Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN TES,PENGUKURAN,PENILAIAN DAN EVALUASI SERTA PRINSIP

DALAM EVALUASI

Disusun oleh
Kelompok 1
Nurhasyiam 20114003
Nur aini 20114002
Maqfirah 20114001
Dosen pengampu :
Riski Musriandi.S.Pd,.M.Pd

NIDN. 1325108601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2022/20023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt karena atas rahmat dan karunia Nya
saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Ekonomi Pertanian tepat pada
waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda besar Rasulullah SAW
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “Pengertian tes,penilaian dan evaluasi serta prinsip-


prinsip dalam evaluasi” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Selain itu, kami juga
berharap agar teman-teman mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Saya
menerima segala bentuk kritik dan saran teman-teman semua demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf. Demikian yang dapat
saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAM

A. Latar Belakang
Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling
berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di
antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu
kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak
orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian bahkan
masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu
pengertian yang sama.

Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai,
karena aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan
evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak
dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
berurutan.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan tes dan apa saja jenis-jenis tes?
b. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?
c. Apa yang dimaksud dengan penilaian?
d. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?
e. Bagaimana prinsip-prinsip dalam evaluasi?
C. Tujuan penulisan
Memahami pngertian tes,pengukuran,penilaian,dan prinsip-prinsip evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tes
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada
waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
jelas. Tes juga termasuk instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi
tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang
secara khusus.

Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan
pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah
ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun
terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan
tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis,
wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain .Ada beberapa
jenis tes yaitu sebagai berikut :

1. Tes Seleksi

Tes seleksi sering dikenal degan istilah “ujian saringan” atau “ ujian masuk”. Tes ini
dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon mahasiswa baru, dimana hasil tes
digunakan untuk memilij calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian
banyak calon yang mengikuti tes.

2. Tes Awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan
diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang
dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka
butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Isi atau materi tes awal pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai
oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka.

3. Tes Akhir

Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-
baiknya.

4. Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Dengan diketahuinya jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih
lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes diagnostic juga
bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “ Apakah peserta didik sudah dapat
menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima
pengetahuan selanjutnya?”

5. Tes Formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh
manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti
“bentuk”. Tes formatif ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah perjalan program
pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan
berakhir atau dapat diselesaikan
6. Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
program pengajaran selesai diberikan. Disekolah, tes ini dikenal dengan istilah “Ujian
kelulusan” atau “Ujian Nasioanl” (evaluasi belajar tahap akhir), dimana hasilnya
digunakan untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif ini pada
umumnya disusun atas dasar materi pelajaran yang telah diberikan selama satu catur
wulan atau satu semester. Dengan demikian materi tes sumatif itu jauh lebih banyak
ketimbang materi tes formatif.

B. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap
suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas
fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis
untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti
orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering
kali melakukan pengukuran.
Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement)
adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan
indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu:
1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat dengan
pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap
suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek
tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas.

C. Pengertian Penialaian
Penilaian (grading) adalah proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa
angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap suatu
instrumen standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut
digunakan sebagai bahan evaluasi. Evaluasi (evaluation) adalah proses pemberian status atau
keputusan atau klasifikasi terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian.

Penilaian memiliki ruang lingkup yang terbatas,maksudnya penilaian mencakup salah


satu aspek yang harus dinilai, seperti hasil nelajar siswa dalam aspek tertentu.Penilaian
bersifat internal karena hanya guru dan pihak tertentu yang diperkenankan untuk bisa
melakukan penilaian. Dalam penilaian ada bebrapa aspek yaitu sebagai berikut :

 Aspek kognitif (pengetahuan)


Aspek kognitif merupakan penilaian berpedoman kepada pemahaman atau mengingat
seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki setiap masing-masing individu.
 Aspek afektif (silap)
Aspek efektif merupakan penilaian yang berkenaan terhadap sikap sosial atau sikap
masing-masing individu.
 Aspek psikomotor (keteranpilan)
Menurut sudjana (2014:30) hasil beljar psikomotor tamapak dalam bentuk ketrampilan
(skill)dan kemampuan bertindak individu.

D. Pengertian Evaluasi
Menurut pengertian bahasa, Echols dan Shadly ( dalam Thoha, 2003:1)
mengemukakan bahwa “kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran.”
Menurut pengertian istilah, Thoha (2003:1 ) mengatakan bahwa “evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk
memperoleh kesimpulan.”
Secara umum, Cross ( dalam Sukardi, 2005:1) berpendapat bahwa “evaluasi
merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah tercapai.” Hal ini
dijelaskan lagi oleh Sukardi (2015: 1), bahwa definisi tersebut menerangkan secara
langsung bahwa evaluasi merupakan proses mendapatkan informasi dan memahami serta
mengkomunikasikan hasil informasi tersebut kepada pemangku keputusan.
Hal tersebut selaras dengan Wirawan (2011:8-9), yang berpendapat bahwa salah
satu tujuan dari evaluasi adalah mengumpulkan informasi, mengukur kinerja, dan menilai
manfaat mengenai objek evaluasi yang berkaitan dengan indikator, tujuan, atau standar
dalam objek evaluasi.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen yang berkaitan dengan indikator, tujuan, dan manfaat objek evaluasi atau
bahkan mengkomunikasikan informasi mengenai objek evaluasi dengan pemangku
kepentingan.

E. Prinsip-prinsip evaluasi

Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Oleh karena itu evaluasi
dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa
berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

1. Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan)

Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau
kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan
kepastian terhadap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong
siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.

2. Prinsip Comprehensive (keseluruhan).


Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku, keterampilan, kerajinan
adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu maka item-item test harus disusun
sedemikian rupa sesuai dengan aspek tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik).

3. Prinsip Objektivitas.

Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu bahwa padapenilaian
hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan
antara pendidik dengan anak didik. Evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik
evaluasi yang baik tentunya menggunakan alat pengukur yang baik pula, alat pengukur
yang valid.

4. Kooperatif

Dalam keiatan evaluasi guru hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti
orangtua, peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu
sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan
pihak-pihak tersebut merasa dihargai.

5. Praktis

Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
BAB III

KESIMPULAN

Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik
pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang jelas. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Penilaian adalah proses penyematan
atribut atau dimensi atau kuantitas (berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan
cara membandingkannya terhadap suatu instrumen standar tertentu. evaluasi merupakan
kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen yang berkaitan dengan indikator, tujuan, dan manfaat objek evaluasi atau
bahkan mengkomunikasikan informasi mengenai objek evaluasi dengan pemangku
kepentingan. Jadi dari pemjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
tes,pengukuran,penilaian,dan evaluasi yaitu suatu hal saling bersangkup paut.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, zaenal, ( 1991) Evaluasi Intruksional, Prinsip teknik Prosedur, Cetakan


ke-3, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai