Anda di halaman 1dari 6

C.

Instrumen Evaluasi Pengajaran Bahasa

Ada banyak alat yang bisa digunakan dalam kegiatan evaluasi, beberapa jenisnya tergantung
dari sudut mana kita melihatnya. Jika dilihat dari teknik atau metode yang digunakan, alat
evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes. Dalam kegiatan pembelajaran, tes
banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam bidang kognitif, seperti
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

1. Jenis Tes

Tes adalah suatu teknik atau metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pengukuran,
yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau rangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh siswa untuk mengukur aspek perilaku siswa. Tes dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, dan pembagian jenis ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Heaton, membagi tes menjadi empat bagian, yaitu tes prestasi, tes profisiensi, tes bakat, dan tes
diagnostik. Untuk melengkapi pembagian jenis tes tersebut, Brown menambahkan jenis tes lain
yang disebut tes penempatan. Dalam bidang psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat
bagian, yaitu:

a. Tes kecerdasan umum, yaitu tes untuk mengukur kemampuan umum seseorang.
b. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur potensi kemampuan dalam bidang
tertentu.
c. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kemampuan yang sebenarnya sebagai hasil
belajar.
d. Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik pribadi seseorang.

Berdasarkan jumlah siswa, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes
kelompok dan tes individu. Tes kelompok, adalah tes yang diadakan secara berkelompok.
Disini guru akan berhadapan dengan sekelompok siswa. Tes individu adalah tes yang dilakukan
secara individu (individual). Di sini guru akan berurusan dengan seorang siswa.

Jika dilihat dari cara persiapannya, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tes buatan guru
dan tes standar:

A. Tes buatan guru (teacher made test)


Tes buatan guru adalah tes yang disiapkan oleh guru yang akan menggunakan tes tersebut. Tes
ini biasanya digunakan untuk tes harian, formatif, dan umum (sumatif). Tes buatan guru ini
dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah
disampaikan. Bentuk pertanyaan harus dibuat secara logis dan rasional mengenai pokok-pokok
materi apa yang harus ditanyakan sebagai bahan pengetahuan yang penting untuk diketahui dan
dipahami oleh siswa.

Tes buatan guru bersifat sementara, artinya hanya berlaku pada waktu dan situasi tertentu. Pada
kesempatan lain, belum tentu tes tersebut dapat digunakan, karena dapat berubah, baik bentuk
soal maupun daya tampung siswa.

2. Uji terstandarisasi (standardized test)

Tes terstandar adalah tes yang telah memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi
berdasarkan percobaan pada sampel yang cukup besar dan representatif. Tes terstandardisasi
adalah tes yang diulas berulang kali kepada sekelompok besar siswa, dan item-itemnya relevan
dan memiliki daya pembeda yang tinggi. Selain itu, tes standar telah diklasifikasikan menurut
usia dan tingkat kelas. Tes yang terstandardisasi biasanya telah dianalisis secara statistik dan
diuji secara empiris oleh para ahli, karena dapat dinyatakan valid untuk penggunaan umum. Tes
standar bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam tiga aspek, yaitu posisi belajar,
kemajuan belajar, dan diagnostik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan tes standar, antara lain:

A. Aspek yang akan diukur.

Dalam uraian tes dijelaskan aspek-aspek apa saja yang akan diukur, seperti kemampuan
membaca, perbendaharaan pengetahuan umum, sikap, minat, dan kepribadian.

B. Penulis.

Nama orang, baik secara individu maupun kelompok atau organisasi yang merancang tes, perlu
dicantumkan dalam tes. Misalnya, tes bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh Modern
Language Association (TEOFL) oleh Badan Ujian Masuk Perguruan Tinggi dan Layanan Tes
Pendidikan, tes masuk universitas negeri yang sekarang kita kenal sebagai SNM-PTN. Nama
pembuat tes akan memberikan jaminan kualitas dan validitas tes.
C. Tujuan penggunaan tes.

Tujuan penggunaan tes perlu dirumuskan secara jelas dan tegas, agar tidak mengaburkan penguji
dalam menarik kesimpulan tentang siswa. Ada tujuan tes diagnostik, ada juga untuk mengetahui
hasil belajar siswa.

D. Sampel.

Tes juga menyebutkan sampel yang akan digunakan dan variasi heterogenitas yang akan diuji.
Jika kondisi sampel, waktu, dan frekuensi pelaksanaan ini tidak dipatuhi, fungsi tes akan kurang
meyakinkan.

e. Validitas dan reliabilitas.

Agar tes itu valid dan reliabel, maka ketentuan tentang cara atau langkah-langkah yang dilakukan
harus dipatuhi, baik oleh penguji maupun oleh yang di uji agar pelaksanaannya dapat berjalan
dengan lancar tanpa mengalami gangguan yang berarti.

F. Administrasi.

Ketentuan pokok mengenai penyelenggaraan ujian perlu diatur secara teratur dan baik sesuai
dengan fungsi administrasi itu sendiri, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian.
Dalam perencanaan perlu dicantumkan waktu, bahan, tujuan dan cara pelaksanaannya.
Sedangkan dalam pelaksanaannya perlu mencantumkan tempat atau ruangan tempat pelaksanaan
ujian, pengawas ujian, dan jumlah siswa yang mengikuti ujian. Dalam penilaian perlu
dicantumkan teknik atau prosedur pengolahan data, sehingga data tersebut dapat memberikan
makna bagi semua pihak.

G. Bagaimana cara mencetak gol.

Setelah tes dilakukan dan data telah terkumpul, maka perlu diolah. Dalam pengolahan perlu
memperhatikan pendekatan penilaian yang digunakan, norma standar, passing grade, dan
ranking. Untuk pendekatan penilaian, penilaian yang mengacu pada kriteria atau penilaian yang
mengacu pada norma dapat digunakan. Hal ini tergantung pada tujuan dan maksud dari evaluasi
itu sendiri.
H. Kunci jawaban.

Biasanya kunci jawaban dilampirkan pada lembar soal sebagai dasar ujian. Ada kalanya lembar
kunci jawaban ini dipadukan dengan petunjuk pelaksanaan, penilaian, dan aturan ujian. Dalam
tes tertulis berbentuk essay, kunci jawaban hanya memuat pokok-pokok materi yang harus
dicantumkan oleh testee sebagai syarat ujian. Sedangkan tes tertulis berupa tujuan, kunci
jawaban berisi jawaban yang pasti.

I. Tabel skor mentah dan skor terjemahan.

Selain lampiran peraturan tentang pelaksanaan tes, juga disertakan tabel-tabel yang diperlukan
untuk mengolah skor mentah menjadi skor terjemahan serta petunjuk pelaksanaannya.

J. Penafsiran.

Akhirnya, setelah semua tes selesai, sampai pada interpretasi hasil tes. Tren apa yang bisa kita
temukan dan bagaimana keputusan dan kesimpulan akan diperoleh setelah menginterpretasikan
data.

Ketentuan tersebut merupakan ketentuan utama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
suatu pengujian, agar hasil pengujian dapat memenuhi standar yang kita harapkan.

Tes Standar Tes Buatan Guru

Berdasarkan isi dan tujuan umum. Berdasarkan konten dan tujuan tertentu.

Mencakup berbagai pengetahuan dan Termasuk pengetahuan dan keterampilan


keterampilan. khusus.

Dikembangkan oleh personel yang kompeten Dikembangkan oleh seorang guru tanpa
dan profesional. bantuan dari luar.

Item telah diuji, dianalisis, dan direvisi. Item jarang diuji sebelum menjadi bagian dari
tes.
Memiliki berbagai kelompok ukuran yang
secara luas mewakili kinerja semua daerah. Memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
rendah.

Biasanya terbatas pada satu kelas atau satu


sekolah sebagai kelompok pengguna.

Menurut saya, evaluasi pembelajaran dapat mempengaruhi mutu sekolah karena seperti yang kita
ketahui bahwa tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menemukan nilai kualitas seseorang
dalam pembelajaran. Dengan mengetahui kualitas siswa maka guru dapat mengetahui apakah
siswa tersebut mampu atau tidak dalam pembelajaran tersebut, dan sudah sejauh mana
pemahaman siswa pada pembelajaran. Apabila nilai siswa kurang maka guru akan mengetahui
hasil dari usaha yang dilakukan dalam mengajar serta dapat menjadi tolak ukur strategi
pembelajaran yang akan digunakan selanjutnya selain itu guru akan lebih fokus saat mengajar
siswa tersebut agar ia dapat mendapatkan nilai yang baik saat evaluasi. Nah semakin banyak
siswa yang lulus dengan nilai yang bisa di katakan tinggi, maka kualitas siswa di sekolah
tersebut semakin baik pula. Hasil evaluasi ini akan menentukan akreditasi sekolah yaitu
pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh lembaga yang berwenang setelah
dinilai bahwa sekolah tersebut memenuhi kriteria tertentu.

Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang di berikan oleh badan yang
berwenang setelah di nilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.
Akreditasi merupakan penentuan standar mutu atau penilaian terhadap suatu lembaga
pendidikan, termasuk perguruan tinggi.

Komponen Penilaian Akreditasi yang Digunakan

Standar isi

Standar proses

Standar kompetensi lulusan

Standar pendidik dan tenaga kependidikan


Standar sarana dan prasarana

Standar pengelolaan

Standar pembiayaan

Standar penilaian

Anda mungkin juga menyukai