Daftar Isi ⇅
Definisi di atas didasari oleh pendapat Mahrens & Lehmann (1978 dalam
Purwnto, 2013, hlm. 3) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.
1. Tes,
adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya,
yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab.
Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari
seseorang.
2. Pengukuran,
pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi skala
rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam
bentuk kuantitas. Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor
yang diperoleh.
3. Evaluasi,
adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi yang berguna
untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan pengukuran
dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan
yang profesional. Seseorang dapat mengevaluasi baik dengan data kuantitatif
maupun kualitatif.
4. Asesmen,
bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang.
Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu
ditekankan di sini bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter
dari seseorang, termasuk kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk
mengejar, dsb.
Lalu sebetulnya apa evaluasi itu? Berikut adalah beberapa pendapat ahli
mengenai pengertian evaluasi pembelajaran.
Arikunto
Rina Febriana
Menurut Arifin (2017, hlm. 2) evaluasi adalah suatu komponen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran.
Ralph Tyler
Norman E. Gronlund
Wringth
Selain itu, tujuan evaluasi dalam pembelajaran menurut Nana Sudjana (2017,
hlm. 4) adalah sebagai berikut.
1. Fungsi formatif,
yakni untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial jika
diperlukan bagi peserta didik.
2. Fungsi sumatif,
yaitu menentukan nilai kemajuan atau hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai
pihak, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus tidaknya peserta didik.
3. Fungsi diagnostik,
yakni untuk memahami latar belakang meliputi latar psikologis, fisik, dan
lingkungan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya
dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan
tersebut.
4. Fungsi penempatan,
yaitu menempatkan peserta didik dalam situasi pembelajaran yang tepat
(misalnya dalam menentukan program spesialisasi) sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik.
Prinsip Evaluasi
Dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan pasal 5, dijelaskan bahwa prinsip evaluasi atau penilaian hasil
belajar antara lain adalah sebagai berikut.
Pendekatan Tradisional
Dengan kata lain, peserta didik hanya dituntut untuk menguasai mata
pelajaran. Kegiatan-kegiatan evaluasi juga lebih difokuskan pada komponen
produk saja, sementara komponen proses cenderung diabaikan. Hasil kajian
Spencer cukup memberikan gambaran betapa pentingnya evaluasi
pembelajaran.
Pendekatan Sistem
Evaluasi pendekatan sistem adalah evaluasi yang dilakukan melalui sistem atau
totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan. Komponen evaluasi yang dimaksud meliputi komponen
kebutuhan dan feasibility, komponen input, komponen proses, dan komponen
produk (Arifin, 2017, hlm. 86).
Menurut (Arikunto, 2016, hlm. 41) Teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yakni
teknik tes dan teknik non-tes. Berikut adalah penjelasannya.
Evaluasi Tes
Menurut Heaton (dalam Arifin, 2017, hlm. 118) membagi tes menjadi empat
bagian, yakni tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes
diagnostik. Untuk melengkapi pembagian jenis tes tersebut, Brown
menambahkan satu jenis tes lagi yang disebut tes penempatan. Masing-
masing penjelasan mengenai jenis tes tersebut sama saja dengan penjelasan
fungsi evaluasi yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.
Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni: tes
uraian (esai), dan tes objektif. Berikut adalah pemaparannya.
Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat
jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok
penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-
batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.
Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.
Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang
berbeda-beda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan dan patokan
dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
Tes Objektif
Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah
penilaian yang mengukur kemampuan peserta didik secara langsung dengan
tugas-tugas yang riil. Evaluasi non tes memiliki sifat yang lebih komprehensif,
artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga
tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan
psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung (Sudjana. 2017,
hlm. 67).
Beberapa jenis evaluasi non tes menurut Arikunto (2016, hlm. 41) adalah
sebagai berikut.
1. Skala Bertingkat
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan “Rating gives a
numerical value to some kind of judgement” maka suatu skala selalu disajikan
dalam bentuk angka.
2. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Angket merupakan instrumen evaluasi nontes yang
berupaya mengukur diranah afektif di dalam kelas maupun diluar kelas.
3. Daftar Cocok
Yakni deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana responden
yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√ ) ditempat yang sudah
disediakan.
4. Wawancara
Merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan.
5. Pengamatan atau Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh
pendidik dengan menggunakan indra secara langsung. Pengamatan atau
observasi merupaka suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi
ketepatan tindakan yang dilakukan. Pengamatan dilakukan dengan cara
menggunakan instrumen (formulir) yang sudah dirancang sebelumnya.
Kumpulan Makalah
dan Artikel
Pendidikan
Kahar Ngeblog
Evaluasi Pembelajaran
PENDAHULUAN
Aspek penting lain dalam teknologi pengajaran adalah evaluasi atau penilaian. Evaluasi atau
penilaian dalam pengajaran tidak semata-mata dilakukan terhadap hasil belajar, tetapi juga harus
dilakukan terhadap proses pengajaran itu sendiri. Dengan evaluasi tersebut dapat dilakukan revisi
program pengajaran dan strategi pelakasanaan pengajaran.
Dengan kata lain, ia dapat berfungsi sebagai uympan balik dan remedial pengajaran. Evaluasi terhadap
proses pengajaran masih kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penelitian terhadap hasil
pengajaran yang dicapai para siswa. Oleh sebab itu, upaya remedial pengajaran jarang dilakukan oleh
para guru sehingga strategi belajar-mengajar tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti dari
waktu kewaktu dan dari situasi kesituasi. Kecenderungan ini hampir terjadi disemua tingkat dan jenjang
pendidikan. Dalam makalah ini penulis akan membahas lebih mendalam tentang evaluasi pembelajaran.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi adalah suatu proses mengukur dan menilai sebagai upaya tindak lanjut untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses
berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang
dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.
Tuckman (1975:12) mengatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk mengetahui/ menguji
apakah suatu kegiatan, proses kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang ditentukan
1. Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah suatu upaya untuk mengetahui berapa banyak hal-hal yang telah dimiliki oleh
siswa dari hal-hal yang telah diajarkan oleh guru. Pengertian ini menunjukan bahwa pengukuran bersifat
kuantitatif. Pengukuran bermaksud menentukan luas, dimensi, banyaknya, derajat atau kesanggupan
suatu hal atau benda. Tugas pengukuran berhenti pada mengetahui “berapa banyak pengetahuan yang
telah dimiliki siswa”, tanpa memperhatikan arti dan penafsiran mengenai banyaknya pengetahuan yang
dimiliki itu.
Pengukuran merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi yang berhubungan
dengan data-data kuantitatif, misalnya saja berupa skor-skor siswa.
2. Pengertian Penilaian
Penilaian adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran, yang meliputi :
a. Tujuan pembelajaran
b. Metode pembelajaran
c. Evaluasi hasil belajar
Ada yang beranggapan, bahwa penilaian hanya suatu bagian kecil dalam proses pendidikan, yang
menyatakan bahwa penilaian sama artinya dengan pemberian angka atas prestasi belajar siswa. Padahal
makna penilaian sangat luas dan merupakan bagian sangat penting dalam upaya mengetahui hasil
pendidikan.
Penilaian juga dapat dikatakan sebagai proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan
pembelajaran secara kualitatif, data kuantitatif yang didapat dati pengukuran diubah menjadi pernyataan
kualitatif yang berupa penilaian. Misalnya saja skor 40, 60 dan 80 diubah menjadi kurang mampu, cukup
mampu dan sangat mampu.
3. Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pendidikan
Penilaian meliputi semua aspek batas belajar. Menurut Schwartz dan kawan-kawannya, penilaian
adalah suatu program untuk memberikan pendapat dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman
adalah pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. Pengalaman tersebut tampak pada
perubahan pada tingkah laku atau pola kepribadian siswa. Jadi pengalaman yang diperoleh siswa adalah
pengalaman sebagai hasil belajar siswa disekolah. Dalam hal ini, penilaian adalah suatu unpaya untuk
memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan
pembelajaran.
4. Syarat-syarat Umum Evaluasi
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
a. Validitas : Ketepatan, artinya penilaian harus benar-banar apa yang hendak diukur.
b. Realibilitas : Ketetapan hasil
c. Objektivitas : Suatu alat evaluasi harus benar-benar mengukur apa yang diukur, tanpa adanya
interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan alat evaluasi itu dalam kata lain sesuai dengan
kemampuan siswa.
d. Efisiensi : Suatu alat evaluasi sedapat mungkin digunakan tanpa membuang waktu dan uang
yang banyak.
e. Praktis : Praktis digunakan
f. Kontinuitas : Berkesinambungan
g. Komprehensif : Berkaitan dengan sikap nilai
h. Akuntabilitas : Bertanggung jawab terhadap apa yang di jadikannya evaluasi.
PENUTUP
SIMPULAN
1. Penilaian merupakan upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan pendidikan, penilaian
bersifat kualitatif dan pengukuran bersifat kuantitatif.
2. Evaluasi merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar berfungsi diagnostik, untuk seleksi, untuk kenaikan kelas, dan
untuk penempatan. Tujuan evaluasi hasil belajar adalah memberikan informasi yang berkenaan dengan
kemajuan siswa, pembinaan kegiatan belajar, menetapkan kemampuan dan kesulitan, untuk mendorong
motivasi belajar, membantu perkembangan tingkah laku dan membimbing siswa untuk memilih sekolah,
jabatan/ pekerjaan.
3. Evaluasi pembelajaran diarahkan kepada komponen input, komponen proses dan komponen output
pembelajaran. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan program, perencanaan dan
pengembangan kurikulum, serta untuk akreditasi program kelembagaan. Sasaran evaluasi pembelajaran
adalah tujuan pembelajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum.
Prosedur evaluasi pembelajaran menggunakan metode kuesioner, studi kasus, observasi, anekdotal
records dan wawancara, yang masing-masing dilengkapi dengan instrumen penilaian tertentu.
Note :
makalah ini dibuat ketika saya dan teman-teman masih kuliah dan berhasil persentasi makalah dengan
predikat A, makalah dibuat oleh :
1. Kaharuddin Eka Putra (saya sendiri)
2. Rina Saidatul Fadilah
3. Normi Islamsiah
4. Rita Sari
Dosen : Drs. Samdani M.Ag
DAFTAR PUSTAKA
DR. Nana Sudjana, 2003, Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo
http://www.google.co.id/gwt/n?
site=search&q=evaluasi+pembelajaran&output=wml&hl=id&ei=gjU0SsNoLQ6APcvee
WAQ&source=m&ct=res&cd=4&rd=1&u=http%3A%2F%2Fmudjiono
Dr. Oemar Hamalik, 1999, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
http://www.google.co.id/gwt/n?
site=search&q=evaluasi+pembelajaran&output=wml&hl=id&ei=gjU0SsNoLQ6APcvee
WAQ&source=m&ct=res&cd=4&rd=1&u=http%3A%2F
%2Fapadefinisinya.blogspot.com%2F2008%2F112Fevaluasipembelajaran.html