Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Rangkuman materi mata
kuliah Evaluasi Remedial Hasil Belajar Matematika. Terima kasih tak lupa penulis sampaikan
kepada Ibu Hana Puspita S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penulisan tugas ini.
Saya sangat menyadari penyusunan tugas evaluasi ini masih belum menemukan kata
sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
hasil yang lebih baik lagi.
Akhir kata, rangkuman dapat berguna bag isemua pihak , semoga apa yang kami bahas
disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman – teman semua. Terima kasih.
Penyusun
1) Konsep Dasar Penilaian
Menurut Cangelosi (1995 : 21) penilaian merpakan keputusan tentang nilai. Oleh sebab tu,
langkah selanjutnya sesudah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan
setelah siswa menjawab beberapa soal yang terdapat pada tes. Kemudian hasil jawaban ditafsirkan
dalam bentuk nilai. Ada beberapa cara melakukan penilaian yaitu diantaranya tes dan non tes.
Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian. Sedangkan yang
termasuk kelompok bukan tes (non-tes) antara lain pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap,
dan pedoman wawancara.
• Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan di mana dalam setiap
butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan
demikian maka setiap tes menuntut siswa untuk memberi respons atau jawaban. Respons yang
diberikan oleh siswa dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan siswa benar maka kita
katakan siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur melalui butir soal
tersebut. Tetapi jika respons yang diberikannya salah berarti mereka belum dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin kita ukur. Tes dapat berupa tes objektif ataupun tes uraian.
• Non Tes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik dengan meakukan pengamatan secara sistematis. Penilaian ini tidak menggunakan
tes. Macam-macam instrument non tes dalah observasi, wawancara, Daftar cek, studi kasus.
Selanjutnya kita bahas lebih lanjut uraian mengenai pengukuran, asesmen, dan evaluasi.
1) Pengukuran Semua kegiatan di dunia ini tidak akan bisa lepas dari masalah pengukuran.
Keberhasilan suatu program pendidikan hanya dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran.
Semua kegiatan penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang selalu melibatkan
pengukuran baik pengukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Produk yang
dihasilkan dari suatu teknologi selalu menggunakan pengukuran sehingga dapat dihasilkan
produk yang mempunyai presisi tinggi.
2) asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil
belajar dan perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam
asesmen antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir
semester, laporan kerja dan lain sebagainya. Contoh: guru memberi tugas kepada siswa untuk
mengarang yang harus dikumpulkan pada tanggal yang telah ditetapkan. Setelah siswa
mengumpulkan karangan, guru memeriksa dan memberi umpan balik kepada siswa untuk
diperbaiki lagi. Hasil pemeriksaan dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki.
Siswa kemudian memperbaiki karangannya sesuai dengan masukan guru. Setelah
memperbaiki karangannya, siswa mengumpulkan kembali karangannya kepada guru untuk
dinilai. Dari kegiatan seperti ini, guru dapat menilai hasil dan perkembangan belajar siswa.
3) Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu
program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan
reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas,
kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat
meningkatkan kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.
2) Perencanaan Evaluasi
• Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai
berikut :
1. Validitas : Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa yang hendak diukur.
2. Realibilitas : Ketetapan hasil
3. Objektivitas : Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa
adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu dalam kata
lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi : Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan tanpa membuang waktu
dan uang yang banyak.
5. Praktis : Praktis digunakan
6. Kontinuitas : Berkesinambungan
7. Komprehensif : Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas : Bertanggung jawab terhadap apa yang di jadikannya evaluasi.
• Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Tes uraian adalah bentuk tes yang mengandung pertanyaan yang jawabannya tidak
disediakan oleh pembuat soal. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan
atau suruhan yang mengkehendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relative panjang
(Nurkancana dan Sumartana 1986:42)
• Karakteristik
Tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bentuk terbuka dan tes
uraian terbatas . pembagian tes ini berdasarkan pada kebebasan yang diberikan pembuat soal
kepada penjawab soal atau siswa menuangkan hasil gagasan atau pemikirannya. Pada tes
uraian terbuka setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai
dengan yang dipikirkannya. Sedangkan tes uraian terbatas dikehendaki adalah jawaban yang
sifatnya sudah dibatasi.
• Penerapannya
Tes objektif adalah jenis tes yang didalamnya sudah disediakan alternatif atau
kemungkinan jawaban yang dapat dipilih oleh siswa.
• Karakteristik
- Benar-salah (true false)
• Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai
benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti
pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah.
• Mejodohkan (matching)
• Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta
tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan
seri jawaban
• Pilihan ganda (multiple choice)
• Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang
suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang
terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari
pilihan yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal
• Penerapannya
Untuk Penerapan dari soal objektif yaitu ketika guru sudah mempersiapkan soal-
soal tersebut dan yang mengikuti peserta tes banyak. Untuk penerapan yang lain
menyesuaikan dari kemauan guru untuk menerapkan soal dalam bentuk apa.
• Karakteristik
1. Pertanyaan Lisan-Respon Lisan
Pertanyaan lisan dengan jawaban lisan harus serupa dengan pertanyaan yang ditulis
untuk sebuah tes essai
2. Tes Lisan-Respon Tertulis
Jenis pertanyaan dengan jawaban luas atau jawaban yang terbatas yang telah
disebutkan lebih dahulu untuk ujian jawaban lisan, dapat juga dilaksanakan secara
lisan jika siswa-siswa diminta jawaban tertulis.
3. Tes Penampilan Lisan
Ujian penampilan lisan terutama dapat diadaptasikan dengan baik pada berbicara,
drama dan pelajaran bahasa inggris. Berbicara dan drama, keduanya menekankan
penampilan verbal dan kualitas penampilan tidak dapat diukur dengan ujian tertulis.
• Prinsip Penerapan Tes Lisan
a) Pelaksanaan tes lisan yang trampil perlu mencapai pengukuran yang baik. Siswa-siswa
harus mendengar dan mengerti pertanyaan jika mereka diharapkan dapat memberi
respon dengan baik.
b) Jika tes lisan dipakai untuk tujuan pengajaran atau reviu, tidak ada atau sedikit saja
nilai yang diberikan pada ujian tersebut.
c) Jika hanya satu pertanyaan diberikan kepada seorang individu, guru harus hati-hati
menjaga agar tingkat kesukaran pertanyaan itu sama, atau setidak-tidaknya
menyesuaikan kesukaran tes kepada kemampuan siswa.
d) Walaupun penilaian tes lisan sering subyektif, guru harus berusaha menghindarkan
faktor-faktor luar yang tidak perlu seperti favoritism
• Kelebihan dan Kelemahan Tes Lisan
Purwanto (2006) menambahkan bahwa tes lisan sebagai alat evaluasi belajar
mengajar memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
➢ Kelebihan tes lisan
1. Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan
secara face to face.
2. Jika si penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah pertanyaan sehingga
dimengerti oleh si penjawab.
3. Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat mengetahui apa yang “tersirat”
di samping yang “tersurat”.
4. Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang sampai mendetail dan dapat
mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang disenangi.
5. Untuk mengevaluasi kecakapan tertentu, seperti bahasa inggris dan bahasa
Indonesia.
6. Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya.
• Kelemahan tes lisan
1) Jika hubungan antara pengetes dan yang akan dites kurang baik, dapat menggangu
objektivitas hasil tes.
2) Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu kelancaran jawaban yang
diberikan.
3) Pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap-tiap orang yang dites.
4) Untuk mengetes kelompok memerlukan waktu yang lama sehingga tidak
ekonomis.
5) Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites memungkinkan
hasil yang kurang obyektif
4. Assesmen Alternatif
A. Penilaian Alternatif
• Pengertian
Untuk penggunaan scor pada penilaiain portofolio bisa menggunakan angka atau
huruf. Adapun indikator penilaian diantaranya yaitu : Signifikasi,
pemahaman,argumentasi, responsiveness, kerjasama kelompok.
Penilaian portofolio juga dapat menggunakan proses yang telah dilakukan peserta
didik, kegiatan yang dilakukan peserta didik, dokumen yang telah dikumpulkan oleh
peserta didik dsb.
C. Penilaian Afektif
• Pengertian
Menurut Zainal arifin (2009) menjelaskan ada dua hal yang berhubungan dengan
penilaian afektif yang harus dinilai. Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam
pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilian dan internalisasi.
Kedua sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.
.
6) Penilaian Kualitas Alat Ukur
• Validitas
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang
dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara
empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan
validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.
Suatu alat ukur disebut memiliki validitas apabila alat ukur tersebut isinya layak
mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kreteria tertentu, artinya
adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
• Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah keadaan instrumen yang menunjukkan hasil
pengukuran yang reliable (tidak berubah-ubah, konsisten). Instrumen yang reliable adalah
instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur subyek atau objek yang sama pada
waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda hasilnya tetap
sama.
1. Kemampuan peserta tes atau subjek uji coba. Makin heterogen atau makin berbeda
kemampuan peserta tes makin tinggi reliabilitas tes.
2. Semakin besar jumlah peserta tes semakin besar reliabilitas, karena semakin banyak
peserta tes maka semakin beragam kemampuannya.
3. Panjang pendeknya tes. Jumlah item tes yang banyak dengan mengkaji beberapa
tujuan akan lebih reliable dibandingkan dengan jumlah item yang sedikit, karena
akan lebih representatif. Namun jumlah item tes yang terlalu banyak akan
melelahkan dan mengganggu konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak tepat
lagi.
4. Evaluasi yang subjektif juga akan menurunkan reliabilitas.
5. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
• Menentukan Validitas Hasil pengukuran
Untuk mengetahui validitas item, menggunakan rumus korelasi point biserial yang
rumus lengkapnya sebagai berikut :
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑦𝑝𝑏𝑖 = √𝑞
𝑆𝑡
Keterangan :
𝑀𝑝 = Merata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Indeks korelasi point biserial yang diperoleh dari hasil perhitungan dikonsultasikan
dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Kualitas
soal dilihat dari segi validitas, dapat ditentukan dengan menafsirkan koefisien korelasi
dengan menggunakan kriteria:
41 – 0,60 = cukup
𝑛 𝑠 2 −∑𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑠2
Keterangan :
n = banyaknya item
1) Jika r11 > 0,70 maka tes yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliable).
2) Jika r11 < 0,70 maka tes yang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki
reliabilitas yang tinggi (unreliable). (Anas Sudijono, 2011: 209)
7) Penilaian Dan Penafsiran Hasil Penilaian
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar, penilaian dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
• Penilaian formatif
Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauhmanakah suatu proses
pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan Penilaian sumatif.
• Penilaian sumatif
Penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmanakah peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit berikutnya. Untuk melakukan penilaian
hasil belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan teknik penilaian.
• Prinsip – Prinsip Pemberian Nilai
1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan
pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan
balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.
2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.
3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai. Penilaian
yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak.
4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan
afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta didik
menyelesaikan pokok bahasan tertentu melainkan saat mereka sedang melakukan
proses pembelajaran.
5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan
latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit,
dan jender.
9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik.
• Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan
1. Penilaian Di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Kejuruan
PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan proses penentuan sampai sejauh mana kemampuan yang dapat dicapai
oleh siswa dalam proses pembelajaran yang sebelumnya telah ditentukan besaran patokan nilainya,
sehingga dapat dilakukan penilaian (value judgment). Proses evaluasi seperti yang telah kita tahu
dapat dilakukan dengan kegitan tes maupun non-tes. Evaluasi dengan tes yang dilaksanakan akan
memiliki arti jika terdiri dari butir-butir soal yang mampu menguji tujuan yang penting dan
mewakili seluruh bahan yang diujikan secara representatif. Ada 4 cara untuk menilai tes yaitu
dengan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, analisis soal, checking validitas,
dan checking reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 2012: 220).
Dari penelitian yang dilakukan secara Online (Daring) terhadap siswa SMPN 1
Cluring,Banyuwangi bahwa belum diketahui secara pasti kualitas soal matematika yang digunakan
pada uji coba ulangan harian tahun ajaran 2019/2020 karena soal yang digunakan merupakan soal
baru yang belum diuji cobakan dan dianalisis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka saya
selaku peneiti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika Kelas VIII A – SMPN 1
Cluring Tahun Ajaran 2019/2020” dengan soal matematika materi Bangun Ruang sisi datar baru
yang belom pernah diketahui kulalias soal secara pasti
METODE PENEITIAN
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut West,
“Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya” (Sukardi, 2011:157). Sedangkan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena semua informasi yang
diperoleh, diwujudkan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis dengan statistik menggunakan
program Item and Analysis (ITEMAN).
Data hasil uji coba diperoleh dari siswa kelas VIII A – SMPN 1 Cluring Tahun Ajaran
2019/2020. Soal tes uji coba yang diberikan kepada siswa secara online beracuan kepada materi
yang telah siswa pelajari dan berdasar kepada kurikulum yang digunakan oleh sekolah yaitu
kurikulum K13.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen validasi dan tes uji
kemampuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Teknik analisis deskripsi kuantitatif yaitu dengan memaparkan dan menyajikan data yang ditemukan
di lapangan dengan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang ditemukan dan diselesaikan berupa
angka atau hasil ujicoba soal tes uji kemampuan. Teknik analisis deskriptif menjelaskan validitas
dan reabilitas soal tes uji kemampuan matematika siswa kelas VIII A – SMPN 1 Cluring.
Uji Validitas
Valid 10 66,67%
Tidak Valid 5 33,33%
Jumlah 15 100
Dari 15 butir soal pilihan ganda terdapat 10 butir (66,67%) yang dinyatakan valid dan 5
butir (33,33%)yang dinyatakan tidak valid.
• Uraian
Uji Validitas
Valid 4 80%
Tidak Valid 1 20%
Jumlah 5 100
Dari uji coba butir soal terihat dari 15 butir soal Uraian terdapat 4 butir soal (80%) yang
dinyatakan valid dan 1 butir soal (20%) yang dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reabilitas
Berdasarkan perhitungan hasil uji reabilitas soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda
Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (banyaknya item atau butir soal) ada 15
soal dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,403. Karena nilai Cronbach’s Alpha terletak
pada 0,400 < 0,403 < 0,50 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa item soal ini memliki reliabilitas cukup
• Uraian
Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (banyaknya item atau butir soal) ada 15
soal dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,362. Karena nilai Cronbach’s Alpha terletak
pada 0,20 < 0,362 < 0.40 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa item soal ini memliki Reliabilitas Rendah.
c. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan hasil tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda
1, 2, 3, 5, 6, 8,
1 P > 0,70 (Mudah) 9 (60%)
10, 12, 15
P = 0,30 - 0,70
2 7, 9, 13, 14 4 ( 26,67% )
(Sedang)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa soal pilihan ganda uji
coba ulangan harian kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi tahun ajaran 2019/2020
termasuk kategori soal yang cukup baik dilihat dari tingkat kesukaran soal karena sebagian
soal termasuk kategori sedang dan mendekati perbandingan proporsi soal yang baik (sukar :
sedang : mudah = 2 : 4 : 9). Soal yang sukar kebanyakan merupakan soal hitungan yang
menjebak siswa berfikir. Dimungkinkan pernyataan soal yang disediakan membuat siswa
bingung .
• Uraian
P = 0,30 - 0,70
2 18 1 ( 20% )
(Sedang)
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa soal uraian uji coba
ulangan harian kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi tahun ajaran 2019/2020 termasuk
kategori soal yang cukup baik dilihat dari tingkat kesukaran soal karena sebagian soal
termasuk kategori sedang dan mendekati perbandingan proporsi soal yang baik dengan
perbandingan sukar : sedang : mudah = 1 : 1 : 3. Soal yang sukar kebanyakan merupakan soal
hitungan dan ada soal menjebak.
d. Daya Pembeda
Berdasarkan perhitungan hasil daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda
2, 4, 5, 6, 9, 11,
3 0,20 - 0,39 (Cukup) 8 (53,33%
12, 14
Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa soal belum
sepenuhnya baik karena hanya 60% soal saja yang benar-benar dapat membedakan
kemampuan peserta didik. Masih terdapat 40% soal yang memiliki daya pembeda jelek.
Terdapat 2 butir soal yang memiliki koefisien daya beda negatif. Hal itu terjadi karena soal
tersebut merupakan soal yang sukar sehingga siswa hanya melakukan asal menebak dalam
menjawab. Ini juga terjadi Siswa kelompok atas menebak jawaban yang salah dan siswa
kelompok bawah menebak jawaban yang benar sehingga menghasilkan koefisien daya beda
negatif.
• Uraian
Distribusi Uji Daya Pembeba
Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika
1 Negatif - -
0,00 - 0,19
2 17, 20 2 (40%)
(Buruk)
Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa soal belum
sepenuhnya baik karena hanya 60% soal saja yang benar-benar dapat membedakan
kemampuan peserta didik. Masih terdapat 40% soal yang memiliki daya pembeda buruk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang terdiri dari validitas empiris kriteria konsistensi internal,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda terhadap soal uji coba ulangan harian matematika
kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi Tahun Ajaran 2019/2020 maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa soal tersebut :
1. Dilihat dari segi validitas empiris soal pilihan ganda, termasuk soal pilihan ganda yang baik
karena tingkat validitasnya, yaitu 20% soal merupakan soal tidak valid, dan 80% termasuk
soal valid. Dan untuk soal uraian yang cukup baik karena tingkat validasinya, 80% soal
valid dan 20% soal dinyatakan tidak valid. Hal ini terjadi karena:
a. Ada beberapa soal yang menjebak, dimungkikan siswa kurang teliti dalam
mengerjakannya
b. Pembatasan waktu dalam mengerjakan soal mempengaruhi siswa untuk menjawab
soal secara cepat namun tidak tepat
2. Dilihat dari segi reliabilitas, soal pilihan ganda termasuk soal yang memiliki reliabilitas
cukup karena hanya memiliki nilai reliabilitas terletak pada 0,400 < 0,403 < 0,50. Dan untuk
sal uraian termasuk soal yang memiliki reabilitas rendah karena hanya memiliki nilai
reabilitas yang terletak 0.20 < 0,362 < 0,40 pada Reliabitas soal rendah karena :
a. Ada beberapa soal yang menjebak, dimungkikan siswa kurang teliti dalam
mengerjakannya.
b. Banyaknya soal yang sukar menurut siswa, karena soal yang mudah maupun sukar
cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah. Hal ini disebabkan antara
hasil tes yang mudah dan sukar keduanya berada dalam satu sebaran skor yang
terbatas.
3. Dilihat dari segi tingkat kesukaran, termasuk soal pilihan ganda yang cukup baik karena 4
butir (26,67%) termasuk dalam kategori sedang (soal yang baik adalah soal yang memiliki
indeks 0,30 – 0,70 yang termasuk dalam kategori sedang). Untuk soal yang termasuk
kategori sukar kebanyakan merupakan soal hitungan dan soalnya sedikit menjebak dan
untuk soal yang uraian cukup baik juga karena tingkat kesukaran Mudah ada 3 butir (60%),
tingkat kesukaran sedang ada 1 butir (20%), dan tingkat kesukaran sulit ada 1 soal (20%).
4. Dilihat dari segi daya pembeda, termasuk soal pilihan ganda yang cukup, karena ada 2
butir (13,33%) termasuk baik, dan 8 butir (53,33%) termasuk kategori cukup, dan 3 butir
(20%) termasuk buruk dan 2 butir (13,33%) termasuk negatif. Untuk soal yang berdaya beda
negatif terjadi karena soal tersebut merupakan soal yang sukar sehingga siswa hanya
melakukan menebak dalam menjawab soal. Dan Ternyata siswa dalam kelompok atas
memilih jawaban yang salah sedangkan siswa kelompok bawah memilih jawaban yang
benar. Sedangkan untuk daya pmbeda soal uraian yang cukup, karena ada 3 butir termasuk
baik dan 2 butir termasuk buruk. Untuk soal yang daya pembeda buruk kemungkinan siswa
merasakan kesulitan atau kebingungan dalam mengerjakan soal yang menjebak.
Lampiran I
Kelas : VIII A
Sehubungan dengan berlangsungnya study from home akibat pandemi covid-19, maka soal uji
coba didistribusikan secara online melalui link diatas. Siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan
secara online pada link tersebut, yang dapat diakses dari rumah masing-masing. Karena tidak ada
tatap muka sebelumnya, maka tidak ada penyampaian materi oleh peneliti. Sehingga, soal uji coba
dibuat berdasarkan materi yang telah disampaikan oleh guru pengampu mata pelajaran disekolah.
Lampiran 2 (Kisi- kisi sebelum revisi)
Matei : Bangun Ruang Sisi Datar Bentuk Soal : 15 pilihan ganda, 5 uraian
Matei : Bangun Ruang Sisi Datar Bentuk Soal : 15 pilihan ganda, 5 uraian
c. 84 cm c. 796 𝑐𝑚2
d. 72 cm d. 795 𝑐𝑚2
3. Tersedia kawat yang panjangnya 4 m. Bila 7. Tinggi prisma dengan alas segitiga siku-siku
dibuat kerangka kubus yang berukuran 30 cm, adalah 10 cm. Apabila sisi yang membentuk
maka sisa kawat yang tak terpakai adalah …. sudut siku-siku segitiga itu adalah 4 cm dan 5
b. 40 cm a. 60 𝑐𝑚3
c. 45 cm b. 100 𝑐𝑚3
d. 24 cm c. 120 𝑐𝑚3
d. 160 𝑐𝑚3
4. Sebuah kubus ABCD.PQRS memiliki sisi- sisi
yang panjangnya 4 cm. jika titik Tterletak pada
perpanjangan garis CR sehingga RT = CR,
maka luas daerah TBD adalah . . .
a. 18 𝑐𝑚2
8. Limas T.ABC pada gambar di bawah ini b. 550.000
panjang keenam rusuknya masing-masing 12 c. 560.000
cm. Luas seluruh sisi limas adalah …. d. 600.000
a. 25 𝑐𝑚2
b. 114 𝑐𝑚2 12. Yulia akan membuat 25 topi ulang tahun dari
c. 144 𝑐𝑚2 karton, berbentuk kerucut. Jika tinggi topi
d. 100 𝑐𝑚2 24cm, diameter dalam topi 14 cm .Maka luas
karton yang dibutuhkan…
9. Alas sebuah limas yang tingginya 16 satuan a. 13,750 𝑐𝑚2
adalah sebuah segitiga ABC dengan A(3, 1), b. 12, 370 𝑐𝑚2
B(9, 1), dan C(7, 6). Volume limas itu adalah . c. 11, 750 𝑐𝑚2
. . satuan sisi. d. 13, 250 𝑐𝑚2
a. 72,4
b. 75 13. Perhatikan gambar berikut.
c. 80 Panjang TU = 10 cm, PQ = 15 cm, QU = 12
d. 95 cm, dan PS = 9 cm. Luas permukaan
prisma tersebut adalah ….
10. Volume prisma yang alasnya berbentuk a. 1.350 𝑐𝑚2
segitiga sama sisi dengan panjang sisi 8 cm b. 900 𝑐𝑚2
dan tinggi prisma 15 cm adalah . . . 𝑐𝑚3 c. 750 𝑐𝑚2
a. 230 √2 d. 1.550 𝑐𝑚2
b. 420 √3
c. 240 √3 14. Sebuah balok berisi air diisi sampai ketinggian
tertentu (tidak sampai penuh). Volume air
d. 230 √2
adalah 700 𝑐𝑚3 . Balok tersebut diisi air lagi
11. Seorang pedagang ikan hias ingin membuat sebanyak 100 𝑐𝑚3 sehingga air naik 2 cm dari
sebuah kerangka akuarium dengan tinggi air semula. Luas alas balok tersebut
….
a. 450.000
15. Panjang diagonal sisi kubus 8√2 cm. Luas a. luas kedua kubus itu,
seluruh permukaan kubus adalah …. b. panjang diagonal ruang kedua kubus
a. 385 𝑐𝑚2 itu.
b. 384 𝑐𝑚2
c. 365 𝑐𝑚2 5. Pada gambar di bawah, Panjang diagonal
Atik Fitriatun, S. (2013). Analisis Validitas dan Reabilitas Dan Butir Soal Latihan Ujian Ekonomi
Akuntansi di MAN Maguwoharjo. Analisis Validitas, Reliabilitas , 7,8
Drs. Adi Suryanto, M. (n.d.). Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran. Evaluasi
Pembelajaran di SD, 1.3,1.4,1.5,1.6.