KELOMPOK V
1. Mukhtarom
2. Tuti Setyowatie
3. Umie Maisyaroh
4. Apri Daniati
5. Yoni Eka
6. Adelia Yuni N
JURUSAN PKMD
UNIMMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah saya adalah “Desain evaluasi pembelajaran
PKM”. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
”Hermawan, M.Pd.I. ” dalam mata kuliah “ Metodologi Pembelajaran
Kemuhammadiyahan”. Yang membahas tentang desain evaluasi yang mana desain
evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk
mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan
langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre test
dan desain post test.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap
pembelajaran, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan pembelajaran. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pembelajaran dapat diketahui. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi pengajar dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan program dan
kegiatan pembelajaran.
Di sekolah, seorang guru sering memberikan ulangan harian, tes tertulis, dan
sebagainya, istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan
sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika
dilihat dalam kontek yang lebih luas keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan
tentang peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan
tentang kebijakan pendidikan. Selanjutnya makalah yang berjudul evaluasi pembelajaran
ini akan menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi, bidang-bidang evaluasi, prinsip-
prinsip dalam evaluasi, teknik-teknik evaluasi pembelajaran, dan langkah-langkah
evaluasi pembelajaran.
RUMUSAN MASALAH
2 6 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 35-36.
2. Teknik Evaluasi Pembelajaran
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat
yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Dalam hal
evaluasi, sekolah diberikan wewenang untuk melakukan evaluasi, khususnya
evaluasi yang dilakukan secara internal. Evaluasi internal atau sering juga disebut
evaluasi diri, dilaksanakan oleh warga sekolah untuk memantau proses
pelaksanaan dan mengevaluasi hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya dua
macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji
peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa
menguji peserta didik.
a. Teknik tes
Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi empat golongan:
manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.
● Tes sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan
"ulangan umum", dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau
mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.
Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan:
kehidupannya
4. Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
4 12Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 45. 13Abdul Basir,
Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Universitas Air Langga, 1998), h. 6. 14Anas Sudijono
Pengantar Evaluasi…, h. 93-97
c. Melakukan Verifikasi Data Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan
data yang baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari
data yang kurang baik (yang akan mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
f. Tindak lanjut hasil evaluasi bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah
disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa
makna yang terkandung di dalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat
mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan
dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
a. Sejarah
Ketika suatu program dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, dan
dalam jangka waktu tersebut ada program lain yang juga dilaksanakan, maka hal
ini akan menyebabkan hasil akhir yang menjadi tidak jelas. Sebagai contoh:
program spesial remedial sedang dilaksanakan di sebuah SD, sementara pada
saat yang bersamaan, stasiun TV pendidikan lokal menayangkan program
pelajaran matematika SD. Ketika pada akhirnya dari hasil evaluasi menunjukkan
ada peningkatan nilai matematika pada anak SD, tidak jelas apakah disebabkan
oleh remedial atau oleh program TV.
b. Kedewasaan.
Pada saat sebuah perlakuan sedang dalam proses, mungkin tejadi
pertumbuhan alami pada murid yang diteliti, baik secara biologis, psikologis,
maupun sosiologis. Pertumbuhan ini akan menyebabkan hasil evaluasi menjadi
tidak jelas. Contohnya: hasil akhir tes membaca murid-murid kelas 1 pada akhir
tahun pelajaran meningkat. Namun peningkatan ini tidak jelas apakah disebabkan
oleh pembelajaran yang mereka terima, atau karena mereka berusia 9 bulan lebih
tua.
c. Ujian
Siswa yang sudah 2 kali mengikuti tes, seperti dalam desain pretes-posttes,
biasanya akan lebih ‘ahli’ pada saat posttes. Hal ini membingungkan. Apakah
siswa tersebut menjadi ‘ahli’ karena memang diberi perlakuan, atau karena
memang dia sudah pernah mengikuti tes yang hampir mirip pada saat pretes.
d. instrumentasi
Jika alat ukur diganti selama proses evaluasi, maka perubahan yang terjadi
pada murid terkadang dikatkan dengan perubahan alat ukur tersebut, bukan
karena fenomena pendidikan yang sedang dievaluasi. Contohnya: ketika 2 jenis
tes digunakan untuk melakukan evaluasi, di mana pretes lebih sulit dibandingkan
posttes, maka ketika terjadi peningkatan hasil siswa pada posttes, lebih sering
dikaitkan dengan masalah sulit-mudah ini, bukan karena adanya program yang
diberikan.
e. Ketidakstabilan
f. Seleksi
Dalam suatu evaluasi, hasil akhir biasanya menjadi tidak jelas apabila
individu yang dimasukkan dalam kelompok penelitian memiliki perbedaan yang
sangat besar. Sebagai contoh: sekelompok siswa yang rajin belajar dan
bermotivasi tinggi diberi perlakuan X, sementara perlakuan Y diberikan kepada
sekelompok siswa yang malas, maka seolah-oleh perlakuan X akan lebih efektif
daripada perlakuan Y.
g. Moralitas
Ketika dua atau lebih kelompok digunakan dalam penelitian, dan salah
satu atau beberapa individu keluar dari kelompok, maka hasil evaluasi menjadi
tidak jelas. Contohnya: 2 kelompok yang diberi perlakuan sedang diteliti
mengenai pendapat mengenai sekolah. Dalam penelitian, seorang atau beberapa
siswa dari salah satu kelompok, pindah ke sekolah lain, sementara siswa-siswa ini
merupakan siswa yang memiliki pandangan positif terhadap sekolah. Karena
kehilangan siswa ini, maka kelompok yang lain seolah-olah terlihat lebih baik
daripada kelompok yang ditinggalkan.
Mode kertas dalam Quizizz memungkinkan guru untuk mengakses pertanyaan dan jawaban
yang sama seperti yang ada dalam aplikasi Quizizz, tetapi tanpa ketergantungan
pada perangkat dan akses internet. Dalam mode ini, pertanyaan dan opsi jawaban
dapat dicetak sebagai kertas soal yang kemudian dibagikan kepada siswa. Siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan menulis nomor pilihan jawaban yang sesuai di
selembar kertas atau buku jawaban. Mode kertas ini memungkinkan evaluasi yang
efektif tanpa memerlukan perangkat digital, menjadikannya alternatif yang bagus
untuk lingkungan pembelajaran yang terbatas secara teknologi.
Guru perlu menyiapkan materi evaluasi yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat pemahaman
siswa. Materi evaluasi harus mencakup topik-topik yang telah diajarkan dalam
pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan.
Guru dapat menggunakan platform Quizizz secara online untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan yang relevan dengan materi evaluasi. Pertanyaan harus dirancang
dengan baik dan menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kunci dalam
Pendidikan Kemuhammadiyahan.
Setelah membuat pertanyaan-pertanyaan, guru dapat menggunakan fitur "Print" atau "Unduh
sebagai PDF" pada Quizizz untuk mendapatkan versi kertas dari pertanyaan dan
opsi jawaban. Pastikan untuk mencetak atau menyimpannya dalam format yang
mudah dibaca oleh siswa.
Distribusikan kertas soal kepada siswa pada saat evaluasi. Pastikan setiap siswa menerima
salinan yang sama dan jelaskan instruksi evaluasi dengan jelas.
Setelah siswa selesai menjawab soal, guru dapat mengumpulkan kertas jawaban mereka. Guru
kemudian dapat memeriksa dan menilai jawaban siswa berdasarkan kunci jawaban
yang telah disiapkan sebelumnya. Koreksi dapat dilakukan dengan membandingkan
nomor pilihan jawaban siswa dengan jawaban yang benar.
Setelah menilai jawaban siswa, guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
siswa. Umpan balik ini dapat berupa penjelasan singkat tentang jawaban yang
benar, saran perbaikan, atau pengakuan atas prestasi siswa. Tujuan umpan balik
adalah untuk membantu siswa memahami kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman mereka tentang Pendidikan Kemuhammadiyahan.
Guru dapat menganalisis hasil evaluasi untuk melihat tingkat pemahaman siswa secara
keseluruhan. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki metode pengajaran
dan mempersiapkan materi pembelajaran selanjutnya.
C. Kesimpulan
Menggunakan aplikasi Quizizz dalam mode kertas adalah alternatif yang efektif untuk
mengintegrasikan teknologi dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan kelas 8. Dengan desain yang tepat, guru dapat memanfaatkan
keuntungan Quizizz tanpa keterbatasan teknologi. Dengan langkah-langkah yang
disebutkan di atas, evaluasi dapat dilakukan dengan mudah dan siswa dapat
menguji pemahaman mereka terhadap materi Pendidikan Kemuhammadiyahan
dengan cara yang terjangkau dan mudah diakses.
BAB III
KESIMPULAN