1. Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidik harus dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran secara efektif.
a. Apakah yang dimaksud evaluasi pembelajaran itu? Jelaskan!
JAWABAN 1a. Seperti yang kami pahami dalam perkuliyahan Bersama
Bapak Sudiyanto, Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menilai sejauh mana
progress pembelajasan peserta didik melalui instrument yang terukur dan valid
sehingga didapatkan data yang sesuai tentang tingkat pemahaman peserta didik dalam
pembelajaran. Hal ini didukung sesuai dengan pendapat menurut Soulisa Irwan dalam
Buku Evaluasi Pembelajaran (2022) Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan
bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian
(judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Istilah
evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan,
akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang
sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
menjalankan proses evaluasi. 1. menurut Mohrens (1984 dalam Asrul dkk, 2015, hlm.
3). Evaluasi pembelajaran meliputi: tes, pengukuran (measurement), evaluasi, dan
asesmen (assesment). 2
• Tes adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat
istilah lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran
(nilai angka) dari seseorang.
• Pengukuran, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita
1
Soulisa, Irwan., Dkk. (2022). EVALUASI PEMBELAJARAN. Bandung: Widina Bhakti Persada.
2
Asrul, Ananda, R., Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
• Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti
tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil
Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif. Asesmen,
bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema
seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi.
Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa yang dapat dinilai atau
dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan
akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb.
Selain suatu proses untuk melihat kinerja pembelajaran, evaluasi juga berfungsi
sebagai pembuat keputusan. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (Cornbach dan
Stufflebeam dalam Arikunto, 2016, hlm. 3)3.
3
Arikunto, Suharsimi. (2016). Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
4
Arifin, Zainal. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika
diperlukan bagi peserta didik.
• Fungsi sumatif,
yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai
pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
• Fungsi diagnostik,
yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan
lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.
• Fungsi penempatan,
yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat
(misalnya dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana (2017, hlm. 3) dikelompokkan menjadi
tiga fungsi, yakni sebagai berikut. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan
instruksional. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Dasar dalam
menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.5
5
Nana Sudjana. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
6
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/perbedaan-mendasar-antara-penilaian-formatif-dan-
sumatif/#:~:text=Pada%20penilaian%20formatif%2C%20umumnya%20dilakukan,dapat%20dilakukan%20pada%20akhi
r%20pembelajaran.
Tabel 1.1 Perbedaan Evaluasi Formatif dan Sumatif
• Evaluasi Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan
balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru. Tujuan : sebagai dasar
untuk memperbaiki produktifitas belajar mengajar. Contohnya : tes yang
dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).
• Evaluasi Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan
belajar murid setelah mengikuti program pengajaran tertentu.Tujuan :
menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam
wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan
dan pengajaran. Contohnya : Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.
Sejarah singkat Penetuan Evaluasi Formatif dan Sumatif di Indonesia
Sebagai salah satu perwujudan dari usaha pembaharuan bidang pendidikan di
Indonesia, ialah dibakukannya Kurikulum 1975, yang di dalamnya tersurat juga suatu
pedoman guru dalam melaksanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa. Karena
di atas telah disinggung bahwa evaluasi yang menjadi tanggungjawab guru bidang
studi adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, maka untuk memberikan
gambaran yang jelas dan tegas, berikut akan diuraikan batasan pengertian dan teknik
pelaksanaannya.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu Program Pengajaran
Semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya
penyimpang-penyimpangan, ketidak sesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya. Karena dilaksanakan setelah selesai mengajarkan satu unit
pengajaran (mungkin sesuatu topik atau pokok bahasan), maka ternyata apabila ada
ketidaksesuaian dengan tujuan segera dapat dibetulkan. Oleh karena itu, fungsi dari
pada evaluasi ini terutama ditujukan untuk memperbaiki proses bolajar mengajar. Dan
karena scope bahannya hanya satu unit pengajaran, dan dalam satu semester terdiri dari
beberapa unit, maka pelaksanaan evaluasi ini frekuensinya akan lebih banyak
dibanding evaluasi sumatif. Umumnya frekuensi tes formatif ini berkisar antara 2 – 4
kali dalam satu semester.
Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan oleh guru pada akhir semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi
sumatif apabila guru yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan
atau unit pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh
karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak
didik.
7
Khusnuridlo. (2010). Prinsip-prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan (Online).
(http://www.khusnuridlo.com, diakses 15 Desember 2022
Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh
untuk menilai beberapa aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik peserta didik. Pasalnya, tidak jarang beberapa guru yang hanya
memperhatikan aspek kognitif atau pengetahuan siswa, padahal seluruh aspek
penilaian berperan besar dalam evaluasi pembelajaran.
Sebagai guru, Anda bukan hanya dituntut untuk membuat siswa paham
materi pelajaran, tetapi membentuk karakter siswa lebih baik agar menjadi
manusia yang positif dan berguna bagi kehidupannya. Oleh sebab itu, evaluasi
yang baik harus dilakukan secara menyeluruh setelah proses belajar dan
penilaian belajar siswa.
3) Kooperatif
Umumnya, proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk mengembangkan siswa, mulai
dari guru mata pelajaran, guru wali kelas, kepala sekolah, orang tua, hingga
petugas administrasi. Bahkan, evaluasi juga harus melibatkan siswa itu sendiri.
Hal ini bertujuan agar seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi
pembelajaran merasa dihargai karena sudah berkontribusi langsung atau
mengikuti kerjasama yang dilakukan.
4) Objektif
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi
tersebut harus dilakukan secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif seperti
hubungan guru dengan siswa, kedekatan guru dengan siswa, faktor perasaan
tidak tega dan lainnya tidak boleh dimasukkan dalam proses evaluasi. Apabila
siswa tersebut belum mendapatkan nilai yang baik, artinya guru harus
memberikan catatan untuk memotivasi siswa dan memberi penilaian secara
objektif untuk mengukur pengetahuan siswa.
Jika penilaian dilakukan secara subjektif maka hasilnya tidak fair,
sehingga hasil evaluasi kurang tepat.
5) Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara
praktis, artinya tidak memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru dalam menyusun
instrumen.
Prinsip evaluasi yang satu ini juga bukan hanya memberikan
kemudahan pada satu guru tetapi oleh seluruh guru, bahkan dirasakan oleh
sekolah. Seiring dengan kemudahan atau kepraktisan evaluasi pembelajaran
jangan sampai menghilangkan esensi evaluasi pembelajaran itu sendiri, yaitu
untuk mencapai tujuan belajar dan menciptakan pembelajaran yang lebih
optimal.
8
Ananda, Rusydi., Rafida, Tien. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana Publishing
9
Mochtar Buchari. 1986. Dasar- Dasar Kependidikan, Bandung : Tarsito.
Tuuan Evaluasi Untuk membuat keputusan keefektifan hasil pembelajaran kognitif,
afektif, dan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran BIOLOGI topik Makhluk
Hidup dan Lingkunganya
10
Suharsimi Arikunto (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
dalam dirinya. Informasi ini dapat digunakan untuk
menentukan program yang sebaiknya ditempuh peserta
didik untuk menentukan jenjang karir.
d. Untuk mengungkap nilai individu. Informasi yang diperoleh
ini berupa nilai yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang
positif diperkuat dan yang negatif diperlemah dan akhirnya
dihilangkan.
Total Skor
Keterangan :
SS : Sangat Setuju Skor Maksimal = 25
S : Setuju Skor Minimar = 5
N : Netral
T : Tidak Setuju
STS : Sangan Tidak Setuju
e. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut? Jelaskan!
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukan sejauh mana instrumen
mencerminkan isi yang dikehendaki. Secara teknis validitas isi dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, kemudian dikonsultasikan dengan para ahli
(judgment expert). Para ahli dimintai pendapatnya yang terdiri dari satu dosen dan satu
guru, sehingga dapat memberikan penilaian dengan mengisi lembar ceklis.
Langkah yang digunakan untuk mengetahui validitas tes, observasi sikap dan unjuk
kerja ini dilakukan melalui pemberian skor oleh ahli terhadap kualitas instrumen
menggunakan checklist dengan skala penilaian yaitu jawaban “Ya” memperoleh skor
1 dan jawaban “Tidak” memperoleh skor 0. Setelah perhitungan selesai, maka skor
kemudian dikategorikan pada kualitas kelayakan materi pembelajaran, media
pembelajaran, serta instrumen penilaian yang mencakup lembar penilaian
pengetahuan, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian unjuk kerja. Berikut
dijelaskan indikator setiap kategori yang akan dinilai oleh judgment expert.
Interpretasi kriteria penilaian hasil validasi akan dinyatakan kelayakannya berdasarkan
kriteria yang harus dipenuhi.
Interpretasi Kriteria penilaian hasil validasi judgement Expert seperti pendapat sukardi
(2013) diketahui dalam table berikut :11
11
Sukardi. (2013). METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara
12
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2014), hal 9.
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan
hasil belajar afektif
(kecenderungan berperilaku)
13
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal 22
INSTRUMENT EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PSIKOMOTORIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA KELAS X SMK MATERI LARI 100 M
Hasil Observasi Skor
No Aspek Keterampilan
Ya Tidak Butir
Starting Position
Posisi lutut waktu jongkok
01 X 0
Posisi tangan waktu jongkok
02 X 1
Posisi punggung waktu jongkok
03 X 1
Pandangan mata saat start
04 X 1
Posisi tungkai saat aba-aba siap
05 X 1
Starting action
Gerakan kaki dan tangan saat mulai lari
06 X 1
Posisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari
07 dimulai X 0
Sprinting action
Keadaan lutut kaki belakang saat menolak ke
11 depan X 0
Finishing Action
Gerakan kaki saat masuk finish
16 X 0
Pandangan mata saat masuk finish
17 X 1
Kecepatan saat masuk finish
18 X 0
Posisi badan saat masuk finish
19 X 1
Kecepatan pelari setelah masuk finish
20 X 1
JUMLAH 13
14
Sukardi. (2013). METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara
5. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik juga perlu mengevaluasi proses
pembelajaran.
a. Apakah yang dimaksud evaluasi proses pembelajaran? Jelaskan!
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh guru untuk
menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi
proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi
proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Tidak Catatan
Ada
Ada
A Kegiatan Pendahuluan
Menyiapkan peserta didik secara
1 psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan
2
aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan
3
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
Menyampaikan cakupan materi dan
4 penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
B Kegiatan Inti
15
Matiru, B.,. (1995). Teach your best:A handbook for university lecuters. Bonn: DSE Germany
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Tidak Catatan
Ada
Ada
Guru menguasai materi yang
1
diajarkan
Kemampuan menyesuaikan materi
a
dengan tujuan pembelajaran
Kemampuan mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang diintegrasikan
b secara relevan dengan perkembangan
iptek dankehidupan
nyata
Menyajikan materi dalam tema secara
c sistematis dan gradasi (dari mudah ke
sulit; dari konkter ke abstrak)
Guru menerapkan strategi
2
pembelajaran yang mendidik
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Catatan
Ada Tidak
Keterangan :
1. Nilai = (skor perolehan:skor maksimal)x100
2. Predikat :
Nilai 91 -100 = Amat Baik
Nilai 81 -90 = Baik
Nilai 71 -80 = Cukup
Nilai ≤ 70 = Kurang
KESIMPULAN/CATATAN/SARAN:
......................................................................................................................................................
.........
......................................................................................................................................................
........
………………, …. ………..2022
Kepala Sekolah
_________________________
NIP.
e. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut?
Jelaskan!
Cara menentukan Validitas menurut pendapat beberapa ahli dapat digolongkan
dalam beberapa jenis, yakni: validitas konstruksi (construct validity), validitas
isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas rupa (face
validity)dan validitas konkuren (concurrent validity).
Validitas Isi
Validitas isi (content validity)adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya
untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan
yang ingin diukur (Purwanto, 2011: 120). Validitas isi adalah validitas yang
ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh
mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya
telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau
bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan) (Sudijono, 2013: 164).
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto,
2010: 67). Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka
validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat
diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan soal dengan cara merinci materi
kurikulum atau materi buku pelajaran.
Untuk menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen
harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari peserta didik
(Widiyoko, 2009: 129-130). Untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut
memiliki validitas isi atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan materi
tes tersebut dengan analisis rasional yang dilakukan terhadap bahan-bahan yang
seharusnya digunakan dalam penyusunan instrumen tes tersebut.
16
Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using
the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.
17
Herman, J.L. et al. (1992). A Practical Guide to Alternative Assessment. California: The Regents of The
University of California
1) Penilaian Kinerja.
Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan
kesempatan untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan
menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains,
daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-
benar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan
pilihan-pilihan mereka dalam laporan laboratorium.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yang
diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk kerja bisa
dimulai secara perlahan dan teratur. Tidak harus menilai unjuk kerja setiap hari
atau tidak dilakukan sama sekali
.
Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka lebih
baik mengunakan penialaian dengan komentar dari pada nilai numerik. Sebab
nilai memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau
tidak sama sekali. Komentar guru dapat memberikan pandangan pada siswa
akan pemahamannya dan merupakan dasar pekerjaan berikutnya.
Dua hal yang harus ada dalam penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk kerja
harus ditetapkan dan tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat dievaluasi
menggunakan standar yang ditetapkan tersebut.
2) Penilaian Autentik.
Pendekatan ini mencoba untuk menyambung penilaian dengan dunia nyata. Hal
ini membutuhkan siswa untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuan untuk
penciptaan produk atau kinerja yang berlaku untuk situasi di luar lingkungan
sekolah. Biologi guru dapat menilai siswa memahami proses ilmiah dan
kolaborasi dengan meminta siswa mengambil bagian dalam Audubon tahunan
pengumpulan dan analisis populasi burung penyanyi lokal. Sebuah kegiatan
penilaian autentik oleh siswa yang menunjukkan atau melakukan apa yang telah
mereka pelajari. Sebuah pameran mungkin sebuah proyek, esai, secara lisan
atau tertulis laporan atau kinerja, portofolio, atau karya seni. Efektif pameran
mendefinisikan dasar-dasar belajar dan fokus kurikulum, guru dan siswa.
3) Portofolio Penilaian.
Penilaian portofolio adalah proses yang berkesinambungan yang melibatkan
siswa dan guru dengan memilih sampel karya siswa untuk dimasukkan dalam
koleksi, tujuan utamannya adalah untuk kemajuan siswa. Penggunaan prosedur
ini meningkat dibidang bahasa, terutama yang berkaitan dengan keterampilan
menulis. Hal itu membuat intuitif akal untuk melibatkan siswa dalam
pengambilan keputusan tentang mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan
untuk menjamin bahwa umpan balik disediakan. Guru dan rekan review
merupakan hal penting. Mungkin keuntungan terbesar dari penilaian portofolio
adalah bahwa siswa diajarkan untuk menjadi pemikir independen. Penting
untuk diingat bahwa portofolio lebih dari folder sederhana mahasiswa bekerja.
Portofolio biasanya terdiri dari pekerjaan yang telah menyelesaikan lebih dari
satu periode penilaian atau semester. Guru menggunakan portofolio
mengharuskan mahasiswa untuk meninjau pekerjaan mereka dan memilih item
yang paling menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah dipenuhi. Sering
kali siswa juga menulis esai merefleksikan apa yang telah mereka pelajari,
termasuk proses-proses mereka telah digunakan untuk memenuhi tujuan
mereka. Portofolio dapat berbasis kertas, berbasis komputer, atau kombinasi
keduanya. Pada akhirnya, mereka harus dinilai terhadap seperangkat kriteria
yang telah ditetapkan dan akan memberikan bukti pembelajaran yang telah
terjadi dari waktu ke waktu.
d. Buatlah contoh penilaian alternatif portfolio untuk pembelajaran!
Sekolah : ____________________________________________________
Matapelajaran : ____________________________________________________
Durasi Waktu : ____________________________________________________
Nama Peserta didik: ___________________________________________________
Kelas/SMT : ____________________________________________________
3. ......................................... 3.1 Mengidentifikasi 3.1.1Membuat tulisan (Majalah dinding, “leaflet”, artikel) beserta foto/gambarnya,
pentingnya memperkenalkan jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan/hewan langka yang dilindungi.
.............................................
keanekaragaman mahluk
3.1.2Mendeskripsikan usahausaha yang dapat dilakukan manusia untuk pelestarian
............................................ hidup dalam pelestarian
keanekaragaman hayati
ekosistem.
.............................................
Tugas Portofolio:
1. Menulis sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel singkat mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang
dilindungi, dengan melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah
perlindungan dan pelestarian yang dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka.
2. Buat laporan untuk kegiatan ini beserta:
• Bukti referensi (copy, printed/repro)
• Jadwal pelaksanaan kegiatan pengumpulan
• Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya)
• Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebagai bukti/informasi.
3. Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke-4 bulan Oktober 2013.
Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan kelompok siswa untuk: (1) memonitor pelaksanaan kegiatan; (2)
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan)
1 Mendapat tugas x
2 Merencanakan kegiatan x
4 Pengecekan kelengkapan x
data dan bukti
6 Penyusunan laporan x
7 Penyerahan laporan x
Keterangan: *) Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah: - Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)
1. Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian: - Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)
- Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar (2,5) - relevan dengan tujuan (5)
- Menunjukkan pentingnya masalah (7,5) 4. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:
2. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian: - Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)
- Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5) - Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)
- Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan (5) 5. Tata tulis dan Bahasa
- Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2) - Tata tulis benar (15)
- Bahasa menggunakan bahasa Indonesia Baku (10)
- Cara penulisannya benar (3)
(Total skor (maksimum) 90)
3. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = x100
Jumlah skor maksimum
Nama : Guru :
Kelas : Tanggal :
Komentar Guru :
Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian
portofolio, antara lain sebagai berikut:
a) Dapat melihat pertumbuhandan perkembangan kemampuan
peserta didik dari waktu kewaktu berdasarkan feedback dan
refleksi diri.
b) Membantu guru melakukan penilaian secara aktif, objektif,
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa mengurangi
kreatifitas peserta didik dikelas.
c) Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap
apa yang telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas
dalam rangka implementasi program pembelajaran.
d) Meningkatkan peran peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian serta pendekatan penilaian yang
memungkinkan guru dan siswa untuk berinteraksi dalam
mengajar/belajar proses. Salah satu keuntungan menggunakan
kinerja dan penilaian portofolio dengan Bahasa siswa minoritas
adalah bahwa penilaian dapat dilakukan dalam bahasa keseharian
siswa ketika menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi.
e) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuanmereka.
f) Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran
g) Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite
sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian
kemampuan peserta didik.
h) Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-
assesment) refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis. ( critical thinking)
i) Memungkinkan guru melakukan penialain secara fleksibel, tetapi
tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator terhadap hasil
belajaryang ditentukan.
j) Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk
merancang dan menilai kemampuan belajar.