Anda di halaman 1dari 11

TUGAS RANGKUMAN

MATA KULIAH

EVALUASI PEMBELAJARAN
MODUL 1 DAN 2

Nama : YUNITA NINGSI

Nim : 859777043

Program Studi : PGSD BI

TAHUN PELAJARAN 2023


MODUL 1

KB 1 KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN PENILAIAN

Penialian adalah kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil

belajar dan kemajuan belajar siswa serta mengevektifkan penggunaan

informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga istilah yang

sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian.

Pengertian dari istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau

atribut pendidikan di mana dalam setiap butir pertanyaan tersebut

mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Yang termasuk tes yaitu :

a. Tes objektif

b. Tes uraian

Yang bukan termasuk tes (non-tes ) yaitu :

a. Pedomana pengamatan

b. Skala rating

c. Skala sikap

d. Pedoman wawancara

2. Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang di ukur.

3. Asesmen

Asesmen yaitu kegiatan mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang

diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk

menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

4. Evaluasi

Evaluasi yaitu penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan

suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian

(asesmen) serta pelaksanaanya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru,

manajemen pendidikan, dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.


B. KEDUDUKAN TES, PENGUKURAN, ASESMEN, DAN EVALUASI

Jika anda telah memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi

seperti telah diuraikan diatas maka Anda akan dapat menentukan kedudukan tes,

pengukuran, asesmen, dan evaluasi.

Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil

belajar siswa. jika Anda telah melaksanakan tes matematika maka Anda akan

memperoleh data hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika. Data hasil

belajar siswa tersebut merupakan hasil pengukuran. Jika Anda melakukan beberapa

kali tes matematika maka Anda akan mempunyai kumpulan data hasil belajar

matematika siswa. kegiatan inilah yang disebut asesmen. Berdasarkan data-data

yang anda peroleh dari setiap komponem kegiatan pembelajaran maka anda akan

dapat menilai efektifitas program pembelajaran anda. Inilah yang dikenal dengan

evaluasi pembelajaran.

C. PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN

Dalam pencapaian hasil belajar siswa maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip

penilaian antara lain :

1. Berorientasi pada pencapaian kompetensi

2. Valid

3. Adil

4. Objektif

5. Berkesinambungan

6. Menyeluruh

7. Terbuka

D. PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR

Siswa kebanyakan hanya dilakukan dengan menggunakan alat ukur tes saja.

Dengan cara ini maka kita tidak dapat mengukur keseluruhan hasil belajar

yang telah dicapai siswa. karena itu, Ahli pendidikan mengusulkan penilaian

hasil belajar siswa menggunakan asesmen, dengan begitu kita dapat mengukur

tidak hanya dari hasil belajar saja tapi juga dariproses belajar siswa secara

menyeluruh.
KB.2 JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

A. TES SELEKSI DAN FUNGSINYA

Tes selekesi yaitu untuk memilih calon yang dapat diterima untuk mengikuti

program.

Fungsinya adalah untuk menghasilkan calon-calon terpilih yang dapat diterima

untuk mengikuti suatu program.

B. TES PENEMPATAN DAN FUNGSINYA

Tes penempatan yaitu tes untuk menempatkan siswa sesuai dengan

kemampuannya.

Fungsinya untuk mengelompokkan siswa dalam satu kelompok yang relatif

homogen kemampuan dan keterampilannya sehingga program dapat

dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien.

C. PRE TEST-POST DAN FUNGSINYA

Pra-test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa sesuai dengan

kemamuannya.

Post-tes bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai

tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebeut.

Fungsi dari pra test dan pro test yaitu untuk menilai efektivitas proses

pembelajaran.

D. TES DIAGNOSTIK DAN FUNGSINYA

Tes doagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab

kesulitan belajar yang dialami siswa.

Fungsinya sebagai langkah awal untuk menentukan dan memperbaiki atau

menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi

pelajaran.

E. TES FORMATIF DAN FUNGSINYA

Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa

setelah siswa menyelesaikan satu unit pembelajaran.

Fungsinya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan.

F. TES SUMATIF DAN FUNGSINYA

Tes sumatif merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan

dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa mengusaia keseluruhan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Fungsinya yaitu untuk menilai hasil belajar siswa.


MODUL 2
KB 1 PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

A. Keunggulan dan Kelemahan Tes

No Unsur Tes Objektif Tes Uraian


1. Proses berpikir yang diukur Dapat digunakan untuk Dapat digunakan
mengukur semua untuk mengkur semua
jenjang proses berpkir jenjang proses
tetapi lebih tepat berpkiri tetapi lebih
digunakan untuk tepat digunakan
mengukur proses untuk mengukur
berpkir ingatan, proses berpikir
pemahaman, dan analisis, sintesis, dan
penerapan. evaluasi.
2. Cakupan materi yang Sampel materi lebih Sampel materi lebih
ditanyakan banyak. sedikit.
3. Waktu penyusunan tes Memerlukan waktu Memerlukan waktu
lama singkat
4. Penyusunan pertanyaan Membuat butir soal Membuat butir soal
relatif sukar. relatif mudah.
5. Pengolahan hasil tes Dapat digunakan untuk Adanya unsur
mengukur semua subjektifitas dalam
jenjang proses. pemeriksaan.
6. Jawaban siswa
7. Pengganggu hasil tes Terganggu dalam Terganggu dalam
membaca dan bisa menulis dan
menerka. bercerita.
- Keunggulan tes objektif

1. Untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang (ingatan,

pemahaman, dan penerapan).

2. Semua materi telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian.

3. Penggunaan skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan

konsisten.

4. Akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal

5. Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan

6. Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih banyak

- Kelemahan tes objektif

1. Hanya mengukur proses berpkir rendah

2. Lebih sukar daripada membuat tes pertanyaan uraian

3. Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan

menerka
4. Anak tidak dapat mengorganisasikan, menghubungkan, mengingat, dan

menyatakan iedenya sendiri.

- Upaya untuk meminimalkan kelemahan tes objektif

1. Penulis harus selalu berorientasi pada kisi-kisi soal

2. Lakukan analisis butir soal setelah butir soal tersebut diujikan

3. Menulis butir soal yang baik sesuai kaidah penulisan butir soal objektif yang
telah ditetntukan
4. Menggunakan tes uraian
- Keunggulan Tes Uraian

1. Digunakan untuk mengukur proses berpikir tinggi

2. Digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks

3. Digunakan untuk menulis satutes uraian ( untuk satu waktu ujian ) lebih cepat

dibandingkan dengan tes objektif

4. Lebih mudah daripada menulis tes objektif

- Kelemahan Tes Uraian

1. Terbatasnya sampel yang di tanyakan

2. Sukar memeriksa jawaban soal

3. Hallo Effect

4. Efek bawaan ( Carry Over Effect )

5. Efek urutan pemeriksaan ( Order Effect )

- Upaya untuk meminimalkan kelemahan tes uraian

1. Meningkatkan jumlah sampel materi yang ditanyakan saat ujian

2. Mengurangi unsur subjektifitas pemeriksa

3. Mengatasi kesulitan dalam memeriksa hasil tes siswa

4. Untuk Mengurangi Hallo Effect dengan menghilangkan atau menutup nama

peserta

5. Untuk Menghindari Carry Over Effect dengan cara memeriksa jawaban soal

nomor 1 untuk keseluruhan siswa baru kemudian memriksa jawaban nomor 2

untuk keseluruh siswa begitu sterusnya

6. Untuk menghindari Order Effect dengan berhentilah memriksa jika sudah

merasa lelah dalam memeriksa


KB.2 MENGEMBANGKAN TES

A. TES OBJEKTIF
1. Tes Benar-Salah ( True-False Item )

Merupakan butir soal yang terdiri suatu pertanyaan dimana siswa diminta

untuk menentukan apakah pertanyaan tersebut benar atau salah

2. Tes Menjodohkan ( Matching Exercise )

Merupakan tes objektif yang ditulis dalam dua kolom

3. Tes Pilihan Ganda ( Multiple Choice )

Merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan disekolah.

Contoh tes pilihan ganda :

a. Melengkapi pilihan

b. Hubungan antar hal

c. Analisis kasus

d. Ganda kompleks

e. Membaca diagram, tabel dan grafik

B. TES URAIAN
1. Tes Uraian Terbatas ( Restricted Question )

Digunakan utuk mengukur kemampuan siswa dalam menghasilkan,

mengorganisasi, mengekspresikan ide.

2. Tes Uraian Terbuka ( Open Ended Question )

Digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan

sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memformulasikan

hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

KB.3 PERENCANAAN TES

Hal-hal yang penting dalam membuat perencanaan tes atau kisi-kisi antara lain :

1. Pemilihan sampel materi yang diujikan

2. Jenis tes yang akan digunakan

3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diuji

4. Ragam tes yang digunkan

5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal

6. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian

7. Jumlah butir soal


TUGAS MATA KULIAH

EVALUASI PEMBLEJARAN
MEMBUAT SOAL

MODUL 5 DAN 6

Nama : YUNITA NINGSI

Nim : 859777043

Program Studi : PGSD BI

TAHUN PELAJARAN 2023


SOAL

1. Mengapa perlu adanya validitas sebuah tes ?


Jawaban
Validitas diperlukan oleh sebuah alat ukur atau alat tes agar tujuan

pengukuran relevan dengan data yang diperlukan atau diperoleh.

2. Secara umum validitas ada tiga sebutkan dan jelaskan !


Jawaban
1. Validitas isi (content validity)

Validitas isi mengacu pada seberapa banyak materi tes tersebut dapat

mengukur keseluruhan bahan atau materi yang telah diajarkan.

2. Validitas konstrak ( construct validity)

Validitas konstrak mengacu pada seberapa banyak alat ukur tersebut dapat

mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam

penyusunan tes tesebut. Yang dimaksud dengan konstrak disini adalah konsep

hipotesis (hypotetycal concept) yang digunakan sebagai dasar dalam

penyusunan alat ukur. Validitas konstrak ini banyak digunakan terutama dalam

pengukuran psikologi seperti pungukuran sikap, minat, tingkah laku dan

sebagainya. Sebagai contoh, jika Anda ingin mengetahui pola kepemimpinan

seorang kepala sekolah maka alat ukur atau instrumen yang Anda gunakan

dikatakan mempunyai validitas konstrak yang tinggi, jika instrumen tersebut

dapat mengungkapkan pola kepemimpinan setiap individu yang menjadi sampel

dalam pengukuran tersebut.

3. Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu ( criterion related

vlidity)

Jika suatu tes untuk memprediksi keberhasilan seseorang dimasa yang akan

datang atau dimaksudkan untuk mengetahui keseuaian antara pengetahuan

dengan keterampilan yang dimiliki, maka alat ukur yang digunakan harus

mempunyai criterion related validity yang tinggi. Sebagai contoh, jika siswa

SD mempunyai Nilai Ebtanas Murni (NEM) tinggi ternyata mempunyai

prestasi yang bagus setelah melanjutkan di SLTP maka dikatakan tes yang

digunakan dalam ujian SD mempunyai criterion related validity yang tinggi.


3. Bagaimana Hubungan Antara Validitas dan Reliabilitas?
Jawaban
Ketepatan hasil pengukuran (reliabilitas) sangat diperlukan untuk memperoleh

alat ukur yang dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat (valid).

Walaupun demikian alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang tinggi belum

tentu secara otomatis mempunyai validitas yang tinggi. Tingginya reliabilitas

yang dihasilkan oleh suatu alat ukur jika tidak dibarengi dengan tingginya

validitas dapat memberikan informasi yang salah tentang apa yang ingin Anda

ukur.

4. Mengapa analisis butir soal sangat penting ?


Jawaban
Karena Dengan melakukan analisis butir soal dapat diperoleh banyak

informasi yang bermanfaat, baik untuk guru, siswa maupun proses

pembelajaran itu sendiri. Menganalisis butir soal dilakukan dengan harapan

dapat meningkatkan kualitas butir soal tersebut. Menurut Nitko (1983),

analisis butir soal menggambarkan suatu proses pengambilan data dan

penggunaan informasi tentang butir-butir soal, terutama informasi tentang

respon siswa terhadap setiap butir soal.

Lebih lanjut penggunaan analisis butir soal adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah butir-butir soal yang disusun sudah berfungsi

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh penyusun soal. Untuk itu perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Apakah soal-soal yang disusun sudah sesuai untuk mengukur perubahan

tingkah laku seperti telah dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus?

- Apakah tingkat kesukaran soal sudah diperhitungkan?

- Apakah soal tersebut sudah mampu membedakan antara siswa yang pandai

dengan siswa yang kurang pandai?

- Apakah kunci soal sudah sesuai dengan maksud soal?

- Jika digunakan tes pilihan ganda, apakah pengecoh (distractor) yang dipilih

sudah berfungsi dengan baik?

- Apakah soal tersebut masih dapat ditafsirkan ganda atau tidak?

2. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan mereka

dalam menguasai suatu materi.

3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang

dialami siswa dalam memahami suatu materi.


4. Sebagai acuan untuk merevisi soal.

5. Untuk memperbaiki (meningkatkan) kemampuan guru dalam menulis soal.

5. Apa dasar hukum melaksanakan penilaian !


Jawaban
Dasar hukum melaksanakan penilaian adalah: (1) UU no.20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional, (2) Permendiknas no.20 tahun 2007 tentang

standar penilaian pendidikan, (3) PP no.19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan, (4) Permendikbud no.53 tahun 2015 tentang penilaian

hasil hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar

dan menengah, (5) Permendikbud no.23 tahun 2016 tentang standar penilaian

pendidikan, (6) Permen tentang pelaksanaan penilaian, petunjuk pelaksanaan

dan petunjuk teknis penilaian.

Anda mungkin juga menyukai