Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

NAMA : TRI ASTUTI


NIM : 855891887
MK : EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD

1. Jelaskan pengertian pengukuran, asesmen dan evaluasi menurut pendapat Anda!


 Pengukuran adalah  kegiatan penentuan atau pemberian angka kepada siswa dari suatu
objek yang diukur atau dari tugas yang dikerjakan. Sebagai ilustrasi, seorang guru yang
memberikan tes kepada siswanya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengukuran dengan cara memberi skor pada hasil tes para siswanya. Namun angka yang
merupakan hasil dari pengukuran itu belum mempunyai makna, asesmen lah nanti yang
akan memberikan makna pada angka-angka tersebut. Pemberian skor atau penentuan
angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu objek.
Untuk dapat menghasilkan angka (yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan
alat ukur. Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan
pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel. Jika dalam melakukan
pengukuran kita banyak melakukan kesalahan maka hasil pengukurannya tidak dapat
menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.
 Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tugas , kegiatan belajar mengajar dan refleksi dan
mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa dan perkembangan
belajar siswa. Dengan kata lain asesmen adalah kegiatan lanjutan dari pengukuran. Agar
memudahkan memahamai pengertian assesmen simak ilustrasi berikut ini. Pak Tono
adalah seorang guru SD, pada suatu hari pak Tono memberikan tes kepada para
siswanya. Setelah selesai tes, Pak Tono pun memeriksa hasil tes nya. Skornya
bervariasi, ada yang mendapat 100, 90, 75, bahkan ada yang mendapatkan 30. Nah
angka-angka tersebut adalah skor hasil tes siswa Pak Tono, tapi baru berupa angka
belum memberikan makna apapun. Untuk dapat makna dari hasil tes tersebut Pak Tono
harus melakukan asesmen. Setelah melakukan asesmen Pak Tono mengetahui bahwa
siswa yang berada di atas KKM baru separuh dari jumlah seluruh siswanya.
 Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai dari perencanaan
suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru manajemen pendidikan,
dan sebagainya. Evaluasi juga bisa dilakukan untuk menilai keberhasilan sebuah metode
atau proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada suatu waktu. Jika kita bicara
asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup asesmen hanya pada individu
siswa dalam kelas sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam program
pembelajaran tersebut.

2. Sebutkan jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran ?


Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Ada beberapa jenis penilaian yaitu:
 Penilaian formatif
Penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para
peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok suatu bidang studi
tertentu. Penilaian formatif berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang
lebih baik dan efisien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran. Penilaian
formatif bertujuan Untuk mengetahui hingga dimana penguasaan peserta didik tentang
materi yang diajarkan dalam satu rencana atau satuan pelajaran. Dalam penerapan Penilaian
formatif ini beberapa Aspek-aspek yang dinilai pada adalah : hasil kemajuan belajar siswa
yang, meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap materi ajar yang di sajikan.
 Penilaian sumatif
Penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai
mengikuti pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun Penilaian sumatif berfungsi
Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program belajar dalam satu
semester atau akhir tahun. Penilaian sumatif berfungsi untuk mengetahui taraf hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembelajaran dalam satu
semester atau akhir tahun, atau akhir program pembelajaran pada suatu unit pendidikan
tertentu. Dalam Penilaian sumatif beberapa aspek-aspek yang ialah kemajuan hasil belajar
yang meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan murid tentang materi
pembelajaran yang diberikan.
 Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan ini digunakan untuk kepentingan penempatan di dalam situasi
belajar yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Penilaian penempatan berfungsi untuk
mengetahui keadaan peserta didik secara sepintas maupun termasuk keadaan seluruh
pribadinya. Sehingga pendidik dapat menempatkan Peserta didik tersebut sesuai pada
posisinya. Penilaian penempatan bertujuan untuk menempatkan peserta didik sesuai pada
tempatnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta
didik. Sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau
program pembelajaran yang disajikan oleh pendidik.
Dalam Penilaian penempatan beberapa aspek-aspek yang dinilai meliputi ; keadaan fisik
dan psikologi, bakat,kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-
aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik.
 Penilaian Diagnostik
Penilaian Diagnostik dilakukan terhadap hasil penganalisisan tentang keadaan belajar
peserta didik baik merupakan kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses belajar.
Penilaian Diagnostik berfungsi Untuk mengetahui masalah-masalah yang dialami atau
mengganggu peserta didik, sehingga dapat dicarikan pemecahan masalah atas peserta didik
yang mengalami kesulitan, hambatan, atau gangguan saat mengikuti suatu program
pembelajaran.
Penilaian diagnostik bertujuan untuk membantu kesulitan atau mengatasi hambatan yang
dialami peserta didik pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang studi
atau program pembelajaran secara keseluruhan. Dalam Penilaian Diagnostik beberapa
aspek-aspek yang dinilaimeliputi ; hasil belajar yang diperoleh murid, latar belakang
kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.
 Pre test-Post test
Pre test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Pre test dilaksanakan sebelum
pemberian materi pembelajaran dimulai.
Materi soal yang diberikan dalam pre test merupakan materi yang akan dipelajari oleh
peserta didik. Sedangkan post test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat mencapai tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebut.
Post test dilaksanakan setelah peserta didik mendapatakan materi pembelajaran atau
setelah mengikuti program tertentu. Materi soal yang diberikan dalam Post test
merupakan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik.
3. Jelaskan keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada tes objektif ?
Keunggulan Tes Objektif
 Tes objektif tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir rendah sampai dengan
sedang. Bukannya tes objektif tidak dapat digunakan untuk mengukur proses berpikir
tingkat tinggi seperti analisis, evaluasi, dan kreasi tetapi untuk menulis future soal yang
seperti itu memerlukan keterampilan tersendiri.
 Dengan menggunakan tes objektif mata semua atau sebagian besar materi yang telah
diajarkan dapat ditanyakan saat ujian.
 Dengan dengan menggunakan tes objektif maka pemberian skor pada setiap siswa dapat
dilakukan dengan cepat tepat dan konsisten karena jawaban yang benar untuk setiap
butir soal sudah jelas dan pasti. Kita juga dapat menggunakan fasilitas komputer untuk
memproses hasil ujian sehingga kecepatan, ketepatan, dan kekonsistenan nya dapat
lebih terjamin.
 Dengan tes objektif khususnya pilihan ganda, akan memungkinkan untuk dilakukan
analisis butir soal. Dari hasil analisis butir soal maka akan dapat diperoleh informasi
tentang karakteristik setiap butir soal seperti tingkat kesukaran, daya beda, efektivitas
pengecoh, serta reliabilitasnya
 Tingkat kesukaran butir soal dapat dikendalikan. Dengan menggunakan tes objektif
khususnya pilihan ganda maka kita dapat mengendalikan tingkat kesukaran butir soal
hanya dengan mengubah homogenitas alternatif jawaban.
 Informasi yang diperoleh dari tes objektif lebih kaya. Jika tes objektif di konstruksi
dengan baik maka kita akan memperoleh informasi yang banyak dari Respon yang
diberikan oleh siswa. Setiap respon siswa terhadap setiap alternatif jawaban akan
memberikan informasi kepada kita tentang penguasaan kognitif siswa terhadap materi
yang diujikan. Dengan demikian kita dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan
siswa.

Kelemahan Tes Objektif


 Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan
pembelajaran yang akan diukur sebenarnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau
pemahaman. Hal ini semata-mata bukan karena tes objektif tidak dapat digunakan untuk
mengukur proses berpikir yang lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman Tetapi
lebih disebabkan oleh penulis soal yang belum dapat menulis tes objektif yang
mengukur proses berpikir tinggi.
 Membuat pertanyaan tes objektif yang baik lebih sukar daripada membuat pertanyaan
tes uraian. Kesulitan dalam membuat tes objektif biasanya muncul di saat menulis soal
harus membuat alternatif jawaban yang memenuhi syarat sebagai tes objektif yang baik,
misalnya semua alternatif jawaban harus homogen dan pengecoh menarik untuk dipilih.
Oleh karena itu membuat tes obyektif yang baik memerlukan waktu yang lama.
 Kemampuan anak dapat terganggu oleh kemampuannya dalam membaca dan menerka.
Jika tes objektif dibuat dengan kurang baik Misalnya susunan Bahasanya kurang mudah
dimengerti oleh anak, maka maksud butir soal tersebut akan sulit dipahami oleh siswa.
Jika hal ini terjadi maka kesalahan siswa dalam menjawab butir soal dapat terjadi bukan
karena siswa tidak memahami materi yang ditanyakan tetapi karena siswa mengalami
kesukaran dalam memahami kalimat dalam butir soal. Disamping itu kemampuan siswa
juga dapat dipengaruhi karena adanya unsur tebakan. Hal ini akan terjadi apabila siswa
merasa ragu atau kehabisan waktu untuk mengerjakan soal.
 Siswa tidak dapat mengorganisasikan idenya sendiri karena semua alternatif jawaban
untuk setiap pertanyaan sudah diberikan oleh penulis soal. Dalam hal ini siswa hanya
dapat mengingat hidup orang lain yaitu itu penulis soal.

4. Jelaskan secara singkat hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat mengkonstruksi tes uraian?
Mengkonstruksi tes uraian harus memperhatikan keterampilan menulis, kemampuan
dalam menghasilkan, mengorganisasi dan mengekspresikan ide atau gagasan, serta
kemampuan dalam membuat rancangan penelitian. Kemudian, guru harus memperhatikan
jawaban siswa melalui kata dan bahasa mereka sendiri. Menyusun, merangkai, dan
menyatakan pemikiran siswa secara mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk
kalimat mereka sendiri. Memperhatikan seberapa jauh siswa telah memahami dan
mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.
5. Sebutkan hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan sebuah tes!
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tes, yaitu:
Pemilihan butir soal, tipe soal yang akan digunakan, aspek yang akan diuji, format butir,
soal, distribusi tingkat kesukaran butir soal, kisi-kisi tes.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes
 Pemilihan sampel materi yang akan diujikan hendaknya dilakukan dengan mengacu
pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
 Jenis tes yang akan digunakan berhubungan erat dengan jumlah sampel materi yang
akan diukur, tingkat kognitif yang akan diukur, jumlah peserta tes, serta jumlah soal
yang akan dibuat.
 Jenjang kemampuan berfikir yang ingin diuji setiap mata pelajaran mempunyai
penekanan kemampuan yang berbeda dalam mengembangkan proses berfikir
siswa.
 Dengan demikian jenjang kemampuan berfikir yang akan diuji pun berbeda-beda. Jika
Edukatif: tujuan suatu pelajaran lebih menekankan pada pengembangan proses berfikir
analisis, evaluasi, dan kreasi maka butir soal yang akan digunakan dalam ujian harus
dapat mengukur kemampuan tersebut demikian juga sebaliknya.
 Ragam tes yang digunakan dapat dipergunakan sebagai alat ukur hasil belajar siswa
baik itu berupa tes objektif maupun tes uraian.
 Sebaran tingkat kesukaran butir soal pada umumnya ahli pengukuran sepakat bahwa
butir soal yang dapat memberikan informasi yang besar kepada guru adalah butir soal
yang tingkat kesukarannya sedang
 Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan ujian, lamanya waktu ujian merupakan
faktor pembatas yang harus diperhatikan dalam membuat perencanaan tes. Lamanya
waktu ujian (misalnya 90 menit) akan membawa konsekuensi kepada banyaknya butir
soal yang harus dibuat.
 Jumlah butir soal, penentuan jumlah butir soal yang tepat dalam satu kali ujian
tergantung pada beberapa hal antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ragam soal yang akan digunakan, proses berfikir yang ingin diukur, dan sebaran
tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

Anda mungkin juga menyukai