Anda di halaman 1dari 33

UAS EVALUASI PEMBELAJARAN

Devit Hari Ashari S812202011


S2 Teknologi Pendidikan UNS

1. Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidik harus dapat melaksanakan evaluasi pembelajaran secara efektif.
a. Apakah yang dimaksud evaluasi pembelajaran itu? Jelaskan!
JAWABAN 1a. Seperti yang kami pahami dalam perkuliyahan Bersama
Bapak Sudiyanto, Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menilai sejauh mana
progress pembelajasan peserta didik melalui instrument yang terukur dan valid
sehingga didapatkan data yang sesuai tentang tingkat pemahaman peserta didik dalam
pembelajaran. Hal ini didukung sesuai dengan pendapat menurut Soulisa Irwan dalam
Buku Evaluasi Pembelajaran (2022) Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan
bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian
(judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Istilah
evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun sangat berkaitan,
akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna evaluasi pembelajaran yang
sebenarnya. Ujian atau tes hanyalah salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk
menjalankan proses evaluasi. 1. menurut Mohrens (1984 dalam Asrul dkk, 2015, hlm.
3). Evaluasi pembelajaran meliputi: tes, pengukuran (measurement), evaluasi, dan
asesmen (assesment). 2
• Tes adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat
istilah lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran
(nilai angka) dari seseorang.
• Pengukuran, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita

1
Soulisa, Irwan., Dkk. (2022). EVALUASI PEMBELAJARAN. Bandung: Widina Bhakti Persada.
2
Asrul, Ananda, R., Rosnita. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Citapustaka Media.
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
• Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti
tes dan pengukuran dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil
Evaluasi bisa memberi keputusan yang profesional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif. Asesmen,
bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema
seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi.
Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa yang dapat dinilai atau
dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan
akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar, dsb.
Selain suatu proses untuk melihat kinerja pembelajaran, evaluasi juga berfungsi
sebagai pembuat keputusan. Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana
tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan (Cornbach dan
Stufflebeam dalam Arikunto, 2016, hlm. 3)3.

b. Apakah fungsi utama evaluasi pembelajaran? Jelaskan!


Jawaban 1b. Tujuan dan fungsi utama evaluasi pembelajaran merujuk pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa “evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan, di antaranya terhadap
peserta didik, lembaga dan program pendidikan”. Sehingga kedudukan fungsi evaluasi
pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan produk pendidikan
secara total, dan di dalamnya setidaknya terakomodir tiga konsep, yakni: memberikan
pertimbangan (judgement), nilai (value), dan arti (worth).
Fungsi Evaluasi Pembelajaran somglatmua sebagai berikut :
Evaluasi dalam pembelajaran dapat dilihat dari fungsi atau kegunaan yang dimilikinya.
Menurut Arifin (2017, hlm. 15)4 fungsi atau kegunaan yang dimiliki oleh evaluasi
pembelajaran adalah sebagai berikut.
• Fungsi formatif,

3
Arikunto, Suharsimi. (2016). Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
4
Arifin, Zainal. (2017). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika
diperlukan bagi peserta didik.
• Fungsi sumatif,
yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai
pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
• Fungsi diagnostik,
yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan
lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.
• Fungsi penempatan,
yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat
(misalnya dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik.

Sementara itu fungsi evaluasi menurut Sudjana (2017, hlm. 3) dikelompokkan menjadi
tiga fungsi, yakni sebagai berikut. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan
instruksional. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Dasar dalam
menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.5

c. Dimanakah letak perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatif? Jelaskan!


Jawaban 1c. Mengutip dan menyimpulkan dari laman resmi ditsmp.kemdikbud.go.id
6
perbedaan dari kedua hal tersebut adalah sebagai berikut :

5
Nana Sudjana. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
6
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/perbedaan-mendasar-antara-penilaian-formatif-dan-
sumatif/#:~:text=Pada%20penilaian%20formatif%2C%20umumnya%20dilakukan,dapat%20dilakukan%20pada%20akhi
r%20pembelajaran.
Tabel 1.1 Perbedaan Evaluasi Formatif dan Sumatif
• Evaluasi Formatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, guna memperoleh umpan
balik dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru. Tujuan : sebagai dasar
untuk memperbaiki produktifitas belajar mengajar. Contohnya : tes yang
dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).
• Evaluasi Sumatif adalah tes hasil belajar untuk mengetahui keberhasilan
belajar murid setelah mengikuti program pengajaran tertentu.Tujuan :
menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam
wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan
dan pengajaran. Contohnya : Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.
Sejarah singkat Penetuan Evaluasi Formatif dan Sumatif di Indonesia
Sebagai salah satu perwujudan dari usaha pembaharuan bidang pendidikan di
Indonesia, ialah dibakukannya Kurikulum 1975, yang di dalamnya tersurat juga suatu
pedoman guru dalam melaksanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa. Karena
di atas telah disinggung bahwa evaluasi yang menjadi tanggungjawab guru bidang
studi adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, maka untuk memberikan
gambaran yang jelas dan tegas, berikut akan diuraikan batasan pengertian dan teknik
pelaksanaannya.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu Program Pengajaran
Semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya
penyimpang-penyimpangan, ketidak sesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah
disusun sebelumnya. Karena dilaksanakan setelah selesai mengajarkan satu unit
pengajaran (mungkin sesuatu topik atau pokok bahasan), maka ternyata apabila ada
ketidaksesuaian dengan tujuan segera dapat dibetulkan. Oleh karena itu, fungsi dari
pada evaluasi ini terutama ditujukan untuk memperbaiki proses bolajar mengajar. Dan
karena scope bahannya hanya satu unit pengajaran, dan dalam satu semester terdiri dari
beberapa unit, maka pelaksanaan evaluasi ini frekuensinya akan lebih banyak
dibanding evaluasi sumatif. Umumnya frekuensi tes formatif ini berkisar antara 2 – 4
kali dalam satu semester.
Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan oleh guru pada akhir semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi
sumatif apabila guru yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan
atau unit pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh
karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai siswa selama satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak
didik.

d. Mengapa prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran harus dijalankan? Jelaskan!


Jawaban 1.d Seperti diketahui tujuan dilakukannya evaluasi pembelajaran yaitu untuk
menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik ke depannya. Untuk
mendapatkan hasil evaluasi yang akurat dan baik, maka evaluasi harus berhubungan
dengan beberapa prinsip prinsip. Semua prinsip dalam evaluasi harus dijalankan
dengan wajib. Menurut Khusnuridlo (2010)7 berikut adalah beberapa prinsip umum
evaluasi pembelajaran, yaitu:
1) Kontinuitas
Prinsip evaluasi pembelajaran yang pertama yaitu harus dilakukan
secara kontinu atau berkelanjutan sehingga terlihat keberhasilan antara
kegiatan sebelumnya dan setelah melakukan evaluasi. Dengan melakukan
evaluasi secara kontinu, guru juga dapat melihat perkembangan peserta didik
dengan melihat kemajuan hasil belajarnya. Umumnya, proses evaluasi terus
dilakukan selama kegiatan pembelajaran itu juga dilakukan, agar guru dan
sekolah bisa memberikan hasil yang terbaik setiap masanya.
2) Komprehensif

7
Khusnuridlo. (2010). Prinsip-prinsip Evaluasi Program Supervisi Pendidikan (Online).
(http://www.khusnuridlo.com, diakses 15 Desember 2022
Komprehensif artinya evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh
untuk menilai beberapa aspek di dalamnya seperti aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik peserta didik. Pasalnya, tidak jarang beberapa guru yang hanya
memperhatikan aspek kognitif atau pengetahuan siswa, padahal seluruh aspek
penilaian berperan besar dalam evaluasi pembelajaran.
Sebagai guru, Anda bukan hanya dituntut untuk membuat siswa paham
materi pelajaran, tetapi membentuk karakter siswa lebih baik agar menjadi
manusia yang positif dan berguna bagi kehidupannya. Oleh sebab itu, evaluasi
yang baik harus dilakukan secara menyeluruh setelah proses belajar dan
penilaian belajar siswa.
3) Kooperatif
Umumnya, proses evaluasi pembelajaran harus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan berbagai elemen untuk mengembangkan siswa, mulai
dari guru mata pelajaran, guru wali kelas, kepala sekolah, orang tua, hingga
petugas administrasi. Bahkan, evaluasi juga harus melibatkan siswa itu sendiri.
Hal ini bertujuan agar seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi
pembelajaran merasa dihargai karena sudah berkontribusi langsung atau
mengikuti kerjasama yang dilakukan.
4) Objektif
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, maka proses evaluasi
tersebut harus dilakukan secara objektif. Artinya, faktor-faktor subjektif seperti
hubungan guru dengan siswa, kedekatan guru dengan siswa, faktor perasaan
tidak tega dan lainnya tidak boleh dimasukkan dalam proses evaluasi. Apabila
siswa tersebut belum mendapatkan nilai yang baik, artinya guru harus
memberikan catatan untuk memotivasi siswa dan memberi penilaian secara
objektif untuk mengukur pengetahuan siswa.
Jika penilaian dilakukan secara subjektif maka hasilnya tidak fair,
sehingga hasil evaluasi kurang tepat.
5) Praktis
Prinsip evaluasi pembelajaran selanjutnya harus dilakukan secara
praktis, artinya tidak memakan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan pada guru dalam menyusun
instrumen.
Prinsip evaluasi yang satu ini juga bukan hanya memberikan
kemudahan pada satu guru tetapi oleh seluruh guru, bahkan dirasakan oleh
sekolah. Seiring dengan kemudahan atau kepraktisan evaluasi pembelajaran
jangan sampai menghilangkan esensi evaluasi pembelajaran itu sendiri, yaitu
untuk mencapai tujuan belajar dan menciptakan pembelajaran yang lebih
optimal.

e. Apakah asumsi yang mendasari evaluasi pembelajaran? Jelaskan!


Jawaban 1e. Terdapat berbagai asumsi yang mendasari kegiatan evaluasi program,
asumsi tersebut bersifat mendasar dan berkaitan dengan falsafah tertentu. Asumsi
dasar tersebut dipaparkan Purwanto dan Suparman (1999:6) dalam Ananda (2017)
8
sebagai berikut:
1) Evaluasi merupakan suatu kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam suatu
program. Dengan mengingat kepada manfaatnya, maka evaluasi merupaka
suatu keharusan dan bagian tak terpisahkan dari kegiatan suatu program.
2) Evaluasi merupakan salah satu fungsi penting dalam sistem suatu program.
Evaluasi berkaitan dengan setiap komponen dalam sistem program dalam
seluruh tahapan perancangan dan pengembangan program
3) Mengevaluasi program sosial adalah sulit, terutama berkaitan dengan standar
yang digunakan. Namun demikian bukan berarti pekerjaan evaluasi adala
hpekerjaan yang tidak mungkin dilakukan dengan berhasil dan memuaskan

2. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik harus menggunakan prosedur evaluasi


pembelajaran.
a. Apakah yang dimaksud dengan prosedur evaluasi pembelajaran itu? Jelaskan!
Jawaban 2a. Prosedur Evaluasi Pembelajaran adalah tata cara pokok dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang digunakan sebagai panduan agar evaluasi
pembelajaran dilaksanakan dengan tata cara dan urutan yang sesuai. Menurut Muchtar
Buchari (19869, prosedur evaluasi pembelajaran dilakukan melalui lima tahap. Yakni
perencanaan (planning), pengumpulan data (data collection), verifikasi data (data
verification), analisis data (data analysis), dan penafsiran (data interpretation).

b. Bagaimanakah rumusan tujuan evaluasi pembelajaran yang efektif? Jelaskan!


Jawaban 2b. Tujuan evaluasi tersusun dengan singkat padat dan jelas. Contohnya
sebagai ebrikut :

8
Ananda, Rusydi., Rafida, Tien. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan. Medan: Perdana Publishing
9
Mochtar Buchari. 1986. Dasar- Dasar Kependidikan, Bandung : Tarsito.
Tuuan Evaluasi Untuk membuat keputusan keefektifan hasil pembelajaran kognitif,
afektif, dan psikomotorik peserta didik pada mata pelajaran BIOLOGI topik Makhluk
Hidup dan Lingkunganya

c. Bagaimanakah teknik evaluasi pembelajaran yang efektif? Jelaskan!


Jawaban 2c. Teknik evaluasi pembelajaran yang efektif adalah yang susunannya jelas
dan lengkap seperti contoh berikut :
1) Pemberian Tes : untuk mengumpulkan data hasil pembelajaran kognitif peserta
didik pada mata pelajaran Biologi topik Makhluk Hidup dan Lingkungannya
2) Pemberian Kuis : untuk mengumpulkan data hasil pembelajaran afektif peserta
didik pada mata pelajaran Biologi topik Makhluk Hidup dan Lingkungannya
3) Observasi : untuk mengumpulkan data hasil pembelajaran Psikomotorik
peserta didik pada mata pelajaran Biologi topik Makhluk Hidup dan Lingkungannya

d. Bagaimanakah instrumen evaluasi pembelajaran yang efektif? jelaskan!


Jawaban 2d. Instrument evaluasi pembelajaran yang efektif adalah yang susunannya
jelas dan lengkap seperti contoh berikut :
1) Tes tertulis dalam bentuk objeltif dan essay (terlampir).
2) Quisioner dalam bentuk tertutup dengan skala likert (terlampir).
3) Lembar Pengamatan dalam bentuk tertutup (terlampir).

e. Bagaimanakah panduan evaluasi pembelajaran yang efektif? Jelaskan!


Jawaban 2e. Panduan Evaluasi yang efektif mencakup pengujian penskoran,
penilaian, evaluasi yang berisi tata cara yang jelas dan terstruktur. Contohnya sebagai
berikut :
1) Pengujian : Persiapan, Pelaksanaan, Pengumpulan Hasil
2) Penskoran : Hasil Tes Kognitif, hasil quisioner afektif, hasil lembar pengamatan
psikomotorik.
3) Penilaian : Skor Kognitif, Skor Afektif, dan Skor Psikomotorik
4) Evaluasi : Kognitif, Afektif, Psikomotorik
3. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik perlu mengevaluasi hasil pembelajaran
afektif (kompetensi afektif).
a. Apakah yang dimaksud hasil pembelajaran kompetensi afektif? Jelaskan!
Jawaban 3a. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya
bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ranah ini meliputi
perubahan-perubahan dalam segi aspek mental, perasaan dan kesadaran (sikap dan
nilai). Hasil belajar ranah afektif mencakup penilaian dengan instrument untuk menilai
sikap dan prilaku.
b. Mengapa perlu mengevaluasi hasil pembelajaran kompetensi afektif? Jelaskan!
Jawaban 3.b Seorang pendidik sebaiknya mengetahui afektif peserta didik sehingga
dapat diketahui status afektif peserta didiknya. Jika afektif tinggi maka perlu
mempertahankannya, jika rendah perlu upaya untuk meningkatkannya. Suharsimi
Arikunto (2003) menjelaskan pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap
saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat
berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif
lama.10 Demikian juga pengembangan minat dan
penghargaan serta nilai-nilainya. Sasaran penilaian afektif adalah perilak peserta didik
bukan pengetahuannya.
Sesuai dengan karakteristik afektif dalam proses pembelajaran adalah minat,
sikap, konsep diri dan nilai maka tujuan penilaian afektif adalah:
a. Untuk memperoleh informasi minat peserta didik terhadap
mata pelajaran Akuntansi yang selanjutnya digunakan untuk
meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran.
b. Untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran Akuntansi. Sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran dapat positif atau negatif. Hasil pengukuran sikap
berguna untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat
untuk peserta didik.
c. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.
Peserta didik melakukan evaluasi terhadap potensi yang ada

10
Suharsimi Arikunto (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
dalam dirinya. Informasi ini dapat digunakan untuk
menentukan program yang sebaiknya ditempuh peserta
didik untuk menentukan jenjang karir.
d. Untuk mengungkap nilai individu. Informasi yang diperoleh
ini berupa nilai yang positif dan yang negatif. Hal-hal yang
positif diperkuat dan yang negatif diperlemah dan akhirnya
dihilangkan.

c. Kompetensi afektif manakah yang perlu dievaluasi? Jelaskan!


Jawaban 3c. Afektif berhubungan dengan emosi seperti perasaan, nilai, apresiasi,
motivasi dan sikap. Terdapat lima kategori utama afektif dari yang paling sederhana
sampai kompleks yaitu: penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan
karakterisasi berdasarkan nilai-nilai atau internalisasi nilai.
• Receiving (penerimaan) adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Contohnya mendengarkan orang lain dengan seksama, mendengarkan
dan mengingat nama seseorang yang baru dikenalnya. Dalam pengajaran bentuknya
berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Tugas
pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi
objek pembelajaran afektif. Indikatornya adalah peserta didik: bertanya, memilih,
mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasikan, menyebutkan,
menunjukkan, menyeleksi, mengulangi, menggunakan.
• Responding (tanggapan) adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus
tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini adalah menekankan pada
pemerolehan respon, berkeinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi
respon. Contohnya berpartisipasi di kelas, bertanya tentang konsep, model dan
sebagainya agar memperoleh pemahaman, dan menerapkannya. Indikatornya adalah
peserta didik: menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormati, berbuat,
melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih, menceritakan,
menulis. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang
menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus. Misal
kesenangan membaca buku Akuntansi. Tugas pendidik dalam hal ini adalah berupaya
agar peserta didik senang dalam mempelajari Akuntansi.
• Valuing (penghargaan) berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Contohnya peka terhadap perbedaan individu dan
budaya, menunjukkan kemampuan memecahkan masalah, mempunyai komitmen.
Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan
ke dalam tingkah laku. Indikatornya adalah peserta didik: melengkapi,
menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang,
menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja, mengambil
bagian, mempelajari. Dalam tujuan pembelajaran penilaian ini diklasifikasikan sebagai
sikap.
• Organization (pengorganisasian) berkaitan dengan memadukan nilai-nilai yang
berbeda, menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Contohnya mengakui adanya kebutuhan keseimbangan antara kebebasan dan
tanggungjawab, menyelaraskan antara kebutuhan organisasi, keluarga dan diri sendiri.
Indikatornya adalah peserta didik: mengubah, mengatur, menggabungkan,
membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, merumuskan,
menggeneralisasikan, mengidentifikasikan, mengintegrasikan, memodifikasikan,
mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan, mengsintesiskan.
• Characterization by a Value or Value Complex (karakterisasi berdasarkan nilai-nilai)
berhubungan dengan memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya
sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Contohnya menunjukkan
kemandiriannya saat bekerja sendiri, kooperatif dalam kegiatan kelompok, objektif
dalam memecahkan masalah,

d. Buatlah contoh instrumen evaluasi hasil pembelajaran kompetensi afektif!


INSTRUMENT AFEKTIF TENTANG MINAT TERHADAP MATERI
PELAJARAN MAKHLUK HIDUP DAN LINKGUNGAN DALAM MATA
PELAJARAN IPAS KELAS X SMK
PETUNJUK : Berilah tanda ceklis pada kolom yang paling sesuai dengan diri anda!
Pilihan Sikap
No Pertanyaan
SS S N TS STS
1 Saya mengikuti pembelajaran
maeri Makhluk Hidup dan
Linkgungan sebaik baiknya
2 Saya meyaknii bahwa materi
pelajaran tentang makhluk hidup
dan lingkungan mudah dipahami
3 Saya menata buku catatan saya
tentang materi makhluk hidup dan
lingkungan dengan lengkap
4 Saya mengelola saha usaha yang
harus saya lakukan untuk
mempelajari materi makhluk
hidpu dan lingkunganya
5 Saya menyenangin tugas tugas
yang diberikan guru karena itu
saya mengerjakan sebaik baiknya
tugas apapun yang diberikan
Jumlah

Total Skor

Keterangan :
SS : Sangat Setuju Skor Maksimal = 25
S : Setuju Skor Minimar = 5
N : Netral
T : Tidak Setuju
STS : Sangan Tidak Setuju
e. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut? Jelaskan!
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukan sejauh mana instrumen
mencerminkan isi yang dikehendaki. Secara teknis validitas isi dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, kemudian dikonsultasikan dengan para ahli
(judgment expert). Para ahli dimintai pendapatnya yang terdiri dari satu dosen dan satu
guru, sehingga dapat memberikan penilaian dengan mengisi lembar ceklis.
Langkah yang digunakan untuk mengetahui validitas tes, observasi sikap dan unjuk
kerja ini dilakukan melalui pemberian skor oleh ahli terhadap kualitas instrumen
menggunakan checklist dengan skala penilaian yaitu jawaban “Ya” memperoleh skor
1 dan jawaban “Tidak” memperoleh skor 0. Setelah perhitungan selesai, maka skor
kemudian dikategorikan pada kualitas kelayakan materi pembelajaran, media
pembelajaran, serta instrumen penilaian yang mencakup lembar penilaian
pengetahuan, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian unjuk kerja. Berikut
dijelaskan indikator setiap kategori yang akan dinilai oleh judgment expert.
Interpretasi kriteria penilaian hasil validasi akan dinyatakan kelayakannya berdasarkan
kriteria yang harus dipenuhi.
Interpretasi Kriteria penilaian hasil validasi judgement Expert seperti pendapat sukardi
(2013) diketahui dalam table berikut :11

4. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik juga perlu mengevaluasi hasil


pembelajaran psikomotorik (kompetensi psikomotorik).
a. Apakah yang dimaksud hasil pembelajaran kompetensi psikomotorik? Jelaskan!
Hasil belajar ranah psikomotorik merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan
kemampuan atau keterampilan untuk bertindak setelah siswa menerima pengalaman
belajar tertentu, namun kemampuan dalam menghafal suatu materi tidak termasuk
hasil belajar psikomotor, melainkan termasuk hasil belajar kognitif, yaitu kemampuan
untuk mengingat kembali (recall).12 Seorang peserta didik dapat dikatakan berhasil
dalam memiliki kemampuan psikomotor yang baik jika siswa tersebut mampu
mempraktekkan teori yang telah didapat dari kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar

11
Sukardi. (2013). METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara
12
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2014), hal 9.
psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan
hasil belajar afektif
(kecenderungan berperilaku)

b. Mengapa perlu mengevaluasi hasil pembelajaran kompetensi psikomotorik? Jelaskan!


Karena guru dapat melihat dari Hasil belajar dari psikomotor terlihat dalam bentuk
keterampilan dan kemampuan bertindak dari peserta didik. Penguasaan teori dan
praktik memilik peranan yang sama-sama penting dalam bidang pendidikan.

c. Bagaimanakh kompetensi psikomotorik yang perlu dievaluasi? Sebut dan jelaskan!


Cara untuk menilai hasil belajar psikomotor telah dikemukakan oleh beberapa ahli.
Ryan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1980 mengemukakan bahwa hasil
belajar kemampuan psikomotorik dapat diukur dengan melalui (1) penilaian tingkah
laku dan pengamatan langsung kepada siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, (2) memberikan tes kepada siswa sebagai bahan evaluasi dan digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, dan sikap, (3) jika pembelajaran selesai
maka perlu dinilai praktiknya. Selain itu, Leighbody dalam bukunya yang diterbitkan
pada tahun 1968 juga mengemukakan mengenai cara penilaian hasil belajar
psikomotor yang meliputi: (1) kemampua dalam memakai menggunakan alat praktik
dan sikap ilmiah, (2) kemampuan dalam menganalisis suatu kegiatan dan menyusun
secara urut sesuai prosedur, (3) kecepatan dalam mengerjakan tugas, (4) kemampuan
dalam membaca gambar atau simbol, (5) keselarasan bentuk dan ukuran dengan yang
diinginkan dan yang telah ditentukan. Maka, dalam penilaian hasil belajar psikomotor
harus mencakup keseluruhan mulai dari persiapan, proses, sampai dengan produk yang
dapat dinilai ketika proses pembelajaran berlangsung atau setelah proses berlangsung.
Seperti kemampuan kognitif dan afektif maka kemampuan psikomotorik juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yang dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor
intern dan ekstern. Keadaan lingkungan dan kemampuan individu akan menjadi faktor
dalam mempengaruhi besar kecilnya nilai psikomotorik siswa13

d. Buatlah contoh instrumen evaluasi hasil pembelajaran kompetensi psikomotorik!

13
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal 22
INSTRUMENT EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PSIKOMOTORIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA KELAS X SMK MATERI LARI 100 M
Hasil Observasi Skor
No Aspek Keterampilan
Ya Tidak Butir

Starting Position
Posisi lutut waktu jongkok
01 X 0
Posisi tangan waktu jongkok
02 X 1
Posisi punggung waktu jongkok
03 X 1
Pandangan mata saat start
04 X 1
Posisi tungkai saat aba-aba siap
05 X 1

Starting action
Gerakan kaki dan tangan saat mulai lari
06 X 1
Posisi lutut saat kaki kiri menolak pada waktu lari
07 dimulai X 0

Kecepatan gerakan kaki kanan setelah kaki kiri


08 digerakkan X 0
Jangkauan ayunan dan ketinggian kaki kanan

09 Posisi lutut saat kaki kanan mendarat di tanah X 1


10 X 1

Sprinting action
Keadaan lutut kaki belakang saat menolak ke
11 depan X 0

Keadaan telapak kaki saat kaki depan menapak ke


12 tanah X 1
Sumber ayunan lengan saat lari

13 Posisi siku saat lari X 0


14 Posisi badan saat lari X 1
15 X 1

Finishing Action
Gerakan kaki saat masuk finish
16 X 0
Pandangan mata saat masuk finish
17 X 1
Kecepatan saat masuk finish
18 X 0
Posisi badan saat masuk finish
19 X 1
Kecepatan pelari setelah masuk finish
20 X 1
JUMLAH 13

e. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut? Jelaskan!


Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Validitas isi menunjukan sejauh mana instrumen
mencerminkan isi yang dikehendaki. Secara teknis validitas isi dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, kemudian dikonsultasikan dengan para ahli
(judgment expert). Para ahli dimintai pendapatnya yang terdiri dari satu dosen dan satu
guru, sehingga dapat memberikan penilaian dengan mengisi lembar ceklis.
Langkah yang digunakan untuk mengetahui validitas tes, observasi sikap dan unjuk
kerja ini dilakukan melalui pemberian skor oleh ahli terhadap kualitas instrumen
menggunakan checklist dengan skala penilaian yaitu jawaban “Ya” memperoleh skor
1 dan jawaban “Tidak” memperoleh skor 0. Setelah perhitungan selesai, maka skor
kemudian dikategorikan pada kualitas kelayakan materi pembelajaran, media
pembelajaran, serta instrumen penilaian yang mencakup lembar penilaian
pengetahuan, lembar penilaian sikap, dan lembar penilaian unjuk kerja. Berikut
dijelaskan indikator setiap kategori yang akan dinilai oleh judgment expert.
Interpretasi kriteria penilaian hasil validasi akan dinyatakan kelayakannya berdasarkan
kriteria yang harus dipenuhi.
Interpretasi Kriteria penilaian hasil validasi judgement Expert seperti pendapat sukardi
(2013) diketahui dalam table berikut :14

14
Sukardi. (2013). METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: PT Bumi Aksara
5. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik juga perlu mengevaluasi proses
pembelajaran.
a. Apakah yang dimaksud evaluasi proses pembelajaran? Jelaskan!
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh guru untuk
menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi
proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi
proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru

b. Mengapa perlu mengevaluasi proses pembelajaran? Jelaskan!


Evaluasi proses dilaksanakan guna memberikan gambaran tentang apa yang sedang
berlangsung dalam suatu program. Ada bebrapa tahapan dalam evaluasi proses,
diantaranya: menentukan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan
instrument evaluasi, pengumpulan data/informasi, analisis dan interpretasi, serta
tindak lanjut.
Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: Pertama, membandingkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses. Kedua,
mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi
guru.
Evaluasi proses dilakukan oleh guru yang bersangkutan secara mandiri. Namun, guru
juga bisa melakukannya secara kolaborasi bersama rekan guru yang lain maupun
siswa. Hal lain yang perlu diperhatikan pula adalah mendokumentasikan berbagai hal
yang bersangkutan dengan proses pembelajaran.

c. Bagaimanakah indikator proses pembelajaran yang perlu dievaluasi? Jelaskan!


Indikator proses pembelajaran yang perlu dievaluasi adalah Desain pembelajaran,
silabus pembelajaran, isi pembelajaran, bahan ajar pembelajaran, metode
pembelajaran. 15

d. Buatlah contoh instrumen evaluasi proses pembelajaran!

INSTRUMEN PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah : ................................................................
Nama Guru : ................................................................
Mata Pelajaran : ................................................................
Kelas : ................................................................
Jam ke : ................................................................

Kondisi
No. Aspek Pengamatan Tidak Catatan
Ada
Ada
A Kegiatan Pendahuluan
Menyiapkan peserta didik secara
1 psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
Memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan
2
aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mengaitkan pengetahuan
3
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
Menyampaikan cakupan materi dan
4 penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
B Kegiatan Inti

15
Matiru, B.,. (1995). Teach your best:A handbook for university lecuters. Bonn: DSE Germany
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Tidak Catatan
Ada
Ada
Guru menguasai materi yang
1
diajarkan
Kemampuan menyesuaikan materi
a
dengan tujuan pembelajaran
Kemampuan mengaitkan materi dengan
pengetahuan lain yang diintegrasikan
b secara relevan dengan perkembangan
iptek dankehidupan
nyata
Menyajikan materi dalam tema secara
c sistematis dan gradasi (dari mudah ke
sulit; dari konkter ke abstrak)
Guru menerapkan strategi
2
pembelajaran yang mendidik
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Catatan
Ada Tidak

Melaksanakan pembelajaran sesuai


a
dengan kompetensi yang akan dicapai
b Melakukan pembelajaran secara urut
c Menguasai kelas dengan baik
Melaksanakan pembelajaran yang
d
bersifat kontekstual
Melaksanakan pembelajaran yang
e memungkinkan tumbuhnya kebiasaan
positif (nurturant effect)
Melaksanakan pembelajaran degan
f
alokasi waktu yang direncanakan
Guru menerapkan pendekatan
3
saintifik
Menyajikan topik atau materi yang
a mendorong peserta didik melakukan
kegiatan mengamati
Memancing/memotivasi peserta didik
b
untuk bertanya
Menyajikan kegiatan yang mendorong
c peserta didik untuk mengumpulkan
informasi atau data
Menyajikan kegiatan yang mendorong
d peserta didik untuk mengumpulkan
informasi atau data
Menyajikan kegiatan yang mendorong
e peserta didik untuk
mengasosiasikan/mengolah informasi
Menyajikan kegiatan yang mendorong
peserta didik untuk terampil
f
mengomunikasikan hasil secara lisan
maupun tertulis
Guru melaksanakan penilaian
4
autentik
Mengamati sikap dan perilaku peserta
a
didik dalam mengikuti pembelajaran
Melakukan penilaian keterampilan
b peserta didik dalam melakukan
aktivitas individu/kelompok
Mendokumentasikan hasil
c pengamatan sikap perilaku dan
keterampilaan peserta didik
Guru memanfaatkan sumber
5
belajar/media dalam pembelajaran
Kondisi
No. Aspek Pengamatan Deskripsi
Ada Tidak

menunjukkan keterampilan dalam


a
pemanfaatan sumber belajar
menunjukkan keterampilan dalam
b
penggunaan media pembelajaran
Menghasilkan media pembelajaran
c
yang menarik
Melibatkan peserta didik dalam
d
pemanfaatan sumber belajar
Melibatkan peserta didik dalam
e
pemanfaatan media pembelajaran
Guru memicu dan/atau memelihara
6 keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran
a Menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik melalui interaksi guru,
peserta didik, dan sumber belajar
Merespons positif partisipasi peserta
b
didik
Menunjukkan sikap terbuka terhadap
c
respons peserta didik
Menunjukkan hubungan pribadi yang
d
kondusif
Menunjukkan keceriaan dan
e antusiasme peserta didik dalam
pembelajaran
Guru menggunakan bahasa yang
7
benar dan tepat dalam pembelajaran
Menggunakan bahasa lisan secara jelas
a
dan lancar
Menggunakan bahasa tulis yang baik
b
dan benar
Menyampaikan pesan dan gaya yang
c
sesuai
Guru mengakhiri pembelajaran
8
dengan efektif
a Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan peserta
didik
b Melaksanakan tindak lanjut dengan
memberikan arahan kegiatan lanjutan
atau tugas
JUMLAH NA = ….

Keterangan :
1. Nilai = (skor perolehan:skor maksimal)x100
2. Predikat :
Nilai 91 -100 = Amat Baik
Nilai 81 -90 = Baik
Nilai 71 -80 = Cukup
Nilai ≤ 70 = Kurang

KESIMPULAN/CATATAN/SARAN:

......................................................................................................................................................
.........

......................................................................................................................................................
........

………………, …. ………..2022

Kepala Sekolah

_________________________
NIP.
e. Bagaimana cara menentukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut?
Jelaskan!
Cara menentukan Validitas menurut pendapat beberapa ahli dapat digolongkan
dalam beberapa jenis, yakni: validitas konstruksi (construct validity), validitas
isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas rupa (face
validity)dan validitas konkuren (concurrent validity).

Validitas Isi
Validitas isi (content validity)adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya
untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan
yang ingin diukur (Purwanto, 2011: 120). Validitas isi adalah validitas yang
ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh
mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya
telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau
bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan) (Sudijono, 2013: 164).

Menurut Guion (1977), validitas isi dapat ditentukan berdasarkan justifikasi


para ahli. Prosedur yang ditempuh agar instrumen tes tersebut valid, adalah:
mendefinisikan kisi-kisi yang hendak diukur, menentukan kisi-kisi yang akan
diukur oleh masing-masing soal, dan membandingkan masing-masing soal
dengan kisi-kisi yang sudah ditetapkan.

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto,
2010: 67). Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka
validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat
diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan soal dengan cara merinci materi
kurikulum atau materi buku pelajaran.

Untuk menyusun instrumen tes yang mempunyai validitas isi, maka instrumen
harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah dipelajari peserta didik
(Widiyoko, 2009: 129-130). Untuk mengetahui apakah instrumen tes tersebut
memiliki validitas isi atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan materi
tes tersebut dengan analisis rasional yang dilakukan terhadap bahan-bahan yang
seharusnya digunakan dalam penyusunan instrumen tes tersebut.

Metode bentuk paralel (equivalent)


Pendekatan reliabilitas bentuk paralel dilakukan dengan memberikan sekaligus
dua bentuk tes yang paralel satu sama lain, kepada sekelompok subjek (Azwar,
2011: 59). Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hendak
diukur reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali substansi item
yang ada dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik
sama. Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya: mengukur variabel
yang sama, mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkat
kesulitan sama dan mempunyai petunjuk, cara skoring dan interpretasi yang
sama (Sukardi, 2013: 129).

Berikut ini adalah langkah-langkah melaksanakan tes reliabilitas secara


ekuivalen:

• Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.


• Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
• Administrasikan hasilnya secara baik.
• Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang
kedua kalinya pada grup tersebut.
• Korelasikan kedua hasil tes skor (Sukardi, 2013: 130).
6. Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, pendidik perlu juga melaksanakan
penilaian alternatif.
a. Apakah yang dimaksud dengan penilaian alternatif? Jelaskan!
Penilaian Alternatif merupakan penilian yang mengukur kemampuan relative
siswa dalam mencapai tujuan proses pembelajaran. Secara khusus dalam
matematika meliputi kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, berfikir
kritis, koneksi, dan lain sebagainya. Asesmen alternatif adalah penilaian non
tradisional yang menilai perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang
menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk (Herman et al., 1992;
Marzano, 1993; Stiggins, 1993; Bookhart, 2001; Zainul, 2001). Penilaian tersebut
mengacu pada suatu standar tertentu16. Suatu standar penilaian diperlukan untuk
mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang
seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubric17

b. Mengapa perlu melaksanakan penilaian alternatif? Jelaskan!


Asesmen alternatif diperlukan untuk menilai dimensi proses dan hasil belajar
siswa yang tidak tergali melalui tes. Asesmen alternatif bersifat real task
situations/ otentik, berpihak kepada siswa dan memberikan umpan balik yang
lebih bermakna bagi pengembangan potensi siswa secara menyeluruh (Wulan,
1998; Wulan, 2007).

c. Ada berapa jenis penilaian alternatif? Jelaskan masing-masing!


Penilaian alternatif mengambil banyak bentuk, sesuai dengan sifat keterampilan
dan pengetahuan yang sedang dinilai. Siswa biasanya diminta untuk
menunjukkan pembelajaran dengan menciptakan sebuah produk, seperti
pameran atau presentasi lisan, atau melakukan suatu keterampilan, seperti
melakukan sebuah eksperimen atau demonstrasi
Tiga variasi penilaian alternatif adalah penilaian berbasis kinerja, penilaian
autentik, pameran dan penilaian portofolio. Dalam situasi tertentu, lebih dari
satu bentuk mungkin terlibat.Sebuah deskripsi singkat dari masing-masing
berikut.

16
Marzano, R.J., Pickering, D, Mctighe, J. (1993). Assessing Student Outcomes: Performance Assessment Using
the Dimensions of Learning Model. Alexandria: Association for Supervison and Curriculum Development.
17
Herman, J.L. et al. (1992). A Practical Guide to Alternative Assessment. California: The Regents of The
University of California
1) Penilaian Kinerja.
Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan
kesempatan untuk mengamati siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan
menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains,
daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benar-
benar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan
pilihan-pilihan mereka dalam laporan laboratorium.

Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah yang
diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan. Penilaian unjuk kerja bisa
dimulai secara perlahan dan teratur. Tidak harus menilai unjuk kerja setiap hari
atau tidak dilakukan sama sekali
.
Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja menilai pemahaman siswa, maka lebih
baik mengunakan penialaian dengan komentar dari pada nilai numerik. Sebab
nilai memberi kesan pada siswa bahwa pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau
tidak sama sekali. Komentar guru dapat memberikan pandangan pada siswa
akan pemahamannya dan merupakan dasar pekerjaan berikutnya.

Dua hal yang harus ada dalam penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk kerja
harus ditetapkan dan tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat dievaluasi
menggunakan standar yang ditetapkan tersebut.

2) Penilaian Autentik.
Pendekatan ini mencoba untuk menyambung penilaian dengan dunia nyata. Hal
ini membutuhkan siswa untuk menerapkan ketrampilan dan pengetahuan untuk
penciptaan produk atau kinerja yang berlaku untuk situasi di luar lingkungan
sekolah. Biologi guru dapat menilai siswa memahami proses ilmiah dan
kolaborasi dengan meminta siswa mengambil bagian dalam Audubon tahunan
pengumpulan dan analisis populasi burung penyanyi lokal. Sebuah kegiatan
penilaian autentik oleh siswa yang menunjukkan atau melakukan apa yang telah
mereka pelajari. Sebuah pameran mungkin sebuah proyek, esai, secara lisan
atau tertulis laporan atau kinerja, portofolio, atau karya seni. Efektif pameran
mendefinisikan dasar-dasar belajar dan fokus kurikulum, guru dan siswa.
3) Portofolio Penilaian.
Penilaian portofolio adalah proses yang berkesinambungan yang melibatkan
siswa dan guru dengan memilih sampel karya siswa untuk dimasukkan dalam
koleksi, tujuan utamannya adalah untuk kemajuan siswa. Penggunaan prosedur
ini meningkat dibidang bahasa, terutama yang berkaitan dengan keterampilan
menulis. Hal itu membuat intuitif akal untuk melibatkan siswa dalam
pengambilan keputusan tentang mana lembar kerja mereka untuk menilai, dan
untuk menjamin bahwa umpan balik disediakan. Guru dan rekan review
merupakan hal penting. Mungkin keuntungan terbesar dari penilaian portofolio
adalah bahwa siswa diajarkan untuk menjadi pemikir independen. Penting
untuk diingat bahwa portofolio lebih dari folder sederhana mahasiswa bekerja.
Portofolio biasanya terdiri dari pekerjaan yang telah menyelesaikan lebih dari
satu periode penilaian atau semester. Guru menggunakan portofolio
mengharuskan mahasiswa untuk meninjau pekerjaan mereka dan memilih item
yang paling menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran telah dipenuhi. Sering
kali siswa juga menulis esai merefleksikan apa yang telah mereka pelajari,
termasuk proses-proses mereka telah digunakan untuk memenuhi tujuan
mereka. Portofolio dapat berbasis kertas, berbasis komputer, atau kombinasi
keduanya. Pada akhirnya, mereka harus dinilai terhadap seperangkat kriteria
yang telah ditetapkan dan akan memberikan bukti pembelajaran yang telah
terjadi dari waktu ke waktu.
d. Buatlah contoh penilaian alternatif portfolio untuk pembelajaran!

Sekolah : ____________________________________________________
Matapelajaran : ____________________________________________________
Durasi Waktu : ____________________________________________________
Nama Peserta didik: ___________________________________________________
Kelas/SMT : ____________________________________________________

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

3. ......................................... 3.1 Mengidentifikasi 3.1.1Membuat tulisan (Majalah dinding, “leaflet”, artikel) beserta foto/gambarnya,
pentingnya memperkenalkan jenis, bentuk, dan manfaat tumbuhan/hewan langka yang dilindungi.
.............................................
keanekaragaman mahluk
3.1.2Mendeskripsikan usahausaha yang dapat dilakukan manusia untuk pelestarian
............................................ hidup dalam pelestarian
keanekaragaman hayati
ekosistem.
.............................................

Tugas Portofolio:

1. Menulis sebuah artikel yang berkaitan dengan sains. Misalnya, membuat artikel singkat mengenai jenis-jenis tumbuhan dan hewan langka yang
dilindungi, dengan melengkapkan bentuk/ciri khusus dan manfaat tiap jenis tumbuhan atau hewan langka ini. Tuliskan pula cara atau langkah
perlindungan dan pelestarian yang dilakukan pemerintah terhadap hewan dan tumbuhan langka.
2. Buat laporan untuk kegiatan ini beserta:
• Bukti referensi (copy, printed/repro)
• Jadwal pelaksanaan kegiatan pengumpulan
• Data pengumpulan etiket (hari, tanggal, tempat pengambilan, dan sebagainya)
• Lain-lain yang dianggap penting untuk disertakan sebagai bukti/informasi.
3. Laporan dikumpulkan paling lambat minggu ke-4 bulan Oktober 2013.
Jadwal kegiatan pelaksanaan penyusunan portofolio: (disusun bersama oleh guru dan kelompok siswa untuk: (1) memonitor pelaksanaan kegiatan; (2)
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan)

September Oktober (minggu


(minggu ke) ke)
No Kegiatan Keterangan
3 4 1 2 3 4 5

1 Mendapat tugas x

2 Merencanakan kegiatan x

3 Monitoring ke 1 x Melaporkan hasil tahap pertama.

4 Pengecekan kelengkapan x
data dan bukti

5 Monitoring ke 2 x Melaporkan hasil tahap kedua

6 Penyusunan laporan x

Monitoring ke 3 x Melaporkan hasil tahap ketiga

7 Penyerahan laporan x

8 Monitoring ke 4 x Melaporkan hasil tahap keempat


No. Aspek yang Dinilai Portofolio ke
1 2 3
1. Latar Belakang Masalah/ pendahuluan
2. Kajian Pustaka
3. Ketajaman pembahasan/ analisis
4. Penyimpulan/penutup
5. Tata tulis dan bahasa
Skor Total

Keterangan: *) Skor maksimum untuk tiap aspek yang dinilai adalah: - Mampu menafsirkan / menganalisis data yang ada (10)

1. Latar belakang masalah, skor maksimum 10, dengan rincian: - Menghubungkan antara data dengan pustaka sebagai referensi (10)

- Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut/redaksinya benar (2,5) - relevan dengan tujuan (5)

- Menunjukkan pentingnya masalah (7,5) 4. Rumusan simpulan, skor maksimum 10, dengan rincian:

2. Pengkajian pustaka, skor maksimum 15, dengan rincian: - Relevan dengan permasalahan/tujuan (2,5)

- Isi relevan dengan permasalahan yang ada (5) - Relevan dengan data dan pembahasannya (7,5)

- Dipungut/diambil dari sumber yang benar/dibenarkan (5) 5. Tata tulis dan Bahasa

- Dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang runtut (2) - Tata tulis benar (15)
- Bahasa menggunakan bahasa Indonesia Baku (10)
- Cara penulisannya benar (3)
(Total skor (maksimum) 90)
3. Pembahasan, skor maksimum 25, dengan rincian:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = x100
Jumlah skor maksimum

Nama : Guru :
Kelas : Tanggal :

Isi dari portofolio :

Kompetensi yang berkembang :

Komentar Guru :

Tanda tangan guru


e. Di manakah kelebihan penilaian portfolio dalam pembelajaran? Jelaskan!

Setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Begitu juga dengan model penilaian portofolio. Kelebihan model penilaian
portofolio, antara lain sebagai berikut:
a) Dapat melihat pertumbuhandan perkembangan kemampuan
peserta didik dari waktu kewaktu berdasarkan feedback dan
refleksi diri.
b) Membantu guru melakukan penilaian secara aktif, objektif,
transparan dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa mengurangi
kreatifitas peserta didik dikelas.
c) Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggung jawab terhadap
apa yang telah mereka kerjakan, baik dikelas maupun diluar kelas
dalam rangka implementasi program pembelajaran.
d) Meningkatkan peran peserta didik secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan penilaian serta pendekatan penilaian yang
memungkinkan guru dan siswa untuk berinteraksi dalam
mengajar/belajar proses. Salah satu keuntungan menggunakan
kinerja dan penilaian portofolio dengan Bahasa siswa minoritas
adalah bahwa penilaian dapat dilakukan dalam bahasa keseharian
siswa ketika menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi.
e) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan
kemampuanmereka.
f) Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program
pembelajaran
g) Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite
sekolah, dan masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian
kemampuan peserta didik.
h) Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-
assesment) refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir
kritis. ( critical thinking)
i) Memungkinkan guru melakukan penialain secara fleksibel, tetapi
tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator terhadap hasil
belajaryang ditentukan.
j) Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk
merancang dan menilai kemampuan belajar.

Anda mungkin juga menyukai