Oleh:
Gusliani (RSA1C414016)
Dosen Pengampu:
Dr. Dra. Asni Johari, M.Si
Makalah ini di buat untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai bagaimana
konsep Tes, Pengukuran, Penilaian, Evaluasi dan Assesmen, mulai dari definisi dari tiap istilah,
adanya beberapa perbedaan dari masing-masing istilah berdasarkan karakteristik nya serta adanya
keterkaitan antara tes, pengukuran, penilaian, evaluasi dan juga assesmen dalam menunjang
penilaian hasil belajar peserta didik.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak, sehingga tidak
lupa penulismengucapkan terimakasih kepada:
1. dosen pembimbing Ibu Dr. Dra. Asni Johari, M.Si yang telah membimbing penulis dalam penulisan
makalah ini.
2. orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara formil maupun materil.
3. Pihak-pihak tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini, namun penulis menyadari
dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dapat menulis makalah yang lebih baik
lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 KESIMPULAN 15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
ISI
1. Tes
Instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu
atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang
secara khusus. Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis
pertanyaan, rumusan pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus
dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian juga waktu yang
disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga
dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut
berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan
tertulis, wawancara, pengamatan tenta ng unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain.
Menurut Djemari (2008:67) menyatakan bahwa tes merupakan salah satu cara
untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu
melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Dengan demikian, tes adalah sekumpulan butir yang merupakan sampel dari
populasi butir mengukur perilaku tertentu baik berupa keterampilan, pengetahuan,
kecerdasan, bakat dan sebagainya dimana dalam penyelenggaraannya siswa
didorong untuk memberikan penampilan maksimalnya. Adapun bentuk tes yang
digunakan dilembaga pendidikan dilihat dari sistem penskorannya dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu: a. Tes objektif, bahwa siapa saja yang
memeriksa lembaran jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Skor tes
ditentukan oleh jawaban yang diberikan oleh peserta tes. b. Tes subjektif, yaitu
tes yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Jawaban yang sama akan
memiliki nilai yang berbeda oleh pemberi skor yang berlainan.
2. Pengukuran
3. Penilaian
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar
seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran
berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Pada dasarnya, penilaian hasil belajar adalah mempermasalahkan, bagaimana
pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan
yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau
tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat
dinyatakan dengan nilai.
4. Evaluasi
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002:55).
Purwanto (2002:58) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program
dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan
pendidikan dapat dicapai.
5. Assesment
Instrumen evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa
kaidah antara lain:
1. Validitas
Sebuah alat pengukur dikatakan valid apabila alat pengukur tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Demikian pula dalam alat-alat
evaluasi. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut
betul-betul dapat mengukur hasil belajar. Beberapa macam kriteria validitas, yaitu:
pengujian jenis validitas ini dilakukan secara logis dan rasional karena itu disebut
juga rational validity atau logical validity. Batasan konten validity ini
menggambarkan sejauh mana tes mampu mengukur materi yang telah diberikan.
Dengan demikian suatu tes hasil belajar disebut memiliki validitas tinggi secara
konten, bila tes tersebut sudah dapat mengukur sampel yang representatif dari
materi pelajaran yang diberikan dan perubahan-perubahan perilaku yang
diharapkan terjadi pada siswa.
Validitas ramalan artinya ketepatan suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan
tes tersebut untuk meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian. Suatu tes
hasil belajar dapat dikatakan mempunyai validitas ramalan yang tinggi, apabila
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam tes tersebut betul-betul meramalkan
sukses tidaknya siswa dalam pelajaran-pelajaran yang akan dating. Cara yang
digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya validitas ramalan adalah dengan
mencari korelasi antara nilai-nilai yang dicapai oleh siswa dalam tes tersebut
dengan nilai-nilai yang dicapai kemudian.
kejituan suatu tes dilihat dari korelasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki
saat ini secara riil. Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan iangan
dengan mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai dalam tes tersebut dengan
hasilhasil yang dicapai dalam tes sejenis yang telah diketahui mempunyai
validitas yang tinggi (misalnya tes standar).
Yaitu ketepatan suautu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Misalnya kalau
kitaingin memberikan tes kecakapan ilmu pasti, kita harus membuat soal yang
ringkas dan jelas yang benar-benar akan mengukur kecakapan ilmu pasti, bukan
mengukur kemampuan bahasa karena soal itu ditulis secara berkepanjangan
dengan bahasa yang sulit dimengerti.
2. Reliabilitas
3. Objektivitas
Hal ini terutama pada sistem skoringnya, apabila dikaitkan dengan reliabilitas
maka obyektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan
reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. Ada dua faktor yang
mempengaruhi subjektivitas dari sesuatu tes yaitu bentuk tes dan penilaian.
4. Praktibilitas
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes itu bersifat
praktis, mudah untuk pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang:
a. Mudah dilaksanakannya; misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan
memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian
yang dianggap mudah oleh siswa.
b. Mudah memeriksanya artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban
maupun pedoman skoringnya. Untuk soal yang obyektif, pemeriksaan akan lebih
mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
5. Ekonomis
Yang dimaksud dengan ekonomis ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak
membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang
lama, baik untuk memproduksinya maupun untuk melaksanakan dan mengolah
hasilnya. Dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tersebut, sewajarnya dapat
dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas yang memenuhi syarat-syarat
dibawah ini :
a) Shahih (valid), yaitu mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan,
b) Relevan, dalam arti yang diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan,
c) Spesifik, soal yang hanya dapat dijawab oleh peserta didik yang betul-betul
d) Tidak mengandung ketaksaan (tafsiran ganda). harus ada patokan; tugas ditulis
f) Seimbang, dalam arti pokok-pokok yang penting diwakili, dan yang tidak
Membandingkan
Proses untuk menentukan Angka atau skor
hasil tes dengan
Pengukuran kuantitas sesuatu yang
standar ukuran Bersifat kuantitatif
menghasilkan angka.
tertentu
Pengambilan
Kegiatan yang meliputi dua
keputusan terhadap Keputusan atau
Evaluasi unsur yaitu pengukuran dan
hasil penilaian Justifikasi
penilaian.
lulus/tidak
BAB III
KESIMPULAN
Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling
berhubungan. Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan
hubungan di antara ketiganya, sehingga istilah tersebut sering tidak tepat
penggunaannya. Evaluasi, Kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Pengukuran
(measurement), Proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai karakteristik
tertentu. Hasil Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penetuan
nilai kuantitatif. Tes, Cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-
syarat tertentu yang jelas. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat
keputusan berdasarkan informasi itu asesmen merupakan istilah yang tepat untuk
penilaian proses belajar siswa. Namun, meskipun proses belajar siswa merupakan
hal penting yang dinilai dalam asesmen, faktor hasil belajar juga tetap tidak
dikesampingkan. Oleh karena itu, asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan
proses belajar siswa saja akan tetapi juga kemajuan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyatno.tt.Materi_Evaluasi.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/su
giyatno-mpd/materi-kuliah-evaluasi-bk-2.pdf. diakses pada tanggal 23 Agustus
2016