EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
MODUL 1 – 6
Disusun oleh :
Tri Wiyanti
NIM 856779135
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DASAR ASESMEN
ALTERNATIF
KEGIATAN BELAJAR 2
BENTUK ASESMEN KINERJA
MODUL 3
PENGEMBANGAN
ASESMEN
ALTERNATIF KEGIATAN BELAJAR 3
ASESMEN PORTOPOLIO
KEGIATAN BELAJAR 4
PENILAIAN RANAH AFEKTIF
Untuk makalah kali ini hanya akan dibahas 2 kegiatan belajar saja yaitu Kegiatan Belajar 1
akan membahas mengenai latar belakang dan konsep dasar asesmen alternatif serta Kegiatan
Belajar 2 membahas mengenai asesmen kinerja.
TUJUAN
Dengan memperlajari modul 3 ini dengan KB 1 dan KB 2 kita dapat melsanakan penilaian
hasil belajar siswa dengan menggunakan asesmen alternatif serta dapat mengukur efektif
siswa. Secara rinci sebagai berikut :
Menjelaskan konsep dasar asesmen alternative
Menjelaskan pentingnya asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa
Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternative sebagai cara penilaian hasil
belajar siswa.
Menjelaskan berbagai bentuk asesmen kinerja
BAB 2
MODUL 3 : PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF
KEGIATAN BELAJAR 1 KONSEP DASAR ASESMEN ALTERNATIF
LATAR BELAKANG
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada Tahun
1990-an, sebagai akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya
menggunakan tes tertulis (paper and pencil test). Dimana tes tetulis hanya dapat digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana.
Pada umumnya tes yang dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran, dilakukan dengan
menggunakan mekanisme sebagai berikut :
Tabel 2
Skema Pembelajaran Konvensional
Kompetensi Dasar
Indikator
Tes
Tes hanya berorientasi pada pencapaian hasil belajar dan tidak proses belajar. Bagaimana
proses siswa dalam mencapai hasil belajar memperhatikan bukan menjadi perhatian. Yang
menjadi perhatian adalah bagaimana hasil yang diperoleh siswa setelah mereka
menyelesaikan pembelajaran.
Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara asesmen tradisional (test) dengan asesmen
alternative sebagai berikut. :
Setiap tugas yang diberikan kepada siswa harus jelas sehingga siswa mengetahui dengan
tepat apa saja yang harus dikerjakan. Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam
menyusun tugas adalah :
Mengidentifikasi pengetahuia dan keterampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka
mengerjakan tugas tersebut.
Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuannya dalam
berpikir dan keterampilan. Oleh karena itu hendak tugas disesuaikan dengan perkembangan
anak.
Menetapkan kritesia keberhasilan.
Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalah menetapkan kriteria
keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilai kinerja siswa. Kriteria
tersebut diperlukan agar guru memberikan penilaian yang objektif.
Bebarapa catatan penting yang harus diperhatikan guru pada saat merancang tugas dalam
asesmen kinerja :
Tugas-tugas yang disusun hendaknya merupakan bagian dari proses pembelajaran.
Tugas yang baik adalah tugas yang berhubungan dengan kehidupan nyata yang dihadapi
siswa sehari-hari.
Tugas harus diberikan kepada semua siswa dengan adil. Dalam hal ini tidak berarti tugas
yang diberikan sama. Yang harus dijaga oleh guru jangan sampai ada unsur subjektivitas
dalam memberikan rugas kepada anak.
Jangan memberikan tugas yang terlalu mudan karena hal itu tidak akan memotivasi siswa dan
tidak akan memberikan tantangan kepada siswa untuk melakukannya.
KRITERIA PENILAIAN (RUBRIC)
Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalah menetapkan kriteria
keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilai kinerja siswa. Kriteria
keberhasilan yang dibuat sebaiknya cukup rinci sehingga dapat menilai setiap kinerja yang
diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapat memberikan penilaian yang objektif.
Sebelum tugas dan rubik digunakan, kita perlu menilai kualitas tugas rubik yang telah kita
buat.
Berdasarkan kegunaanya rubric dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Holistic Rubric
Rubik yang deskripsi dimensi kinerjanya dibuat secara umum untuk menilai berbagai jenis
kinerja. Dimana aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara
lain :
Kualitas pengerjaan tugas
Kreativitas dalam mengerjakan tugas
Produk tugas.
Aspek yang perlu juga diperhatikan dalam menilai kinerja siswa yang berhubungan dengan
keterampilan mengerjakan sesuatu antaranya :
Kemampuan menggunakan prosedur kerja
Kemampuan menunjukkan fungsi dari setiap langkah sesuai dengan prosedur
Kemampuan memodifikasi prosedur yang ada tanpa menyalahi fungsi.
Setiap aspek yang akan dinilai kemusian ditenukan gradasinya dari yang paling sempurna
sampai dengan paling jelek.
Analytic Rubric
Yang dimaksud dengan analytic rubric adalah rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya
dibuat lebih rinci, demikian pula deskripsi setiap aspek kinerjanya. Analytic rubric tepat
digunakan untuk menilai kinerja tertentu. Dimensi kinerja yang akan dinilai disesuaikan
dengan kinerja yang akan diukur.
BAB 3
KESIMPULAN
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa merupakan jawaban atas
adanya kelemahan pada asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis (paper and
pencil test). Tes tertulis tidak mampu mengukur hasil belajar siswa yang kompleks, bahwa
umumnya tes tertulis hanya mampu mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif dan
keterampilan sederhana.
Dengan menggunakan asesmen alternative, akan mampu mengukur keseluruhan hasil belajar
siswa, tidak hanya ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Asesmen
alternative juga mampu mengukir proses pembelajaran.
Seperti halnya alat ukur yang lain, asesmen alternative seperti performance assessment,
authentic assessment dan portfolio assessment mempunyai keunggulan dan kelemahan. Yang
harus diperhatikan adalah bagaimana dapat menekan kelemahan tersebur seminimal
mungkin.
MODUL 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR
E. Memperbaiki Non-Tes
Prosedur memperbaiki instrument non-tes sama dengan prosedur memperbaiki tes.
Penyempurnaan butir yang lemah dapat dilaksanakan dengan memperbaiki butir yang kurang
baik atau mengganti butir yang lama dengan butir yang baru. Penyebab butir soal kurang
baik, antara lain: a) penggunaan bahasa kurang komunikatif, b) kalimat dapat ditafsirkan
ambiguous (dapat ditafsirkan ganda), c) pertanyaan / pernyataan yang dibuat menyimpang
dari indikator, dan d) pertanyaan / pernyataan tidak mengukur tarif (sifat) yang akan diukur.
MODUL 6
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu
berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada
yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa
kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan
hasil pendidikan. Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan
dengan penilaian kelas, memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut
mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses
pembelajaran.
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi yang
diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu menggambarkan
kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang digunakan kurang sesuai dan
kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu, penilaian cenderung
dilakukan dengan menggunakan cara dan alat yang lebih menyederhanakan tuntutan
perolehan siswa. Hasil evaluasi pelaksanaan Kurikulum menunjukkan bahwa penilaian yang
dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil belajar siswa.
Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah
kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup
ranah afektif dan psikomotor. Diharapkan penilaian kelas mampu mengatasi permasalahan
penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
Melihat dasar permasalahan di atas, maka penulis mencoba membuat makalah dengan
mengakaji tentang penilaian.
B. Rumusan Masalah
Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain :
1. Bagaimana prinsip-prinsip pemberian nilai?
2. Bagaimana penilaian di berbagai jenjang pendidikan?
3. Apa tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui prinsip-prinsip pemberian nilai.
2. Mengetahui bagaimana cara penilaian di berbagai jenjang pendidikan.
3. Memahami dan melaksanakan tindak lanjut penilaian untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
PEMBERIAN NILAI DAN TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN
A. KB 1 : PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN NILAI
Sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah
Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assesment) atau disebutkan Penilaian Kelas(saja).
Penilaian Kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, dan menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Dalam melakukan penilaian, guru hendaknya selalu berpedoman pada prinsip-prinsip
penilaian kelas. Sebelum membahas tentang prinsip-prinsip penilaian kelas, berikut ini
diuraikan tujuan dan fungsi penilaian kelas, dan pada bagian akhir dipaparkan juga metode-
metode penilaian kelas.
1. TUJUAN PENILAIAN KELAS
Penilaian kelas hendaknya diarahkan pada empat tujuan berikut:
a. Penelusuran (keeping track) yaitu bahwa penilaian bertujuan untuk menelusuri agar
proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana. Guru mengumpulkan informasi
sepanjang semester dan tahun pelajaran melalui berbagai bentuk penilaian kelas agar
memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi siswa.
b. Pengecekan ( checking-up) yaitu bahwa peniliaian bertujuan untuk mengecek apakah
ada kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Melalui
penilaian kelas, baik yang bersifat formal maupun informal, guru melakukan pengecekan
kemampuan (kompetensi) apa yang telah dikuasai siswa dan apa yang belum dikuasai.
c. Pencarian (finding-out) yaitu penilaian bertujuan untuk mencari dan menemukan hal-
hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
Guru harus selalu merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang menyebabkan
proses pembelajaran tidak berjalan secara efektif. Berdasarkan temuan tentang penyebab
itulah guru dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dalam mengatasinya.
d. Penyimpulan (summing-up) yaitu penilaian bertujuan untuk menyimpulkan apakah
anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Penyimpulan sangat penting khususnya pada saat guru diminta melaporkan hasil kemajuan
belajar anak kepada orang tua, sekolah, atau pihak lain di akhir semester atau tahun pelajaran,
baik dalam bentul rapor maupun bentuk lainnya.
2. FUNGSI PENILAIAN KELAS
Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi
motivasi, belajar tuntas, efektifitas pengajaran, dan umpan balik.
a. Fungsi Motivasi, berarti bahwa penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus
dapat mendorong motivasi siswa untuk belajar. Latihan dan tugas yg diberikan guru harus
mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran baik secara individu atau kelompok.
Dan tugas atau latihan tersebut harus dirancang guru agar membuat siswa menyenangkan dan
menjadi kebutuhannya.
b. Fungsi Belajar Tuntas, yaitu penilaian kelas harus diarahkan untuk memantau
ketuntasan belajar siswa. Penilaian harus terus dilakukan sampai sebagian besar siswa
mencapai atau menguasai kemampuan yg sudah ditetapkan.
c. Fungsi sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, berarti bahwa disamping untuk
memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga digunakan untuk melihat seberapa
jauh proses belajar-mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar siswa sudah mampu
menguasai semua kemampuan yang ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa proses
belajar-mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Tetapi apabila masih banyak siswa
yang belum menguasai kemampuan yang sudah ditetapkan, maka guru perlu melakukan
analisis dan refleksi untuk meningkatkan efektifitas pengajaran.
d. Fungsi Umpan Balik, yaitu bahwa hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai
bahan umpan balik bagi siswa dan guru. Umpan balik bagi siswa akan bermanfaat untuk
mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan. Guru
perlu memberikan tugas atau latihan baik secara individu atau kelompok. Dan manfaat bagi
guru adalah untuk melihat hal-hal yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses belajar-
mengajar.
3. PRINSIP PENILAIAN KELAS
Agar penialaian dapat memberikan fungsi secara optimal, dalam melakukan penilaian
hendaknya guru selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian kelas sebagai berikut.
a. Proses Penilaian merupakan Bagian dari Pembelajaran
Penilaian kelas yang baik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas
proses belajar-mengajar. Demikian pula proses belajar akan efektif apabila didukung oleh
penialaian kelas yang efektif. Penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dari awal
sampai akhir. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan
tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektifitas proses
pembelajaran.
b. Penilaian Mencerminkan Masalah Dunia Nyata
Penilaian harus mengarah pada pengungkapan kemampuan siswa dalam memecahkan
persoalan yang ada dalam masyarakat dan dunia kerja.
Kemampuan yang dimiliki siswa harus dapat diaplikasikan dalam memecahkan masalah-
masalah kehidupan yang nyata.
c. Menggunakan Berbagai Ukuran, Metode dan Kriteria
Berbagai aspek kemampuan belajar siswa memiliki karakteristik tersendiri. Untuk dapat
mengungkapkan hal tersebut diperlukan penilaian yang mencakup ukuran, metode, kriteria
dan teknik yang sesuai agar tepat dan terpecaya atau valid dan reliable. Teknik-teknik
tersebut meliputi tes tertulis, tes praktek (performance test), penilaian produk, penialaian
proyek, peta perkembangan, evaluasi diri, penilaian sikap, dan portofolio.
d. Penilaian Harus Bersifat Holistik
Sesuai dengan tujuan pendidikan yang mengembangkan kemampuan kognitif, apektif, dan
psikomotor, maka untuk mengetahui pencapaian kemampuan siswa secara utuh diperlukan
penilaian yang mencakup seluruh aspek tersebut. Dengan prinsip seperti itu dapat dietahui
pula karakteristik siswa dalam setiap aspek kemampuan, serta hubungan setiap aspek
kemampuan dalam diri siswa.
e. Penilaian Kelas Mengacu Kepada Kemampuan (Competency Referenced)
Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan belajar dan ketuntasan penguasaan
kompetensi siswa. Materi penugasan atau ulangan harus benar-benar merefleksikan setiap
kemampuan syang ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hasil penialaian harus memberikan
informasi pencapaian siswa terhadap standar kompetensi yang telah ditetapkan. Penyampaian
hasil belajar siswa disampaiakan dalam bentuk chart.
f. Berkelanjutan
Penilaian harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana menagajar
guru selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian penialaian melalui pemberian tugas,
pekerjaan rumah, ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran
merupakan proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan selama satu tahun ajaran.
Penialaian dilakukan dengan berbagai teknik baik tes maupun non-tes sesuai dengan
karakteristik aspek yang diukur.
Penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran, melainkan dari awal dan saat
proses pembelajaran. Selain itu harus juga dilakukan analisis terhadap hasil penilaian dan
merumuskan umpan balik yang berfungsi sebagai masukan dalam perencanaan proses
pembelajaran berikutnya.
g. Didaktis
Hasil penilaian diharapkan dapat digunakan untuk mendorong dan membina siswa dalam
meningkatkan kualitas hasil belajar. Dalam hal ini guru dapat melakukan berbagai upaya
yang bersifat konstruktif. Seperti pemberian hadiah bagi siswa yang berprestasi, tetapi hadiah
yg dberikan tdk harus selalu dalam bentuk material, tetapi bisa juga dalam bentuk tindakan
psikologis. Namun dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah pemberian hadiah dalam
bentuk material juga sangat dimungkikn. Asalkan tidak berpengaruh negatif berupa sikap
materialistik dan selalu adanya imbalan dalam setiap berbuat.
Hal lain adalah alat dalam penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus dirancang agar
siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.
h. Menggali informasi
Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk
mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik, dan alat penilaian yang
tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali dan diproses penilaian kelas.
Penilaian diarahkan agar dapat menggali informasi lebih mendalam. Oleh karenanya bentuk
soal dan penugasan harus yang berbentuk soal uraian atau pemecahan masalah.
i. Melihat yang Benar dan yang Salah
Dalam melaksanakan penilaian guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian
dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanyakesalahan secara umum terjadi pada
siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan siswa. Dalam pelaksaannya
terkadang ada siswa yang sudah menguasai kemampuan yang ditetapkan, sehingga dalam
memberikan jawaban uraian atau pemecahan masalah terkadang tidak sama dengan jawaban
tersedia dalam bahan jar di kelas. Nah penilaian ini hanya dapat dilakukan jika penilaian
didukung dengan penilaian yang sahih (valid) dan handal (terpercaya).
4. PROSEDUR/METODE PENILAIAN KELAS
Agar tujuan penialain dapat tercapai dengan efektif, guru harus menggunakan berbagai
metode dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik pengalaman belajar yang dialami siswa.
Metode-metode tersebut meliputi:
a. Penilaian tertulis (paper pencil test) baik berupa soal pilihan maupun uraian
b. Tes praktek (performance test)
c. Penilaian produk
d. Penilaian proyek
e. Peta perkembangan
f. Evaluasi diri siswa
g. Penilaian afektif, dan
h. Portofolio
Dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan satu tes tetapi harus
dengan bermacam-macam tes. Selain itu penggunaan metode serta teknik pun harus
bervariasi. Karena tiap mata pelajaran mempunyai tujuan yang berbeda.
Disamping itu, tujuan utama dari penilaian berbasis kelas yang dilakukan oleh guru adalah
untuk memantau kemajuan dan pencapaian belajar siswa sesuai dengan matriks kompetensi
belajar yang telah ditetapkan, guru atau wali kelas diharapkan mengembangkan sistem
portofolio individu siswa (student portofolio) yang berisi kumpulan yang sistematis tentang
kemajuan dan hasil belajar siswa.
Portofolio siswa dapat berupa :
a. rekaman perkembangan belajar dan psikososial siswa (developmental),
b. catatan prestasi khusus yang dicapai siswa (showcase),
c. catatan menyeluruh kegiatan belajar siswa dari awal sampai akhir (comprehensive),
atau
d. kumpulan tentang kompetensi yang telah dikuasai siswa secara kumulatif.
Portofolio sangat berguna baik bagi sekolah maupun orang tua siswa serta pihak-pihak lain
yang memerlukan informasi secara rinci tentang perkembangan belajar siswa dan aspek
psikososialnya sehingga mereka dapat memberikan bimbingan dan bantuan yang relevan bagi
keberhasilan belajar siswa.
B. KB 2 : PENILAIAN DI BERBAGAI JENJANG PENDIDIKAN
1. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di jenjang pendidikan dasar dan menengah
Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendididkan dasar dan menengah adalah
UU No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional Pendidikan.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 63 menyebutkan bahwa
penilaian pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Bertujuan untuk memantau proses kemajuan, dan perbaikan hasil dilakukan secara
berkesinambungan dalam bentuk ulangan harian, tugas ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester dan ulangan kenaikan kelas, pengamatan terhadap perubahan prilaku dan
sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian serta ekspresi psikomotorik
peserta didik, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
Dengan cakupannya yang lebih komprehensif, penilaian portofolio memberikan manfaat bagi
siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai :
1) Umpan balik penguasaan dan kemampuannya dalam kurun waktu tertentu
2) Pendorong peningkatan pembelajaran pada aspek kemampuan yang masih lemah
melalui bahan yang dikumpulkannya
3) Pemahaman tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu.
Bagi guru, penilaian portofolio berguna sebagai :
1) Umpan balik penguasaan siswa selama kurun waktu tertentu
2) Kemampuan yang belum dikuasai siswa
3) Gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
4) Strategi pembelajaran dan penilaian siswa
5) Pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan/program studi
6) Kecenderungan perilaku belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian portofolio yang dilakukannya, guru dapat
membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Dengan informasi yang komprehensif dari hasil penilaian, guru dapat memahami faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat lebih mampu
menentukan langkah yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran. Di sisi lain siswa
dapat lebih memahami dirinya dan perilaku belajarnya, sehingga lebih dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti proses pembelajaran .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sistem penilaian yang digunakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah
Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assesment) atau disebutkan Penilaian Kelas (saja).
Penilaian Kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan, dan menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Landasan hukum pelaksanaan penilaian di jenjang pendididkan dasar dan menengah adalah
UU No. 2 Tahun 1989 tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 63.
Agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik, maka persiapan
mengajar merupakan hal yang sangat mutlak harus dibuat. Sebelum kita mengajar di depan
kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sudah kita persiapkan terlebih dahulu.
Setelah membuat RPP dan melaksanakan Proses Pembelajaran, untuk mengetahui efektivitas
proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, baik berupa pre-test post-test, tes
formatif, maupun tes diagnostik. Selanjutnya kita lakukan analisis terhadap hasil tes tersebut.
B. SARAN
Sebagai seorang guru, hendaknya melaksanakan penilaian sesuai dengan rencana penilaian,
laksanakan penilaian dengan objektif agar siswa mengetahui keberhasilan sesungguhnya
dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan guru.