Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

NAMA : Ulan Ayu Ningtias, S.Pd


NIM : 858307479
KELAS : A / B POKJAR BANJARMASIN

SOAL Tugas Tutorial


No
1 Dalam penilaian pembelajaran terdapat istilah seperti tes, pengukuran, asesmen dan
evaluasi. Bagaimanakah Anda memahami pengertian dari istilah-istilah yang sering
ditemukan dalam penilaian hasil belajar tersebut?

2 Jelaskan tentang jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran!

3 Bagaimana Anda memahami bentuk tes uraian dan tes objektif dalam menilai hasil
belajar siswa? Serta bagaimana keunggulan dan kelemahan tes objektif dalam
menilai hasil belajar yang telah dirumuskan?

4 Sebutkan dan jelaskan secara ringkas hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
mengkonstruksi tes uraian!

5 Hal penting apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes?

1. Dari pemahaman saya mengenai pengertian tes adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah
ditentukan dan pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan dengan membandingkan
hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu, diperlukan untuk menentukan fakta
kuantitatif yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan objek yang
akan diukur. Assesmen merupakan implementasi dari berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa atau ketercapaian, sedangkan evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan,
pengolahan, dan penyimpulan informasi tentang suatu objek, untuk selanjutnya diberikan
pertimbangan nilai atas objek tersebut berdasarkan pada suatu kriteria tertentu.

2. Adapun jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran sebagai berikut :


a. Penilaian formatif berfungsi Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang
lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.
b. Penilaian sumatif berfungsi Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti
program belajar dalam satu semester atau akhir tahun.
c. Penilaian penempatan (placement) berfungsi untuk mengetahui keadaan peserta didik
secara sepintas maupun termasuk keadaan seluruh pribadinya. Sehingga pendidik dapat
menempatkan Peserta didik tersebut sesuai pada posisinya.
d. Penilaian Diagnostik berfungsi Untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami atau
mengganggu peserta didik, sehingga dapat dicarikan pemecahan masalah atas peserta
didik yang mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan saat mengikuti suatu program
pembelajaran.
e. Pre test - post test, pre test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah memahami materi pelajaran yang akan disampaikan.Pre test dilaksanakan
sebelum pemberian materi pembelajaran dimulai.Materi soal yang diberikan dalam Pre
test merupakan materi yang akan dipelajari oleh peserta didik. Sedangkan post test
adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan
program setelah mereka mengikuti program tersebut.

3. Pemahaman saya mengenai proses berpikir yang ingin diukur oleh tes objektif adalah
semua jenjang proses berpikir Tetapi lebih tepat digunakan untuk mengukur proses
berpikir Ingatan, pemahaman, dan penerapan. Sedangkan proses berpikir yang ingin
diukur oleh tes uraian adalah untuk mengukur proses berpikir analisis, sintesis, dan
evaluasi. Cakupan materi yang ditanyakan pada tes objektif dapat menanyakan banyak
materi dalam satu waktu ujian (sampel materi lebih banyak). Sedangkan cakupan materi
yang ditanyakan pada tes uraian hanya dapat menanyakan sedikit materi (sampel materi
lebih sedikit). Adapun keunggulan tes objektif yaitu tes objektif tepat digunakan untuk
mengukur proses berpikir rendah sampai dengan sedang. Bukannya tes objektif tidak
dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi,
dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang seperti itu memerlukan keterampilan
tersendiri. Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi
yang telah diajarkan dapat ditanyakan saat ujian. Dengan dengan menggunakan tes
objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat dilakukan dengan cepat tepat dan
konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap butir soal sudah jelas dan pasti. Kita
juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk memproses hasil ujian sehingga
kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat lebih terjamin. Dengan tes objektif
khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal. Dari
hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi tentang karakteristik setiap
butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas pengecoh, serta reliabilitasnya.
Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif
khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal
hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban. Informasi yang diperoleh dari
tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi dengan baik maka kita akan
memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang diberikan oleh siswa. Setiap respon
siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan memberikan informasi kepada kita tentang
penguasaan kognitif siswa terhadap materi yang diujikan. Dengan demikian kita dapat
mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa.
Disamping mempunyai keunggulan, tes objektif juga mempunyai beberapa kelemahan
yang perlu diperhatikan antara lain: Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses
berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi
dari sekedar ingatan atau pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif
tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan atau pemahaman Tetapi lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat
menulis tes objektif yang mengukur proses berpikir tinggi. Membuat pertanyaan tes
objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan tes uraian. Kesulitan dalam
membuat tes objektif biasanya muncul di saat menulis soal harus membuat alternatif
jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik, misalnya semua alternatif
jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih. Oleh karena itu membuat
tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang lama.
Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
Jika tes objektif dibuat dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang mudah
dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa.

4. Aturan mengkonstruksi pertanyaan dalam tes uraian sehingga menghasilkan soal


uraian dengan kualitas yang tinggi adalah sebagai berikut.
a. Gunakan pertanyaan uraian sebagai alat ukur hasil belajar yang kompleks. Sebagian
besar pemerolehan hasil belajar diukur dengan menggunakan pertanyaan uraian. Hasil-
hasil tersebut biasanya dapat diukur secara efektif dengan item objektif, yang masalahnya
disampling dan diskor melalui pertanyaan uraian. Hal itu mungkin terdapat pengecualian,
seperti ketika menyediakan jawaban sebagai hasil belajar, namun untuk mengukur prestasi
belajar pertanyaan essay hendaknya dapat diukur kehandalannya (reliable) tanpa adanya
compensating benefits.
Pada tingkat pemahaman, aplikasi, dan analisis dalam pembelajaran, tes objektif maupun
tes essay masih tetap digunakan. Meskipun tes objektif memiliki prioritas, tes uraian juga
memiliki prioritas dimana menuntut siswa untuk memberikan alasan, menjelaskan
hubungan, mendeskripsikan data, merumuskan kesimpulan, atau memberikan langkah-
langkah jawaban yang tepat.
b. Hubungkan pertanyaan-pertanyaan langsung yang berhubungan dengan hasil belajar
yang diukur.
Pertanyaan uraan tidak dapat mengukur hasil belajar secara kompleks kecuali jika
pertanyaan uraian telah dikonstruksi secara hati-hati untuk hal itu. Setiap pertanyaan
sebaiknya dirancang secara spesifik untuk mengukur satu atau lebih hasil yang
didefinisikan dengan baik (well-difined). Dengan demikian, tempat untuk memulai, sama
halnya seperti pada item objektif, yaitu dengan deskripsi yang tepat performance yang
diukur. Hal ini sangat berguna untuk membantu menentukan isi maupun bentuk dari item
dan membantu dalam pembentukan suku kata (phrasing) dalam pertanyaan itu.
c. Rumuskan pertanyaan yang menyajikan tugas yang jelas untuk dilakukan.
Ungkapan sebuah pertanyaan uraian sehingga diperoleh respon yang diinginkan bukanlah
hal yang mudah. Memilih kalimat yang tepat dan hati-hati dan mengulang pertanyaan
dengan respon yang diinginkan dalam pikiran akan membantu memperjelas tugas siswa.
Karena pertanyaan essay ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks.
d. Hindari penggunaan pertanyaan pilihan kecuali pertanyaan hasil belajar yang
memerlukan itu. Dalam tes prestasi belajar, yang terbaik adalah semua siswa manjawab
pertanyaan yang sama. Jika mereka dibolehkan untuk menjawab hanya sebagian dari
pertanyaan-pertanyaan itu, hingga tiga perlimanya, maka jawaban mereka tidak dapat
dievaluasi secara komparatif. Demikian juga, karena siswa akan cenderung memilih
pertanyaan-pertanyaan mereka yang paling siap untuk dijawab, tanggapan mereka atas
pertanyaan yang diberikan menunjukkan sampel dari prestasi mereka bahwa kurang
representatif terhadap pertanyaan opsional yang diperoleh.
e. Sediakan waktu yang cukup untuk menjawab dan memberikan batas waktu pada setiap
pertanyaan.
Karena pertanyaan uraian paling sering dirancang untuk mengukur keterampilan dan
kemampuan intelektual, maka diperlukan waktu untuk berpikir maupun menulis. Dengan
demikian batas waktu yang cukup tentu diperlukan.

5.

Anda mungkin juga menyukai