Anda di halaman 1dari 41

RANGKUMAN MATERI DAN ANALISIS BUTIR SOAL PADA

INSTRUMEN UJI COBA KEMAMPUAN MATEMATIKA

Dosen Pembimbing :

Hana Puspita S.pd M.pd

Disusun oleh :

Erlin Nugraini 1710251008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Rangkuman materi mata
kuliah Evaluasi Remedial Hasil Belajar Matematika. Terima kasih tak lupa penulis sampaikan
kepada Ibu Hana Puspita S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penulisan tugas ini.
Saya sangat menyadari penyusunan tugas evaluasi ini masih belum menemukan kata
sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
hasil yang lebih baik lagi.
Akhir kata, rangkuman dapat berguna bag isemua pihak , semoga apa yang kami bahas
disini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan teman – teman semua. Terima kasih.

Jember, 25 juni 2020

Penyusun
1) Konsep Dasar Penilaian

Menurut Cangelosi (1995 : 21) penilaian merpakan keputusan tentang nilai. Oleh sebab tu,
langkah selanjutnya sesudah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan
setelah siswa menjawab beberapa soal yang terdapat pada tes. Kemudian hasil jawaban ditafsirkan
dalam bentuk nilai. Ada beberapa cara melakukan penilaian yaitu diantaranya tes dan non tes.
Yang termasuk dalam kelompok tes antara lain tes objektif dan tes uraian. Sedangkan yang
termasuk kelompok bukan tes (non-tes) antara lain pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap,
dan pedoman wawancara.

• Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan
untuk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan di mana dalam setiap
butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan
demikian maka setiap tes menuntut siswa untuk memberi respons atau jawaban. Respons yang
diberikan oleh siswa dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan siswa benar maka kita
katakan siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur melalui butir soal
tersebut. Tetapi jika respons yang diberikannya salah berarti mereka belum dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin kita ukur. Tes dapat berupa tes objektif ataupun tes uraian.

• Non Tes

Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik dengan meakukan pengamatan secara sistematis. Penilaian ini tidak menggunakan
tes. Macam-macam instrument non tes dalah observasi, wawancara, Daftar cek, studi kasus.

Selanjutnya kita bahas lebih lanjut uraian mengenai pengukuran, asesmen, dan evaluasi.

1) Pengukuran Semua kegiatan di dunia ini tidak akan bisa lepas dari masalah pengukuran.
Keberhasilan suatu program pendidikan hanya dapat diketahui setelah dilakukan pengukuran.
Semua kegiatan penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang selalu melibatkan
pengukuran baik pengukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif. Produk yang
dihasilkan dari suatu teknologi selalu menggunakan pengukuran sehingga dapat dihasilkan
produk yang mempunyai presisi tinggi.
2) asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang
diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil
belajar dan perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam
asesmen antara lain: kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir
semester, laporan kerja dan lain sebagainya. Contoh: guru memberi tugas kepada siswa untuk
mengarang yang harus dikumpulkan pada tanggal yang telah ditetapkan. Setelah siswa
mengumpulkan karangan, guru memeriksa dan memberi umpan balik kepada siswa untuk
diperbaiki lagi. Hasil pemeriksaan dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki.
Siswa kemudian memperbaiki karangannya sesuai dengan masukan guru. Setelah
memperbaiki karangannya, siswa mengumpulkan kembali karangannya kepada guru untuk
dinilai. Dari kegiatan seperti ini, guru dapat menilai hasil dan perkembangan belajar siswa.
3) Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu
program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan, dan
reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas,
kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat
meningkatkan kualitas, kinerja, dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului
dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.
2) Perencanaan Evaluasi
• Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan baik berupa pengukuran maupun


penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk
membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

• Prinsip – Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran


1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi
masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode
yang berbeda
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan
tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap
keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk
pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif,
evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat,
bukan terpaku pada angka soalan tes.
• Syarat-syarat Umum Evaluasi

Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai
berikut :

1. Validitas : Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa yang hendak diukur.
2. Realibilitas : Ketetapan hasil
3. Objektivitas : Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa
adanya interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu dalam kata
lain sesuai dengan kemampuan siswa.
4. Efisiensi : Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan tanpa membuang waktu
dan uang yang banyak.
5. Praktis : Praktis digunakan
6. Kontinuitas : Berkesinambungan
7. Komprehensif : Berkaitan dengan sikap nilai
8. Akuntabilitas : Bertanggung jawab terhadap apa yang di jadikannya evaluasi.
• Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran


yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:

1) Fungsi normatif, Yaitu berfungsi sebagai perbaikan sistem pembelajaran


2) Fungsi diagnostik, Yaitu berfungsi untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam
proses pembelajaran.
3) Fungsi sumatif, Berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
3) Pengembanagan Tes
• Pengertian

Tes uraian adalah bentuk tes yang mengandung pertanyaan yang jawabannya tidak
disediakan oleh pembuat soal. Tes esai adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan
atau suruhan yang mengkehendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relative panjang
(Nurkancana dan Sumartana 1986:42)

• Karakteristik

Tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu tes uraian bentuk terbuka dan tes
uraian terbatas . pembagian tes ini berdasarkan pada kebebasan yang diberikan pembuat soal
kepada penjawab soal atau siswa menuangkan hasil gagasan atau pemikirannya. Pada tes
uraian terbuka setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai
dengan yang dipikirkannya. Sedangkan tes uraian terbatas dikehendaki adalah jawaban yang
sifatnya sudah dibatasi.

• Penerapannya

Tes Uraian dapat digunakan apabila :

1) Jumlah siswa atau peserta tes terbatas


2) Waktu yang dipunyai guru untuk mempersiapkan soal terbatas
3) Tujuan Instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran
dalam bentuk tertulis.
4) Guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung di dalam soal
ujian tetapi dapat disimpulkan sari tulisan peserta tes.
5) Guru ingin memperoleh hasil pengalaman belajar siswanya.
• Kelebihan Tes Uraian
1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan dan
kemampuan menguraikan berbagai hasil pemikiran dan sumber informasi kedalam
suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah.
3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan
kepribadiannya dan watak sendiri.
4. Memudahkan guru untuk menyusun butir soal.
5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis.
6. Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak jawaban.
7. Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu materi
• Kelemahan tes uraian
1. Reliabilitasnya
2. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang banyak.
3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.
4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan
prestasi belajar siswa.
5. Memeriksa hasil tes relatif sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama.
6. Dalam penilaian mudah dipengaruhi unsur subjektivitas dari penilai.
7. Kurang representatif dalam mewakili materi pelajaran, karena hanya terdiri dari
beberapa butir soal.
8. Pemeriksanya hanya dapat dilakukan oleh ahlinya.
9. Ruang lingkup yang diungkap sangat terbatas.
10. Memungkinkan timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban sehingga tidak ada
rumusan benar yang pasti. Lebih memberikan peluang untuk bersifat subjektif.
• Cara penilaian tes uraian
o Memeriksa tes bentuk essai lebih sulit dibandingkan dengan bentuk tes objektif.
o Untuk menghindari faktor subjektifitas maka sebaiknya sebelum memeriksa lembar
jawaban dipersiapkan dulu kriteria jawaban yang benar.
o Lembar jawaban diperiksa perorang.
o Lembar jawaban diperiksa nomor demi nomor.
• Pemberian Skoring pada tes Essai
Pemberian skoring dapat dipilih dari beberapa skala pengukuran, misalnya skala 1-4,
1-10 dan 1-100. Sebaiknya jangan memberikan skor nol. Mulailah skoring dari angka 1.
Semakin tinggi skala pengukuran yang digunakan maka hasilnya semakin halus dan akurat.
Pemberian skor ini berlaku sama untuk semua nomor soal.
Setelah menetapkan skoring langkah selanjutnya adalah menetapkan pembobotan
sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Sebaiknya gunakan skala 1-10. misalnya soal yang
mudah diberi bobot 2, sedang bobotnya 3 dan soal yang sulit bobotnya 5.
a. Soal bentuk Objektif
• Pengertian

Tes objektif adalah jenis tes yang didalamnya sudah disediakan alternatif atau
kemungkinan jawaban yang dapat dipilih oleh siswa.
• Karakteristik
- Benar-salah (true false)
• Tes benar salah adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai
benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti
pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah.
• Mejodohkan (matching)
• Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta
tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan
seri jawaban
• Pilihan ganda (multiple choice)
• Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang
suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang
terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari
pilihan yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal
• Penerapannya

Untuk Penerapan dari soal objektif yaitu ketika guru sudah mempersiapkan soal-
soal tersebut dan yang mengikuti peserta tes banyak. Untuk penerapan yang lain
menyesuaikan dari kemauan guru untuk menerapkan soal dalam bentuk apa.

• Kelebihan Tes Objektif


- Waktu yang dibutuhkan relative lebih singkat
- Panjang pendeknya suatu tes (banyak sedikitnya butir soal) bisa berpengaruh terhadap
kadar reliabilitas
- Proses pensekoran dapat dilakukan secara mudah karena kunci jawaban dapat dibuat
secara pasti
- Proses penilaian dapat dilakukan secara objektif karena kunci jawaban sudah dapat
ditentukan secara pasti.
- Faktor terka-menerka relatif lebih kecil
- Dapat dipakai untuk mengukur berbagai tujuan kurikuler
- Tidak mengandung jawaban yang dapat dimaknakan bermacam-macam.
- Siswa dapat memperoleh jawaban yang benar tanpa melakukan sesuai dengan yang
diminta
- Lebih representatif mewakili isi dan banyaknya materi/bahan
- Lebih objektif dalam penilaian
- Lebih mudah dan cepat memeriksanya
- Waktu yang diperlukan untuk memeriksa jawaban siswa relatif singkat
- Pemeriksaan hasil tes dapat dibantu oleh orang lain
- Soal-soal lebih mungkin dapat dipakai ulang
• Kelemahan Tes Objektif
- Terdapat kemungkinan untuk dapat menebak jawaban dengan tepat. Tidak dapat
mengetahui jalan pikiran testi dalam menjawab suatu pesoalan.
- Membatasi kreativitas siswa dalam menyusun jawaban sendiri.
- Bahan ajar yang diungkap dengan tes objektif, pada umumnya lebih terbatas pada hal-
hal yang factual.
- Dibutuhkan persiapan penyusunan tes yang relatif lebih sulit dibandingkan tes uraian
- Proses berpikir anak tidak bisa diukur
- Sifat kreatif siswa akan cenderung menumpul
- Beberapa aspek kemampuan tidak bisa atau sukar diungkapkan
- Banyak kesempatan untuk untung-untungan
- Kerjasama siswa dalam menjawab tes lebih terbuka

• Cara Penilaian Tes Obketif


Analisis tes hasil belajar bentuk objektif dapat diketahui dari dua kriteria atau dua
parameter, yaitu indeks kesukaran dan indeks daya diskriminasi.

b. Soal bentuk Lisan


• Pengertian

Tes lisan merupakan serangkaian soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan atau tugas-


tugas yang diberikan kepada peserta didik secara lisan dan jawaban yang diberikan peserta
didik secara lisan juga. Namun demikian dapat juga soal-soal tes diajukan secara lisan
dalam waktu yang ditentukan dan jawabannya harus dibuat secara tertulis.

• Karakteristik
1. Pertanyaan Lisan-Respon Lisan
Pertanyaan lisan dengan jawaban lisan harus serupa dengan pertanyaan yang ditulis
untuk sebuah tes essai
2. Tes Lisan-Respon Tertulis
Jenis pertanyaan dengan jawaban luas atau jawaban yang terbatas yang telah
disebutkan lebih dahulu untuk ujian jawaban lisan, dapat juga dilaksanakan secara
lisan jika siswa-siswa diminta jawaban tertulis.
3. Tes Penampilan Lisan
Ujian penampilan lisan terutama dapat diadaptasikan dengan baik pada berbicara,
drama dan pelajaran bahasa inggris. Berbicara dan drama, keduanya menekankan
penampilan verbal dan kualitas penampilan tidak dapat diukur dengan ujian tertulis.
• Prinsip Penerapan Tes Lisan
a) Pelaksanaan tes lisan yang trampil perlu mencapai pengukuran yang baik. Siswa-siswa
harus mendengar dan mengerti pertanyaan jika mereka diharapkan dapat memberi
respon dengan baik.
b) Jika tes lisan dipakai untuk tujuan pengajaran atau reviu, tidak ada atau sedikit saja
nilai yang diberikan pada ujian tersebut.
c) Jika hanya satu pertanyaan diberikan kepada seorang individu, guru harus hati-hati
menjaga agar tingkat kesukaran pertanyaan itu sama, atau setidak-tidaknya
menyesuaikan kesukaran tes kepada kemampuan siswa.
d) Walaupun penilaian tes lisan sering subyektif, guru harus berusaha menghindarkan
faktor-faktor luar yang tidak perlu seperti favoritism
• Kelebihan dan Kelemahan Tes Lisan
Purwanto (2006) menambahkan bahwa tes lisan sebagai alat evaluasi belajar
mengajar memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya:
➢ Kelebihan tes lisan

1. Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan
secara face to face.
2. Jika si penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah pertanyaan sehingga
dimengerti oleh si penjawab.
3. Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat mengetahui apa yang “tersirat”
di samping yang “tersurat”.
4. Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang sampai mendetail dan dapat
mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang disenangi.
5. Untuk mengevaluasi kecakapan tertentu, seperti bahasa inggris dan bahasa
Indonesia.
6. Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya.
• Kelemahan tes lisan
1) Jika hubungan antara pengetes dan yang akan dites kurang baik, dapat menggangu
objektivitas hasil tes.
2) Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu kelancaran jawaban yang
diberikan.
3) Pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama pada tiap-tiap orang yang dites.
4) Untuk mengetes kelompok memerlukan waktu yang lama sehingga tidak
ekonomis.
5) Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites memungkinkan
hasil yang kurang obyektif
4. Assesmen Alternatif
A. Penilaian Alternatif
• Pengertian

Penilaian alternative merupakan penilaian yang mengukur kemampuan relatifn siswa


untuk mencapai tujuan proses pembelajaran. Secara khusus dalam matematika meliputi
kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, berfikir kritis, koneksi dan lain sebaginya.

• Penggunaan penilaian alternative


1. Soal mengarah pada tujuan pembelajaran umum,khusus, isi atau materi pada kurikulum
2. Jawaban dari soal berupa ide dari siswa, gagasan dalam situasi masalah matematika
yang tidak hanya meminta jawaban tunggal
3. Memberikan kesempatan untuk menilai proses-proses dalam tugas
5. Soal realistis, menarik dan Merangsang berfikir
6. Soal menekankan kepada pendalaman materi
7. Soal Open ended
8. Menimbulkan pertanyaan baru atau masalh lain.
• Contoh Rubrik Penilaian Alternatif
- Diberi Scor 4 jika jawaban Sangat Memuaskan
- Diberi Scor 3 jika jawaban Puas
- Diberi Scor 2 jika jawaban Cukup
- Diberi Scor 1 jika jawaban Kurang Memuaskan
- Diberi Scor 0 jika jawaban Tidak Memuaskan
B. Penilaian Portofolio
• Pengertian

Penilaiaian Portofolio yaitu penilaian yang digunakan untuk melihat perkembangan


peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan hasil atau karya sebagai bukti dari suatu
kegiatan.

• Penggunaan Peniliaian Portofolio


1. Memperlihatkan perkembangan dari peserta didik
2. Menunjukan suatu pemahaman dari beberapa konsep, topic dan isu yang diberikan
3. Mendemonstrasikan perbedaan bakat peserta didik
4. Mendemonstrasikan kemampuan untuk memproduksi atau mengkreasi suatu
pekerjaan secaa orisinal
5. Mendokumentasikan kegiatan selama periode tertentu
6. Mendokumentasikan kemampuan menampilkan karya seni
7. Mendokumentasikan kemampuan mengintegrasikan teori dan praktek
2) Merefleksikan nilai-nilai individual atau pandangan dunia secara lebih luas.
• Rubrik Penilaian Portofolio

Untuk penggunaan scor pada penilaiain portofolio bisa menggunakan angka atau
huruf. Adapun indikator penilaian diantaranya yaitu : Signifikasi,
pemahaman,argumentasi, responsiveness, kerjasama kelompok.

Penilaian portofolio juga dapat menggunakan proses yang telah dilakukan peserta
didik, kegiatan yang dilakukan peserta didik, dokumen yang telah dikumpulkan oleh
peserta didik dsb.

C. Penilaian Afektif
• Pengertian

Menurut Zainal arifin (2009) menjelaskan ada dua hal yang berhubungan dengan
penilaian afektif yang harus dinilai. Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam
pembelajaran meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilian dan internalisasi.
Kedua sikap dan minat peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.

• Penggunaan Penilaian Afektif


1) Untuk memperoleh informasi minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran
2) Mengetahui sikap peserta didik pada saat berlangsungnya mata pelajaran tertentu.
3) Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri
4) Menegungkap nilai individu peserta didik
• Pengembangan Instrumen Penilaian Afektif
1. Menentukan spesifikasi instrument
2. Menulis Instrumen
3. Menentukan skala pengukuran
4. Menentukan Sitem penskoran
5. Menelaah Insturmen
6. Melakukan uji coba
7. Menganalisis Instrumen
8. Merakit Instrumen
9. Melakukan Pengukuran
10. Menafsirkan hasil Pengukuran
5. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
• Memeriksa dan Mengolah Hasil Tes
• Memeriksa Hasil Tes Objektif
Salah satu keuntungan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa secara cepat dan
tepat serta mempunyai ketetapan hasil yang tinggi.
Cara pemeriksaan yang sering dilakukan adalah cara manual, yaitu dengan
menggunakan master lembar jawaban yang sama persis dengan lembar kerja siswa. Master
lembar jawaban objektif bisa dilubangi dengan menggunakan putung roko atau bara obat
nyamuk. Master inilah yang kemudian diigunakan untuk memeriksa jawaban siswa, yakni
dengan cara menempelkan master lembar jawaban dengan lembar jawaban siswa. Jika
lembar jawaban siswa tidak masuk pada lubang master lembar jawaban, maka jawaban
tersebut dinilai salah.
Cara selanjutnya jika siswanya banyak, maka pemeriksaan dapat digunakan dengan
menggunakan komputer, yakni dengan cara men scan lembar jawaban siswa.
a) Memeriksa Hasil Tes Uraian
Ada lima faktor yang menjadi permasalahan ketika memeriksa hasil tes uraian yaitu:
1. Ketidaktepatan pemeriksaan dalam pemberian scor,
b. Adanya hallo effect,
c. Carry over effect,
d. Order effect,
e. Adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa.
• Pendekatan dalam Pemberian Nilai
b) Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa
skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Data hasil belajar
siswa tersebut perlu ditata agar lebih mudah dipahami. Seanjutnya data tersebut diolah
dan diinterpretasikan untuk kemudian diambil keputusan tentang bagaimana pencapaian
hasil belajar siswa.
c) Pendekatan dalam Penilaian
Ada dua buah pendekatan yang sering digunakan untuk mengintepretasikan data
hasil pengukuran yaitu Penelitian Acuan norma (PAN) dan Penelitian Acuan Kriteria
(PAK)
1) Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan penilaian acuan normal adalah suatu endekatan untuk
menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana hasil belajar yang diperoleh seorang
siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh kelompoknya.
a. Harga rata-rata (means)
b. Simpangan baku (SB)
c. Penggunaan kurva normal
2) Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)
Jika dalam pendekatan Penilaian Acuan Normal (PAN) keberhasilan setiap anak
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya, maka dalam PAK keberhasilan
setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya tetapi
keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
3) Penilaian
Pengertian penilaian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan menggunakan
informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip penilaian antara lain:
a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi
b. Valid
c. Menyeluruh
d. Adil dan objektif
e. Berkesinambungan
f. Menyeluruh
g. Bermakna
4) Penyajian Hasil Penilaian
Bentuk penilaian yang dilakukan guru, antara lain:
a. Penilaian dengan menggunakan angka. Dalam penilaian ini hasil belajar yang
diperoleh siswa diberikan dalam bentuk angka. Rentang angka yang digunakan
berupa 1 – 10 atau 1 – 100.
b. Penilaian dengan kategori. Dalam penilaian hasil belajar siswa disajikan dalam
bentuk kategori, misalnya Baik, Cukup, dan Kurang.
c. Penilaian dengan ;uraian atau narasi. Dalam hal ini penilaian hasil belajar siswa
disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, misalnya siswa belum dapat membaca
lancar lancar dsb.
d. Penilaian kombinasi. Dalam penilaian ini hasil belajar siswa diberikan dalam
bentuk kombinasi penilaian baik berupa penilaian angka, kategori dan narasi.
5) Proses Pemberian Nilai
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentu tingkat keberhasilan siswa
dalam pencapaian kompetensi diperlukan alat ukur dan jenis tagian sebagai berikut:
a. Kuis: digunakan untuk menyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat.
b. Pertanyaan lisan di kelas: digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep, prinsip,
atau teori saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Ulangan harian: digunakan secara periodik untuk mengungkap pemahaman atau
keterampilan siswa terhadap apa yang telah diajarkan oleh guru.
d. Tugas individu atau kelompok: digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam
menerapkan berbagai konsep, prinsip, atau teori serta melatih kerja sama dalam
menyelesaikan suatu tugas
e. Ulangan semesteran: digunakan untuk mengukur pencapaian kompetemsin siswa
setelah menyelesaikan pembelajaran selama satu semester.
f. Laporan tuas atau laporan kerja: digunakan untuk mengungkap kemampuan siswa
dalam menbuat laporan dari tugas atau kerja praktek yang diberikan.
g. Ujian praktek; digunakan untukmengungkap keterampilan siswa dalam melakukan
sesuatu

.
6) Penilaian Kualitas Alat Ukur

• Validitas
Validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang
dilakukan oleh penyusun atau pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara
empiris guna mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan
validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya.
Suatu alat ukur disebut memiliki validitas apabila alat ukur tersebut isinya layak
mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kreteria tertentu, artinya
adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.

• Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah keadaan instrumen yang menunjukkan hasil
pengukuran yang reliable (tidak berubah-ubah, konsisten). Instrumen yang reliable adalah
instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur subyek atau objek yang sama pada
waktu yang berbeda dan pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda hasilnya tetap
sama.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi reliabilitas suatu tes yaitu:

1. Kemampuan peserta tes atau subjek uji coba. Makin heterogen atau makin berbeda
kemampuan peserta tes makin tinggi reliabilitas tes.
2. Semakin besar jumlah peserta tes semakin besar reliabilitas, karena semakin banyak
peserta tes maka semakin beragam kemampuannya.
3. Panjang pendeknya tes. Jumlah item tes yang banyak dengan mengkaji beberapa
tujuan akan lebih reliable dibandingkan dengan jumlah item yang sedikit, karena
akan lebih representatif. Namun jumlah item tes yang terlalu banyak akan
melelahkan dan mengganggu konsentrasi sehingga hasil yang diperoleh tidak tepat
lagi.
4. Evaluasi yang subjektif juga akan menurunkan reliabilitas.
5. Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.
• Menentukan Validitas Hasil pengukuran
Untuk mengetahui validitas item, menggunakan rumus korelasi point biserial yang
rumus lengkapnya sebagai berikut :

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑦𝑝𝑏𝑖 = √𝑞
𝑆𝑡

Keterangan :

𝑦𝑝𝑏𝑖 = Koefesien korelasi biserial

𝑀𝑝 = Merata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya

𝑀𝑡 = Merata Skor total

𝑆𝑡 = Standar deviasi dari skor total

P = Proporsi siswa yang menjawab benar

Q = Proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1- p) (Suharsimi Arikunto, 2012: 93)

Indeks korelasi point biserial yang diperoleh dari hasil perhitungan dikonsultasikan
dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Kualitas
soal dilihat dari segi validitas, dapat ditentukan dengan menafsirkan koefisien korelasi
dengan menggunakan kriteria:

0,81 – 1,00 = sangat tinggi

0,61 – 0,80 = tinggi 0,

41 – 0,60 = cukup

0,21 – 0,40 = rendah

0,00 – 0,20 = sangat rendah (Zainal Arifin, 2011: 257)


• Menentukan Reliabilitas Hasil pengukuran

Untuk mencari relibilitas, digunakan rumus K-R. 20:

𝑛 𝑠 2 −∑𝑝𝑞
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑠2

Keterangan :

𝑟11 = Reabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = proporsi subjek yang menjawab item salah

n = banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (akar varians ) (Suharsimi Arikunto, 2012:115)

Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes umumnya:

1) Jika r11 > 0,70 maka tes yang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki
reliabilitas yang tinggi (reliable).
2) Jika r11 < 0,70 maka tes yang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki
reliabilitas yang tinggi (unreliable). (Anas Sudijono, 2011: 209)
7) Penilaian Dan Penafsiran Hasil Penilaian
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian merupakan kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran. Penilaian adalah proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang
menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar, penilaian dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
• Penilaian formatif
Penilaian formatif dilakukan dengan maksud memantau sejauhmanakah suatu proses
pendidikan telah berjalan sebagaimana yang direncanakan Penilaian sumatif.
• Penilaian sumatif
Penilaian sumatif dilakukan untuk mengetahui sejauhmanakah peserta didik telah dapat
berpindah dari suatu unit pembelajaran ke unit berikutnya. Untuk melakukan penilaian
hasil belajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan teknik penilaian.
• Prinsip – Prinsip Pemberian Nilai
1. Mendidik, yakni mampu memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan
pencapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan
balik dan memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar.
2. Terbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait.
3. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai. Penilaian
yang menyeluruh meliputi ranah pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan bertindak.
4. Terpadu dengan pembelajaran, yakni menilai apapun yang dikerjakan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar itu dinilai, baik kognitif, psikomotorik dan
afektifnya. Dengan demikian, penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta didik
menyelesaikan pokok bahasan tertentu melainkan saat mereka sedang melakukan
proses pembelajaran.
5. Objektif, yakni tidak terpengaruh oleh pertimbangan subjektif penilai.
6. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik sebagai hasil
kegiatan belajarnya.
7. Berkesinambungan, yakni dilakukan secara terus menerus sepanjang
berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
8. Adil, yakni tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan
latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, warna kulit,
dan jender.
9. Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam
menentukan kelulusan peserta didik.
• Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan
1. Penilaian Di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah
Menengah Kejuruan

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63


menyebutkan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
3. Penilaian hasil belajarr oleh pemerintah
Dari rincian penilain pendidikan tersebut, terdapat beberapa bentuk penilaian
yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:
1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
6. Ulangan kenaikan kelas
7. Pengamatan terhadap perubahan perilaku / sikap dan psikomotorik.
8. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karkateristik materi yang dinilai
9. Ujian sekolah
10. Ujian nasional
11. Bentuk penilaian lain seperti penilaian diri, kuesioner, penilaian proyek, dan
portofolio.
2. Penilaian Di Perguruan Tinggi
Penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga yang
bersangkutan sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989; PP No. 60
Tahun 1999, dan SK Mendiknas No. 233/U/2000 Tahun 2000. SK Mendiknas
mengenai Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Baab V Pasal 12, 14, 15 dan 16.
Pasal 12 :
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara
berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh
dosen;
2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester,
ujian akhir akhir program study, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi;
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D, dan E yang masing-
masing bernilai 4,3,2,1, dan 0.
• Pemanfaatan Hasil Tes untuk meningkatkan Proses Pembelajaran
1. Untuk Pemantauan kemajuan hasil belajar

Dengan melakukan ulangan berarti guru telah melakukan pemantauan kemajuan


hasil belajar siswanya, apakah materi yang sudah dibahas, atau didiskusikan sudah
dikuasai siswaatau belum.Dalam kegiatan ini yang menjadi perhatian guru adalah
peningkatan kemampuan siswa, jangan sampai proses pembelajaran yang
menghabiskan waktu dan biaya tidak sedikit itu tidak menghasilkan apa-apa, tidak
menghasilkanpeningkatan kemampuan siswa.

2. Untuk Perbaikan Pembelajaran

Dengan ulangan dapat diketahui butir-butir kompetensi yang sudah dikuasai


ataupun yang belum dikuasai oleh siswa. Dalam hal ini, ulangan merupakan tindakan
refleksi pada pembelajaran yang oleh Marzano, et.al (2011) disebut dengan reflecting
on teaching.
ANALISIS BUTIR SOAL PADA INSTRUMEN UJI COBA KEMAMPUAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII A SMPN 1 CLURING BANYUWANGI

Erlin Nugraini – 1710251008

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – S1

Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Jember

PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan proses penentuan sampai sejauh mana kemampuan yang dapat dicapai
oleh siswa dalam proses pembelajaran yang sebelumnya telah ditentukan besaran patokan nilainya,
sehingga dapat dilakukan penilaian (value judgment). Proses evaluasi seperti yang telah kita tahu
dapat dilakukan dengan kegitan tes maupun non-tes. Evaluasi dengan tes yang dilaksanakan akan
memiliki arti jika terdiri dari butir-butir soal yang mampu menguji tujuan yang penting dan
mewakili seluruh bahan yang diujikan secara representatif. Ada 4 cara untuk menilai tes yaitu
dengan meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, analisis soal, checking validitas,
dan checking reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 2012: 220).

Dari penelitian yang dilakukan secara Online (Daring) terhadap siswa SMPN 1
Cluring,Banyuwangi bahwa belum diketahui secara pasti kualitas soal matematika yang digunakan
pada uji coba ulangan harian tahun ajaran 2019/2020 karena soal yang digunakan merupakan soal
baru yang belum diuji cobakan dan dianalisis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka saya
selaku peneiti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat
Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika Kelas VIII A – SMPN 1
Cluring Tahun Ajaran 2019/2020” dengan soal matematika materi Bangun Ruang sisi datar baru
yang belom pernah diketahui kulalias soal secara pasti
METODE PENEITIAN

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut West,
“Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya” (Sukardi, 2011:157). Sedangkan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena semua informasi yang
diperoleh, diwujudkan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis dengan statistik menggunakan
program Item and Analysis (ITEMAN).
Data hasil uji coba diperoleh dari siswa kelas VIII A – SMPN 1 Cluring Tahun Ajaran
2019/2020. Soal tes uji coba yang diberikan kepada siswa secara online beracuan kepada materi
yang telah siswa pelajari dan berdasar kepada kurikulum yang digunakan oleh sekolah yaitu
kurikulum K13.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen validasi dan tes uji
kemampuan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Teknik analisis deskripsi kuantitatif yaitu dengan memaparkan dan menyajikan data yang ditemukan
di lapangan dengan kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang ditemukan dan diselesaikan berupa
angka atau hasil ujicoba soal tes uji kemampuan. Teknik analisis deskriptif menjelaskan validitas
dan reabilitas soal tes uji kemampuan matematika siswa kelas VIII A – SMPN 1 Cluring.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Curing, Banyuwangi yang terdiri dari 30 siswa. Sedangkan
objek dalam penelitian ini adalah uji soal ulangan harian matematika kelas VIII A – SMPN 1
Cluring tahun ajaran 2019/2020.

Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
dokumentasi. “Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.
(Suharsimi Arikunto, 2010: 206).
Dengan demikian, dalam hal ini peneliti memperoleh dokumen dari jawaban yang dikirim
oleh masing-masing siswa melalui laman/link secara online. Data yang telah didapat dianalisis
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda.
Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas
Setelah dilakukan tes pada siswa diperoleh hasil yang dapat dianalisis iap butir soalnya.
Jika uji validitas menunjukkan 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal dinyatakan valid, dan sebaliknya.
• Pilihan Ganda

Uji Validitas

Kelompok Frekuensi Presentase (%)

Valid 10 66,67%
Tidak Valid 5 33,33%
Jumlah 15 100

Dari 15 butir soal pilihan ganda terdapat 10 butir (66,67%) yang dinyatakan valid dan 5
butir (33,33%)yang dinyatakan tidak valid.
• Uraian

Uji Validitas

Kelompok Frekuensi Presentase (%)

Valid 4 80%
Tidak Valid 1 20%
Jumlah 5 100

Dari uji coba butir soal terihat dari 15 butir soal Uraian terdapat 4 butir soal (80%) yang
dinyatakan valid dan 1 butir soal (20%) yang dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reabilitas
Berdasarkan perhitungan hasil uji reabilitas soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda
Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (banyaknya item atau butir soal) ada 15
soal dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,403. Karena nilai Cronbach’s Alpha terletak
pada 0,400 < 0,403 < 0,50 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa item soal ini memliki reliabilitas cukup
• Uraian

Dari tabel output diatas diketahui ada N of items (banyaknya item atau butir soal) ada 15
soal dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,362. Karena nilai Cronbach’s Alpha terletak
pada 0,20 < 0,362 < 0.40 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
reliabilitas diatas, dapat disimpulkan bahwa item soal ini memliki Reliabilitas Rendah.

c. Tingkat Kesukaran
Berdasarkan perhitungan hasil tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda

Distribusi Uji Tingkat Kesukaran


Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika

No. Kategori Butir Soal Jumlah / Presentase

1, 2, 3, 5, 6, 8,
1 P > 0,70 (Mudah) 9 (60%)
10, 12, 15

P = 0,30 - 0,70
2 7, 9, 13, 14 4 ( 26,67% )
(Sedang)

3 P < 0,30 (sulit) 4, 11 2 ( 13,33% )

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa soal pilihan ganda uji
coba ulangan harian kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi tahun ajaran 2019/2020
termasuk kategori soal yang cukup baik dilihat dari tingkat kesukaran soal karena sebagian
soal termasuk kategori sedang dan mendekati perbandingan proporsi soal yang baik (sukar :
sedang : mudah = 2 : 4 : 9). Soal yang sukar kebanyakan merupakan soal hitungan yang
menjebak siswa berfikir. Dimungkinkan pernyataan soal yang disediakan membuat siswa
bingung .
• Uraian

Distribusi Uji Tingkat Kesukaran


Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika

No. Tingkat Kesukaran Butir Soal Jumlah/Presentase

1 P > 0,70 (Mudah) 16, 19, 20 3 ( 60% )

P = 0,30 - 0,70
2 18 1 ( 20% )
(Sedang)

3 P < 0,30 (sulit) 17 1 ( 20% )

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa soal uraian uji coba
ulangan harian kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi tahun ajaran 2019/2020 termasuk
kategori soal yang cukup baik dilihat dari tingkat kesukaran soal karena sebagian soal
termasuk kategori sedang dan mendekati perbandingan proporsi soal yang baik dengan
perbandingan sukar : sedang : mudah = 1 : 1 : 3. Soal yang sukar kebanyakan merupakan soal
hitungan dan ada soal menjebak.

d. Daya Pembeda
Berdasarkan perhitungan hasil daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
• Pilihan Ganda

Distribusi Uji Daya Pembeba


Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika

No. Daya Pembeda Butir Soal Jumlah / Presentase


1 Negatif 3, 10 2 (13,33%)

2 0,00 - 0,19 (Buruk) 1, 7, 8 3 (20%)

2, 4, 5, 6, 9, 11,
3 0,20 - 0,39 (Cukup) 8 (53,33%
12, 14

4 0,40 - 0,69 (Baik) 13, 15 2 (13,33%)

0,70 - 1,00 ( Baik


5 - -
Sekali)

Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa soal belum
sepenuhnya baik karena hanya 60% soal saja yang benar-benar dapat membedakan
kemampuan peserta didik. Masih terdapat 40% soal yang memiliki daya pembeda jelek.
Terdapat 2 butir soal yang memiliki koefisien daya beda negatif. Hal itu terjadi karena soal
tersebut merupakan soal yang sukar sehingga siswa hanya melakukan asal menebak dalam
menjawab. Ini juga terjadi Siswa kelompok atas menebak jawaban yang salah dan siswa
kelompok bawah menebak jawaban yang benar sehingga menghasilkan koefisien daya beda
negatif.
• Uraian
Distribusi Uji Daya Pembeba
Soal Uji Coba Ulangan Harian Matematika

No. Daya Pembeda Butir Soal Jumlah / Presentase

1 Negatif - -

0,00 - 0,19
2 17, 20 2 (40%)
(Buruk)

3 0,20 - 0,39 16,18,19, 3 (60%)


(Cukup)

4 0,40 - 0,69 (Baik) - -

0,70 - 1,00 ( Baik


5 - -
Sekali)

Berdasarkan tabel hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa soal belum
sepenuhnya baik karena hanya 60% soal saja yang benar-benar dapat membedakan
kemampuan peserta didik. Masih terdapat 40% soal yang memiliki daya pembeda buruk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang terdiri dari validitas empiris kriteria konsistensi internal,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda terhadap soal uji coba ulangan harian matematika
kelas VIII A SMPN 1 Cluring Banyuwangi Tahun Ajaran 2019/2020 maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa soal tersebut :
1. Dilihat dari segi validitas empiris soal pilihan ganda, termasuk soal pilihan ganda yang baik
karena tingkat validitasnya, yaitu 20% soal merupakan soal tidak valid, dan 80% termasuk
soal valid. Dan untuk soal uraian yang cukup baik karena tingkat validasinya, 80% soal
valid dan 20% soal dinyatakan tidak valid. Hal ini terjadi karena:
a. Ada beberapa soal yang menjebak, dimungkikan siswa kurang teliti dalam
mengerjakannya
b. Pembatasan waktu dalam mengerjakan soal mempengaruhi siswa untuk menjawab
soal secara cepat namun tidak tepat
2. Dilihat dari segi reliabilitas, soal pilihan ganda termasuk soal yang memiliki reliabilitas
cukup karena hanya memiliki nilai reliabilitas terletak pada 0,400 < 0,403 < 0,50. Dan untuk
sal uraian termasuk soal yang memiliki reabilitas rendah karena hanya memiliki nilai
reabilitas yang terletak 0.20 < 0,362 < 0,40 pada Reliabitas soal rendah karena :
a. Ada beberapa soal yang menjebak, dimungkikan siswa kurang teliti dalam
mengerjakannya.
b. Banyaknya soal yang sukar menurut siswa, karena soal yang mudah maupun sukar
cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah. Hal ini disebabkan antara
hasil tes yang mudah dan sukar keduanya berada dalam satu sebaran skor yang
terbatas.
3. Dilihat dari segi tingkat kesukaran, termasuk soal pilihan ganda yang cukup baik karena 4
butir (26,67%) termasuk dalam kategori sedang (soal yang baik adalah soal yang memiliki
indeks 0,30 – 0,70 yang termasuk dalam kategori sedang). Untuk soal yang termasuk
kategori sukar kebanyakan merupakan soal hitungan dan soalnya sedikit menjebak dan
untuk soal yang uraian cukup baik juga karena tingkat kesukaran Mudah ada 3 butir (60%),
tingkat kesukaran sedang ada 1 butir (20%), dan tingkat kesukaran sulit ada 1 soal (20%).
4. Dilihat dari segi daya pembeda, termasuk soal pilihan ganda yang cukup, karena ada 2
butir (13,33%) termasuk baik, dan 8 butir (53,33%) termasuk kategori cukup, dan 3 butir
(20%) termasuk buruk dan 2 butir (13,33%) termasuk negatif. Untuk soal yang berdaya beda
negatif terjadi karena soal tersebut merupakan soal yang sukar sehingga siswa hanya
melakukan menebak dalam menjawab soal. Dan Ternyata siswa dalam kelompok atas
memilih jawaban yang salah sedangkan siswa kelompok bawah memilih jawaban yang
benar. Sedangkan untuk daya pmbeda soal uraian yang cukup, karena ada 3 butir termasuk
baik dan 2 butir termasuk buruk. Untuk soal yang daya pembeda buruk kemungkinan siswa
merasakan kesulitan atau kebingungan dalam mengerjakan soal yang menjebak.
Lampiran I

DESKRIPSI BENTUK SOAL UJI COBA

Nama Sekolah : SMPN 1 Cluring Banyuwangi

Kelas : VIII A

Pelaksanaan Uji : Senin, 1 juni 2020 – Kamis, 4 juni 2020

Jumlah Respomden : 30 Orang

Jumlah Soal : Pilihan Ganda ( 15 soal), Uraian (5 soal)

URL Uji Coba : https://forms.gle/vbUZgz3Q6gAG25fRA

Sehubungan dengan berlangsungnya study from home akibat pandemi covid-19, maka soal uji
coba didistribusikan secara online melalui link diatas. Siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan
secara online pada link tersebut, yang dapat diakses dari rumah masing-masing. Karena tidak ada
tatap muka sebelumnya, maka tidak ada penyampaian materi oleh peneliti. Sehingga, soal uji coba
dibuat berdasarkan materi yang telah disampaikan oleh guru pengampu mata pelajaran disekolah.
Lampiran 2 (Kisi- kisi sebelum revisi)

Kisi- Kisi Ulangan Harian Matematika

Satuan Pendidikan : SMP Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Kelas / Semester : VIII /2 Jumlah : 20 Soal

Matei : Bangun Ruang Sisi Datar Bentuk Soal : 15 pilihan ganda, 5 uraian

Kompeteni Materi Bentuk Ranah Nomer


Indikator TK Skor
Dasar pokok soal Kognitif Soal
Menentukan panjang kawat untuk membuat kubus PG MUDAH C1 1 4
Menghitung jumlah panjang semua rusuk kubus PG MUDAH C2 2 4
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan kerangka kubus PG SEDANG C3 3 4
Menghitung luas daerah sebuah kubus PG SULIT C3 4 4
Memahami
Menghitung volume benda balok dan kubus. PG SEDANG C2 5 4
sifat-sifat
Menghitung luas permukaan balok PG MUDAH C2 6 4
kubus, balok,
Bangun Menghitung volume prisma PG MUDAH C3 7 4
prisma, limas,
Ruang Menghitung luas seluruh sisi limas PG MUDAH C2 8 4
dan bagian-
Sisi Menghitung volume limas PG SEDANG C3 9 4
bagiannya,
Datar Mnghitung volume prisma alas berbentuk segitiga PG MUDAH C3 10 4
serta
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan kerangka
menentukan PG SULIT C3 11 4
akuarium
ukurannya
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan membuat topi
PG SEDANG C3 12 4
ulang tahun berbentuk kerucut.
Mencari luas permukaan prisma PG SEDANG C2 13 4
Menyelesaikan soal cerita berkitan dengan menyelesaikan PG SULIT C3 14 4
luas alas balok
Menghitung luas permukaan kubus PG MUDAH C2 15 4
Menentukan tinggi panjang, lebar, tinggi, luas, volume
Uraian MUDAH C1 16 8
balok.
Menghitung luas daerah yang ditentukan Uraian SULIT C3 17 8
Menghitung volume bangun ruang kubus Uraian SEDANG C3 18 8
Diketahui dua kubus, menghitung perbandingan luas
Uraian SEDANG C3 19 8
kedua kubus dan panjang diagonal ruang kubus
Menghitung volume limas Uraian MUDAH C2 20 8
Lampiran 3 (Kisi kisi revisi setelah uji coba)

Kisi- Kisi Ulangan Harian Matematika

Satuan Pendidikan : SMP Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Kelas / Semester : VIII /2 Jumlah : 20 Soal

Matei : Bangun Ruang Sisi Datar Bentuk Soal : 15 pilihan ganda, 5 uraian

Kompeteni Materi Bentuk Ranah Nomer


Indikator TK Skor
Dasar pokok soal Kognitif Soal
Menentukan panjang kawat untuk membuat kubus PG MUDAH C1 1 4
Menghitung jumlah panjang semua rusuk kubus PG MUDAH C2 2 4
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan kerangka kubus PG MUDAH C3 3 4
Memahami
Menghitung luas daerah sebuah kubus PG SULIT C3 4 4
sifat-sifat
Menghitung volume benda balok dan kubus. PG MUDAH C2 5 4
kubus, balok,
Bangun Menghitung luas permukaan balok PG MUDAH C2 6 4
prisma, limas,
Ruang Menghitung volume prisma PG SEDANG C3 7 4
dan bagian-
Sisi Menghitung luas seluruh sisi limas PG MUDAH C2 8 4
bagiannya,
Datar Menghitung volume limas PG SEDANG C3 9 4
serta
Mnghitung volume prisma alas berbentuk segitiga PG MUDAH C3 10 4
menentukan
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan kerangka
ukurannya PG SULIT C3 11 4
akuarium
Menyelesaikan soal cerita berkaitan dengan membuat topi
PG MUDAH C3 12 4
ulang tahun berbentuk kerucut.
Mencari luas permukaan prisma PG SEDANG C2 13 4
Menyelesaikan soal cerita berkitan dengan menyelesaikan
PG SEDANG C3 14 4
luas alas balok
Menghitung luas permukaan kubus PG MUDAH C2 15 4
Menentukan tinggi panjang, lebar, tinggi, luas, volume
Uraian MUDAH C1 16 8
balok.
Menghitung luas daerah yang ditentukan Uraian SULIT C3 17 8
Menghitung volume bangun ruang kubus Uraian SEDANG C3 18 8
Diketahui dua kubus, menghitung perbandingan luas
Uraian MUDAH C3 19 8
kedua kubus dan panjang diagonal ruang kubus
Menghitung volume limas Uraian MUDAH C2 20 8
Lampiran 4 b. 24 𝑐𝑚2
c. 32 𝑐𝑚2
Soal Pilihan Ganda
d. 42 𝑐𝑚2
Pilihlah satu jawaban yang paling benar !
5. Gambar di bawah ini merupakan sebuah benda
1. Sebuah jaring-jaring kubus dibuat dari kawat
yang terdiri atas kubus dan balok dengan
dengan panjang rusuk 10 cm. Panjang kawat
ukuran seperti pada gambar. Volume benda
yang diperlukan untuk membuat kerangka
tersebut = . . . 𝑐𝑚3
kubus itu adalah. . .
a. 396
a. 120 m
b. 456
b. 1.2 m
c. 504
c. 0,6 m
d. 528
d. 0,5 m

6. Sebuah balok memiliki ukuran panjang 15 cm,


2. Diketahui volume sebuah kubus adalah 343
lebar 11 cm, dan tinggi 9 cm. Luas permukaan
cm3. Jumlah panjang semua rusuk kubus itu
balok tersebut adalah ....
adalah . . . .
a. 798 𝑐𝑚2
a. 82 cm
b. 48 cm b. 797 𝑐𝑚2

c. 84 cm c. 796 𝑐𝑚2

d. 72 cm d. 795 𝑐𝑚2

3. Tersedia kawat yang panjangnya 4 m. Bila 7. Tinggi prisma dengan alas segitiga siku-siku

dibuat kerangka kubus yang berukuran 30 cm, adalah 10 cm. Apabila sisi yang membentuk

maka sisa kawat yang tak terpakai adalah …. sudut siku-siku segitiga itu adalah 4 cm dan 5

a. 20 cm cm, maka volume prisma tersebut adalah . . .

b. 40 cm a. 60 𝑐𝑚3

c. 45 cm b. 100 𝑐𝑚3

d. 24 cm c. 120 𝑐𝑚3
d. 160 𝑐𝑚3
4. Sebuah kubus ABCD.PQRS memiliki sisi- sisi
yang panjangnya 4 cm. jika titik Tterletak pada
perpanjangan garis CR sehingga RT = CR,
maka luas daerah TBD adalah . . .
a. 18 𝑐𝑚2
8. Limas T.ABC pada gambar di bawah ini b. 550.000
panjang keenam rusuknya masing-masing 12 c. 560.000
cm. Luas seluruh sisi limas adalah …. d. 600.000
a. 25 𝑐𝑚2
b. 114 𝑐𝑚2 12. Yulia akan membuat 25 topi ulang tahun dari
c. 144 𝑐𝑚2 karton, berbentuk kerucut. Jika tinggi topi
d. 100 𝑐𝑚2 24cm, diameter dalam topi 14 cm .Maka luas
karton yang dibutuhkan…
9. Alas sebuah limas yang tingginya 16 satuan a. 13,750 𝑐𝑚2
adalah sebuah segitiga ABC dengan A(3, 1), b. 12, 370 𝑐𝑚2
B(9, 1), dan C(7, 6). Volume limas itu adalah . c. 11, 750 𝑐𝑚2
. . satuan sisi. d. 13, 250 𝑐𝑚2
a. 72,4
b. 75 13. Perhatikan gambar berikut.
c. 80 Panjang TU = 10 cm, PQ = 15 cm, QU = 12
d. 95 cm, dan PS = 9 cm. Luas permukaan
prisma tersebut adalah ….
10. Volume prisma yang alasnya berbentuk a. 1.350 𝑐𝑚2
segitiga sama sisi dengan panjang sisi 8 cm b. 900 𝑐𝑚2
dan tinggi prisma 15 cm adalah . . . 𝑐𝑚3 c. 750 𝑐𝑚2
a. 230 √2 d. 1.550 𝑐𝑚2
b. 420 √3
c. 240 √3 14. Sebuah balok berisi air diisi sampai ketinggian
tertentu (tidak sampai penuh). Volume air
d. 230 √2
adalah 700 𝑐𝑚3 . Balok tersebut diisi air lagi

11. Seorang pedagang ikan hias ingin membuat sebanyak 100 𝑐𝑚3 sehingga air naik 2 cm dari

sebuah kerangka akuarium dengan tinggi air semula. Luas alas balok tersebut

menggunakan aluminium. Kerangka tersebut adalah …

berbentuk balok dengan ukuran 2 m x 1 m x a. 100 𝑐𝑚2

50 cm. Jika harga aluminium Rp. 40.000,00 b. 75 𝑐𝑚2

per meter, maka biaya yang diperlukan untuk c. 50 𝑐𝑚2

membuat kerangka akuarium tersebut adalah d. 25 𝑐𝑚2

….
a. 450.000
15. Panjang diagonal sisi kubus 8√2 cm. Luas a. luas kedua kubus itu,
seluruh permukaan kubus adalah …. b. panjang diagonal ruang kedua kubus
a. 385 𝑐𝑚2 itu.
b. 384 𝑐𝑚2
c. 365 𝑐𝑚2 5. Pada gambar di bawah, Panjang diagonal

d. 380 𝑐𝑚2 kubus HB = 6√3 cm. Volume limas H.ABCD


adalah ...
Soal Uraian :

Kerjanlah soal berikut dengan tepat dan jelas !

1. Sebuah balok mempunyai rasio panjang : lebar


: tinggi = 3 : 2 : 1. Jika kuadrat panjang
diagonal ruang = 224 𝑐𝑚2 , hitunglah:
a. panjang, lebar, dan tinggi balok
tersebut,
b. luas balok,
c. volume balok.

2. Kubus ABCD.EFGH memiliki sisi- sisi yang


panjangnya 4 cm. jika T titik tengah EF dan R
titik tengah FG, maka luas daerah ACRT
adalah . . .

3. Perhatikan gambar berikut. Diketahui: AB =


12 cm, BF = 8 cm, AE = 10 cm, dan BC = 6
cm. Berapa volume bangun ruang
ABCD.EFGH?

4. Diberikan dua buah kubus A dan B. Volume


kubus A = 64 cm3 dan volume kubus B =
729 𝑐𝑚3 . Tentukan perbandingan dari :
Lampiran 5
6. SKOR HASIL UJI COBA SOAL MATEMATIKA
7. KELAS VIII A SMPN 1 CLURING BANYUWANGI

Soal To Soal Tot


No. Nama Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 tal 16 17 18 19 20 al
1 Achmad Lebanon 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 8 5 8 7 8 36 88
2 Ade Dwi Saputra 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 12 3 2 7 8 8 28 76
3 Adinda Aulia Rahma 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 9 3 1 1 2 6 13 49
4 Aisyah Qurnyandra Gadisia 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 8 8 2 5 6 7 28 60
5 Annisa Dyah Lestari 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 9 7 2 6 5 8 28 64
6 Arima Ramadhanti 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 12 6 2 2 4 6 20 68
7 Aura Julita Andiansyah 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 11 5 3 6 2 8 24 68
8 Brilliant Ayu Sanjaya 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 9 6 3 8 8 8 33 69
9 Choirunisa Andyka Putri 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 8 7 1 3 8 6 25 57
10 Deva Aurelia Wulansari 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 8 1 7 6 8 30 70
11 Disnaysila Aulia Putri 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 9 4 3 4 6 4 21 57
12 Fatmala Cahya Muthoharoh 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 6 6 4 7 8 7 32 56
13 Ignes Luhtita Prameswari 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 9 9 3 7 8 8 35 71
14 Ismi Khoironi Fahdil 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 5 4 5 5 6 25 85
15 Jehan Tari Uni Sabrina 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 9 7 2 8 6 7 30 66
16 Julia Widiyanti 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 8 1 4 7 8 28 76
17 Kahiila Diyaulhaq 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10 8 3 5 7 8 31 71
18 Laras Ati Dwi Kusuma P 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 13 7 2 8 6 7 30 82
19 Marsa Naila Anandya P 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 9 4 1 4 5 8 22 58
20 Nabila Meyrisca Putri 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 9 2 1 6 5 8 22 58
21 Nabila Salma Ramadhani 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 8 5 3 4 3 5 20 52
22 Naufal Farras Arrahman 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 9 7 3 6 7 6 29 65
23 Nimas Dyah Nolis W 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 8 4 2 1 6 7 20 52
24 Novia Winda Sari 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 10 6 3 5 6 7 27 67
25 Rahma Aprilesa 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 9 5 1 4 4 6 20 56
26 Rahma Aulia Ewka Putri 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 12 4 4 5 3 8 24 72
27 Sevira Rizky Maharani 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11 8 3 7 5 7 30 74
28 Silvia Dwi Maharani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 11 3 1 8 4 5 21 65
29 Syaira Anisatul Ilma 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 5 2 6 3 5 21 49
30 Syifa' Tsuroyya Fillah 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 8 7 2 7 8 8 32 64
T T T T T
V V . V V . . . V . V V V V V V V V V V
A A V A A V V V A V A A A A A A A A A A
Kategori Validasi L L A L L A A A L A L L L L L L L L L L
I I L I I L L L I L I I I I I I I I I I
D D I D D I I I D I D D D D D D D D D D
D D D D D
8.
DAFTAR PUSTAKA

Atik Fitriatun, S. (2013). Analisis Validitas dan Reabilitas Dan Butir Soal Latihan Ujian Ekonomi
Akuntansi di MAN Maguwoharjo. Analisis Validitas, Reliabilitas , 7,8

Dena Giatika, J. (2018). Mengelola, Memahami, Menerapkan Analisis Validitas, Reabilitas,


Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda. Evaluasi Pembelajaran, 5,6

Drs. Adi Suryanto, M. (n.d.). Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran. Evaluasi
Pembelajaran di SD, 1.3,1.4,1.5,1.6.

Erwin Nugraha, N. O. (2014). Pengembangan Proses Dan Evaluasi Dalam Perencanaan


Pembelajaran. 5,6,7.

Kartowagiran, B. (2012). Pemanfaatan Hasil Penilaian. 3,4.

Anda mungkin juga menyukai