Nim: 5163122007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang turut menentukan keberhasilan
sebuah proses adalah evaluasi. Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana
penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran. Melalui Evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil
belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap dan kepribadian siswa atau
peserta didik serta keberhasilan sebuah program.
Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran ada beberapa istilah yang sering digunakan,
baik secara bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut adalah pengukuran. penilaian,
dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki perbedaan.
Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas
beberapa unsur, yaitu masukan, proses dan hasil; maka terdapat tiga jenis evaluasi sesuai
dengan sasaran evaluasi pembelajaran, yaitu evaluasi masukan, proses dan hasil
pembelajaran.
Terkait dengan ketiga jenis evaluasi pembelajaran tersebut, dalam praktek pembelajaran
secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran menekankan pada evaluasi proses
pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
pelaksanaan kedua jenis evaluasi tersebut merupakan komponen system pembelajaran yang
sangat penting.
Evaluasi kedua jenis komponen yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Selanjutnya masukan tersebut pada
gilirannya dipergunakan sebagai bahan dan dasar memperbaiki kualitas proses pembelajaran
menuju keperbaikan kualitas hasil pembelajaran. Untuk itu, penulis dalam makalah ini akan
memberi gambaran mengenai Evaluasi Pembelajaran agar para tenaga pendidik dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan dan sebagai bahan untuk memperbaiki
kualitas hasil pembelajaran tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan yang akan dibahas adalah.
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana cara mengevaluasi setiap ranah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan maalah ini adalah.
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui cara mengevaluasi setiap ranah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk.
(1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan
proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk
merumuskan suatu alternativekeputusan.
Guba dan Lincoln (Hamid Hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu
proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan.
Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu
kesatuan tertentu.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi
adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan
pengertian tersebut. Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat
dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes
maupun non tes.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam buku yang
terkenal, yaitu Handbook Onformative and Summative Evaluation of Student Learning yang
khusus membicarakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang
cukup untuk dijadikan dasar dalam menetapkan ada atau tidak perubahan-perubahan dan
tingkat perubahan yang terjadi pada diri anak didik. Dari penjelasan di atas disimpulkan
bahwa evaluasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data mengenai belajar yang dilakukan
secara sistematis dan menurut prosedur tertentu untuk dapat memberikan arti mengenai
berbagai aspek belajar yaitu aspek perolehan dalam belajar.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap
kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini
lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses
menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem), evaluasi
merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk
mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-
back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan
harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan
sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu
sendiri.
Sesuai pendapat Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran
adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Untuk
memeperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan
pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap
suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat
kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu proses
atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
3) Jenis evaluasi berdasarkan lingkup pembelajaran, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai
berikut:
a. Evaluasi program pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan
pembelajaran, isi program pembelajaran, starategi belajar, aspek-aspek program
pemebelajaran yang lain.
b. Evaluasi proses pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup kesesuain antara proses
pembelajaran dengan garis besar pembelajaran yang ditetepkan, kemampuan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa mengikuti proses pembelajaran.
c. Evaluasi hasil pembelajaran, adalah evaluasi yang mencakup tingkat penguasaan siswa
terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dari
aspek afektif dan psikomotorik.
b. Afektif
Tujuan dilaksanakannya penilaian hasil relajar afektif ádalah untuk mengetahui
capaian hasil belajar dalam hal penguasaan domain afektif dari kompetensi yang diharapkan
dikuasai oleh setiap peserta didik setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Teknik
pengukuran dan penilaian hasil belajar afektif terdiri atas dua yakni teknik testing, yaitu
penilaian yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya, dan teknik non- testing, yaitu teknik
penilaian yang menggunakan bukan tes sebagai alat ukurnya.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap
dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua
hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah
afektif kemampuan yang diukur adalah:
1) Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,
kerelaan, mengarahkan perhatian.
2) Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam
merespon, mematuhi peraturan.
3) Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap
nilai.
4) Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak,
mengorganisasi sistem suatu nilai.
Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya.
Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar
berlangsung. Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah
Skala Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.