Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN PKM

DOSEN PENGAMPU: Hermawan, M.Pd.I

KELOMPOK V

1. Mukhtarom
2. Tuti Setyowatie
3. Umie Maisyaroh
4. Apri Daniati
5. Yoni Eka
6. Adelia Yuni N

JURUSAN PKMD

UNIMMA

TAHUN AJARAN 2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Adapun yang menjadi judul makalah saya adalah “Desain evaluasi pembelajaran
PKM”. Tujuan kami  menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen
”Hermawan, M.Pd.I. ” dalam mata kuliah “ Metodologi Pembelajaran
Kemuhammadiyahan”. Yang membahas tentang desain evaluasi yang mana desain
evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk
mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan
langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre test
dan desain post test.
Jika dalam penulisan makalah saya terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan
dalam penulisannya, maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-
besarnya atas koreksi-koreksi yang telah dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar
menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

B.     Rumusan Masalah .............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian desain evaluasi ................................................................. 4

B. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran................................................ 5

C.    Teknik Evaluasi .................................................................................. 6

D.     Langkah-langkah evaluasi pembelajaran………................................ 7

E. Faktor-faktor yang melemahkan suatu evaluasi……………………8

F. Tujuan evaluasi pembelajaran………………………………………9

G. Desain Evaluasi pembelajaran……………………………………….10

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan ....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap
pembelajaran, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan pembelajaran. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pembelajaran dapat diketahui. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi pengajar dalam rangka memperbaiki dan menyempurnakan program dan
kegiatan pembelajaran.

Di sekolah, seorang guru sering memberikan ulangan harian, tes tertulis, dan
sebagainya, istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar, penilaian dapat didefinisikan
sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika
dilihat dalam kontek yang lebih luas keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan
tentang peserta didik, keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan
tentang kebijakan pendidikan. Selanjutnya makalah yang berjudul evaluasi pembelajaran
ini akan menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi, bidang-bidang evaluasi, prinsip-
prinsip dalam evaluasi, teknik-teknik evaluasi pembelajaran, dan langkah-langkah
evaluasi pembelajaran.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan desain evaluasi?


2. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?
3. Apa tujuan dari evaluasi pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian desain evaluasi

Evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penilaian, sedangkan


menurut istilah, evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk
mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar istilah “evaluasi” akan
langsung mengarah kepada desain penelitian yang sudah umum seperti desain pre test
dan desain post test. Padahal istilah evaluasi harusnya dimaknai dalam konteks yang
lebih besar. Suatu sistem yang berisi banyak komponen yang saling berinteraksi dan
dikembangkan serta diimplementasikan sehingga tercapai kelengkapan instruksional
(tujuan pembelajaran), desain pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan
dari pembelajaran dan instruksi kedalam rencana-rencana untuk bahan-bahan
aktivitas-aktivitas instruksional. 1

Menurut Stuff Lebeam, evaluasi merupakan proses menggambarkan,


memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu
alternatif keputusan. Zainul dan Nasution mengatakan bahwa evaluasi adalah proses
pengambilan keputusan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar, baik menggunakan instrumen tes maupun non tes. Arikunto mengatakan
evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan
program pendidikan. Dari beberapa definisi di atas, evaluasi dapat didefinisikan sebagai
suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai mana
tujuan-tujuan dicapai.

1 Aktivitas Kontruksional smith dan ragan, 1993, Menurut Stuff Lebeam


1. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran

Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi pembelajaran.


Oleh karena itu evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam
pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:

a. Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan) Artinya bahwa


evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau kenaikan
saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan
kepastian terhdap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan
mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan
pendidikan selanjutnya.
b. Prinsip Komprehensif (keseluruhan) Seluruh segi kepribadian murid, semua
aspek tingkah laku, keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut
ditest, karena itu maka item-item test harus disusun sedemikian rupa sesuai
dengan aspek tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik)
c. Prinsip Objektivitas Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil
yaitu bahwa pada penilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor
subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak
didik.
d. Evaluasi harus menggunakan alat pengukur yang baik evaluasi yang baik
tentunya menggunakan alat pengukur yang baik pula, alat pengukur yang
valid.
Evaluasi harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan itu
dapat dilihat dari niat guru, minat yang diberikan dalam penyelenggaraan test,
bahwa pelaksanaan evaluasi semata-mata untuk kemajuan anak didik, dan
juga kesungguhan itu diharapkan dari semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan belajar mengajar itu, bukan sebaliknya.2

2 6 M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 35-36.
2. Teknik Evaluasi Pembelajaran
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat
yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Dalam hal
evaluasi, sekolah diberikan wewenang untuk melakukan evaluasi, khususnya
evaluasi yang dilakukan secara internal. Evaluasi internal atau sering juga disebut
evaluasi diri, dilaksanakan oleh warga sekolah untuk memantau proses
pelaksanaan dan mengevaluasi hasil program-program yang telah dilaksanakan.
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya dua
macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji
peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa
menguji peserta didik.
a. Teknik tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka


pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah oleh tes sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Ditinjau dari segi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur
perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi empat golongan:

● Tes diagnostik, adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan


siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.3

3 7E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 183. 8Anas Sudijono, Pengantar
Evaluasi…, h. 67. 9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2002), h. 34.
● Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh

manakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang
telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.

● Tes sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan

satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan
"ulangan umum", dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau
mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah.

b. Teknik non tes

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta
didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan:

● Skala bertingkat (Rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang

berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

● Quesioner (Angket) Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang

harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).


Daftar cocok (check list) yaitu deretan pernyataan di
mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan
tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.

● Wawancara (Interview) Suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

● Pengamatan (observation) Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

● Riwayat hidup gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa

kehidupannya
4. Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran

Adapun langkah-langkah evaluasi di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar. Perencanaan evaluasi hasil belajar


itu umumnya mencakup:
1. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi
tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi
menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
2. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
afektif atau psikomotorik.
3. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes.
4. Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes.
5. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.

b. Menghimpun data dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan


menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes pembelajaran. 4

4 12Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 45. 13Abdul Basir,
Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Universitas Air Langga, 1998), h. 6. 14Anas Sudijono
Pengantar Evaluasi…, h. 93-97
c. Melakukan Verifikasi Data Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan
data yang baik (yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari
data yang kurang baik (yang akan mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).

d. Mengolah dan menganalisis data, mengolah dan menganalisis hasil evaluasi


dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil
dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan interpretasi terhadap data
hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna
yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan

f. Tindak lanjut hasil evaluasi bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah
disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa
makna yang terkandung di dalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat
mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan
dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

5. Faktor-faktor yang melemahkan suatu bentuk evaluasi

a. Sejarah
Ketika suatu program dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, dan
dalam jangka waktu tersebut ada program lain yang juga dilaksanakan, maka hal
ini akan menyebabkan hasil akhir yang menjadi tidak jelas. Sebagai contoh:
program spesial remedial sedang dilaksanakan di sebuah SD, sementara pada
saat yang bersamaan, stasiun TV pendidikan lokal menayangkan program
pelajaran matematika SD. Ketika pada akhirnya dari hasil evaluasi menunjukkan
ada peningkatan nilai matematika pada anak SD, tidak jelas apakah disebabkan
oleh remedial atau oleh program TV.

b. Kedewasaan.
Pada saat sebuah perlakuan sedang dalam proses, mungkin tejadi
pertumbuhan alami pada murid yang diteliti, baik secara biologis, psikologis,
maupun sosiologis. Pertumbuhan ini akan menyebabkan hasil evaluasi menjadi
tidak jelas. Contohnya: hasil akhir tes membaca murid-murid kelas 1 pada akhir
tahun pelajaran meningkat. Namun peningkatan ini tidak jelas apakah disebabkan
oleh pembelajaran yang mereka terima, atau karena mereka berusia 9 bulan lebih
tua.

c. Ujian
Siswa yang sudah 2 kali mengikuti tes, seperti dalam desain pretes-posttes,
biasanya akan lebih ‘ahli’ pada saat posttes. Hal ini membingungkan. Apakah
siswa tersebut menjadi ‘ahli’ karena memang diberi perlakuan, atau karena
memang dia sudah pernah mengikuti tes yang hampir mirip pada saat pretes.
d. instrumentasi
Jika alat ukur diganti selama proses evaluasi, maka perubahan yang terjadi
pada murid terkadang dikatkan dengan perubahan alat ukur tersebut, bukan
karena fenomena pendidikan yang sedang dievaluasi. Contohnya: ketika 2 jenis
tes digunakan untuk melakukan evaluasi, di mana pretes lebih sulit dibandingkan
posttes, maka ketika terjadi peningkatan hasil siswa pada posttes, lebih sering
dikaitkan dengan masalah sulit-mudah ini, bukan karena adanya program yang
diberikan.

e. Ketidakstabilan

Ketika pengukuran yang digunakan dalam evaluasi tidak terlalu stabil,


maka hasil akhir yang didapatkan juga menjadi tidak jelas.

f. Seleksi
Dalam suatu evaluasi, hasil akhir biasanya menjadi tidak jelas apabila
individu yang dimasukkan dalam kelompok penelitian memiliki perbedaan yang
sangat besar. Sebagai contoh: sekelompok siswa yang rajin belajar dan
bermotivasi tinggi diberi perlakuan X, sementara perlakuan Y diberikan kepada
sekelompok siswa yang malas, maka seolah-oleh perlakuan X akan lebih efektif
daripada perlakuan Y.
g. Moralitas
Ketika dua atau lebih kelompok digunakan dalam penelitian, dan salah
satu atau beberapa individu keluar dari kelompok, maka hasil evaluasi menjadi
tidak jelas. Contohnya: 2 kelompok yang diberi perlakuan sedang diteliti
mengenai pendapat mengenai sekolah. Dalam penelitian, seorang atau beberapa
siswa dari salah satu kelompok, pindah ke sekolah lain, sementara siswa-siswa ini
merupakan siswa yang memiliki pandangan positif terhadap sekolah. Karena
kehilangan siswa ini, maka kelompok yang lain seolah-olah terlihat lebih baik
daripada kelompok yang ditinggalkan.

6. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

a. Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dan mengadakan


program perbaikan bagi siswa.
b. Menentukan angka kemajuan masing-masing siswa yang dipakai sebagai
laporan kepada orang tua.
c. Memperoleh hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran.
d. Menentuka kenaikan tingkat atau status dan lulus tidaknya peserta didik.
e. Menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat,
misalnya dalam menentukan program studi atau jurusan dengan tingkat
kemampuan dan karakteristik peserta didik.

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi dilaksanakan


bukan hanya untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh, namun juga
mempunyai tujuan untuk menentukan dan melihat hambatan-hambatan yang
dialami. Sementara evaluasi di dalam pembelajaran tidak dapat dilepaskan
dari fungsi evaluasi itu sendiri, adapun fungsi evaluasi adalah sebagai berikut:

b. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan peserta


didik setelah mengalami kegiatan belajar mengajar.
c. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran.
d. Untuk keperluan bimbingan dan konseling
e. Untuk keperluan pengembangan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.5

7. Desain Evaluasi Pembelajaran PKM

Pendidikan Kemuhammadiyahan adalah bagian penting dari kurikulum di sekolah-sekola yang


berbasis ajaran Islam. Untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dalam mata pelajaran
ini, teknologi dan aplikasi pendidikan dapat menjadi alat yang sangat berguna. Salah satu
aplikasi yang populer dan dapat digunakan untuk evaluasi pembelajaran adalah Quizizz.
Namun, dalam beberapa kasus, terbatasnya akses internet dan perangkat mungkin menjadi
hambatan. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan membahas desain evaluasi
pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan kelas 8 menggunakan aplikasi Quizizz
dalam mode kertas.

A. Mengapa Quizizz Mode Kertas?

Mode kertas dalam Quizizz memungkinkan guru untuk mengakses pertanyaan dan jawaban
yang sama seperti yang ada dalam aplikasi Quizizz, tetapi tanpa ketergantungan
pada perangkat dan akses internet. Dalam mode ini, pertanyaan dan opsi jawaban
dapat dicetak sebagai kertas soal yang kemudian dibagikan kepada siswa. Siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan menulis nomor pilihan jawaban yang sesuai di
selembar kertas atau buku jawaban. Mode kertas ini memungkinkan evaluasi yang
efektif tanpa memerlukan perangkat digital, menjadikannya alternatif yang bagus
untuk lingkungan pembelajaran yang terbatas secara teknologi.

B. Langkah-langkah Desain Evaluasi dengan Quizizz Mode Kertas

5 Mardia Hayati, Desain Pembelajaran, (Pekan Baru: Yayasan Pustaka


Riau.2009),hlm.51.
Berikut adalah langkah-langkah dalam desain evaluasi pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan kelas 8 menggunakan aplikasi Quizizz dalam mode kertas:

1. Persiapan Materi Evaluasi

Guru perlu menyiapkan materi evaluasi yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat pemahaman
siswa. Materi evaluasi harus mencakup topik-topik yang telah diajarkan dalam
pembelajaran Pendidikan Kemuhammadiyahan.

2. Buat Pertanyaan dalam Quizizz

Guru dapat menggunakan platform Quizizz secara online untuk membuat pertanyaan-
pertanyaan yang relevan dengan materi evaluasi. Pertanyaan harus dirancang
dengan baik dan menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep kunci dalam
Pendidikan Kemuhammadiyahan.

3. Unduh Kertas Soal dari Quizizz

Setelah membuat pertanyaan-pertanyaan, guru dapat menggunakan fitur "Print" atau "Unduh
sebagai PDF" pada Quizizz untuk mendapatkan versi kertas dari pertanyaan dan
opsi jawaban. Pastikan untuk mencetak atau menyimpannya dalam format yang
mudah dibaca oleh siswa.

4. Bagikan Kertas Soal kepada Siswa

Distribusikan kertas soal kepada siswa pada saat evaluasi. Pastikan setiap siswa menerima
salinan yang sama dan jelaskan instruksi evaluasi dengan jelas.

5. Siswa Menjawab Soal pada Kertas


Siswa harus membaca pertanyaan dengan saksama dan memilih jawaban yang dianggap paling
tepat. Mereka dapat menulis nomor pilihan jawaban di selembar kertas atau
bukujawaban yang disediakan. Pastikan siswa mengisi dengan jelas dan
memastikan bahwa nomor pilihan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan.

6. Koreksi dan Penilaian

Setelah siswa selesai menjawab soal, guru dapat mengumpulkan kertas jawaban mereka. Guru
kemudian dapat memeriksa dan menilai jawaban siswa berdasarkan kunci jawaban
yang telah disiapkan sebelumnya. Koreksi dapat dilakukan dengan membandingkan
nomor pilihan jawaban siswa dengan jawaban yang benar.

7. Berikan Umpan Balik

Setelah menilai jawaban siswa, guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada
siswa. Umpan balik ini dapat berupa penjelasan singkat tentang jawaban yang
benar, saran perbaikan, atau pengakuan atas prestasi siswa. Tujuan umpan balik
adalah untuk membantu siswa memahami kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman mereka tentang Pendidikan Kemuhammadiyahan.

8. Analisis Hasil Evaluasi

Guru dapat menganalisis hasil evaluasi untuk melihat tingkat pemahaman siswa secara
keseluruhan. Informasi ini dapat digunakan untuk memperbaiki metode pengajaran
dan mempersiapkan materi pembelajaran selanjutnya.

C. Kesimpulan

Menggunakan aplikasi Quizizz dalam mode kertas adalah alternatif yang efektif untuk
mengintegrasikan teknologi dalam evaluasi pembelajaran Pendidikan
Kemuhammadiyahan kelas 8. Dengan desain yang tepat, guru dapat memanfaatkan
keuntungan Quizizz tanpa keterbatasan teknologi. Dengan langkah-langkah yang
disebutkan di atas, evaluasi dapat dilakukan dengan mudah dan siswa dapat
menguji pemahaman mereka terhadap materi Pendidikan Kemuhammadiyahan
dengan cara yang terjangkau dan mudah diakses.

BAB III

KESIMPULAN

Evaluasi adalah suatu tindakan untuk menentukan nilai dari sesuatu.


Desain evaluasi adalah suatu kondisi dan prosedur yang diciptakan oleh
evaluator untuk mengumpulkan data. Kebanyakan pendidik ketika mendengar
istilah “evaluasi” akan langsung mengarah kepada desain penelitian yang
sudah umum seperti desain pre test dan desain post test. Padahal istilah
evaluasi harusnya dimaknai dalam konteks yang lebih besar.
Prinsip Kontinuitas (terus menerus/ berkesinambungan) Artinya bahwa
evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau kenaikan
saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan
kepastian terhdap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan
mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan
pendidikan selanjutnya.
f. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar mengajar.
g. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran.
h. Untuk keperluan bimbingan dan konseling
i. Untuk keperluan pengembangan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai