Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 3

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN DI


SD

Disusun oleh :
Nama : RAFIKA JUNIARTI
NIM : 859807723

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ PALEMBANG
2023
TUGAS TUTORIAL 3

Program Studi : PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4105
Nama Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD
Jumlah sks : 4 sks
Nama Pengembang : Dr. Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd.
Nama Penelaah :
Tahun Pengembangan : 2022
Status Pengembangan : Baru /Revisi*
Edisi Ke- :

Skor Sumber Tugas


No. Uraian Tugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Jelaskan perbedaan dari kegiatan pembelajaran 25 Modul 9 PDGK
biasa dan kegiatan belajar remedial serta jelaskan 4105
mengapa perlu ada kegiatan remedial dan sertakan
contohnya!
2. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan 25 Modul 10
pengelolaan kelas agar dapat mencapai hasil yang PDGK 4105
optimal. Salah satunya adalah penataan
lingkungan kelas. Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam melakukan penataan kelas!
3. Displin merupakan sebuah karakter yang perlu 25 Modul 11
ditanamkan kepada siswa sejak dini. Jelaskan dan PDGK 4105
berikan contoh faktor-faktor yang mempengaruhi
displin kelas!
4. Guru merupakan ujung tombak dalam proses 25 Modul 12
pembelajaran. Berikan penjelasan mengenai PDGK 4105
bagaimana guru yang efektif disertai dengan
contoh kegiatannya!
*) Coret yang tidak perlu
JAWABAN SOAL NO 1

Jelaskan perbedaan dari kegiatan pembelajaran biasa dan kegiatan belajar remedial serta
jelaskan mengapa perlu ada kegiatan remedial dan sertakan contohnya!

Perbedaan Remedial Dari Pembelajaran Biasa


Secara sepintas kegiatan remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Komponen-
komponen yang harus direncanakan dan dilaksanakan guru dalam kegiatan remedial sama
dengan komponen - komponen dalam pembelajaran biasa. Guru harus merumuskan tujuan
pembejaran, mengembangkan alat evaluasi, memilih, dan mengorganiaasikan materi
pelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan berbagai metode
mengajar dan alat bantu pengajaran, serta melaksanakan evaluasi.
Marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa dengan menganaliaia
komponen-komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,
materi, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

1. Tujuan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa.
Jadi, bersifat klasikal. Sedangkan dalam kegiatan remedial, tujuan pembelajaran yang
dirumuskan guru bersifat individual, tergantung pada kesulitan yang dihadapi siswa. Tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai siswa A mungkin berbeda dari tujuan pembilajaran yang
harus dikuasai siswa B, tergantung pada materi yang belurri dikuasainya. Sebagai contoh,
apabila dalam pembelajaran biasa yang membahas topik Bias pada Dua Bidang Batas
dalam mata pelajaran Fiaika, Amir tidak dapat menghitung kekuatan lensa berdasarkan
jarak fokusnya dan Budi belum memahami sifat-sifat lensa cembung maka tujuan yang
harus dirumuskan guru dalam membantu Amir dan Budi akan berbeda. Bagi Amir, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru adalah siswa dapat menghitung kekuatan lensa
berdasarkan jarak fokusnya. Sedangkan bagi Budi, tujuan pembelajaran yang dirumuskan
guru adalah siswa dapat menjelaskan sifat-sifat lensa cembung.

2. Materi Pembelajaran

Materi pelajaran dipilih dan diorganiaasikan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Materi pelajaran dalam pembelajaran biasa sama bagi semua siswa, Sedangkan
materi yang dibahas dalam kegiatan remedial akan berbeda antara materi untuk siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya, sesuai dengan kesulitan yang dihadapi. Kita kembali pada
contoh di atas. Untuk kegiatan remedial bagi Amir, guru harus mempersiapkan materi
tentang contoh-contoh penghitungan kekuatan lensa berdasarkan jarak fokus. Sedangkan bagi
Budi, guru harus mempersiapkan materi tentang sifat-sifat lensa cembung

3. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan . remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran
biasa. Dalam pembelajaran biasa, yang berpartiaipasi adalah seluruh siswa. Guru
memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan alat bantu pengajaran yang
digunakan bersifat klasikal. Sedangkan dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya diikuti
oleh siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu. Kegiatan remedial ini dapat dilaksan
akan secara individual atau secara kelompok apabila beberapa orang siswa memiliki
kesulitan yang sama. Oleh karena itu, metode mengajar dan alat bantu kegiatan remedial
bersifat individual atau kelompok tergantung, pada kesulitan dan karakteriatik siswa yang
mengikuti kegiatan remedial. Apabila seorang siswa belum memahami suatu rumus maka
guru dapat menjelaskan kembali rumus tersebut, atau dapat meminta siswa untu membaca
referensi lain yang membahas rumus tersebut. Sedangkan bagi siswa lain yang belum mampu
menerapkan suatu rumus maka guru hendaknya memberikan banyak latihan penerapan
rumus tersebut. Begit juga dengan alat bantu pengajaran. Dalam kegiatan remedial, guru
hendaknya menggunakan alat peraga yang sesuai dengan karakteriatik siswa sehingg akan
membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran. Miaalnya, dalam mempelajari
sifat-sifat lensa cembung, guru sebaiknya mendemonstrasikannya dengan menggunakan
cahaya lilin yang dipantulka pada lensa cembung sehingga bayangannya terlihat di layar.

4. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang


dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarka tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Oleh karena itu, alat evaluasi yang dikembangkan dalam pembelajaran biasa
bersifat klasikal, sama untu semua siswa. Sedangkan dalam kegiatan remedial, alat
evaluasinya bersif, individual atau kelompok. Dari uraian di atas dapat diaimpulkan bahwa
perbedaan antara kegiatan remedial dengan pembelajaran biasa adalah terletak pada
pendekatan yang digunakan. Pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal,
sedangkan kegiatan remedial menerapkan pendekatan individual atau kelompok.

Jadi, perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran biasa terletak pada pendekatan
yang digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau
kelompok siswa, sementara itu, pembelajaran biasa menerapkan pendekatan klasikal,
baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan.

Kegiatan remedial sangat lah penting, tujuannya adalah:

1. agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya,


2. dapat memperbaiki atau mengubah csrs belajar siswa kea rah yang lebih baik
3. dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat

Contoh kegiatan Remedial adalah guru memberikan kegiatan yang diberikan kepada siswa
yang belum menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dengan maksud mempertinggi
penguasaan bahan ajar sehingga siswa diharapkan mampu mencapai tujuan belajar yang
telah ditentukan untuk mencapai ketuntasan belajar.
JAWABAN SOAL NO 2

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan pengelolaan kelas agar dapat mencapai hasil yang
optimal. Salah satunya adalah penataan lingkungan kelas. Apa saja yang perlu
diperhatikan dalam melakukan penataan kelas!

Pengaturan ruangan yang akan dilakukan guru dapat mengkomunikasikan kepada siswa
bagaimana guru mengharapkan kepada semua anggota kelas untuk turut serta dalam
mengelola kelas. Filosofi guru mengenai pembelajaran akan mempengaruhi bagaimana cara
guru dalam mengatur setiap komponen pada ruang kelas. Meja dan kursi yang diatur secara
berkelompok mengisyaratkan bahwa interaksi dan kalaborasi diantara siswa memfasilitasi
beberapa kegiatan aktif yang hendak dicapai. Meja tulis yang diatur berurutan
mengindikasikan bahwa fokus dari ruang kelas adalah sang guru, papan tulis atau beberapa
titik pusat perhatian lainnya.

Pengaturan ruang kelas merupakan bentuk dari kemampuan guru dalam memanajemen kelas
dan menciptakan iklim pembelajaran yang baik bagi siswa. Ruang kelas bukanlah wilayah
yang sangat luas bagi siswa hingga puluhan orang berinteraksi selama periode waktu yang
lama selama 5-8 jam sehari. Guru dan siswa akan selalu terlibat dalam berbagai kegiatan
dalam menggunakan berbagai wilayah ruang yang berbeda dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Guru akan selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan baik
jika guru mengatur ruang kelas untuk memungkinkan pergerakan yang teratur,
mempertahankan distraksi seminimal mungkin, dan menggunakan ruang yang tersedia
secara efisien.

Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan pengaturan
ruang kelas yang baik, yaitu:
1.Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan
2.Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3.Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa
mudah diakses
4.Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan seisi
kelas

Menerapkan tiap-tiap komponen dalam 4 kunci tersebut akan membantu guru dalam
merancang pengaturan ruang kelas sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa. Komponen-komponen di atas dapat diaplikasikan
guru dengan memperhatikan beberapa aspek penting pengaturan ruang kelas seperti:

1. Pengaturan Ruang Dinding dan Langit-Langit

Ruang dinding dan papan bulletin menyedikan tempat untuk memfasilitasi dalam
menampilkan/ruang display hasil karya-karya siswa dan instrument yang relevan dengan
pembelajaran seperti; tugas-tugas yang diberikan guru, peraturan kelas, jadwal pelajaran,
piket kelas, jam dinding, pernak-pernik hiasan dinding dan hal menarik lainnya. Adapun
ruang langit-langit juga bisa digunakan untuk menggantung benda-benda hasil karya siswa,
dekorasi dan benda-benda yang bisa dipindah-pindahkan untuk mempercantik ruang kelas.
2. Pengaturan Ruang lantai

Salah satu titik mula yang baik bagi rencana pengaturan lantai ruang kelas adalah
menentukan dimana guru dan siswa akan menyelenggarakan pembelajaran kelas dengan
duduk di kursi, berdiri atau duduk di lantai dengan suasana yang santai. Maka guru harus
menyediakan tempat/ tata letak ruang yang luas untuk siswa dapat berkumpul di lantai dalam
pembelajaran

3. Pengaturan Meja & Kursi Siswa

Guru harus menentukan pengaturan tempat duduk yang dibuat bervariasi untuk
menciptakan suasana baru dan menarik bagi siswa. Meja tulis siswa dapat diatur
berkelompok, berjajar, berbaris, melingkar, setengah lingkaran, tapal kuda dsb. Disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

4. Pengaturan Lemari Buku dan Material Pembelajaran

Lemari buku yang berisi materi, bahan ajar/buku pelajaran sebaiknya diletakkan dimana
tidak menghalangi dan menghambat siswa dalam mengakses. Maka letaknya harus mudah
dilihat, diakses dan diawasi dengan mudah serta tidak menghalangi jalan. Pertimbangan
menggunakan lemari dorong lebih efektif untuk menyimpan buku pelajaran dan material
lainnya yang mungkin harus dipindahkan dari posisi satu ke posisi lain yang mudah dilihat.

5. Pengaturan Berkas Portofolio Siswa

Setiap siswa mempunyai dokumen portofolio yang berisi tugas-tugas dan pekerjaan mereka
selama di kelas, maka guru harus menempatkan portofolio siswa di tempat yang mudah
dijangkau atau ditemukan dalam susunan alfabet, seperti ditempel di tembok kelas yang
Panjang, atau di lemari kaca transparan.

6. Pengaturan Meja Tulis & Perlengkapan Guru

Prinsip pengaturan meja tulis guru dapat diatur menghadap para siswa dan pastikan mereka
dapat melihat guru dari tempat duduknya. Bukan keharusan meja tulis guru berada di depan
meja tulis siswa, karena beberapa guru lebih suka menempatkan meja tulis mereka
dibelakang ruangan dibandingkan di depan. Adapun perlengkapan guru sebaiknya
disimpan di meja tulisnya sendiri dan selalu memperhatikan Batasan perlengkapan pada
setiap tahun ajaran.

7. Pengaturan Benda-Benda Musiman/Jarang Digunakan

Hiasan bertemakan hari libur atau musiman, tampilan bulletin, proyek khusus, busur
derajat, material seni tertentu, dan perlengkapan sains yang digunakan pada beberapa
keadaan tertentu dapat disimpan di lemari belakang ruangan untuk mengefektifkan
penggunaan dan tata letak barang.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:304) dalam tata ruang kelas, guru dituntut untuk
memiliki keterampilan dalam bertindak dan memanfaatkan sesuatu, diantaranya:
1. menata tempat duduk siswa

2. menata alat peraga yang ada di dalam kelas

3. menata kedisiplinan siswa

4. menata pergaulan siswa

5. menata tugas siswa

6. menata ruang fisik kelas

7. menata kebersihan dan keindahan kelas,

8. menata kelangkapan kelas

9. menata pajangan kelas.

Tata ruang kelas sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa dan
barang/fasilitas pembelajaran. Selain itu, tata ruang kelas dimaksudkan untuk menciptakan
dan memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran (Djamarah,
2006).

Sehingga tujuan pokok mengatur menata ruang kelas adalah untuk menciptakan dan
mengarahkan kegiatan siswa serta mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang lainnya
di dalam kelas. Di samping itu, beberapa tujuan tata ruang kelas secara khusus dapat
disimpulkan, diantaranya yaitu:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkingkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya


interaksi pembelajar.

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas perabot kelas yang mendukung dan


memungkinkan siswa belajar sesuai lingkungan, sosial, emosional, dan intelektual
siswa dalam kelas.

4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,


budaya, serta sifat-sifat individunya
JAWABAN SOAL NO 3

Displin merupakan sebuah karakter yang perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini. Jelaskan
dan berikan contoh faktor-faktor yang mempengaruhi displin kelas!

Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (tata tertib). Disiplin adalah sikap
mental untuk mau mematuhi peraturan dan bertindak sesuai dengan peraturan secara suka
rela.

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan seorang pelajar :

1. Faktor-faktor ekstern
Unsur-unsur yang berasal dari luar pribadi yang dibina. Faktor-faktor tersebut yaitu:

• Keadaan keluarga
Keluarga sebagai tempat pertama dan utama dalam pembinaan pribadi dan merupakan
salah satu faktor yang sangat penting. Keluarga mempengaruhi dan menentukan
perkembangan pribadi seseorangdi kemudian hari. Keluarga dapat menjadi faktor
pendukung atau penghambat usaha pembinaan perilaku disiplin.
Keluarga yang baik adalah keluarga yang menghayati dan menerapkan norma-
norma moral dan agama yang dianutnya secara baik. Sikap ini antara lain tampak
dalam kesadaran akan penghayatan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hal ini orang tua memegang peranan penting bagi perkembangan disiplin dari
anggota-anggota dalam keluarga.
• Keadaan lingkungan sekolah
Pembinaan dan pendidikan disiplin di sekolah ditentukan oleh keadaan sekolah
tersebut. keadaan sekolah dalam hal ini adalah ada tidaknya sarana-sarana ynag
diperlukan bagi kelancaran proses belajar mengajar di tempat tersebut. dan yang
termasuk dalam sarana tersebut antara lain seperti gedung sekolah dengung
sekolah dengan segala perlengkapannya, pendidikan atau pengajaran, serta sarana-
sarana pendidikan lainnya.
• Keadaan masyarakat
Masyarakat sebagai suatu lingkungan yang lebih luas dari pada keluarga dan sekolah,
yang juga turut menentukan berhasil tidaknya pembinaan dan pendidikan disiplin
diri. suatu keadaan tertentu dalam masyarakat dapat menghambat atau memperlancar
terbentuknya kualitas hidup tersebut.

2. Faktor-faktor intern
Unsur-unsur yang berasal dari dalam diri individu. Yang dalam hal ini keadaan
fisik dan psikis pribadi tersebut mempengaruhi unsure pembentukan disiplin
dalam diri individu
• Keadaan fisik
Individu yang sehat secara fisik atau biologis akan dapat menunaikan tugas-tugas
yang ada dengan baik. Dengan penuh vitalis dan ketenangan, ia mampu mengatu
waktu untuk mengikuti berbagai cara atau aktifitas secara seimbang dan lancer.
Dalam situasi semacam ini, kesadaran pribadi yang bersangkutan tidak akan
terganggu, sehingga ia akan menaati norma-norma atau peraturan yang ada
secara bertanggung jawab.
• Keadaan psikis
Keadaan fisik seseorang mempunyai kaitan erat dengan keadaan batin atau psikis
seseorang tersebut. karena hanya orang-orang yang normal secara psikis atau
mental yang dapat menghayati norma-norma yang ada dalam masyarakat dan
keluarga. Disamping itu, terdapat beberapa sifat atau sikap yang menjadi peghalan
usaha pembentukan perilaku disiplin dalam diri individu. Seperti sifat
perfeksionisme, perasaan sedih, perasaan rendah diri atau inferior.

Menurut Suradi (2011) ada dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kedisiplinan seorang siswa dalam belajar, yaitu:

1. Faktor internal.

• Ranah kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik untuk
dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkatan ini menjadi dasar bagi
penguasaan ilmu pengetahuan.
• Minat
Minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat yang besar akan
mendukung kelancaran proses belajar siswa. Minat belajar siswa dapat ditunjukkan
dengan perasaan senang pada suatu pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran,
konsentrasi siswa terhadap pelajaran, dan kesadaran siswa untuk belajar.
• Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan
atau tindakan tertentu. Perbuatan kedisiplinan terjadi karena adanya motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan perilaku disiplin. Dalam disiplin motivasi
sangat berpengaruh untuk meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang.
Jika motivasi seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan sendirinya ia
akan berperilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari luar.

2. Faktor eksternal

• Faktor lingkungan keluarga


Peran keluarga sangat penting dalam melatih kedisiplinan siswa. Lingkungan rumah
atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidakteraturan, pertengkaran, masa bodoh,
tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing dapat berpengaruh pada siswa.
• Faktor lingkungan masyarakat
Sifat kedisiplinan seorang siswa selain sapat dipengaruhi oleh faktor bawaan juga
dapat dipengaruhi dari faktor lingkungan masyarakat, karena jika lingkungan
masyarakat berkondisi baik maka pengaruh yang didapat juga baik dan
sebaliknya. Lingkungan masyarakat atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan
kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras berpengaruh pada
kedisiplinan siswa.
• Faktor lingkungan sekolah
Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa menekankan
kehendaknya tanpa memperhatikan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan
siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan
siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang
tidak manusiawi yang mereka terima.

JAWABAN SOAL NO 4

Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Berikan penjelasan mengenai
bagaimana guru yang efektif disertai dengan contoh kegiatannya!

Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh guru dalam memberikan pembelajaran
yang efektif yaitu pembelajaran menggunakan visualisasi, pembelajaran yang
bersifat kooperatif dan persuasif dan penggunaan teknologi.

1. Pembelajaran menggunakan visualisasi

Pada dasarnya siswa atau peserta didik akan merasa jenuh bila pembelajaran hanya
melalui untaian kalimat serta tulisan-tulisan. Kombinasi antara materi yang ada dengan
diberikan gambaran visualnya dapat mengurangi kejenuhan pada siswa. Selain itu juga
dapat menambah kefahaman siswa dalam belajar sebuah materi.

2. Pembelajaran yang bersifat kooperatif dan persuasif

Dalam suatu kelas yang terdiri dari siswa yang tidak sedikit dan sifat individu yang
berbeda perlu adanya keselarasan. Maka dari itu untuk menambah minat belajar siswa bisa
dibuat kelompok-kelompok untuk sekedar melakukan game-game yang menggigah inovasi
siswa. Selain itu diberikan kesempatan dari masing-masing siswa untuk berpendapat dan
berasosiasi.

3. Penggunaan teknologi

Teknologi dalam pembelajaran juga dapat dijadikan variasi dalam mengajar agar siswa
melek teknnologi.

• Senang Mengajar

Mengajar merupakan bagian aktivitas yang pasti dilakukan guru selama profesi guru melekat
pada dirinya . Mengajar akan terasa mudah kalau dibuat sederhana dan ringan. Membuat jadi
sederhana bukan menurunkan kualitas. Justru membuat langkah lebih sederhana akan lebih
efektif.
Untuk mendorong munculnya rasa senang dalam mengajar tidak harus berpayah-payah
menjalankannya. Kesenangan biasanya akan diikuti antusiasme dengan munculnya ide-ide
kreatif. Mengeluh tidak membuat tugas menjadi ringan atau berkurang. Lebih baik cari
sesuatu yang menyenangkan dari tugas itu dan kerjakan dengan sungguh-sungguh.

• Siap Mengajar

Guru yang tidak siap mengajar, lebih baik tidak masuk kelas. Ketika tidak dalam siap,
interaksi bisa berbalik mengacaukan tujuan belajar yang ingin di capai. Sebelum masuk
kelas guru tentu sudah menyiapkan skenario terbaik dan memastikan diri sudah siap
mengajar. Selama mengajar, terjadi interaksi dengan murid. Dengan dilengkapi daya dukung
tujuan belajar yang diinginkan mudah dicapai.

Guru perlu menyiapkan rencana cadangan sebagai antisipasi bila tidak jalan skenario
utama. Untuk rencana belajar fleksibel saja. Jangan terpaku!

• Menciptakan Lingkungan Belajar Menyenangkan

Belajar akan lebih efektif apabila lingkungan mendukung. Proses pembelajaran yaitu
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dalam menerima informasi
menjadi pengelaman belajar. Dengan menciptakan suasana ruang belajar yang berbeda,
akan menambah kenyamanan dan keamanan dalam belajar.

Lingkungan belajar perlu didesain, sehingga meningkatkan kenyamanan belajar individu-


individu yang melakukan kegiatan belajar di lingkungan tersebut. Menciptakan suasana
yang menggairahkan akan memacu semangat belajar murid-murid.

• Selalu Belajar

Guru efektif selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Belajar sepanjang
waktu dapat meningkatkan kompetensi dalam mengembangan profesi sebagai guru,
memiliki banyak informasi, banyak menemukan pembelajaran yang beragam sehingga
memudahkan guru berinovasi.

Guru yang terus menerus belajar dapat menempatkan dirinya sebagai guru yang
profesional dan bermartabat di tengah-tengah perkembangan zaman.

• Reflektif

Guru reflektif adalah guru yang bisa melihat dirinya sendiri. Setelah kegiatan pembelajaran
dilakukan tidak merasa puas dengan hasil yang didapatkan. Menelaah hasil belajar yang
dicapai murid. Sudahkan mengantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang
diharapkan?

Guru reflektif selalu melakukan refleksi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran. Setiap kendala dijadikan tantangan untuk memperbaiki kelemahan,
terbuka terhadap perubahan dan belajar menerima nilai-nilai baru.

Dampak positif dari sebuah aktifitas yang dilakukan guru dalam membelajarkan murid terasa
membahagiakan. Hasilnya tidak datang begitu saja, tetapi berkat sudah berlelah-lelah
mengajar dan memberi dampak positif terhadap hasil belajar. Itulah sesungguhnya guru
efektif yang menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai