Tes Objektif dan Tes Uraian serta
Bagaimana Cara Penulisan Tes Objektif dan
Tes Uraian yang Baik.
3. Bagaimana merencanakan tes yang baik agar
tes tersebut dapat mengukur apa yang ingin
diukur.
Perbandingan Antara Tes Objektif dan Tes Uraian
No. Unsur Tes Objektif Tes Uraian
1. Proses berpikir yang ingin diukur Dapat digunakan untuk Dapat digunakan untuk
mengukur semua jenjang mengukur semua jenjang
proses berpikir tetapi proses berpikir tetapi
lebih tepat digunakan lebih tepat digunakan
untuk mengukur proses untuk mengukur proses
berpikir ingatan, berpikir analisis, sintesis
pemahaman, dan dan evaluasi.
penerapan.
2. Cakupan materi yang ditanyakan Dapat menanyakan Hanya dapat menanyakan
banyak materi dalam satu sedikit materi (sampel
waktu ujian (sampel materi lebih sedikit)
materi lebih banyak)
3. Waktu penyusun tes Untuk menyusun satu set Waktu yang diperlukan
tes memerlukan waktu untuk menyusun satu set
cukup lama tes singkat
No. Unsur Tes Objektif Tes Uraian
Keunggulan Kelemahan
• Tepat digunakan untuk mengukur proses • Soal yang diujikan kebanyakan hanya
berfikir rendah sampai dengan sedang mengukur proses berpikir rendah.
(ingatan, pemahaman, penerapan). • Membuat pertanyaan dan alternatif
• Semua/sebagian besar materi yang telah jawaban pada tes objektif lebih sukar
diajarkan dapat ditanyakan saat ujian daripada pertanyaan tes uraian.
sehingga semua/sebagian besar tujuan • Kemampuan siswa dapat terganggu oleh
pembelajaran yang ditetapkan dalam RPP kemampuannya dalam membaca dan
dapat diukur ketercapaiannya. menerka.
• Pemberian skor pada setiap siswa dapat • Siswa tidak dapat mengorganisasikan,
dilakukan dengan cepat, tepat, dan menghubungkan dan menyatakan idenya
konsisten karena jawaban yang benar sendiri karena semua alternatif jawaban
untuk setiap butir soal sudah jelas dan untuk setiap pertanyaan sudah diberikan
pasti. oleh penulis soal. Siswa hanya dapat
• Memungkinkan untuk dilakukan mengingat, menginterpretasi atau
analisis butir soal. menganalisis ide orang lain yaitu ide
• Tingkat kesukaran butir soal dapat penulis soal
dikendalikan.
• Memperoleh informasi lebih banyak
mengenai penguasaan kognitif siswa.
Upaya Meminimalkan Kelemahan Tes Objektif
Cara untuk meminimalkannya adalah dengan terus berlatih untuk menulis tes objektif
yang baik, sehingga penulis benar-benar terampil dalam menulis, terutama untuk
menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari hanya
sekedar ingatan.
Keunggulan Kelemahan
• Tepat digunakan untuk mengukur • Terbatasnya sampel materi yang
proses berpikir tinggi. ditanyakan.
• Tepat • Sukar memeriksa jawaban siswa.
digunakan untuk mengukur hasil bel Pemberian skor yang kurang objektif dan
ajar yang kompleks yang tidak dapat kurang konsisten dapat disebabkan
diukur dengan tes objektif. karena beberapa hal, di antaranya:
• Adanya hallo effect.
• Waktu yang digunakan untuk
• Adanya efek bawaan (carry over effect).
menulis satu set tes uraian lebih • Efek urutan pemeriksaan ( order effect).
cepat daripada waktu yang • Pengaruh penggunaan bahasa.
digunakan untuk menulis satu set • Pengaruh tulisan tangan.
tes objektif.
• Menulis tes uraian yang baik relatif
lebih mudah dari pada menulis tes o
bjektif.
Upaya Meminimalkan Kelemahan Tes Uraian
1. Upaya untuk meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian adalah membuat tes uraian
yang dapat dijawab dengan cepat oleh siswa (tes uraian terbatas).
2. Upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pemeriksa adalah dengan memeriksa hasil ujian tanpa nama.
3. Upaya untuk mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa adalah:
- Gunakan tes uraian terbatas.
- Gunakan 2 pemeriksa untuk memeriksa setiap hasil tes siswa.
- Sepakat tentang cara pemberian skor dengan pemeriksa kedua.
- Lakukan uji coba pemeriksaan.
4. Upaya untuk mengurangi hallo effect adalah dengan menghilangkan/menutup nama peserta tes.
5. Upaya untuk menghindari carry over effect adalah dengan cara memeriksa jawaban soal nomor 1
untuk keseluruhan siswa baru kemudian baru memeriksa soal nomor 2 juga
untuk keseluruh siswa begitu seterusnya sampai butir soal terakhir.
6. Upaya menghindari order effect adalah dengan berhenti memeriksa jika sudah merasa lelah dalam
memeriksa.
Pengembangan Tes
Benar salah
True or false item
Objektif Menjodohkan
Matching exercise
Pilihan Ganda
Tes Multiple choice
Uraian Terbatas
Restricted question
Uraian
Uraian Terbuka
Open ended question
TES OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes yang terdiri dari beberapa butir soal yang
sudah dilengkapi dengan jawabannya, tugas siswa adalah
memilih satu alternatif jawaban yang paling tepat.
1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok soal.
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal.
3. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih.
5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar.
6. Setiap butor soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar.
7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal.
8. Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban salah.
9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil.
10. Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal.
11. Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain.
Tes Objektif
Tes Benar Salah
True or False Item
Fungsi:
• Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi kebenaran suatu pernyataan mengenai
fakta, definisi, prinsip, teori, hukum, dan sebagainya.
• Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat atau opini.
• Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
Keunggulan Kelemahan
ü Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab benar/ salah. Hindari pernyataan yang
membingungkan/ bermakna ganda.
ü Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil belajar yang tidak mengukur
kompetensi.
ü Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar ingatan.
ü Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi pernyataan negatif ganda.
ü Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
ü Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang dalam hal penulisan kalimat.
ü Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya seimbang.
Contoh Soal :
Lingkarilah huruf F jika pertanyaan dibawah ini merupakan fakta dan P jika pernyataan
merupakan pendapat !
F – P : Tidak ada kehidupan di Planet Mars
F – P : Bumi beredar mengelilingi matahari
Tes Objektif
Menjodohkan
Matching exercise
Menjodohkan yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama adalah
pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban / respons.
Keunggulan Kelemahan
• Mudah dibuat • Butir soal yang
• Mudah dibuat cenderung
penskorannya mengukur hasil
• Dapat menguji belajar yang
banyak materi yang sederhana.
telah diajarkan pada
siswa.
Saran dalam mengkonstruksi tes menjodohkan:
• Perlu adanya petunjuk yang jelas tentang bagaimana menjawab tes menjodohkan.
• Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau kedua harus terdiri dari pernyataan yang
homogen.
• Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak dari kolom kedua.
• Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek dari premis.
• Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan harus diurutkan.
• Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons pada halaman yang sama.
CONTOH SOAL
Contoh Soal Menjodohkan :
Jodohkanlah pertanyaan kolom pertama dengan satu jawaban pada kolom
kedua !
F. Fardhu Kifayah
Tes Objektif
Pilihan Ganda
Multiple choice
Tes yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan (statement) yang belum sempurna dan beberapa
alternatif pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri dari jawaban yang benar dan jawaban
yang salah (pengecoh) yang memungkinkan orang tertarik memilihnya jika tidak betul-betul
menguasai materi.
Keunggulan Kelemahan
• Jumlah soal bisa banyak • Kemungkinan menerka cukup
sehingga bisa mewakili besar.
beberapa materi. • Proses berpikir siswa tidak
• Penskoran lebih mudah. terlihat.
• Sangat tepat untuk jumlah • Tidak dapat mengukur
peserta yang cukup banyak. kemampuan verbal dan
• Reliabitasnya relatiff lebih problem solving.
tinggi. • Penyusunan soal yang baik,
• Penilaiannya lebih objektif. sulit dan lama.
• Sulit membuat pilihan yang
benar-benar homogen.
Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda :
Pada ragam ini butir soal tersusun atas pokok soal (stem) disertai dengan empat atau lima alternatif
jawaban. Perintah dari pengerjaan butir soal ini adalah : pilih satu jawaban yang paling tepat.
Contoh Soal :
“Kadit Lantas Polda DIY Letkol Pol.....menjelaskan jumlah kecelakaan lalu lintas di Daerah
Istimewa Yogyakarta bulan Januari-November 2008 meningkat dibandingkan tahun 2007.
Meningkatnya kecelakaan lalu lintas itu antara lain karena terhentinya Operasi Zebra yang
menjadi operasi rutin lalu lintas. Disamping itu pengguna jalan raya yang hanya disiplin jika ada
petugas”.
Pertanyaan :
Meningkatnya kecelakaan lalu lintas di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak hanya disebabkan
karena terhentinya Operasi Zebra, tetapi juga disebabkan......
a. Pengawas lalu lintas yang tidak pernah kendor.
b. Volume kendaraan di jalan makin bertambah.
c. Angkutan yang terlibat dalam pengaturan lalu lintas dikurangi jumlahnya.
d. Potensi lalu lintas belum dikerahkan secara maksimal.
Contoh Soal Ragam D :
Bentuk pilihan ganda kompleks atau pilihan ganda asosiasi hampir sama dengan bentuk pilihan
ganda biasa, hanya saja cara menjawabnya lebih kompleks. Dalam pilihan ganda biasa hanya ada
satu jawaban yang paling benar atau tepat, tetapi pada pilihan ganda asosiasi jawaban yang
benar dapat lebih dari satu, mungkin 2, 3, atau 4. Jadi dalam pilihan ganda asosiasi diperbolehkan
menuliskan keempat alternatif pilihan sebagai jawaban yang benar.
Contoh Soal :
Petunjuk :
Untuk soal berikut ini pilihlah :
a. Jika hanya (1), (2), dan (3) benar
b. Jika hanya (1), dan (3) benar
c. Jika hanya (3), dan (4)
d. Jika hanya (4) benar
Soal :
Medan magnet dapat ditimbulkan oleh .....
(1) muatan listrik yang bergerak.
(2) konduktor yang dialiri arus searah.
(3) konduktor yang dialiri arus bolak-balik.
(4) muatan listrik yang tidak bergerak.
Contoh Soal Ragam E :
Bentuk soal tes ini mirip analisis kasus, baik struktur maupun pola pertanyaannya. Perbedaannya
yaitu dalam tes bentuk ini tidak disajikan kasus dalam bentuk cerita atau peristiwa, tetapi kasus
tersebut berupa diagram, gambar, grafik maupun tabel.
Bentuk tes ini menggiring jawaban siswa pada hal-hal tertentu yang
batasannya telah pasti dapat berupa :
a. Pasti ruang lingkupnya
b. Pasti arah sudut pandang jawabannya
c. Pasti indikator-indikator jawabannya
Contoh Soal :
1. Jelaskan tentang kehidupan manusia pada Zaman Neolithikum. Berdasarkan: a. Cara
mengumpulkan makanan,b. Kehidupan Sosialnya !
2. Tuliskan 3 jenis manusia purba yang ditemukan di indonesia, dan jelaskanciri-ciri dari masing
– masing manusia purba tersebut !
Tes Uraian
Uraian Terbuka
Open Ended Question
Contoh soal :
1. Lakukan identifikasi nilai – nilai penting yang dapat digali
pada zaman praaksara !
2. Jelaskan sebab-sebab manusia purba dalam kehidupan
mencari danmengumpulkan makanan terus berkembang ?
Perencanaan Tes
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus diupayakan serepresentatif
mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan apakah akan
menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan
terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan kemampuan berpikir yang dilatihkan
selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus berpedoman pada tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa konsekuensi pada banyaknya butir soal
yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
• Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
• Ragam soal yang akan digunakan.
• Proses berpikir yang ingin diukur.
• Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.
TERIMA KASIH