Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR EVALUASI:

PENGERTIAN, JENIS, PRINSIP, VALIDITAS, DAN REABILITAS

Anisa’u Fitriyatus Sholihah 06012682226016


Rachel Joy Oberto 06012682226024
Yan Na 06012682226004
 

 
1. Latar Belakang
Untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses
pembelajaran adalah melalui evaluasi.

Dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh
mana proses pembelajaran yang dia lakukan dapat mengembangkan
potensi peserta didik.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian, jenis, dan prinsip dasar-dasar evaluasi?
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan validitas, dan reabilitas pada dasar-dasar
evaluasi!

Tujuan Penelitian

3) Mendeskripsikan pengertian, jenis, dan prinsip dasar-dasar evaluasi.

4) Menjelaskan validitas, dan reabilitas pada dasar-dasar evaluasi.


1. Pengertian
Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan
pembelajaran secara keseluruhan.

Suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi atau data


yang diperlukan sebagai dasar untuk membuat alternatif keputusan. setiap
kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
direncanakan untuk memperoleh informasi atau data.

Penafsiran terhadap pertum-buhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan


atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan evaluasi pendidikan

Selain istilah evaluasi seperti yang tercantum dalam definisi di atas, kita
dapati pula istilah pengukuran dan penilaian. Ketiga istilah tersebut pada
umumnya cenderung diartikan sama (tidak dibedakan). Padahal
sebenarnya ketiga istilah tersebut tidak sama artinya. Setidak-tidaknya
ada kaitan antara ketiga istilah tersebut.

Dalam implementasinya, evaluasi memerlukan penggunaan informasi


yang diperoleh melalui pengukuran maupun cara lain untuk menentukan
pendapat dan membuat keputusan-keputusan pendidikan.
Dapat dirumuskan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kegiatan evaluasi
pendidikan adalah ; adanya obyek yang dievaluasi, adanya tujuan evaluasi,
adanya alat evaluasi, proses evaluasi dan hasil evaluasi.
Hasil evaluasi

Evaluasi pembelajaran adalah proses yang dilalui oleh seorang guru untuk
mendapatkan data dan informasi tentang hasil pembelajaran agar nantinya bisa
dilakukan penilaian dan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Artinya,
hasil evaluasi bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan suatu kegiatan
pembelajaran di kelas. Jika hasilnya belum mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, guru bisa mengambil langkah-langkah perbaikan di pembelajaran
selanjutnya.
2. Jenis Evaluasi Pembelajaran
Secara umum, jenis pelaksanaan tes mencakup: tes tertulis, tes lisan, dan
tes perbuatan/performansi. Dalam tes tertulis dapat digunakan soal-soal
berbentuk esai, objektif, atau gabungan dari keduanya. Tes lisan digunakan
untuk mengevaluasi hasil belajar dalam bentuk kemampuan
mengemukakan ide-ide dan pendapat-pendapat secara lisan.

Berdasarkan tujuannya 
1) Pretest dan posttest. 5) Evaluasi formatif
2) Evaluasi diagnostik. 6) Evaluasi sumatif
3) Evaluasi selektif. 7) Ujian nasional
4) Evaluasi penempatan
B. Berdasarkan sasarannya
1) Evaluasi konteks
2) Evaluasi input
3) Evaluasi proses
4) Evaluasi hasil
5) Evaluasi lulusan
Berdasarkan lingkup pembelajaran
1) Evaluasi program pembelajaran
2) Evaluasi proses pembelajaran
3) Evaluasi hasil pembelajaran

Berdasarkan objek evaluasinya


1) Evaluasi input
2) Evaluasi transformasi
3) Evaluasi output
 
Berdasarkan subjek evaluasinya

1) Evaluasi internal

2) Evaluasi eksternal
 
Berdasarkan subjek evaluasinya

1) Evaluasi internal

2) Evaluasi eksternal
Evaluasi pembelajaran bahasa untuk siswa

1) Evaluasi ranah pengetahuan bahasa, pengetahuan kebahasaan antara


lain meliputi: masalah struktur (fonologi, morfologi, sintaksis),
semantik, kosakata, ejaan. . Ranah pengetahuan dapat diujikan dengan
mengadakan tes pengetahuan, wawancara, dan observasi.

Tes bahasa tersebut meliputi: tes bunyi bahasa, tes kosakata, dan tes
tatabahasa (struktur).
2) Evaluasi Ranah Sikap Berbahasa, Ranah sikap merupakan ranah yang
berkaitan dengan pandangan, pikiran, dan perasaan pembelajar terhadap
bahasa target (Indonesia) yang dipelajarinya

Evaluasi terhadap ranah sikap berbahasa ini dimaksudkan agar penilai


mengetahui: pandangan, pikiran, dan perasaan pembelajar, perilaku
pembelajar, ketanggapan terhadap gejala bahasa; dan sejauh mana
pembelajar mampu menilai setiap masalah bahasa terget yang ditemuinya.

Teknik evaluasi yang dapat dilakukan berupa: (1) pengungkapan, (2)


pangamatan, dan (3) penilaian
3) Evaluasi Ranah Keterampilan Berbahasa, Keterampilan berbahasa
merupakan kiat menggunakan setiap aspek kebahasaan dalam setiap
perilaku berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup menyimak,
membaca, berbicara, dan menulis
3. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Tujuan dilakukannya evaluasi pembelajaran yaitu untuk menciptakan


kegiatan belajar mengajar yang lebih baik ke depannya. Untuk
mendapatkan hasil evaluasi yang akurat dan baik, maka evaluasi harus
berhubungan dengan beberapa prinsip.
1. Kontinuitas
Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama yaitu harus dilakukan secara
kontinu atau berkelanjutan sehingga terlihat keberhasilan antara kegiatan
sebelumnya dan setelah melakukan evaluasi.

2. Komprehensif
Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh untuk
menilai beberapa aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik peserta didik.
3. Kooperatif
Umumnya, proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan berkoordinasi
dengan berbagai elemen untuk mengembangkan siswa, mulai dari guru mata
pelajaran, guru wali kelas, kepala sekolah, orang tua, hingga petugas administrasi.
Bahkan, evaluasi juga harus melibatkan siswa itu sendiri.

4. Objektif
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi tersebut harus
dilakukan secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif seperti hubungan guru
dengan siswa, kedekatan guru dengan siswa, faktor perasaan tidak tega dan
lainnya tidak boleh dimasukkan dalam proses evaluasi.
5. Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara praktis,
artinya tidak memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru dalam menyusun
instrumen.
Validitas
• Instrumen evaluasi itu valid kalau instrumen yang digunakan sungguh-
sungguh mengukur hal yang hendak diukur.
• Secara garis besar, ada 2 jenis utama:
1. Validitas logis – sesuai dengan teori dan ketentuan secara
penalaran
2. Validitas empiris – sudah diuji dan dibuktikan melalui pengalaman
• Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil tes evaluasi yang
perlu dibahas.
Faktor Internal yang Memengaruhi Validitas

1. Kejelasan arahan
2. Kesulitan kosakata
3. Kejelasan item
4. Kesesuaian tingkat kesulitan item dengan materi
pembelajaran
5. Ketepatan jumlah waktu yang dialokasikan
6. Jumlah item terlalu sedikit
7. Kemudahan untuk siswa memprediksi jawaban
Faktor Eksternal yang Memengaruhi Validitas

1. Waktu pengerjaan tidak cukup, sehingga siswa memberikan jawaban


dalam situasi tergesa-gesa
2. Adanya kecurangan
3. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan
kepada semua siswa
4. Teknik pemberian skor yang kurang konsisten
5. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku
6. Adanya joki (orang lain, bukan siswa)
Reliabilitas
• Tes yang reliabel adalah tes yang konsisten.
• Jika tes itu diulang, maka skor siswa secara kasar adalah relatif sama
dengan hasil pertama.
• Tes yang dapat dipercaya adalah tes yang mempunyai ketetapan hasil.
– Validitas = ketepatan
– Reliabilitas = ketetapan
• Tes yang valid sudah pasti reliabel, tetapi tidak demikian sebaliknya.
Beberapa Cara Mengukur Reliabilitas

• Reliabilitas dengan Tes-retes:


Membandingkan hasil dari satu tes evaluasi yang
dilaksanakan dua kali atau lebih
• Reliabilitas dengan Bentuk Ekuivalensi:
Membandingkan hasil dari dua tes yang ekuivalen
• Reliabilitas dengan Bentuk Belah Dua:
Membandingkan hasil dari dua belah dalam satu tes
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Reliabilitas
Instrumen
1. Panjang tes. Semakin panjang, semakin banyak jumlah item
yang diukur.
2. Penyebaran skor. Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi
estimasi koefisien reliable.
3. Kesulitan tes. Tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit
untuk siswa cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
4. Objektivitas. Maksud objektif di sini, yaitu derajat siswa dengan
kompetensi sama mencapai hasil yang sama.
Penutup

Evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program, perencanaan suatu program


substansi, termasuk kurikulum dan pelaksaaanya dalam pendidikan, pengadaan dan
peningkatan kemampuan guru, pengelolaan Pendidikan. Penting memperhatikan
teknik-teknik dalam evaluasi hasil belajar karena untuk melihat hasil-hasil yang
diperoleh dari penyelenggaraannya. Setiap jenis atau bentuk butir soal mempunyai
cara penilaian masing-masing sesuai capaian apa yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai